Anda di halaman 1dari 14

RESIKO LINGKUNGAN

Dosen Pengampu :
Khafi Puddin, SE,M.Si

OLEH :

Ruth jelita Hutabarat (7172210014)


Janri Pardede (7173510050)
Fiti Avelina Napitupulu (7171210009)

Manajemen A

FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kamiucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat
dan berkat-NYA, sehinggakami dapat menyelesaikan makalah ini pada mata kuliah Manajemen
Resiko

Dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari petunjuk dan bimbingan serta masukan
dari semua pihak. Untuk itu kami berterimakasih kepada Bapak Khafi Puddin, SE,M.M.SiM
sebagai dosen mata kuliah Manajemen Resiko yang telah membantu dan memberi pengarahan
kepada kami sehingga tugas ini dapat selesai tepat waktu.

Tak ada gading yang tak retak, begitu juga dengan penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan dari
pembaca sekalian. Akhir kata semoga makalah ini bermanfaat bagi kita untuk menambah
wawasan pembaca sekalian.

Medan,14 Oktober 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................6
2.1 Defenisi Lingkungan.................................................................................................6
2.2 Defenisi Resiko Lingkungan...................................................................................6
2.3 Pengaruh Risiko Lingkungan terhadap Perusahaan................................................7
2.4 Industri dan Perusahaan Lingkungan........................................................................7
2.5 Sumber Polusi Udara...............................................................................................9
2.6 Solusi dalam Menyelesaikan Masalah Risiko Lingkungan...................................10
2.7 Contoh Kasus.........................................................................................................11
BAB III PENUTUP.........................................................................................................14
3.1 Kesimpulan............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................15

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam dunia yang semakin berkembang ini, sudah pastinya kita sudah sering kali mendengar
kata resiko dalam kehidupan sehari-hari kita. Resiko merupakan bagian dari kehidupan kerja
individual maupun organisasi. Berbagai macam resiko, seperti resiko kebakaran, tertabrak
kendaraan lain di jalan, resiko terkena banjir di musim hujan dan sebagainya, dapat
menyebabkan kita menanggung kerugian jika resiko - resiko tersebut tidak kita antisipasi dari
awal. Resiko dikaitkan dengan kemungkinan kejadian atau keadaan yang dapat mengancam
pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. Sebagaimana kita pahami dan sepakati bersama bahwa
tujuan perusahaan adalah membangun dan memperluas keuntungan kompetitif organisasi.
Resiko berhubungan dengan ketidakpastian ini terjadi karena kurang atau tidak tersedianya
cukup informasi tentang apa yang akan terjadi. Sesuatu yang tidak pasti (uncertain) dapat
berakibat menguntungkan atau merugikan. Menurut Wideman, ketidakpastian yang
menimbulkan kemungkinan menguntungkan dikenal dengan istilah peluang (opportunity),
sedangkan ketidakpastian yang menimbulkan akibat yang merugikan disebut dengan istilah
risiko (risk). Dalam beberapa tahun terakhir, manajemen resiko menjadi trend utama baik dalam
perbincangan, praktik, maupun pelatihan kerja. Hal ini secara konkret menunjukkan pentingnya
manajemen resiko dalam bisnis pada masa kini.
Oleh sebab itu resiko sangat perlu diolah karena resiko mengandung biaya yang tidak sedikit.
Bayangkan suatu kejadian di mana suatu perusahaan sepatu yang mengalami kebakaran.
Kerugian langsung dari peristiwa tersebut adalah kerugian finansial akibat asset yang terbakar
(misalnya gedung, material, sepatu setengah jadi, maupun sepatu yang siap untuk dijual).
Namun juga dilihat kerugian tidak langsungnya, seperti tidak bisa beroperasinya perusahaan
selama beberapa bulan sehingga menghentikan arus kas. Akibat lainnya adalah macetnya
pembayaran hutang kepada supplier dan kreditor karena terhentinya arus kas yang akhirnya akan
menurunkan kredibilitas dan hubungan baik perusahaan dengan partner bisnis tersebut.
Resiko dapat dikurangi dan bahkan dihilangkan melalui manajemen resiko. Peran dari
manajemen resiko diharapkan dapat mengantisipasi terjadinya resiko yang sangat berlebihan
yang dapat membuat perusahaan gulung tikar, oleh sebab itu kita perlu melakukan ha-hal yang
lebih terarah, salah satunya dengan mengukur dimensi resiko yang akan terjadi pada diri sendiri
pada khususnya dan pada perusahaan pada umunya.

