Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH CAPITAL ASSET PRICING MODEL

Untuk Memenuhi Tugas Pasar Modal dan Manajemen Portofolio

DISUSUN OLEH : Kelompok 1 Keuangan B

1. Vinka Rizqi Amalia 21215003

2. Maudinah Nurhidayah Affan 21215011

3. Isma Humairoh 21215017

4. Desti Amalia 21215021

5. Andita Febriyanti 21215034

6. Adinda Meita Meisarah 21215044

7. Chintia Siti Habibah 21215266

FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang selalu
memberikan rahmat, karunia, taufik serta hidayah-Nya kepada kami sehingga
penyusunan makalah yang berjudul Makalah Capital Asset Pricing Model ini
dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Adapun maksud penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas


mata kuliah Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Kami berharap makalah
yang kami buat ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan serta pengetahuan
bagi para pembaca tentang Capital Asset Pricing Model.

Kami sangat menyadari bahwa di dalam makalah ini terdapat banyak


kekurangan juga jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun, kami berharap akan adanya
kritik dan saran serta usulan demi perbaikan makalah yang akan kami buat
selanjutnya. Kami juga memohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan.

Bandung, 8 Juni 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 2

1.3 Tujuan ............................................................................................................ 2

BAB II ..................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN ..................................................................................................... 3

2.1 Pengertian Capital Asset Pricing Model (CAPM) ........................................ 3

2.2 Asumsi-Asumsi Yang Mendasari Standart Capital Asset Pricing Model ..... 4

2.3 Aplikasi CAPM ............................................................................................. 5

2.4 Risiko dan Return .......................................................................................... 6

2.5 Risiko Sistematis dan Risiko Tidak Sistematis ............................................. 7

2.6 Menentukan Garis Pasar Modal .................................................................... 8

2.6.1 Poin Penting Mengenai CML ................................................................. 8

2.7 Garis Pasar Sekuritas ..................................................................................... 9

2.8 BETA............................................................................................................. 9

2.8.1 Beta Saham dan Beta Portofolio ........................................................... 10

2.8.2 Faktor Tunggal dan Banyak Faktor ...................................................... 10

BAB III ................................................................................................................. 12

KESIMPULAN ..................................................................................................... 12

3.1 Kesimpulan .................................................................................................. 12

DAFTAR PUSAKA .............................................................................................. 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


CAPM pertama kali diperkenalkan oleh Sharpe, Lintner, dan
Mossin pada pertengahan tahun 1960-an. Menurut Prof. Dr. Eduardus
Tandelilin, MBA, CWM, CAPM adalah Model yang menghubungkan
tingkat return harapan dari suatu aset berisiko dengan risiko dari suatu aset
tersebut pada kondisi pasar yang seimbang.

Capital Asset Pricing Model (CAPM) bukanlah satu-satunya teori


yang mencoba menjelaskan bagaimana suatu aktiva ditentukan harganya
oleh pasar, atau bagaiman menentukan tingkat keuntungan yang
dipandang layak untuk suatu investasi. Ross (1976) merumuskan suatu
teori yang disebut sebagai Arbitrage Pricing Theory (APT). Kalau pada
CAPM analisis dimulai dari bagaimana pemodal membentuk portofolio
yang efisien ( karena market portfolio yang mempunyai kedudukan sentral
dalam CAPM merupakan portofolio yang efisien), maka APT
mendasarkan diri konsep satu harga (the law of one price ).

APT pada dasarnya menggunakan pemikiran yang menyatakan


bahwa dua kesempatan investasi yang mempunyai karakteristik yang
identik sama tidaklah bisa dijual dengan harga yang berbeda ( hukum satu
harga). Apabila aktiva yang berkarakteristik sama tersebut dijual dengan
harga yang berbeda maka akan terdapat kesempatan untuk melakukan
arbitrage, yaitu dengan membeli aktiva yang berharga murah dan
menjualnya dengan harga yang lebih tinggi pada saat yang sama sehingga
dapat diperoleh laba tanpa resiko.

