Anda di halaman 1dari 13

INOVASI DAN RISIKO

DOSEN PENGAMPU : SIENNY,SE., M.Pd

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK IV

HIVATIA DINDA PUTRI (7161210016 )

LUSIANA ELFRIDA SILALAHI (7163210041 )

NURUL INDAH BUDIANA (7161210027 )

PRISKA MELAWATI HUTAGALUNG (7162210011 )

APNITA YANTI DALIMUNTHE (7163210011 )

PRODI MANAJAMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang selalu melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “INOVASI DAN RISIKO”.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas manajemen risiko, dengan tujuan
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa.

Dalam penulisan makalah ini, tidak lepas dari petunjuk dan bimbingan serta masukan
dari semua pihak. Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu SIENNY,SE., M.Pd

Selaku Dosen Matakuliah manajemen inovasi yang telah membantu dan memberi
pengarahan kepada kami dalam belajar dan mengerjakan tugas, dan juga semua pihak yang
telah membantu dalam penyelesaian makalah ini sehingga makalah ini dapat selesai tepat
waktu.

Makalah ini berusaha kami susun selengkap-lengkapnya. Akan tetapi, kami menyadari
bahwa makalah ini jauh dari sempurna, karena keterbatasan dan kekurangan pengetahuan
serta minimnya pengalaman yang dimiliki. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca
sangat kami harapkan demi pembuatan makalah berikutnya.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan pembaca pada
umumya. Amin.

Medan, September 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...........................................................................................................................2

Daftar Isi.....................................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................4


1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................4
1.3 Tujuan...................................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Klasifikasi Risiko.................................................................................................................6

2.2 Manajemen Risiko................................................................................................................6

2.3 Sistem Manajemen Risiko Pada Perusahaan Digital............................................................8

2.4 Inovasi Rendah Risiko.......................................................................................................10

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................12

Daftar Pustaka..........................................................................................................................13

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam dunia yang semakin berkembang ini, sudah pastinya kita sudah sering kali
mendengar kata resiko dalam kehidupan sehari-hari kita. Resiko merupakan bagian dari
kehidupan kerja individual maupun organisasi. Berbagai macam resiko, seperti resiko
kebakaran, tertabrak kendaraan lain di jalan, resiko terkena banjir di musim hujan dan
sebagainya, dapat menyebabkan kita menanggung kerugian jika resiko - resiko tersebut tidak
kita antisipasi dari awal. Resiko dikaitkan dengan kemungkinan kejadian atau keadaan yang
dapat mengancam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. Sebagaimana kita pahami dan
sepakati bersama bahwa tujuan perusahaan adalah membangun dan memperluas keuntungan
kompetitif organisasi.

Oleh sebab itu resiko sangat perlu diolah karena resiko mengandung biaya yang tidak
sedikit. Bayangkan suatu kejadian di mana suatu perusahaan sepatu yang mengalami
kebakaran. Kerugian langsung dari peristiwa tersebut adalah kerugian finansial akibat asset
yang terbakar (misalnya gedung, material, sepatu setengah jadi, maupun sepatu yang siap
untuk dijual). Namun juga dilihat kerugian tidak langsungnya, seperti tidak bisa
beroperasinya perusahaan selama beberapa bulan sehingga menghentikan arus kas. Akibat
lainnya adalah macetnya pembayaran hutang kepada supplier dan kreditor karena terhentinya
arus kas yang akhirnya akan menurunkan kredibilitas dan hubungan baik perusahaan dengan
partner bisnis tersebut.

Resiko dapat dikurangi dan bahkan dihilangkan melalui manajemen resiko. Peran dari
manajemen resiko diharapkan dapat mengantisipasi terjadinya resiko yang sangat berlebihan
yang dapat membuat perusahaan gulung tikar, oleh sebab itu kita perlu melakukan ha-hal
yang lebih terarah, salah satunya dengan mengukur dimensi resiko yang akan terjadi pada diri
sendiri pada khususnya dan pada perusahaan pada umumya.