4
1.2 Rumusan Masalah
1) Apa pengertian lingkungan ?
2) Apa pengertian risiko lingkungan ?
3) Bagaimana Pengaruh Resiko Lingkungan terhadap Perusahaan?
4) Apa saja industri dan Perusahaan Lingkungan ?
5) Sumber Polusi Udara?
6) Bagaimana Solusi dalam Menyelesaikan Resiko Lingkungan?

1.3 Tujuan Penulisan


1) Untuk mengetahui pengertian lingkungan ?
2) Untuk mengetahui pengertian risiko lingkungan ?
3) Untuk mengetahui Bagaimana Pengaruh Resiko Lingkungan terhadap Perusahaan?
4) Untuk mengetahui Apa saja industri dan Perusahaan Lingkungan ?
5) Untuk mengetahui apa saja Sumber Polusi Udara?
6) Untuk menegtahui Bagaimana Solusi dalam Menyelesaikan Resiko Lingkungan?

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Defenisi Lingkungan
Lingkungan adalah segala yang berada di dalam dan dilua organisasi yang ikut memberi
pengaruh pada berjalannya organisasi tersebut Secara umum Iingkungan ada 2 (dua), yaitu:
 Iingkungan internal, dan

5
 Iingkungan eksternal.
Kedua bentuk Iingkungan tersebut bersifat saiing terkait saiu sama Iainnya. Lingkungan
eksternal bisa mempengaruhi iingkungan internal, dan Iingkungan internal berusaha
menyerap serta memfiiter setiap informasi yang masuk dari Iingkungan ekstemal. Hasii dan‘
serapan tersebut akhirnya membentuk suatu model iingkungan yang bersifat mengapresiasi
setiap perubahan secara sistematis dan benahap.