1
Perbedaan antara kedua model tersebut terletak pada perlakuan
APT terhadap hubungan antar tingkat keuntungan sekuritas. APT
mengasumsikan bahwa tingkat keuntungan tersebut dipengaruhi oleh
berbagai faktor dalam perekonomian dan industri. Korelasi antara tingkat
keuntungan dua sekuritas terjadi karena sekuritas- sekuritas tersebut
dipengaruhi oleh faktor atau faktor-faktor yang sama. Sebaliknya
meskipun CAPM mengakui adanya korelasi antar tingkat keuntungan,
model tersebut tidak menjelaskan faktor – faktor yang mempengaruhi
korelasi tersebut. Baik CAPM maupun APT sama-sama berpendapat
bahwa ada hubungan yang positif antara tingkat keuntungan yang
diharapkan dengan resiko.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu Capital Asset Pricing Model (CAPM) ?
2. Apa saja Asumsi-Asumsi Yang Mendasari Standart Capital
Asset Pricing Model ?
3. Bagaimana Aplikasi CAPM ?
4. Apa itu Risiko dan Return ?
5. Apa itu Risiko Sistematis dan Risiko Tidak Sistematis ?
6. Bagaimana Menentukan Garis Pasar Modal ?
7. Apa itu Garis Pasar Sekuritas ?
8. Apa yang dimaksud Beta ?

1.3 Tujuan
Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Capital Asset
Pricing Model (CAPM), dana agar dapat mengetahui bagaimana cara
mengaplikasikan model-model keseimbangan Capital Asset Pricing Model
(CAPM).

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Capital Asset Pricing Model (CAPM)


Capital Asset Pricing Model (CAPM) merupakan model untuk
menentukan harga suatu asset. Model ini mendasarkan diri pada kondisi
ekuilibrium. Dalam keadaan ekuilibrium, tingkat keuntungan yang disyaratkan
oleh pemodal untuk suatu saham akan dipengaruhi oleh risiko saham.

Capital Asset Pricing Model (CAPM) merupakan sebuah model yang


menggambarkan hubungan antara risiko dan return yang diharapkann, model
ini digunakan dalam penilaian harga sekuritas (A model that describes the
relationship between risk and expected return and that is used in the pricing of
risky securities)

Model CAPM diperkenalkan oleh Treynor, Sharpe dan Litner. Model


CAPM merupakan pengembangan teori portofolio yang dikemukan oleh
Markowitz dengan memperkenalkan istilah baru yaitu risiko sistematik
(systematic risk) dan risiko spesifik/risiko tidak sistematik (spesific risk
/unsystematic risk). Pada tahun 1990, William Sharpe memperoleh nobel
ekonomi atas teori pembentukan harga aset keuangan yang kemudian disebut
Capital Asset Pricing Model (CAPM).

Bodie et al. (2005) menjelaskan bahwa Capital Asset Pricing Model


(CAPM) merupakan hasil utama dari ekonomi keuangan modern.Capital
Asset Pricing Model (CAPM) memberikan prediksi yang tepat antara
hubungan risiko sebuah aset dan tingkat harapan pengembalian (expected
return). Walaupun Capital Asset Pricing Model belum dapat dibuktikan secara
empiris, Capital Asset Pricing Model sudah luas digunakan karena Capital
Asset Pricing Model akurasi yang cukup pada aplikasi penting.

3
Capital Asset Pricing Model mengasumsikan bahwa para investor
adalah perencana pada suatu periode tunggal yang memiliki persepsi yang
sama mengenai keadaan pasar dan mencari mean-variance dari portofolio
yang optimal. Capital Asset Pricing Model juga mengasumsikan bahwa pasar
saham yang ideal adalah pasar saham yang besar, dan para investor adalah
para price-takers, tidak ada pajak maupun biaya transaksi, semua aset dapat
diperdagangkan secara umum, dan para investor dapat meminjam maupun
meminjamkan pada jumlah yang tidak terbatas pada tingkat suku bunga tetap
yang tidak berisiko (fixed risk free rate). Dengan asumsi ini, semua investor
memiliki portofolio yang risikonya identik.

Capital Asset Pricing Model menyatakan bahwa dalam keadaan


ekuilibrium, portofolio pasar adalah tangensial dari rata-rata varians
portofolio. Sehingga strategi yang efisien adalah passive strategy. Capital
Asset Pricing Model berimplikasi bahwa premium risiko dari sembarang aset
individu atau portofolio adalah hasil kali dari risk premium pada portofolio
pasar dan koefisien beta.

2.2 Asumsi-Asumsi Yang Mendasari Standart Capital Asset Pricing


Model
1. Tidak ada biaya transaksi.
2. Investasi sepenuhnya bisa dipecah-pecah (fully divisible).
3. Tidak ada pajak penghasilan bagi para pemodal.
4. Para pemodal tidak bisa mempengaruhi harga saham dengan tindakan
membeli atau menjual saham.
5. Para pemodal akan bertindak semata-mata atas pertimbangan expected
value dan deviasi standar tingkat keuntungan portofolio.
6. Para pemodal bisa melakukan short sales.
7. Terdapat riskless lending and borrowing rate, sehingga pemodal bisa
menyimpan dan meminjam dengan tingkat bunga yang sama.

