FAKULTAS EKONOMI
BANDUNG
2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang selalu
memberikan rahmat, karunia, taufik serta hidayah-Nya kepada kami sehingga
penyusunan makalah yang berjudul Makalah Capital Asset Pricing Model ini
dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
BAB II ..................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 3
2.2 Asumsi-Asumsi Yang Mendasari Standart Capital Asset Pricing Model ..... 4
2.8 BETA............................................................................................................. 9
KESIMPULAN ..................................................................................................... 12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Perbedaan antara kedua model tersebut terletak pada perlakuan
APT terhadap hubungan antar tingkat keuntungan sekuritas. APT
mengasumsikan bahwa tingkat keuntungan tersebut dipengaruhi oleh
berbagai faktor dalam perekonomian dan industri. Korelasi antara tingkat
keuntungan dua sekuritas terjadi karena sekuritas- sekuritas tersebut
dipengaruhi oleh faktor atau faktor-faktor yang sama. Sebaliknya
meskipun CAPM mengakui adanya korelasi antar tingkat keuntungan,
model tersebut tidak menjelaskan faktor – faktor yang mempengaruhi
korelasi tersebut. Baik CAPM maupun APT sama-sama berpendapat
bahwa ada hubungan yang positif antara tingkat keuntungan yang
diharapkan dengan resiko.
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Capital Asset
Pricing Model (CAPM), dana agar dapat mengetahui bagaimana cara
mengaplikasikan model-model keseimbangan Capital Asset Pricing Model
(CAPM).
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Capital Asset Pricing Model mengasumsikan bahwa para investor
adalah perencana pada suatu periode tunggal yang memiliki persepsi yang
sama mengenai keadaan pasar dan mencari mean-variance dari portofolio
yang optimal. Capital Asset Pricing Model juga mengasumsikan bahwa pasar
saham yang ideal adalah pasar saham yang besar, dan para investor adalah
para price-takers, tidak ada pajak maupun biaya transaksi, semua aset dapat
diperdagangkan secara umum, dan para investor dapat meminjam maupun
meminjamkan pada jumlah yang tidak terbatas pada tingkat suku bunga tetap
yang tidak berisiko (fixed risk free rate). Dengan asumsi ini, semua investor
memiliki portofolio yang risikonya identik.
4
8. Pemodal mempunyai pengharapan yang homogen.
9. Semua aktiva bisa diperjual-belikan.
Untuk merumuskan standard CAPM, kita akan menempuh dua
pendekatan yaitu :
1. Menggunakan pendekatan common sense.
2. Menggunakan pembuktian matematis formal.
Rs = Rf + βs (Rm – Rf)
5
anda harus memprediksi nilai dari faktor yang mempengaruhi IHSG untuk x
periode yang anda tentukan. Cara lainnya adalah menggunakan nilai IHSG dari
hasil penelitian empiris dari peneliti lain.
6
diharapkan (possibility), sedangkan derajat risiko (degree of risk) adalah
jumlah dari kemungkinan fluktuasi (amount of potential fluctuation).
Saham berisiko dapat dikombinasi dalam sebuah portfolio menjadi
investasi yang lebih rendah risiko daripada saham biasa tunggal. Diversifikasi
akan mengurangi risiko sistematis (systematic risk), tetapi tidak dapat
mengurangi risiko yang tidak sistematis (unsystematic risk). Unsystematic risk
adalah bagian dari risiko yang tidak umum dalam sebuah perusahaan yang
dapat dipisahkan. Systematic risks adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan
yang berhubungan dengan seluruh pergerakan pasar saham dan tidak dapat
dihindari. Informasi keuangan mengenai sebuah perusahaan dapat membantu
dalam menentukan keputusan investasi.
Investor biasanya menghindari risiko, investor menginginkan
perolehan tambahan (additional returns) untuk menanggung risiko tambahan
(additional risks). Oleh karena itu saham berisiko tinggi (High-risk securities)
harus mempunyai harga yang menghasilkan perolehan lebih tinggi daripada
perolehan yang diharapkan dari saham berisiko lebih rendah.
7
resiko perusahaan bisa diminimalkan dengan melakukan diversifikasi asset
dalam suatu portofolio.
1. Hanya portofolio yang efisien yang menganding aset bebas resiko dan
portofolio M yang berada pada CML. Portofolio M, portofolio pasar
dari sekuritas yang beresiko, mengandung semua sekuritas dibobotkan
oleh nilai pasar mereka masing-masing – hal itu adalah kombinasi
optimum dari sekuritas beresiko, dan dengan definisi, sebuah portofolio
efisien. Aset bebas resiko tidak memiliki resiko.
2. Sebagai pernyataan dari ekuilibrium, CML harus selalu miring kearah
atas karena harga dari resiko harus selalu positif. CML diformulasi
dalam dunia dari laba yang diharapkan, dan investor penghindar resiko
tidak akan berinvestasi kecuali mereka berharap untuk dikompensasi
atas resiko itu. Semakin besar resiko, maka semakin besar laba yang
diharapkan.
3. Pada basis historis, bagi beberapa periode waktu tertentu seperti satu
atau dua tahun, atau empat kuartal berurutan, CML bisa menjadi slope
yang berarah kebawah; yaitu, laba pada RF melebihi laba pada
portofolio pasar. Hal ini tidak mengurangi validitas dari CML; hal itu
8
hanya mengindikasikan bahwa laba sebenarnya direalisasikan berbeda
dari laba yang diharapkan. Jelasnya, ekspektasi investor tidak selalu
direalisasikan.
4. CML bisa digunakan untuk menentukan laba optimal yang diharapkan
yang berasosiasi dengan tingkatan resiko portofolio yang berbeda.
Dengan demikian, CML mengindikasikan laba yang dibutuhkan untuk
tiap tingkatan resiko portofolio.
2.8 BETA
Beta menghubungkan kovarian dari sebuah aset dengan portofolio
pasar dengan varian dari portofolio pasar, dan didefinisikasi sebagai Laba
yang diharapkan CAPM – hubungan BETA. Garis pasar sekuritas (SML)
adalah sebuah spesifikasi CAPM akan bagaimana resiko dan tingkat laba
yang dibutuhkan untuk aset, sekuritas atau portofolio apapun adalah terkait.
9
Teori ini mengajukan sebuah hubungan linier antara resiko aset dan tingkat
laba yang dibutuhkannya.
10
banyak factor menjadi turun antara metode varian-covarian dan satu
factor. Banyak factor telah dicoba, sebenarnya menghasilkan historical
korelasi yang lebih baik dari pada satu factor. Meskipun hal ini tidak dapat
dilaksanakan dengan baik karena portofolio dibuat untuk periode masa
mendatang.
11
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
CAPM dikritik sebagai penyebab masalah kompetisi di Amerika
Serikat. Manajer di sebuah perusahaan di Amerika Serikat yang
menggunakan CAPM terpaksa membuat investasi yang aman dalam jangka
pendek dan perolehannya dapat diprediksi dalam jangka pendek daripada
investasi yang aman dan perolehan dalam jangka panjang. Para peneliti
telah menggunakan CAPM untuk menguji hipotesa yang berhubungan
dengan hipotesa pasar efisien.
12
DAFTAR PUSAKA
Burton, Jonathan. 1998. Revisiting The Capital Asset Pricing Model. Dow Jones
Asset Manager, May/June 1998, pp. 20-28
13