2.2 Definisi Risiko Lingkungan


Risiko Iingkungan (environment risk) adalah risiko yang terjadi pada Iingkungan akibat
dari tindakan yang disengaja atau tidak disengaja, dan telah menimbulkan kerusakan atau
kehancuran pada Iingkungan. Dampak penghancuran Iingkungan yang dilakukan disengaja
terjadi akibat ekspansi suatu perusahaan. Ekspansi tersebut dapat terjadi dalam berbagai
bentuk seperti penambahan produk, penciptaan produk baru, eksplorasi tambang, dan lain
sebagainya. Dimana semua itu telah menimbulkan kerugian pada Iingkungan. Kerugian
tersebut dapat diukur dalam bentuk fInansial atau non fInansial.
Penghancuran pada Iingkungan yang dilakukan tanpa disengaia bersifat di luar dari
perkiraan yang diperkirakan, seperti timbulnya perusakan moral masyarakat setempat,
peianggaran budaya masyarakat, pembentukan budaya baru yang menghilangkan atau telah
menipiskan peran tradisi yang berlaku selama ini, dan Iain sebagainya. Contohnya pada saat
berdiri dan beroperasi perusahaan multinasional di suatu daerah, dan tata kehidupan yang
berlaku di perusahaan multinasional tersebut telah memberi contoh secara tidak langsung
kepada masyarakat sekitar. Seperti acara menyambut tahun baru yang dilakukan dengan pesta
pora dan berbagai ceremony lainnya yang selama ini tradisi seperti itu tidak diterapkan di
suatu masyarakat.
Maka kemudian ada sebagian generasi muda sekitar perusahaan yang mencontoh dan
menerapkan dalam tata pergaulan masyarakat di kampungnya. Sehingga ini bisa
menimbulkan damDak Dergeseran budaya masyarakat. Ketika perusahaan ada melakukan
pelanggaran dalam bentuk membuang limbah pabrik, atau pembangunan komplek
perumahan karyawan yang berakibat pada pembongkaran kuburan/makam sementara makam
tersebut sangat dihormati masyarakat, atau pembangunan kolam renang berdekatan dengan
Mesjid. Kondisi dan situasi seperti ini menimbulkan sikap protes dari masyarakat sekitar,
namun pihak perusahaan melakukan gugatan balik ke masyarakat melalui proses pengadilan
dengan tindakan menyewa pengacara yang handal dengan bayaran mahal. Sementara
masyarakat menginginkan penyelesaian perkara ini tidak melalui pengadilan tapi secara
konsep musyawarah dan mufakat atau mempergunakan pendekatan kearifan lokal. Contoh
sederhana seperti ini menjadi bukti kecil dari perusakan tatanan llingkungan. Dengan kata
lain keberadaan sebuah perusahaan multinasional tidak semata mampu memberi keuntungan
non profit namun ada pergesekan budaya yang dihasilkan, dan itu telah memberi dampak
pada pembentukan risiko lingkungan (environment risk).

6
2.3 Pengaruh Risiko Lingkungan terhadap Perusahaan
Bagi suatu perusahaan yang telah menimbulkan perusakan lingkungan, maka ada bentuk
risiko yang harus ditanggung sebagai akibat dari terjadinya environment risk tersebut, yaitu:
a. Pihak manajemen perusahaan akan menghadapi sangsi hukum karena telah melakukan
perusakan lingkungan sekitar. Dengan begitu pihak manajemen perusahaan harus
membayar biaya pengacara dan menyiapkan bahan-bahan pendukung selama proses
hukum tersebut berlangsung. Termasuk berbagai aktivitas bisnis yang berhubungan
dengan kasus tersebut akan mengalami kendala pengerjaan.
b. Pihak manajemen perusahaan harus menghadapi tekanan dari para NGO (Non
Government Organization) baik yang berasal dari dalam maupun internasional. Tekanan
yang dihadapi sejauh pelanggaran yang telah menimbulkan dampak terbentuknya risiko
lingkungan tersebut.
c. Para mitra bisnis yang selama ini begitu dekat dan mendukung Perusahaan akan
mengambil tindakan prudent (hati-hati). Terutama mengantisipasi jangan sampai
perusahaannya juga ikut terlibat dalam risiko lingkungan yang telah ditimbulkan
perusahaan tersebut.
d. Pihak manajemen perusahaan harus siap menghadapi sikap protes dari masyarakat sekitar
yang selama ini telah dirugikan akibat beroperasinya perusahaan.

2.4 lndustri dan Perusakan Lingkungan


Persoalan perusakan lingkungan yang dilakukan oleh sebagian perusahaan pada era
sekarang ini telah dipandang sebagai persoalan serius dan tidak bisa dilihat sebelah mata.
Sebuah perusahaan dengan berbagai aktivitas ruang lingkup bisnisnya telah membawa
dampak positif dan negative pada lingkungan. Pada dampak positif mampkI member
pengaruh bagi usaha mendorong penciptaan kebutuham kebutuhan yang selama ini belum
terpenuhi untuk selanjutnya terpenuhi, dan pihak perusahaan memperoleh profit sebagai
bentuk imbal dari Denjualan produknya. Dampak negatif terjadi pada akibat-akibat yang
terjadi selama proses atau usaha meraih keuntungan tersebut dilakukan‘ Seperti pencemaran
lingkungan akibat buangan limbah dan polusi yang telah ditimbulkan.