1.2 Rumusan Masalah


a. Bagaimana klasifikasi risiko?
b. Bagaimana manajemen risiko?
c. Bagaimana manajemen risiko pada perusahaan digital?
d. Bagaimana inovasi rendah risiko?

4
1.3 Tujuan
a. Mengetahui klasifikasi risiko
b. Mengetahui manajemen risiko
c. Mengetahui manajemen risiko pada perusahaan digital
d. Mengetahui inovasi rendah risiko

5
BAB II

PEMBAHASAN

Menurut Muslich (2007), risiko diartikan sebagai “Keseluruhan hal yang


mengakibatkan kerugian bagi perusahaan” (Natwatri, Topowijono, Husaini, 2015). Dapat
diperjelas bahwa segala sesuatu hal yang menjadi faktor-faktor kerugian yang akan dialami
oleh suatu perusahaan akan di sebut menjadi risiko dan risiko dapat dihubungkan dengan hal
yang kemungkinan terjadi serta merugikan suatu perusahaan yang tidak di duga sebelumnya.
Risiko adalah sesuatu yang mengarah pada ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa
selama selang waktu tertentu yang mana peristiwa tersebut menyebabkan suatu kerugian baik
itu kerugian kecil yang tidak begitu berarti maupun kerugian besar yang berpengaruh
terhadap kelangsungan hidup dari suatu perusahaan (Lokobal, 2014).

2.1 Klasifikasi Risiko

Suatu perusahaan dalam mengidentifikasi sebuah risiko perlu dilakukannya klasifikasi


untuk mengelompokkan risiko sesuai dengan karakteristik, dengan disesuaikan risiko-risiko
apa saja yang kemungkinan akan terjadi setelah keputusan telah dikeluarkan. Menurut
Djohanputro (2013), dalam perusahaan terdapat 4 jenis klasifikasi risiko. 4 jenis dari
klasifikasi risiko tersebut adalah:

a) Risiko keuangan terdiri atas risiko pasar, risiko likuiditas, risiko kredit, dan
risiko pemodalan.
b) Risiko operasional terdiri atas risiko SDM, risiko produktivitas, risiko
teknologi, risiko inovasi, risiko sistem, dan risiko proses.
c) Risiko strategis terdiri atas risiko bisnis leverage operasi dan risiko transaksi
strategis.
d) Risiko eksternal terdiri atas risiko lingkungan, risiko reputasi, dan risiko
hukum.

2.2 Manajemen Risiko

A. Definisi Manajemen Risiko

Proses perusahaan dalam menghasilkan hasil kerja yang berkualitas di dukung dengan
manajemen perusahaan yang baik, manajemen di sini adalah membahas proses dalam
merencanakan langkah-langkah untuk menghasilkan hasil kerja yang maksimal. Secara

6
umum, manajemen risiko didefinisikan sebagai proses, mengidentifikasi, mengukur dan
memastikan risiko dan mengembangkan strategi untuk mengelola risiko tersebut (Lokobal,
2014).

Hal ini melibatkan hal-hal yang mempengaruhi jalannya proses perencanaan risiko
dalam menghasilkan hasil meminimalisir atau hasil terkecil dari risiko tersebut. Maka
manajemen risiko berperan sangat penting dalam proses berjalannya suatu perusahaan untuk
menghasilkan hasil kerja yang maksimal.

B. Proses Pengelolaan Manajemen Risiko

Proses pengelolaan manajemen risiko terdiri dari 6 langkah, yaitu: mengidentifikasi:


perencanaan manajemen risiko, identifikasi risiko, analisis risiko kualitatif, analisis risiko
kuantitatif, perencanaan respon risiko, dan pengendalian mentoring resiko (Lokobal, 2014).
Penjelasan 6 langkah proses pengelolaan manajemen risiko sebagai berikut:

a) Perencanaan Manajemen Risiko, perencanaan meliputi langkah memutuskan


bagaimana mendekati dan merencanakan aktivitas manajemen risiko untuk
proyek.
b) Identifikasi Risiko, mengenali jenis-jenis risiko yang mungkin dan umumnya
dihadapi oleh setiap pelaku bisnis.
c) Analisis Risiko Kualitatif, proses menilai impak dan kemungkinan dari risiko
yang sudah diidentifikasi.
d) Analisis Risiko Kuantitatif adalah proses identifikasi secara numeric
probabilitas dari setiap risiko dan konsekuensinya dari setiap proyek.
e) Perencanaan Respon Risiko, proses untuk meminimalisir tingkat risiko yang
dihadapi sampai batas yang dapat diterima.
f) Pengendalian dan Monitoring Risiko, mengawasi risiko yang sudah
diidentifikasi, memonitor risiko yang tersisa, dan mengidentifikasi risiko
baru.

