BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................................4
B. Tujuan..................................................................................................................... 4
C. Manfaat................................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Latar Belakang
Lingkungan perusahaan terdiri dari dua yaitu lingkungan eksternal dan lingkungan internal.
Lingkungan eksternal adalah bagian dari luar perusahaan dan jauh dari perusahaan yang
berkaitan secara langsung maupun tak langsung pada masa depan perusahaan. Seperti:
perkembangan teknologi, kondisi sosial-ekonomi, pesaing, pemasok, sumber daya, pemerintah,
dan regulasi. Lingkungan internal adalah bagian dari perusahaan itu sendiri.
Seperti: stakeholder (pemilik, karyawan, manajer tinggi, komunitas, pelanggan, dan negara).
Tujuan utama pendirian suatu perusahaan adalah untuk mencari keuntungan sehingga proses
yang dilakukan perusahaan, kerja sama para stakeholder, antisipasi pesaing, meraih pembeli
yang loyal dan berulang, serta mampu membuat brand perusahaan menjadi top of mind sehingga
kegiatan tersebut harus dilaksanakan dengan sangat baik dan terus-menerus. Perencanaan,
pelaksanaan program, pengaturan anggaran, dan kebijakan harus terintegrasi dengan pengaruh
lingkungan internal dan eksternal perusahaan. Untuk itu, efek isu strategis menjadi sangat
penting bagi keberlanjutan perusahaan. Keterkaitan satu dengan yang lain tak terpisahkan karena
berfungsi untuk menentukan kehidupan jangka panjang perusahaan yang terangkum dalam visi
dan misi. Selain itu, dipergunakan sebagai analisis kemampuan perusahaan disesuaikan dengan
ketersediaan sumber daya internal dan eksternal. Kemampuan perusahaan menganalisis isu
strategis akan menjadikan perusahaan tersebut mampu mengatasi permasalahan internal dan
eksternal dan mampu berkompetisi dengan perusahaan lain.
Teori Porter tentang daya saing nasional berangkat dari keyakinannya bahwa teori
ekonomi klasik yang menjelaskan tentang keunggulan komparative tidak mencukupi, atau
bahkan tidak tepat. Menurut Porter, suatu negara memperoleh keunggulan daya saing /
competitive advantage (CA) jika perusahaan (yang ada di negara tersebut) kompetitif. Daya
saing suatu negara ditentukan oleh kemampuan industri melakukan inovasi dan meningkatkan
kemampuannya. Perusahaan memperoleh (CA) karena tekanan dan tantangan. Perusahaan
menerima manfaat dari adanya persaingan di pasar domestik, supplier domestik yang agresif,
serta pasar lokal yang memiliki permintaan tinggi. Perbedaaan dalam nilai-nilai nasional,
budaya, struktur ekonomi, institusi, dan sejarah semuanya memberi kontribusi pada keberhasilan
dalam persaingan. Perusahaan menjadi kompetitif melalui inovasi yang dapat meliputi
peningkatan teknis proses produksi atau kualitas produk. Selanjutnya Porter mengajukan
Diamond Model (DM) yang terdiri dari empat determinan (faktor – faktor yang menentukan)
National Competitive Advantage (NCA). Empat atribut ini adalah: factor conditions, demand
conditions, related and supporting industries, dan firm strategy, structure, and rivalry.
Factor conditions mengacu pada input yang digunakan sebagai faktor produksi, seperti
tenaga kerja, sumber daya alam, modal dan infrastruktur. Argumen Poter, kunci utama faktor
produksi adalah “diciptakan” bukan diperoleh dari warisan. Lebih jauh, kelangkaan sumber daya
(factor disadvantage) seringkali membantu negara menjadi kompetitif. Terlalu banyak (sumber
daya) memiliki kemungkinan disia-siakan, ketika langka dapat mendorong inovasi.
Demand conditions, mengacu pada tersedianya pasar domestik yang siap berperan
menjadi elemen penting dalam menghasilkan daya saing. Pasar seperti ini ditandai dengan
kemampuan untuk menjual produk-produk superior, hal ini didorong oeh adanya permintaan
barang-dan jasa berkualitas serta adanya kedekatana hubungan antara perusahan dan pelanggan.