Disini suatu bisnis khususnya industri, memegang peranan besar dalam ikut memberikan
dampak tersebut. Ada beberapa jenis sektor industri yang dianggap dominan dalam
memberikan pengaruh pada perusakan lingkungan alam, antara Iain adalah:
a. Sektor pertambangan (mining)
b. Sektor pabrik (manufacture)
c. Sektor minyak dan gas (oil and gas)

7
d. Sektor perhotelan dan real estate
Keempat sektor ini dianggap memiliki dominasi tinggi dalam mendukung timbulnya
pengaruh pada perusakan lingkungan. Sektor tambang dalam eksplorasi pertambangan telah
membawa berbagai dampak kerugian, seperti perusakan hutan di kawasan yang dianggap
ditemukan bahan tambang. Dalam kasus perusahaan tambang batu bara telah menyebabkan
terdapatnya Iubang-lubang besar yang ditinggal karena batu baranya diambil. Pengeboran
minyak lepas pantai. dalam kasus kebocoran pipa atau meledaknya kapal pengangkut telah
menyebabkan pencemaran laut dan membuat berbagai habitat di laut menjadi mati.
Dalam persoalan migas ada catatan yang harus dilihat; Bahwa harus diakui jika saat ini
ekspor migas menjadi salah satu primadona perolehan devisa negara, dan semua itu mulai
dirasakan pada tahun 1973. Ini sebagaimana dikemukakan oleh Bachrawi Sanusi,"
“Baru setelah produksi minyak bumi mulai meningkat, ditambah lagi akibat perang
Oktober 1973 di Timur Tengah, maka harga minyak bumi dunia dalam waktu relative singkat
melonjak begitu sering menjadi belasan US $ perbarel bahkan menjadi lebih dari US $ 30,-.
Begitu pula harga minyak bumi Indonesia juga melonjak. Akibatnya devisa migas naik dan
penerimaan pemerintah juga ikut melonjak. Apalagi sesudah Indonesia berhasil menjadi
negara terbesar pengekspor LNG di dunia, sumbangan migas dalam setiap tahun APBN terus
meningkat tajam.”
Di sisi Iain pada sektor bisnis pabrik tekstil telah menyebabkan embuangan limbah hasil
olahan pabrik menimbulkan pencemaran pada lingkungan sekitar, seperti sungai, Iaut, dan
lain sebagainya. Sehingga masyarakat yang ingin minum air sungai telah tercemar, termasulé
matinya ikan-ikan yang biasa dapat ditangkap di sungai tersebut menjadi gulit untuk
ditemukan. Sektor pehotelan dan real estate telah menimbull Kan dampak tajam pada
perusakan lingkungan. Seperti pada pem’ pangunan perumahan dengan membeli tanah
persawahan masyarakat. sehingga dengan begitu hasil produksi padi juga terjadi penurunan.
Pembangunan vila di kawasan puncak juga telah menyebabkan pohon’ pohon ditebang,
sehingga ini berakibat pada berkurangnya debit air di tanah.
Oleh karena itu, persoalan perusakan lingkungan dengan motif mengembangkan bisnis
tidak harus menjadi tanggungjawab pemerintah pusat semata, namun harus melibatkan
pemerintah daerah. Jika kondisi ini dibiarkan akan menimbulkan pergesekan sosial di
masyarakat. seperti kecemburuan sosial. Kasus kecemburuan sosial itu pernah terjadi di
beberapa tempat di Indonesia.
2.5 Sumber Polusi Udara
Produksi energi, pengangkutan, konversi serta rumah tangga, industri dan penggunaan
kendaraan bermotor, merupakan penyumbang antropogemik utama kepada polusi udara.
Bahan-bahan pencemar utama yang penting adalah timbal, partikel halus,‘ karbon monoksida