Langkah tersebut sebagai daftar dan pacuan bagi peneliti untuk meneliti risiko dari
suatu masalah di dalam perusahaan, serta memberikan hasil optimal terhadap solusi
berkualitas bagi perusahaan. Tidak hanya di dalam proses penelitian tetapi setelah penelitian
penulis melayani dalam hal pengendalian dan pemgawasan risiko untuk memaksimalkan
hasil maupun solusi maksimal dari penulis.

7
C. Manfaat Manajemen Risiko

Setiap perusahaan akan memperoleh manfaat manajemen risiko yang berbeda-beda,


karena penerapan manajemen risiko menyesuaikan dengan budaya dan proses bisnis
perusahaan dan terdapat 3 manfaat yang diperoleh untuk perusahaan yang diteliti
(Awaliyanti, Isgiyarta, 2014).

3 manfaat dari penerapan manfaat manajemen risiko adalah:

1. Memberikan kepastian terhadap pelaksanaan strategi.


2. Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan dan perumusan strategi.
3. Membentuk risk awareness di tingkat manajerial.

2.3 Sistem Manajemen Risiko Pada Perusahaan Digital

Sebagai contoh :

RISIKO DIGITAL MARKETING SEBAGAI PROSES BISNIS ONLINE

Perkembangan proses bisnis tidak dapat dilepaskan dari kemajuan teknologi dan
kebudayaan manusia. Di era ini, sebuah platform teknologi informasi yang berkembang pesat
dan telah berhasil merubah tata cara kehidupan manusia adalah internet (interconnected
network). Menurut Internet World Stats, jumlah pengguna internet dunia telah mencapai 2,4
miliar kepala atau 34% dari seluruh populasi dunia, dan terus bertumbuh dengan rata-rata
kecepatan 14 juta orang setiap bulannya. Semakin banyaknya jumlah pengguna internet
membuat proses bisnis berbasis online menjadi relevan untuk dimanfaatkan oleh para pelaku
bisnis, terutama dalam mengedukasi dan meraup pasar. Proses bisnis berbasis online menjadi
peluang dan tantangan baru bagi wirausahawan dan korporasi, bahkan dapat menjadi sumber
keunggulan kompetitif bagi mereka.
Sebuah fenomena yang perlu kita soroti adalah pemasaran berbasis online, atau sering
juga disebut digital marketing, yang telah banyak diadaptasi oleh pelaku bisnis dalam usaha
memanfaatkan kesempatan dari kondisi dinamis lingkungan bisnis modern. Menurut Dr.
Dewi K. Soedarsono, seorang dosen dari SKM IM Telkom, digital marketing dapat
didefinisikan sebagai penggunaan internet dan teknologi digital terkait untuk mencapai
tujuan pemasaran. Digital marketing telah menjadi tren pada proses bisnis pemasaran karena
keunggulannya berupa cakupan yang luas (mencakup seluruh dunia), akses yang mudah, dan
biaya yang relatif murah bahkan tidak berbayar. Pemasaran berbasis online ini diharapkan

