Anda di halaman 1dari 15

RISIKO OPERASIONAL

Makalah ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Manajemen Risiko
Dosen Pengampu : Ibu Esty Apridasari

Disusun Oleh :
Kelompok 5
1. Cheryana Putri 2103032003
2. Ninda Suryani 2103032011
3. Wulandari 2103030039

AKUNTANSI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI METRO
TAHUN AKADEMIK 2023/2024
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat kepada Allah SWT atas Rahmat dan
Karunia-Nya sehingga pembuatan makalah dengan judul “RISIKO OPERASIONAL”
ini dapat terselesaikan dengan lancar. Makalah ini disususn dengan maksud untuk
memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Risiko.
Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Esty Apridasari,
selaku dosen pengampu karena tugas yang diberikan telah menambah pengetahuan dan
wawasan kami. Tentunya kami juga sangat berharap pada pembaca dapat memahami
makalah kami yang kami. Terima kasih juga kami ucapkan kepada semua pihak yang
telah membantu proses penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tentunya masih banyak
kekurangannya. Oleh karena itu, atas saran dari berbagai pihak sangat diharapkan yang
bersifat membangun dan berguna untuk pembenahan dan penyempurnaan serta
memotivasi kami dalam penulisan makalah selanjutnya.
Wassalamualaikum Wr.Wb

Metro, 17 Oktober 2023

Kelompok 5

ii
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR..................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................2
C. Tujuan Masalah..................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Risiko Operasional...............................................................................4


B. Cakupan Risiko Operasional..............................................................................5
C. Identifikasi Faktor Penentu Risiko Operasional.................................................7
D. Pengukuran Risiko Operasional.........................................................................9

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan.........................................................................................................11
B. Saran...................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................12

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Manajemen risiko adalah pelaksanaan fungsi manajemen dalam
penanggulangan risiko, terutama risiko yang dihadapi oleh organisasi,
perusahaan, keluarga, dan masyarakat. Jadi mencakup kegiatan merencanakan,
mengorganisir, menyusun, memimpin/mengkoordinir dan mengawasi program
penanggulangan risiko. Risiko dihubungkan dengan kemungkinan terjadinya
akibat buruk (kerugian) yang tidak diinginkan, atau tidak terduga. Dengan kata
lain “kemungkinan” itu sudah menunjukkan adanya ketidakpastian.
Ketidakpastian itu merupakan kondisi yang menyebabkan tumbuhnya risiko.
Risiko adalah suatu bidang ilmu yang membahas tentang bagaimana
suatu organisasi menerapkan ukuran dalam memetakan berbagai permasalahan
yang ada dengan menempatkan berbagai pendekatan manajemen secara
komprehensif dan sistematis. Perusahaaan atau Bank perlu mengantisipasi
adanya risiko operasional yaitu, risiko proses, risiko sumber daya manusia,
risiko sistem, dan eksternal. Tujuan perusahaan melakukan proses manajemen
risiko agar perusahaan semakin sadar dan siap untuk menghadapi kemungkinan
terjadinya risiko.
Risiko operasional merupakan risiko yang umumnya bersumber dari
masalah internal perusahaan, risiko ini terjadi disebabkan oleh lemahnya sistem
control manajemen (management control system) yang dilakukan oleh pihak
internal perusahaan. Risiko dikaitkan dengan kemungkinan kejadian atau
keadaan yang dapat mengancam pencapaian tujuan dan sasaran suatu
perusahaan. Oleh sebab itu risiko perlu diantisipasi karena risiko mengandung
biaya yang tidak sedikit. Upaya yang dilakukan perusahaan untuk menghindari
adanya risiko yang terjadi yaitu, perlu melakukan pengukuran, analisis dan
pengendalian agar risiko dalam perusahaan dapat dihindari.