(CO), nitrogen oksida (NOx), hidrokarbon (HC), sulfur dioksida (SO2), dan karbon dioksida
(CO2).
Di samping yang disebutkan di atas ada beberapa sumber tainnya yang dapat
dikategorikan sebagai sumber pencemar polusi udara, yaitu:
8
a. Timbal. Timbal adalah salah satu sumber polusi udara yang bersumber dari pembuangan
bahan bakar kendaraan bermotor, cat. dan sejenisnya. Dimana saat ini begitu banyak
kendaraan bermotor yang mempergunakan bensin sebagai salah satu sumber bahan
bakarnya, dan hasil buangan bakaran bensin tersebut telah menyebabkan timbulnya
timbal. Dan timbal ini mampu memberi pengaruh pada kesehatan seperti mempengaruhi
urat syaraf, jantung. ginjal, dan lain sebagainya.
b. Partikel. Partikel yang menyebar di udara menjadi salah satu penyebab pendukung
timbulnya polusi di udara. Kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta menjadi salah satu
tempat dimana jumlah partikel memiliki tingkat yang jauh lebih banyak dibandingkan
dengan kota-kota lainnya di Indonesia. Sumber partikel berasal dari emisi bahan bakar
seperti buangan dari proses industri, polusi dari Dembakaran berbagai sampah, aktivitas
rumah tangga dalam bidang memasak, dan berbagai aktivitas home industri Iainnya.
Untuk pulau dawa dengan jumlah penduduk yang padat dan berbagai aktivitas industri
besar dan kecil telah menyebabkan tingkat kepadatan polusi Dartikel disana jauh lebih
tinggi.
c. Nitrogen Dioksida. Nitrogen dioksida atau NO2 merupakan sumber bencemaran yang
bersumber dari aktivitas Ialu lintas di jalanan~ bengan tingkat kepadatan IaIu-Iintas yang
begitu tinggi maka jumlah 02 yang dihasilkan juga akan semakin meningkat. Dampak
bag' esehatan juga terjadi yaitu bisa mengakibatkan kejang-keiang' esulitan bernafas,
bahkan bisa menyebabkan pembengkakan Pada paru-paru.
d. Karbon Monoksida. Karbon monoksida atau CO merupakan salah satu sumber
pencemaran udara yang bersumber dari pembakaran kendaraan dan hutan yang
berlangsung secara tidak sempurna. Jika kita berada di dalam sebuah pabrik dan terjadi
pembakaran dari mesin-mesin pabrik, maka asap yang ditimbulkan tersebut secara terus
menerus dan tidak ada ventilasi udara yang Iayak. Maka ini bisa berakibat pada kematian.
Karena udara pembakaran yang terhirUp dan masuk ke paru-paru, dimana lama kelamaan
bisa membentuk ikatan kuat dengan pigmen darah. Para perokok juga dianggap mereka
yang menikmati CO.
e. Hidrokarbon. Hidrokarbon yang mudah menguap (VHC), dengan adanya sinar
matahari, dapat bereaksi dengan NOx untuk membentuk ozon (suatu zat pencemar
kedua). Adalah sulit untuk membuat suatu penyamarataan tentang pengaruh kesehatan
dari VHC karena merupakan senyawa khusus. Beberapa VHC secara signifikan adalah
beracun, dan sejumlah lainnya telah terbukti atau dicurigai dapat menyebabkan kanker
(carcinogen).
f. Ozon. Posisi ozon berada di ketinggian 30 km di atas bumi. Fungsi ozon menjadi
penting, karena ia berfungsi sebagai pelindung bumi dari sinar ultraviolet (UV-B). Jika
lapisan ozon menipis maka sinar ultraviolet tersebut akan bisa Iangsung menyerang bumi,
maka ini sangat berbahaya bagi kesehatan terutama kesehatan kulit.