4
8. Pemodal mempunyai pengharapan yang homogen.
9. Semua aktiva bisa diperjual-belikan.
Untuk merumuskan standard CAPM, kita akan menempuh dua
pendekatan yaitu :
1. Menggunakan pendekatan common sense.
2. Menggunakan pembuktian matematis formal.

2.3 Aplikasi CAPM

Rs = Rf + βs (Rm – Rf)

Model yang dikembangkan CAPM menjelaskan bahwa tingkat return yang


diharapkan adalah penjumlahan dari return aset bebas risiko dan premium risiko.
Premium risiko dihitung dari beta dikalikan dengan premium risiko pasar yang
diharapkan. Premium risiko pasar sendiri dihitung dari tingkat return pasar yang
diharapkan dikurangi dengan tingkat return aset bebas risiko. Bentuk matematika
CAPM.
Rf biasanya didekati dengan tingkat return suku bunga bank sentral, di
Indonesia umumnya risk free aset didekati dengan tingkat return suku bunga Bank
Indonesia. βs didekati dengan menghitung data time series saham dengan data
return pasarnya.
Rm didapatkan dengan meramalkan return IHSG. Banyak mahasiswa yang
bingung mendapatkan nilai Rm yang negatif, biasanya mereka menghitung IHSG
dengan cara memprediksi historisnya yaitu dengan membandingkan return IHSG
tahun x dengan return IHSG tahun x-1. Dari definisi CAPM bahwa Rm adalah
tingkat return pasar yang diharapkan, bukan tingkat return pasar yang periode
yang lalu. Untuk mendapatkan nilai Rm tentunya harus dapat memprediksi berapa
tingkat return IHSG yang diharapkan. Salah satu cara memprediksi IHSG adalah
dengan cara analisis faktor. Di sini anda harus melakukan studi empiris, anda
harus menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi IHSG, kemudian membuat
persamaan regresi dari IHSG dan faktor yang mempengaruhinya. Dan terakhir

5
anda harus memprediksi nilai dari faktor yang mempengaruhi IHSG untuk x
periode yang anda tentukan. Cara lainnya adalah menggunakan nilai IHSG dari
hasil penelitian empiris dari peneliti lain.

2.4 Risiko dan Return


Keinginan utama dari investor adalah meminimalkan risiko dan
meningkatkan perolehan (minimize risk and maximize return). Asumsi umum
bahwa investor individu yang rasional adalah seorang yang tidak menyukai risiko
(risk aversive), sehingga investasi yang berisiko harus dapat menawarkan tingkat
perolehan yang tinggi (higher rates of return), oleh karena itu investor sangat
membutuhkan informasi mengenai risiko dan pengembalian yang diinginkan.
Risiko investasi yang dihadapi oleh investor (Rose, Peter S., dan Marquis, Milton
H. 2006. Money and Capital Markets, Ninth Edition, p 277-280):
1. Market Risk (risiko pasar), sering disebut juga sebagai interest rate risk,
nilai investasi akan menjadi turun ketika suku bunga meningkat
mengakibatkan pemilik investasi mengalami capital loss. Reinvestment
risk, risiko yang disebabkan sebuah aset akan memiliki yield yang lebih
sedikit pada beberapa waktu di masa yang akan datang.
2. Default risk. Risiko apabila penerbit aset gagal membayar bunga atau
bahkan pokok aset.
3. Inflation risk. Risiko menurunya nilai riil aset karena inflasi.
4. Currency risk. Risiko menurunnya nilai aset karena penurunan nilai tukar
mata uang yang dipakai oleh aset.
5. Political risk. Risiko menurunya nilai aset karena perubahan dalam
peraturan atau hukum karena perubahan kebijakan pemerintah atau
perubahan penguasa.
Capital Asset Pricing Model (CAPM) mencoba untuk menjelaskan
hubungan antara risk dan return. Dalam penilaian mengenai risiko biasanya
saham biasa digolongkan sebagai investasi yang berisiko. Risiko sendiri
berarti kemungkinan penyimpangan perolehan aktual dari perolehan yang