1
Menurut Abdul Gaffar Ismail, risiko operasional yang dihadapi oleh
perbankan syari’ah yang negaranya menganut dual bank System memiliki risiko
yang lebih banyak (Emerald International Journal 2011). Oleh karena itu, risiko
operasional sangat diperhatikan dalam literatur dan sekarang merupakan bagian
dari kerangka kerja pengendalian risiko terintegrasi dari semua lembaga
keuangan. Bank syariah juga terpapar pada risiko tersebut. Selain itu, mereka
juga terpapar terhadap beberapa risiko yang khusus untuk bank syariah. Risiko-
risiko khusus tersebut berasal dari sifat usaha, lingkungan usaha, kompetisi, dan
praktik-praktik tertentu. Risiko-risiko ini termasuk risiko komersial, risiko
penarikan, risiko fidusia, risiko Syariat, dan risiko reputasi.
Manajemen Risiko Operasional untuk meminimalkan kemungkinan
dampak negatif dari tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia,
kegagalan sistem, dan/atau kejadian-kejadian eksternal. Untuk mencapai tujuan
operasinya, bank syariah harus mempertimbangkan risiko operasional yang bisa
mempengaruhi kinerja operasinya, termasuk risiko kerugian yang terjadi dari
ketidakcukupan atau proses internal yang gagal, SDI, dan sistem dari kejadian
eksternal. Di simpulkan bahwa risiko operasional adalah potensi menyimpangan
dari hasil yang diharapkan karena tidak berfungsinya suatu sistem sumber daya
manusia, proses internal dan faktor eksternal lainnya sehingga dalam
menghadapi risiko tersebut cara yang dilakukan perusahaan yaitu, pemahaman
tentang risiko, pengukuran, pemantauan dan pengendaliannya agar mengurangi
suatu risiko yang besar.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari risiko operasional?
2. Apa saja cakupan dalam risiko operasional?
3. Bagaimana identifikasi faktor penentu risiko operasional?
4. Bagaimana pengukuran dalam risiko operasional?

2
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui definisi dari risiko operasional
2. Untuk mengetahui apa saja cakupan dalam risiko operasional
3. Untuk mengetahui bagaimana identifikasi faktor penentu risiko operasional
4. Untuk mengetahui bagaimana pengukuran dalam risiko operasional

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Operasional
Risiko operasional merupakan risiko yang disebabkan kekurangan atau
tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, dan
adanya kejadian eksternal yang memengaruhi operasional bank. Sumber risiko
operasional dapat disebabkan antara lain oleh sumberdaya manusia, proses,
sistem, dankejadian eksternal.1 Risiko operasional yaitu risiko kerugian yang
disebabkanoleh proses internal yang tidak memadai, kegagalan proses internal,
kesalahan sumber daya manusia, kegagalan sistem, dan adanya kejadian-
kejadian eksternal yang memengaruhi operasional bank. 2 Risiko operasional
dapat menimbulkan kerugian keuangan secara terus maupun tidak menerus dan
menyebabkan potensi kesempatan yang hilang untuk memperoleh keuntungan.3
Risiko oprasional merupakan risiko yang dihadapi oleh bank syariah
sebagai akibat dari adanya kegagalan sistem operasi internal, fraud, maupun
adanya berbagai kondisi eksternal yang membawa dampak negatif Selain itu,
risiko oprasional yang dihadapi juga dapat timbul sebagai akibat dari ketidak
patuhan terhadap prinsip dan hukum bank syariah dalam menjalankan kegiatan
oprasionalnya.4
Risiko operasional adalah risiko kerugianyang mungkin timbul sebagai
sebab dari ketidakmampuan atau ketidakberhasilan proses internal, manusia
sistem, atau peristiwa- peristiwa dari eksternal. Bank Indonesia (2003)
mendefinisikan risiko operasional sebagai berikut : risiko operasional adalah
risiko yang antara lain diakibatkan ketidakmampuan atau tidak berfungsinya
proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, atau adanya problem
eksternal yang memengaruhi operasional bank.5
1
Fajarianti, “Manajemen Kesehatan Risiko” (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2016), 59.
2
Wangsawidjaja, Pembiayaan Bank Syariah, n.d.
3
Ikatan Bankir Indonesia, Manajemen Risiko (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2015).
4
Dewi Hanggraeni, Manajemen Risiko Pembiayaan Syariah (Bogor: IPB Press, 2019).
5
Indonesia, Manajemen Risiko, 2015.