2.6 Solusi dalam Menyelesaikan Masalah Risiko Lingkungan


9
Ada beberapa solusi yang dapai diterapkan dalam rangka menghindari terjadinya risiko
lingkungan, yaitu:
a. Perusahaan menganggarkan sejumlah dana untuk dialokasikan guna menyelesaikan
berbagai permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan risiko lingkungan
(environmentrisk).
b. Menerapkan konsep pembangunan yang berkeseimbangan dengan alam serta turut
mengembangkan alam atau eco-development. Ini sebagaimana dikemukakan oleh
Emil Salim”) bahwa, “Maka segala perkembangan sains, ilmu teknologi yang
menunjang pembangunan dikuasai oleh semangat dan keperluan menumbuhkan
proses GCO‘ development ini.”
c. Dibangunnya solusi konstruktif dalam bidang pengembangan lingkungan. Seperti
bagaimana melakukan pengendalian polusi udara, pencemaran air, kesadaran dan
kepedulian pada lingkungan sekitar, penyelamatan hutan dan margasatwa, penataan
perumahan yang berbasis harmoni dengan alam, dan Iain sebagainya.
d. Bagi sebuah perusahaan menempatkan satu devisi khusus yang bertugas
menyelesaikan berbagai urusan yang berhubungan dengan environment risk.

2.7 Contok Kasus


Contoh Kasus Manajemen Resiko PT. Lapindo Brantas Inc.
Salah satu hal penting yang harus di perhatikan oleh sebuah perusahaaan adalah kerusakan
lingkungan. Dalam menjalakan aktivitas produkdinya bukan tidak mungkin perusahaan akan
memberikan efek samping yang berpotensi menimbulkan masalah terhadap lingkungan.
Kerusakan lingkungan yang disebabkan perusahaan bisa saja akan berbalik pada perusahaan itu
sendiri, seperti adanya tuntutan dari berbagai pihak seperti: masyarakat sekitar, organisasi aktivis
lingkungan dan pemerintah.
Perusahaan yang tidak ramah terhadap lingkungan, bisa saja izin usahanya akan dicabut oleh
pemerintah, pengajuan kredit tidak bisa direalisasikan oleh bank, atau produksi ditolak oleh
pasar/khususnya eksporke negara-negara tertentu seperti Amerika Serikat atau negara-negara
Eropa.