8
dapat membantu pelaku bisnis dalam melakukan ekspansi pasar, mempermudah proses
transaksi, serta menginformasikan profil dan kondisi perusahaan. Dengan semakin
bertambahnya jumlah kompetitor di internet maka semakin ketat pula kompetisi di dalamnya.
Terlepas dari keunggulan-keunggulannya, kegiatan digital marketing juga
menghasilkan risiko yang harus dikelola oleh pelaku usaha. Berkaitan dengan platform dan
perannya, risiko utama yang melekat pada digital marketing adalah cyber-security
risk. Cyber-security risk adalah risiko yang disebabkan inefektivitas dari pengamanan digital,
yang memungkinkan sistem digital dan informasi di dalamnya untuk dibajak oleh peretas dan
tidak dapat berproses sesuai dengan keinginan pemilik sistem.
Hal yang biasa terjadi adalah pencurian aset penting sebuah perusahaan
seperti intellectual property, customer data maupun transaksi finansial yang berada di
internet. Dan sangat penting diketahui oleh para pelaku bisnis, bahwa cyber-risk akan terus
menerus berevolusi juga memiliki dampak yang besar seiring bertambah majunya tekonologi.
Di era modern ini, cyber risk juga harus ditanggapi secara serius karena sifatnya intangible
namun memiliki dampak yang besar terhadap perusahaan.
Selain risiko yang disebutkan di atas, digital marketing juga berpotensi menimbulkan
risiko-risiko lain yaitu:

1. Risiko pemasaran

Risiko kegagalan pemasaran dapat terjadi akibat tidak efektifnya digital


marketing yang dilakukan pelaku bisnis dalam menarik konsumen untuk membeli
produknya. Kegagalan dapat terjadi akibat kesalahan konten pemasaran berkaitan
dengan target dan segmen pasarnya, ketidakjelasan informasi, dan ketidakpercayaan
konsumen.

2. Risiko fraud

Risiko penipuan muncul karena adanya kemungkinan praktik penipuan oleh


penjual maupun pembeli.

Menghadapi risiko-risiko yang ditimbulkan dari kegiatan digital marketing, pelaku


bisnis harus dapat bersifat proaktif dengan cara menerapkan manajemen risiko dalam usaha
melindungi dan menciptakan nilai tambah bagi usahanya. Dalam menangani cyber-security
risk, pelaku usaha dapat menerapkan cyber-security risk management. Menurut Lawrence A.

9
Gordon, seorang Profesor dari University of Maryland Institute for Advanced Computer
Studies, cyber-security risk dapat dikelola dengan cara melakukan pengembangan teknis,
kontrol internal, pengembangan perilaku karyawan dan kultur organisasi, melakukan
information sharing, dan menerapkan asuransi pada cyber-security.
Kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan dapat mengurangi bahkan menghilangkan
kemungkinan terjadinya peretasan dan penyebaran informasi rahasia perusahaan. Untuk
mengelola risiko pemasaran, pelaku bisnis dapat meningkatkan kualitas digital marketing
dengan cara mengontrol output pemasaran digital atau mempekerjakan tenaga ahli di bidang
tersebut. Perusahaan juga dapat melakukan diversifikasi metode pemasaran untuk mencapai
target pemasarannya. Sedangkan untuk mengantisipasi risiko fraud, pelaku bisnis dapat
menggunakan sistem transaksi yang didesain khusus untuk menghindari penipuan, misalnya
sistem cash on delivery (CoD).

2.4 Inovasi Rendah Risiko


Inovasi tidak selalu dapat bekerja sesuai dengan yang perusahaan harapkan.
Walaupun perusahaan memiliki resource yang memadai, baik dari komitmen, pendanaan, dan
tingkat organisasi yang kokoh, banyak sekali perusahaan yang mengalami kegagalan saat
melihat hasil yang mereka buat. Dan melihat pengalaman itu, kadang mereka mengukur
ulang ekspektasi mereka. daripada membuat produk bisnis baik dari barang jasa atau bisnis
yang unik dan berinovasi tinggi, banyak perusahaan yang kemudiaan membatasi pandangan
mereka. daripada menawarkan hal-hal besar yang baru, inovasi pada zaman sekarang lebih ke
arah penambahan varian produk baru sejenis.
Kesadaran akan fenomena tadi membuat pandangan tentang inovasi kadang bisa
memberikan hasil yang mengecewakan. Pada saat yang sama, ada beberapa strategi yang
berpotensi membahayakan. Perusahaan yang sukses mampu menerapkan inovasi pada level
breakthrough atau mampu mencapai terobosan yang bagus, memiliki kecenderungan untuk
mendominasi dan berhasil di pasar baru yang mereka ciptakan. Perusahaan yang menahan
diri mereka untuk membuat inovasi berlanjut pada sisi lain, secara tidak langsung sebenarnya
membahayakan perusahaan mereka sendiri membuat mereka tertinggal dari pasar persaingan
yang ada.
Untuk mengecek hal tersebut, Accenture melakukan survey kepada 519 orang
eksekutif (vice president, directors, managers) di banyak organisasi yang tersebar di Negara
bagian US, UK dan Prancis dengan penghasilan lebih dari 100 juta dollar (Koetzier, Wouter,
dan Alon, Adi, 2009). Eksekutif ini mempersentasikan sejumlah besar sector yakni perbankan