4
Risiko Operasional adalah risiko yang lazimnya bersumber dari masalah
internal perusahaan, risiko ini seringkali terjadi disebabkan karena lemahnya
sistem kontrol manajemen (management control system) yang diterapkan oleh
pihak internal perusahaan. Tidak berfungsinya proses internal perusahaan
seringkali menyebabkan timbulnya Risiko operasional. Namun risiko
operasional juga bisa disebabkan karena adanya kesalahan manusia, kegagalan
sistem, proses dan faktor eksternal. Untuk menghadapi risiko tersebut, tahap
utama yang harus dilakukan perusahaan adalah memahami risiko, pengukuran,
pemantauan dan pengendaliannya. Perusahaan yang menerapkan proses
manajemen risiko bisa memperkirakan skenario terburuk yang potensial terjadi
bagi perusahaan begitupun dengan dampaknya Risiko Operasional mempunyai
dimensi yang luas dan kompleks dengan sumber risiko yang merupakan
gabungan dari berbagai sumber yang ada dalam organisasi, proses kebijakan,
sistem dan teknologi, orang dan faktor-faktor lainnya.
Risiko operasional adalah risiko kerugian sebagai akibat dari
ketidakcukupan atau kegagalan proses internal, yang terkait dengan manusia dan
sistem, atau risiko eksternal. Risiko operasional juga terkait dengan risiko
kegagalan teknologi, sistem dan modal analitis. Risiko operasional lebih
signifikan lagi bagi perbankan syari’ah. Karena fitur-fitur perjanjian mereka
yang khusus dan lingkungan hukum umum. Aspek khusus dari perbankan
syari’ah dapat meningkatkan risiko operasional dari bank syari’ah. Demikian
menurut Hennie Van Greening dan Zamir Iqbal.6
Sedangkan menurut Adiwarman A. Karim, risiko operasional adalah
risiko yang antara lain disebabkan oleh ketidakcukupan aau tidak berfungsinya
proses internal, human error, kegagalan sistem atau adanya problem eksternal
yang mempengaruhi operasional bank. Ada tiga factor yang menjadi penyebab
timbulnya risisko ini, yaitu:
1. Infrastruktur seperti teknologi, kebijakan, lingkungan, pengamanan,
perselisihan dan sebagainya
2. Proses, dan

6
Heni dan Iqbal Zamir Van Greuning, Analisis Risiko Perbankan Syariah (Jakarta: Salemba Empat, 2011).

5
3. Sumber daya7

B. Cakupan Risiko Operasional


Dalam risiko operasional terdapat beberapa klasifikasi / kategori risiko
operasional diantaranya yaitu sebagai berikut:
1. Risiko proses internal yang disebabkan kegagalan dari proses maupun
prosedur. Misalnya: kelalaian dalam pemasaran, pensusian uang, kesalahan
transaksi, dokumentasi tidak lengkat, kesalahan dalam memasarkan produk,
pengendalian risiko yang kurang memadai. Adapun penyebab dari risiko
tersebut yaitu adanya pembobolan bank yang menggunakan cara
mengajukan pembiayaan dengan agunan dokumen palsu. Proses pencairan
dana dinilai tidak sesuai pada prosedur pada operasional bank, petunjuk
pelaksanaan bisnis ritel, serta prinsip kehati-hatian perbankan
2. Risiko Manusia
Misalnya: Fraud internal, kurang berkualitas dalam pelatihan, terlalu
bergantung pada karyawan tertentu, pergantian karyawan yang tinggi,
penyebabnya yaitu karena oleh peraturan serta manajemen yang tidak
memadai bisa pula faktor manusia, misalnya terjadinya pembobolan yang
dimelibatkan karyawan bank dengan menajukan pembiayaan fiktif.
3. Risiko sistem yang disebabkan adanya penggunaan teknologi serta sistem.
Misalnya: kesalahan dalam menginput data, kesalahan pada saat
pemograman, permasalahan keamanan sistem serta teknologi. Penyebabnya
yaitu adanya kebergantungan bank terhadap teknologi yang semakin
meningkat. Penyebab umum dalam masalah operasional bank yaitu pada
kerusakan data bank baik disengaja maupun tidak.
4. Risiko eksternal
Misalnya: bencana alam, kebakaran, perampokan serta tindakan kriminal
lainnya, pemadaman listrik PLN, Fraud eksternal. Penyebabnya yaitu adanya
berbagai aspek yang tak terkendalikan oleh perusahaan seperti bencana alam,
kebakaran, atau lainnya.