6
diharapkan (possibility), sedangkan derajat risiko (degree of risk) adalah
jumlah dari kemungkinan fluktuasi (amount of potential fluctuation).
Saham berisiko dapat dikombinasi dalam sebuah portfolio menjadi
investasi yang lebih rendah risiko daripada saham biasa tunggal. Diversifikasi
akan mengurangi risiko sistematis (systematic risk), tetapi tidak dapat
mengurangi risiko yang tidak sistematis (unsystematic risk). Unsystematic risk
adalah bagian dari risiko yang tidak umum dalam sebuah perusahaan yang
dapat dipisahkan. Systematic risks adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan
yang berhubungan dengan seluruh pergerakan pasar saham dan tidak dapat
dihindari. Informasi keuangan mengenai sebuah perusahaan dapat membantu
dalam menentukan keputusan investasi.
Investor biasanya menghindari risiko, investor menginginkan
perolehan tambahan (additional returns) untuk menanggung risiko tambahan
(additional risks). Oleh karena itu saham berisiko tinggi (High-risk securities)
harus mempunyai harga yang menghasilkan perolehan lebih tinggi daripada
perolehan yang diharapkan dari saham berisiko lebih rendah.

2.5 Risiko Sistematis dan Risiko Tidak Sistematis


Dalam teori portofolio modern telah diperkenalkan bahwa risiko
investor toral dapat dipisakan menjadi dua reiko, atas dasar apakah suatu jenis
resiko tertentu dapat dihilangkan dengan sistematis dan resiko tidak sistematis.
Resiko sisematis atau dikenal dengan resiko pasar – beberapa penyebut
menyebut sebagai resiko umum – merupakan resiko yang berkaitan dengan
perubahan yang terjadi dipasar recara keseluruhan. Perubahan asar tersebut
akan mempengaruhi variabilitas retur suatu investasi. Dengan kata lain, resiko
sistematis merupakan risiko yang tidak dapat didiversifikasi. Sedangkan
resiko yang tidak sistematis atau dikenal dengan risiko spesifik (resiko
perusahaan), adalah risiko yang tidak terkait dengan perubahan pasar secara
keseluruhan. Resiko perusahaan lebih terkait pada perubahan posisi mikro
perusahaan penerbit sekuritas. Dalam manajemen portofolio disebutkan bahwa

7
resiko perusahaan bisa diminimalkan dengan melakukan diversifikasi asset
dalam suatu portofolio.

2.6 Menentukan Garis Pasar Modal


Garis lurus ini, biasanya mengacu pada capital market line (CML),
menggambarkan kondisi ekuilibrium yang berlaku dalam pasar untuk
portofolio efisien yang mengandung portofolio optimal dari aset beresiko dan
aset bebas resiko. Semua kombinasi dari aset bebas resiko dan portofolio
beresiko M berada pada CML., dan, dalam ekuilibrium, semua investor akan
berakhir dengan portofolio pada satu tempat pada CML berdasarkan pada
toleransi resiko mereka.

2.6.1 Poin Penting Mengenai CML


Poin berikut harus dicatat mengenai CML:

1. Hanya portofolio yang efisien yang menganding aset bebas resiko dan
portofolio M yang berada pada CML. Portofolio M, portofolio pasar
dari sekuritas yang beresiko, mengandung semua sekuritas dibobotkan
oleh nilai pasar mereka masing-masing – hal itu adalah kombinasi
optimum dari sekuritas beresiko, dan dengan definisi, sebuah portofolio
efisien. Aset bebas resiko tidak memiliki resiko.
2. Sebagai pernyataan dari ekuilibrium, CML harus selalu miring kearah
atas karena harga dari resiko harus selalu positif. CML diformulasi
dalam dunia dari laba yang diharapkan, dan investor penghindar resiko
tidak akan berinvestasi kecuali mereka berharap untuk dikompensasi
atas resiko itu. Semakin besar resiko, maka semakin besar laba yang
diharapkan.
3. Pada basis historis, bagi beberapa periode waktu tertentu seperti satu
atau dua tahun, atau empat kuartal berurutan, CML bisa menjadi slope
yang berarah kebawah; yaitu, laba pada RF melebihi laba pada
portofolio pasar. Hal ini tidak mengurangi validitas dari CML; hal itu

8
hanya mengindikasikan bahwa laba sebenarnya direalisasikan berbeda
dari laba yang diharapkan. Jelasnya, ekspektasi investor tidak selalu
direalisasikan.
4. CML bisa digunakan untuk menentukan laba optimal yang diharapkan
yang berasosiasi dengan tingkatan resiko portofolio yang berbeda.
Dengan demikian, CML mengindikasikan laba yang dibutuhkan untuk
tiap tingkatan resiko portofolio.

