Disusun Oleh:
MN2-2015
Kelompok II
Nama: Nim:
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun, kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah
KELOMPOK II
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
peristiwa baik yang dapat diperkirakan maupun yang tidak dapat diperkirakan
mengantisipasi potensi kerugian yang telah atau hampir terjadi yang disebabkan
1
Jika suatu perusahaan sudah memiliki databasekerugian risiko operasional
kerugian operasional dalam periode waktu tertentu tanpa melihat nilai atau
nilai rupiah kerugian dari jenis kerugian operasional dalam periode waktu
tertentu.
memikirkan dampak yang akan timbul baik secara jangka pendek maupun
2
Risiko perusahaan bahkan menjadi semakin besar dengan semakin beraneka
yang dilakukan, atau semakin banyak transaksi yang terjadi. Dengan kata lain,
yang dihadapi.
oleh bagus dan rendahnya kematangan manajemen yang dimiliki oleh manajer
selalu memikirkan dampak yang akan timbul baik secara jangka pendek
maupun jangka panjang. Seperti jika ingjin menaikkan jumlah produksi atau
persediaan bahan baku di gudang dan di pasaran tersedia dalam jumlah yang
mencukupi, serta apakah bahan baku yang dimiliki memeiliki kualitas yang
kami bahas dalam rincian makalah ini melalui studi pustakaa dan berbagai
literasi.
3
1.2 Rumusan Masalah
ini adalah PT Moderen Sevel Indonesia yang beralamat di Jl. Matraman Raya
no. 12,Jakarta 13150 Indonesia yang merupakan entitas anak dari Modern
Selatan – 12240 . Untuk pembahasan lebih lanjut dibahas pada Bab III.
4
BAB II
KAJIAN TEORI
umumnya bersumber dari masalah internal perusahaan, dimana risiko ini terjadi
sistem, SDM, teknologi, atau faktor lain. Risiko operasional bisa terjadi pada 2
tingkatan: teknis dan organisasi. Pada tataran teknis, risiko operasional bisa
memadai, dan pengukuran risiko tidak akurat dan tidak memadai. Pada tataran
5
organisasi, resiko operasional bisa muncul karena sistem pemantauan dan
mestinya.
adalah beberapa contoh dari risiko yang lazim terjadi di berbagai perusahaan.
preventif pun tidak dilakukan. Perusahaan ini tidak melakukan tindakan untuk
Indonesia.
yang dapat dikendalikan atau tidak dapat dikendalikan, dapat dilakukan dengan
berikut:
6
operasional. Proses penilaian RSA dilakukan dengan mempergunakan
b. Risk Mapping, merupakan suatu proses dimana berbagai unit usaha atau
c. Key Risk Indicator, Key Risk Indicator atau data statistik keuangan yang
perusahaan.
kuantitatif.
7
2.3.1 Bentuk Risiko Oprasional
Risiko pada bidang computer ini biasa terjadi karena berbagai faktor
tidak memadai.
Oleh karena itu, ada beberapa risiko yang diperkirakan akan timbul
yaitu:
8
c. Komputer adalah masuk dalam kategori IT yang memiliki nilai pasar
3. Kecelakaan kerja
bulannya.
9
ganti rugi dengan jumblah yang sesuai dengan permintaan pihak
penggugat.
risiko dalam bidang kecelakaan yang akan dialami oleh suatu perusahaan
sistem tersebut.
b. Bila kecelakaan kerja sering terjadi dan sering mendapat sorotan dari
pihak jurnalistik (pers) maka ini bias berakibat pada turunnya reputasi
mengalami kendala.
reputasi, bahkan lebih jauh ini bisa diangkat sebagai salah satu
10
kampanye politik dari pihak oposisi untuk menyudutkan pemerintah
yang bersangkutan.
secara manual.
a. Adanya barang yang sudah dibeli dengan harapan dapat terjual namun
tidak laku terjual dan tidak ada perjanjian barang tersebut bisa ditukar
11
sehingga perusahaan mengalami kerugian.