10
dan Capital Market, barang elektronik dan high-tech, penyedia kesehatan, pelayanan dan
consumer goods.
Pengamatan yang dilakukan dalam survey ini adalah untuk mempelajari dua
penghalang dominan yang menghalangi mereka untuk mendapatkan hasil yang lebih baik
dari hasil inovasi. Tantangan pertama yang berhasil didapatkan adalah pendekatan
konservatif yang focus pada pengembangan individu dalam bentuk renovasi dibandingkan
mengembangkan portofolio yang di dalamnya mengembangkan ide-ide besar. Renovasi dapat
menahan inovasi hingga inovasi hanya berada pada pengembangan kecil berlanjut yang
akhirnya gagal pada langkah yang signifikan untuk melakukan perubahan dan mendapatkan
pendapatan yang lebih besar.
Tantangan kedua terletak pada jebakan bernama “penemuan” . Disisni, Accenture
sangat bersandar dan berfokus pada proses melakukan penemuan yang bertujuan untuk
mencapai sukses dan relative kurang sistematis, proses dari perusahaan berskala besar yang
mampu memasarkan penemuan hingga mencapai fase produk atau jasa siap jual dalam skala
yang besar, yang akan membawa keuntungan. Seperti contohnya Kodak, di dalam dunia
fotografi kadang-kadang tidak dibutuhkan ide yang terlalu besar ataupun sangat hebat. Yang
perusahaan butuhkan adalah membawa ide brilian tersebut ke dalam skala bisnis yang
mampu ditangani, memberikan ekosistem yang mampu membangkitkan potensi pasar.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Manajemen resiko adalah suatu proses identifikasi, analisis, penilaian, pengendalian,


dan upaya menghindari, meminimalisir, atau bahkan menghapus resiko yang tidak dapat
diterima. Dalam perusahaan, pengertian resiko atau enterprise risk management (ERM)
adalah suatu proses perencanaan, pengaturan, pemiminan, dan pengontrolan aktivitas sebuah
organissi untuk meminimalisir resiko pendapatan perusahaan.

Manajemen risiko tidak semata berlaku di sektor bisnis, namun semakin mendesak
untuk diapplikasikan di sektor publik. Banyak argumen pendukung, dan tampaknya faktor
utama adalah perubahan lingkungan dan sumber daya yang terbatas bagi pencapaian tujaun
organisasi.

Risiko memiliki berbagai definisi, dan berkaitan dengan kemungkinan kejadian atau
keadaan yang dapat mengancam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. Pada sisi lain,
penanganan risiko bahkan dapat memuncul-kan peluang bagi organisasi. Risiko tidak dapat
dihindari oleh organisasi, dan terdapat pada sumber daya yang dimiliki dan proses operasi
termasuk pengendalian. manajemen risiko diperlukan bagi pencapaian tujuan suatu unit dan
tujuan organisasi secara keseluruhan.

12
DAFTAR PUSTAKA

etheses.uin-malang.ac.id/1727/5/10510013_Bab_1.pdf
e-journal.uajy.ac.id/402/2/1MTS01427.pdf
www.academia.edu/.../Makalah_Manajemen_Risiko_BAB_1_2_3

http://www.academia.edu/23978203/Manajemen_Inovasi

13

Anda mungkin juga menyukai