10
Bencana ekologis nasional lumpur panas yang terjadi di Kabupaten Sidoarjo Propinsi Jawa
Timur dimulai pada tanggal 28 Mei 2006, gaat gas beracun dan lumpur panas menyembur di
dekat sumur pengeboran Banjar Panji-1 milik PT Lapindo Brantas, Inc. yang hingga penelitian
ini dilaksanakan masih belum dapat dihentikan.
Kegiatan eksplorasi minyak dan gas sebagaimana dilakukan oleh PT Lapindo Brantas, Inc.
merupakan kegiatan survey seismic dan eksplorasi. Kegiatan tersebut merupakan rangkaian
kegiatan yang dilakukan karena sifat cadangan minyak dan gas bumi yang berada di perut bumi
tidak dapat ditentukan lokasinya secara pasti. Karena besarnya volume semburan menyebabkan
air Lumpur tersebut dialirkan ke badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo demi menjamin
keselamatan jiwa masyarakat dan infrastruktur di sekitar lokasi semburan dan ini juga
berdampak pada kerusakan ekosistem di sungai tersebut.
Akibat dari masalah ini semua pihak sangat dirugikan terutama masyarakat yang terkena
dampak dari lumpur serta polusi udara yang dihasilkan dari lumpur tersebut. Bukan hanya
masyarakat, PT. Lapindo Brantas juga mengalami banyak kerugian sehingga berdampak pada
semua investor serta karyawan PT. Lapindo Brantas, Inc.
Dari kasus diatas kami melihat ada beberapa resiko yang terjadi dan atau akan terjadi dari
aktifitas semburan lumpur PT Lapindo Brantas Inc tersebut ;
1. Kerusakan lingkungan (polusi)
Semburan lumpur yang keluar dari pengeboran PT. Lapindo Brantas Inc. akan merusak
ekosistem sekitar. Dikarenakan luapan lumpur yang bervolume terlalu besar sehingga
direncanakan akan dibuang atau dialirkan ke laut melewati sungai porong dan sungai aloo, dalam
hal ini akan mencemari ekosistem sekitar baik itu didaratan maupun laut yang akan tercemari
oleh logam kadmium ( Cd ) dan timbal ( Pb ) lumpur tersebut dan juga sangat berbahaya bagi
manusia apabila kadarnya jauh diambang batas sesuai hasil penelitian oleh pihak Wahana
Lingkungan Hidup / WALHI. Selain itu, lumpur yang akan dialirkan keperairan sungai porong
dan sungai aloo akan merusak dan berbahaya terhadap biota air terutama jenis Crustaceae karena
kandungan senyawa phenol “menurut Niniek Herawati dalam tesisnya tentang analisis risiko
lingkungan aliran air lumpur lapindo ke badan air (studi kasus sungai porong dan sungai aloo –
kabupaten Sidoarjo)“
2. Resiko Hukum
Dalam kasus ini PT Lapindo Brantas Inc. akan dikenakan hukumanatas pelanggaran yang
telah dilakukan perusahaan tersebut karena telah mengeluarkanpolusi melebihi batas yang
diizinkan dengan hukuman denda sampai pada hukumanyang paling berat (penjara).
3. Reputasi
Kesalahan yang dilakukan oleh PT Lapindo Brantas Inc. beserta perusahankontraktornya
yaitu PT Medici Citra Nusantara ini akan berdampak buruk bagi kredibilitas perusahan yang
dimiliki oleh Aburizal Bakrie tersebut. Tak hanya PT Lapindo Brantas Inc. saja yang akan
memiliki kredibilitas buruk atas keselahan ini,namun elektabilitas Aburizal Bakrie yang akan
mencalonkan diri sebagai capres jugaakan terganggu. “ Ketua Dewan Pertimbangan Partai
11
Golkar Akbar Tanjungmenyadari elektabilitas Aburizal Bakrie sebagai capres tak kunjung
menaik. Akbarmenyebut salah satu faktornya karena kasus Lapindo yang belum selesai “. Selain
itupara investor tidak lagi bekerjasama dengan PT Lapindo Brantas, investor akan lebitertarik
untuk meminjamkan/menginvestasikan dananya kepada perusahaan yang bertanggung jawab
terhadap masalah polusi seperti ini.
4. Resiko Pembebanan APBN RI
Pembahasan RUU APBN Perubahan 2013 akhirnyamenyepakati satu poin pembahasan
tentang alokasi anggaran untuk penanggulanganlumpur Lapindo. Fraksi-fraksi di DPR
menyepakati alokasi anggaran sebesar Rp 155miliar. Tak sepantasnya kesalahan PT Lapindo
Brantas Inc. ini mendapatkan alokasidana APBN, dan seharusnya beban bencana lumpur ini
diserahkan ke perusahan yangdimiliki keluarga Aburizal Bakrie. Begitu besarnya anggaran yang
telah dikeluarkanuntuk bencana lumpur lapindo ini sangat merugikan negara ini hingga Rp. 6,3
Trilliundari tahun 2007 hingga 2013 sebagai rincian APBN 2006 sebesar Rp. 6,3 Miliar,APBN
2007 sebesar Rp. 144,4 Miliar, APBN 2008 sebesar Rp. 513,1 Miliar, APBN2009 sebesar Rp.
705,8 Miliar, APBN 2010 sebesar Rp. 636,8 Miliar, APBN 2011sebesar Rp. 1,262 Triliun, APBN
2012 sebesar Rp. 1,304 Triliun, APBN sebesar 2013 Rp. 1,488 Triliun.
5. Resiko Keuangan
Atas kejadian ini bukan hanya negara yang dirugikan oleh PT.Lapindo Brantas
melainkan warga sekitar lumpur juga mengalami kerugian atasbegitu besarnya lumpur yang
keluar dari sumur pengeboran Banjar Panji-1 ini kepemukiman mereka dan persawahan mereka
pun tak luput oleh luapan lumpurtersebut. Para karyawan juga merasa dirugikan, karena mereka
harus diberhentikanoleh perusahaan tersebut walaupun mereka juga menerima gaji dan pesangon
daripihak perusahaan. PT. Lapindo Brantas Inc. sudah pasti terkena dampak resikokeuangan atas
kejadian ini karena harus membayar ganti rugi terhadap warga sekitaryang terkena dampak ini
dan juga untuk membayar gaji dan pesangon para pekerjanyayang akan diberhentikan.