7
Adiwarman A Karim, Bank Islam , Analisis Fiqih Dan Keuangan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011).

6
C. Identifikasi Faktor Penentu Risiko Operasional
Pada umumnya risiko operasional terdapat dua kelompok yaitu risiko
operasional yang berdasarkan faktor penyebab terjadinya risiko dan berdasarkan
frekuensi dampak terjadinya risiko. Pada faktor yang menyebabkan terjadinya
risiko terdapat dua hal yaitu faktor internal serta faktor eksternal.
Dua hal pada risiko operasional yang disebabkan oleh fator sumberdaya
manusia bisa terjadi karena, yaitu faktor kesalahan dari manusia itu sendiri
(human error) dan juga disebabkan karena kesengajaan atau pelanggaran dari
manusia itu sendiri (human fraud). Faktor manusia terberat yaitu ketika risiko
yang ditimbulkan oleh pelanggaran manusia itu sendiri yang memang disengaja.
Pada risiko ini bukan disebabkan kelalaian dari manusia melainkan memang
kesengajaan dalam niat melakukan tindak pelanggaran . kasus pelanggaran ini
bisa terjadi kedalam bentuk fiktif, manipulasi laporan keuangan, penggelapan
dana serta masih banyak lainnya. Hal ini bisa timbul karena pengawasan internal
yang melemah.
Pada faktor eksternal yang bisa menyebabkan timbulnya risiko
operasional ini antara lain tindakan hacker yang merusak sistem teknologi
informasi bank, adanya perubahan regulasi, serta masih banyak lainnya.
Pengelompokan berdasarkan frekuensi dan dampak terjadinya risiko pada risiko
operasional diantaranya sebagai berikut:
1. Low frequency/ low impact
Frekuensinya sering terjadi akan tetapi dampak yang ditimbulkan kecil
misalnya pada kesalahan dalam menulis isian pada slip transaksi. Risiko ini
bisa diprediksi kemungkinan terjadinya dan kemungkinan untuk dicegah
dengan baik.
2. Low frequency/ high impact
Risiko yang frekuensi terjadinya rendah akan tetapi bisa mengakibatkan
timbunya risiko yang besar seperti force majeur. Akantetapi risiko ini bisa
diatasi salah satunya yaitu dengan cara membagi atau mentransfer risiko
tersebut dengan perusahaan asuransi.

7
3. High frequency/ low impact
Dalam hal ini efisiensi bisnis dapt ditingkatkan. Banyak produk keuangan
akan memasukkan factor risiko ini ke dalam struktur harga mereka.
4. High frequency/ high impact
Yang mana pada risiko ini dengan frekuensi yang tinggi serta dampak yang
ditimbulkan juga tinggi yang bisa menkacaukan perbankan. Misalnya pada
kasus salah bank asing di indonesia berbasis pada private banker, yang
berpotensi untuk menyalahgunakan atau bahkan penggelapan pada dana
nasabah.
Pengidentifikasian risiko operasional perlu dilaksanakan pada setiap
produk, aktivitas, proses, serta sistem yang ada yang digunakan oleh bank.
Pengidentifikasian dilakukan mulai dari memahami proses bisnis yang
dilaksanakan berdasarkan pemetaan operasional utama dari bisnis itu. Yang
selanjutnya dilakukan pengidentifikasian pada factor penyebab yang
menyebabkan munculnya risiko operasional ini. Manajemen serta control proses
operasi yang tepat bisa meminimalisir pengendalian dan mengurangi terjadinya
risiko operasional.
Ada beberapa hal yang diperlukan dalam proses pengidentifikasian risiko
operasional yaitu adanya kejadian, adanya penyebab terjadinya timbulnya risiko,
adanya dampak kerugian baik dalam bentuk keuangan maupun nonkeuangan,
bisa diprediksi kapan terjadinya risiko. Dalam pengidentifikasian risiko
operasional terdapat tiga pendekatan yaitu sebagai berikut:
1. Analisis penilaian sendiri
Hal ini didasarkan atas penilaian internal yang melibatkan kontribusi dari
sumber daya manusia untuk melaporkan berbagai potensi risiko yang bisa
menyebabkan kerugian dalam operasional bisnis. Pendekatan ini bisa
dilakukan dengan cara wawancara langsung maupun kuisioner untuk
mengidentifikasi yang berpotensi terjadi yang berkaitan dengan risiko
operasional.
2. Indikator kuantitatif risiko operasional

8
Hal ini dikerjakan oleh indikator risiko yang bisa menyebabkan terjadinya
kerugian. Dalam hal ini perhitungan menggunakan pengukuran yang lebih
bisa diukur serta menghasilkan beberapa kemungkinan kerugian atas risiko
operasional yang timbul.
3. Kerugian risiko operasional
Pada pendekatan ini didasarkan atas informasi historical. Yang mana
menggunakan perhitungan risiko aktual yang timbul dalam kegiatan
operasional.