b. Pada saat barang sudah dijual namun ternyata ada sisa dan itu tidak
dagang dengan para mitra bisnis bersifat tunai dan tidak ada konsep
6. Pegawai Outsourcing
memberi pengaruh besar bagi perusahaan baik secara jangka pendek dan
jangka panjang.
penyalur tenaga kerja dan itu dilakukan sesuai dengan kontrak kerja
d. Tidak ada biaya fixed cost yang harus ditanggung dan dipersiapkan,
12
menyiapkan uang pesangon atau dana pensiun.
kontrak kerja.
perusahaan, yaitu:
tersebut.
bisnis pada seluruh sektor bisnis, baik finansial dan non finansial,
tidak akan laku di perusahaan secara baik. Mayarakat pada era sekarang
13
2.3.2 Klasifikasi Risiko Operasional
SDM.
dengan kondisi.
d. Risiko Sistem, merupakan risiko ini merupakan bagian dari risiko proses,
14
2.4 Pengukuran dan Biaya Risiko Oprasional
risiko objektif lebih dapat diobservasi dan diukur secara tepat. Beberapa
disebut sebagai derajat atau kadar risiko (degree of risk), adalah variasi
dihadapi.
15
mendukung penyelesaian operational risk ini.
berikut :
16
Dewan komisaris memastikan bahwa kebijakan remunerasi
berlaku.
17
b. Kebijakan, prosedur, dan penerapan limit
4. Limit
operasional
sebagai berikut:
18
BAB III
Pada 2009 juga menjadi awal mula cerita Sevel Indonesia masuk ke
Jakarta Selatan. Pada saat itu pula, bisnis ritel di Indonesia merupakan bisnis
tahun mendatang.
pembukaan gerai 7-Eleven yang ke-21 di Indonesia. Pada 2011, gerai Sevel
Indonesia menjadi 57, dan pada tahun ini juga dilakukan pembukaan PT
Meski memiliki banyak gerai, namun perjalanan bisnis usaha PT MSI ini
yang serupa seperti Lowson, Family Mart, Indomaret Poin, dan lainnya.
alkohol dari pemerintah. Selain itu, dari tahun 2015 hingga 2017, setidaknya
hampir sekitar 85 gerai ditutup, bahkan beberapa calon investor seperti New
19
Hope China, Berjaya Malaysia, dan PT CPRI mulai mengundurkan diri
Usai mengalami kerugian, pada awal 2017 ada isu akuisisi 7-Eleven oleh
20
diberlakukan. Lahir dengan nama PT Modern Photo Film Company,
pada tahun 1997, melalui entitas anak, juga menekuni bisnis ritel.
peluang pasar yang menjanjikan untuk bidang usaha ritel ini kedepannya.
Visi
Misi
Budaya Perusahaan
21
3.1.3 Struktur Group Perusahaan dan Organisasi
22
b. Struktur Organisasi Perusahaan
23
Sumber: Data Bursa Efek Indonesia
Pada data diatas dapat dilihat bahwa EPS,DER,ROA, ROE dan NPM
perusahaan pada dua tahun terakhir mengalami depresiasi yang dalam arti
24
untuk menilai kinerja perusahaan bernilai negatif. Ini salah satu penyebab
berkepentingan.
Salah satu ketidak mampuan Sevel untuk bersaing antara lain dengan
25
ritel yang lama belum berkembang tetapi dana harus dihabiskan untuk
3. Kurang Dana
ritel-ritel lainnya.
eleven.
26
3.3 Jumlah Kerugian
1. Kerugian Finansial
597 miliar kepada sejumlah bank, terdiri dari utang jangka pendek sebesar
Rp238 miliar dan utang jangka panjang sebesar Rp358,72 miliar, sisa
pinjaman Sevel pada Bank Mayapada tercatat sebesar Rp1,29 miliar dengan
bunga sebesar 16,5 persen per tahun. Pinjaman tersebut, dijamin dengan hak
tanggungan dari beberapa bidang tanah dan bangunan yang dimiliki Modern
Sevel. Sevel juga masih memiliki sisa utang kepada Standard Chartered
kuartal pertama tahun ini tercatat mengalami kerugian sebesar Rp477 miliar
pada kuartal pertama tahun ini. Kerugian tersebut mencapai lebih dari
Rp663 miliar
2. Kesempatan Kerja
27
3. Penutupan Gerai
gerai Sevel Indonesia menjadi 57, dan pada tahun ini juga dilakukan
Eleven ke-100, sampai Desember 2014 gerainya menjadi 190 gerai, dan
pada tertanggal 30 juni 2017 seluruh gerai tersebut resmi tutup dikarenakan
gagal oprasional.