6. Resiko Terhadap Izin Usaha


Akibat dari permasalahan ini legalitas serta perizinan usaha PT Lapindo Brantas terancam
akan dicabut oleh pemerintah karena perusahaantersebut dianggap bermasalah dan merugikan
banyak pihak.
Dari resiko-resiko yang terjadi diatas kami mengambil beberapa kesimpulan dan cara
untuk mengantisipasi atau meminimalkan resiko kejadian tersebut dikemudian hari:

 AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan), sebagai salah satu perusahaan yang
mengeksplorasi lingkungan, PT Lapindo Brantas dianjurkan untuk melakukan kegiatas
tersebut sebelum kegiatan usaha tersebut dimulai untuk mengantisipasi resiko terhadapat
lingkungan yang akan dan atau telah dieksplorasi sehingga tidak menggannggu ekosistem
dan lingkungan yang ada disekitar perusahaan.

12
 Teknologi, gunakanlah teknologi yang sesuai dengan usaha yang akan dimulai untuk
dapat memudahkan resiko-resiko yang akan terjadi dikemudian hari. Buatlah pula
keputusan dengan beberapa para ahli dalam mengatasi resiko yang telah terjadi.
 Lokasi yang Strategis, penentuan lokasi usaha sangat mempengaruhi pada dampak resiko
usaha yang terjadi. Usahakan lokasi usaha jauh dari lingkungan masyarakatagar dapat
mengantisipasi limbah yang ada dan tidak mengganggu masyarakat sekitar.

Kesimpulan
Manajemen resiko memiliki peran penting karena sangat berpengaruh terhadap
kelangsungan suatu perusahaan. Tidak hanya itu manajemen resiko juga bisa mengukur suatu
resiko yang terjadi pada perusahaan serta memudahkan seorang Menejer perusahaan membuat
dan mengambil keputusan-keputusan yang baru yang berguna bagi perusahaan.Manajemen
resiko juga memberi efek yang positif terhadap bumi terutama pada perusahaan yang peduli akan
lingkungan hidup.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Lingkungan adalah segala yang berada di dalam dan dilua organisasi yang ikut memberi
pengaruh pada berjalannya organisasi tersebut Secara umum Iingkungan ada 2 (dua), yaitu:
 Iingkungan internal, dan
 Iingkungan eksternal.
Risiko Iingkungan (environment risk) adalah risiko yang terjadi pada Iingkungan
akibat dari tindakan yang disengaja atau tidak disengaja, dan telah menimbulkan
kerusakan atau kehancuran pada Iingkungan.

13
DAFTAR PUSTAKA
Fahmi, Irham.2002.Manajemen Resiko Teori,Kasus dan Solusi:Alfabeta
http://rahman8194.blogspot.com/2013/11/manajemen-resiko.html
http://naufalfikri96.blogspot.com/2017/10/contoh-kasus-manajemen-resiko-pt.html

14

Anda mungkin juga menyukai