D. Pengukuran Risiko Operasional


Salah satu komponen risiko operasional adalah rasio efisiensi atau
disebut rasio Beban Operasional terhada Pendapatan Operasional (BOPO), yaitu
rasio biaya operasional yang dikeluarkan untuk menghasilkan pendapatan
operasional.Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
adalah perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatan operasional
dalam mengevaluasi tingkat efisiensi dan keefektifan bank dalam melakukan
kegiatan operasinya.8
Berdasarkan hasil identifikasi resiko tahap berikutnya adalah
menganalisis risiko yang terkait bagaimana dan seberapa besar
kemungkinannya. Sebagai contoh angkatan udara Amerika Serikat percaya
bahwa tahap ini merupakan inti dari program dari manejemen risiko.
Kesuksesan tahap ini tergantung pada kualitas analisis risiko dan biaya. Jika
dibuat pertanyaan maka, menaksir risiko itu adalah jawaban dari apa hasil
terbaik, apa hasil yang paling mungkin, dan bagaimana kemungkinannya
masing-masing. Ketiga pertanyaan tersebut harus mendapatkan perhatian yang
cukup. Analisis dapat dilakukan secara kuantitatif maupun kualitatif tergantung
pada situasi. 9
Risiko operasional diukur berdasarkan dua factor, yaitu risiko yang
melekat pada suatu aktivitas (inherent risk) dan sistem pengendalian risiko (risk

8
Veithzal Rivai, Bank and Financial Institute Management (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007).
9
Arifin Zaenal, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah (Jakarta: Pustaka Alvabet, 2006).

9
control system). Penilaian terhadap risiko inheren didasari pada pengamatan
terhadap kejadian risiko operasional , terutama frekuensi dan dampak dari
kejadian tersebut. Frekwensi adalah seberapa sering suatu kejadian risiko
operasonal terjadi di masa lalu, dan estimasi trend frekuensi di masa depan .
Sedangkan dampak adalah seberapa besar kerugian yang diderita ketika kejadian
risiko operasional tersebut terjadi di masa lalu, atau estimasi besar kerugian
tersebut di masa depan.10

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

10
Institut Bankir Indonesia, Manajemen Risiko (Jakarta: Kompas Gramedia, 2015).

10
Risiko oprasional merupakan risiko yang dihadapi oleh bank syariah
sebagai akibat dari adanya kegagalan sistem operasi internal, fraud, maupun
adanya berbagai kondisi eksternal yang membawa dampak negatif bagi bank
syariah. Selain itu, risiko oprasional yang dihadapi oleh bank syariah juga dapat
timbul sebagai akibat dari ketidak patuhan bank syraiah terhadap prinsip dan
hukum bank syariah dalam menjalankan kegiatan oprasionalnya.
Risiko Operasional adalah risiko yang lazimnya bersumber dari masalah
internal perusahaan, risiko ini seringkali terjadi disebabkan karena lemahnya
sistem kontrol manajemen (management control system) yang diterapkan oleh
pihak internal perusahaan. Tidak berfungsinya proses internal perusahaan
seringkali menyebabkan timbulnya Risiko operasional. Namun risiko
operasional juga bisa disebabkan karena adanya kesalahan manusia, kegagalan
sistem, proses dan faktor eksternal. Untuk menghadapi risiko tersebut, tahap
utama yang harus dilakukan perusahaan adalah memahami risiko, pengukuran,
pemantauan dan pengendaliannya.

B. Saran
Menyadari bahwa dalam menyusun kata dan kalimat jauh dari kata
sempurna, untuk kedepannya penyusun akan lebih fokus dan detail dalam
menjelaskan tentang makalah diatas, maka dari itu penulis menerima kritik dan
saran untuk bisa memperbaiki makalah selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

A Karim, Adiwarman. Bank Islam , Analisis Fiqih Dan Keuangan. Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2011.
Fajarianti. “Manajemen Kesehatan Risiko,” 59. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,

11
2016.
Greuning, Heni dan Iqbal Zamir Van. Analisis Risiko Perbankan Syariah. Jakarta:
Salemba Empat, 2011.
Hanggraeni, Dewi. Manajemen Risiko Pembiayaan Syariah. Bogor: IPB Press, 2019.
Indonesia, Ikatan Bankir. Manajemen Risiko. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,
2015.
Indonesia, Institut Bankir. Manajemen Risiko. Jakarta: Kompas Gramedia, 2015.
Rivai, Veithzal. Bank and Financial Institute Management. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2007.
Wangsawidjaja. Pembiayaan Bank Syariah, n.d.
Zaenal, Arifin. Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah. Jakarta: Pustaka Alvabet, 2006.

12

Anda mungkin juga menyukai