Dalam hal ini kami menyoroti beberapa hal yang harus dilakukan oleh 7-
eleven yang pengelolaan risiko di masa depan kepada gerai lainnya yang masih
negara lain seperti Jepang, China, Hongkong, Amerika dan negara lainnya.
a. Lokasi Usaha
lokasi harus strategis, jika konsep ritel seperti 7-eleven lebih pas
lain pada daerah tersebut agar tidak tertekan harga oleh peritel lainnya.
28
b. Diversifikasi Produk
c. Harga Bersaing
sebaiknya harga mampu menyaingi harga ritel lainnya. Seperti yang kita
kompetitor linnya.
d. Pelayanan
Pelayanan salah satu hal yang dicari oleh pembeli/konsumen yang mana
dikarenakan masih banyaknya meja, kursi yang kotor, parkir yang tidak
suatu perusahaan, dalam satu materiks dua sumbu, yaitu sumbu probability
(kemungkinan) dan dampak risiko. Peta risiko dapat juha berfungsi sebagai
29
dashboard bagi manajemen yang memperlihatkan posisi risiko, pada kondisi
rendah kemungkinan suatu risiko terjadi, semakin rendah pula kepentingan dari
kategori, yaitu almost never, unlikely, possible, likely, dan almost certain
30
Tabel 1. Deskripsi Kemungkinan Terjadinya Resiko (Likelihood)
Kemungkinan (Likelihood)
No Level Deskripsi
1 almost never Hampir Tidak Pernah Terjadi
Kemungkinan Terjadi Ada Tetapi Kecil
2 unlikely
(Jarang)
3 possible Mungkin Saja Terjadi (Kadang-Kadang)
4 Likely Kemungkinan Besar Terjadi (Sering)
5 almost certain Hampir Selalu Terjadi (Sangat Sering)
Tabel 2. Deskripsi Dampak Resiko (Impact)
Dampak (Impact)
No Level Deskripsi
1 Minor Dampaknya Sangat Kecil
2 Moderate Dampaknya Kecil
3 Severe Dampaknya Cukup Besar
4 Major Dampaknya Besar
5 Worse Case Dampaknya Sangat Besar
kemungkinan dan dampak yang terbagi dalam 5 kuadran sesuai dengan level
31
Tabel 3. Matriks Dampak dan Kemungkinan Resiko
Keterangan:
Jika dilihat dari kasus PT. Moderen Sevel Indonesia yang membawahi ritel 7-
(Kemungkinan ada terjadi tetapi sedikit) jika saja pemangku kepentingan dapat
menganalisis pasar dengan baik dan lebih dinamis lagi dalam pengembangan
dinamisan terhadap persaingan pasar dan tidak terlalu kaku untuk mengikuti
terjadi kedepannya.
32
BAB IV
KESIMPULAN
dimana risiko itu terjadi disebabkan oleh lemahnya sistem kontrol manajemen
tidak ada kesepakatan bahwa barang yang dibeli dapat ditukar kembali, pegawai
Dalam kasus ini penyebab terjadinya gagal oprasional pada entitas yang di
International tbk.
33
DAFTAR PUSTAKA
https://kumparan.com/@kumparanbisnis/kronologi-di-balik-kebangkrutan-7-
eleven
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-3545042/perjalanan-7-eleven-
https://economy.okezone.com/read/2017/07/06/320/1730531/tren-bisnis-fakta-
kebangkrutan-7-eleven-hingga-janji-manis-ketua-ojk-wimboh-santoso,
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20170630131623-92-224901/tutup-
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-3545042/perjalanan-7-eleven-
http://thawonk.blogspot.co.id/2016/11/risiko-operasional.html?m=1,
idx.co.id
Studi Pustaka
34