Firm strategy, Structure and Rivalry, mengacu pada strategi dan struktur yang ada pada
sebagian besar perusahaan dan intensitas persaingan pad aindustri tertentu. Faktor Strategy dapat
terdiri dari setidaknya dua aspek: pasar modal dan pilihan karir individu. Pasar modal domestik
mempengaruhi strategi perusahaan, sementara individu seringkali membuat keputusan karir
berdasarkan peluan dan prestise. Suatu negara akan memiliki daya saing pada suatu industri di
mana personel kuncinya dianggap prestisious. Struktur mengikuti strategi. Struktur dibangun
guna menjalankan strategi. Intensitas persaingan (rivalry) yang tinggi mendorong inovasi.
B. KLUSTER BISNIS
1. Support industries
2. Customer industries
3. Core industries
4. Supply industries
Pada teori neoklasik aglomerasi muncul karena para pelaku ekonomi berupaya
mendapatkan penghematan aglomerasi. Baik karena penghematan lokasinya ataupun
penghematan urbanisasi, dengan mengambil lokasi yang saling berdekatan satu sama lain. Teori
neoklasik ini juga menggambarkan jumlah dan tipe kota tetapi tidak menunjukkan lokasinya.
Ekonomi eksternal yang mendorong akan adanya aglomerasi masih dianggap sebagai misteri.
Teori eksternalitas dinamis merupakan kedekatan geografis yang memudahkan untuk melakukan
transmisi ide. Selain itu juga memberikan cara untuk bagaimana membentuk kota serta mengapa
alasan kota tersebut tumbuh. Sedangkan pada teori ekonomi geografi baru berupaya untuk
menurunkan efek-efek aglomerasi dari interaksi antara besarnya pasar, biaya transportasi dan
increasing return dari perusahaan.
Kemudian, pada teori kutub pertumbuhan dalam poses pembangunan akan timbul
industri unggulan yang merupakan industri penggerak utam dalam pembangunan suatu daerah.
Pemusatan industri pada sebuah daerah juga akan mempercepat pertumbuhan ekonomi.
Perekonomian merupakan gabungan antara sistem industri yang relatif aktif (industri unggulan)
dengan industri yang relatif pasif.
Dari pernyataan Disperindag pada tahun 2000 Kelompok industri dengan focal/core industry
yang saling berhubungan secara intensif dan membentuk partnership, baik dengan supporting
industry maupun related industry. Klaster adalah jaringan produksi bagi perusahaan- perusahaan
yang saling bergantung secara erat (termasuk agen yang terspesialisasi), agen penghasil
pengetahuan (perguruan tinggi, lembaga riset, perusahaan rekayasa), lembaga perantara (broker,
konsultan), dan pelanggan yang terkait dalam mata rantai produksi peningkatan nilai tambah.
Dalam kluster industri terdapat 4 komponen yaitu :
a. Support industries
b. Customer industries
c. Core industries
d. Supply industries
C. Co. competition
Lado, Boyd dan Hanlon (1997) dalam Yami et al (2010:44) menjelaskan koopetisi
sebagai hubungan antara dua perusahaan berdasarkan kerjasama untuk mengembangkan produk
baru dan menciptakan nilai dan kemudian kompetisi untuk mendapatkan bagian dari
memasarkan dan mendistribusikan kembali nilai yang telah dibuat.
Bengston dan Kock (2000) berpendapat bahwa satu hubungan tunggal dapat terdiri dari
kerjasama dan kompetisi dimana perusahaan dapat bersaing dan bekerja sama secara bersamaan.
Jika kedua unsur kerjasama dan kompetisi dapat terlihat, hubungan antara pesaing dikatakan
sebagai koopetisi. Lebih lanjut Bengston dan Kock (2000) mengemukakan tiga tipe hubungan
yang bersifat koopetisi yaitu: cooperation-dominated relationship, equal-dominated
relationship, dan competition-dominated relationship. Menurut Bigliardi et al (2011) koopetisi
memiliki empat keuntungan dan manfaat sebagai berikut:
Specialization (Spesialisasi)
Model koopetisi menyediakan perusahaan dengan manajemen khusus, keterampilan
pemasaran, serta memfasilitasi akses ke teknologi dan penerapan paten dan merek dagang.
Bradenburger dan Nalebuff (1997) menggambarkan koopetisi sebagai bagian permainan bisnis
yang berkaitan dengan penciptaan dan pemberdayaan nilai. Secara skematis keseluruhan
skenario permainan bisnis digambarkan dalam sebuah alat yang dinamakan jaring nilai (value
net).
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak
sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan
saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas.
DAFTAR PUSTAKA
https://sharingaddicted.com/coopetition-dan-teori-permainan/