2.7 Garis Pasar Sekuritas


Garis pasar modal menggambarkan trade-off resik laba dalam pasar
finansial dalam ekuilibrium. Namun, hal itu hanya berlaku bagi portofolio
efisien dan tidak bisa digunakan untuk mempertimbangkan ekuilibrium
laba yang diharapkan untuk satu negara. Dalam CAPM semua investor
akan memegang portofolio pasar, yang merupakan portofolio pembanding
terhadap portofolio lainnya yang diukur. Investor akan mengharapkan
premium resiko untuk membeli sebuah aset beresiko seperti saham.
Semakin besar resiko dari saham itu, maka seharusnya semakin tinggi
premium resiko. Jika investor memegang portofolio yang didiversifikasi
dengan baik, mereka harus tertarik dalam resiko portofolio daripada resiko
sekuritas individual. Saham yang berbeda akan mempengaruhi sebuah
portofolio yang didiversifikasi dengan baik secara berbeda. Resiko relevan
bagi sebuah saham individual adalah kontribusinya pada resiko dari sebuah
portofolio yang didiversifikasi dengan baik.

2.8 BETA
Beta menghubungkan kovarian dari sebuah aset dengan portofolio
pasar dengan varian dari portofolio pasar, dan didefinisikasi sebagai Laba
yang diharapkan CAPM – hubungan BETA. Garis pasar sekuritas (SML)
adalah sebuah spesifikasi CAPM akan bagaimana resiko dan tingkat laba
yang dibutuhkan untuk aset, sekuritas atau portofolio apapun adalah terkait.

9
Teori ini mengajukan sebuah hubungan linier antara resiko aset dan tingkat
laba yang dibutuhkannya.

2.8.1 Beta Saham dan Beta Portofolio


Dapat dilihat bahwa tidak berisikonya suatu portfolio tidak
memiliki hubungan sederhana dengan risiko asset dalam portfolio tersebut.
namun, portfolio beta dapat dihitung seperti juga taksirasn pengembalian
portfolio. Beta merupakan pengukur risiko yang relevan daned terdapat
hubungan linier dan positif antara tingkat keuntungan yang diharapkan
dengan beta Secara umum, jika kita memiliki beberapa asset dalam
portfolio, kita akan mengalikan beta setiap asset dengan bobotnya dalan
portfolio, lalu menjumlahkan hasilnya untuk memperoleh beta portfolio.

2.8.2 Faktor Tunggal dan Banyak Faktor


Factor tunggal memberikan alternative bagi variance portofolio ,
yang lebih mudah untuk menghitung. Alternative ini dapat digunakan
untuk menyelesaikan masalah portofolio. faktor tunggal adalah model
yang berkaitan dengan return pada setiap sekuritas atas return pada indeks
pasar. Factor tunggal membagi dua return sekuritas ke dalam komponen
yaitu unik part dan market related part. Unik part sebagai mikro event,
mempengaruhi perusahaan secara khusus tetapi tidak secara umum. Di lain
sisi, market related part adalah macro event, yang mempengaruhi
keseluruhan perusahaan. Sebagai contoh: BI mengumumkan discount rate,
perubahan pada prime rate atau mengenai supply money. Jadi factor
tunggal diasumsikan bahwa harga saham hanya karena perubahan umum
denganssatu index khususnya pasar. Beberapa peneliti mencoba untuk
mengambil beberapa pengaruh nonmarket dengan menciptakan banyak
factor.

Terlihat logis bahwa banyak factor harus mencerminkan sesuatu


yang lebih baik dari satu factor karena menggunakan lebih banyak
informasi mengenai interrelationship anatar return saham. Pengaruhnya,

10
banyak factor menjadi turun antara metode varian-covarian dan satu
factor. Banyak factor telah dicoba, sebenarnya menghasilkan historical
korelasi yang lebih baik dari pada satu factor. Meskipun hal ini tidak dapat
dilaksanakan dengan baik karena portofolio dibuat untuk periode masa
mendatang.

11
BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
CAPM dikritik sebagai penyebab masalah kompetisi di Amerika
Serikat. Manajer di sebuah perusahaan di Amerika Serikat yang
menggunakan CAPM terpaksa membuat investasi yang aman dalam jangka
pendek dan perolehannya dapat diprediksi dalam jangka pendek daripada
investasi yang aman dan perolehan dalam jangka panjang. Para peneliti
telah menggunakan CAPM untuk menguji hipotesa yang berhubungan
dengan hipotesa pasar efisien.

12
DAFTAR PUSAKA

Burton, Jonathan. 1998. Revisiting The Capital Asset Pricing Model. Dow Jones
Asset Manager, May/June 1998, pp. 20-28

Naftali, Yohan. Capital Asset Pricing Model (CAPM). Yohan Naftali. 2


November 2007, Revisi 6 Agustus 2009. Yohan Naftali.
http://yohanli.com/2007/11/capital-asset-pricing-model-capm

13

Anda mungkin juga menyukai