STRATEGIC RELATIONSHIP
Disusun oleh :
Kelompok 6
Kelas : EM-B
Anggraini Daiva Nugraha (141220398)
Arif Bagas Pambudi (141220441)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada
waktunya. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas serta
memberikan wawasan mengenai mata kuliah Pemasaran Lanjutan, dengan judul
“Strategic Relationship” Pada kesempatan ini kami ucapkan terima kasih kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan limpahan berkat-Nya sehingga makalah
ini dapat diselesaikan.
2. Ibu Shely Rizky Hardiana, S.E, M.Sc. selaku pengampu mata kuliah
Pemasaran Lanjutan yang membimbing dalam penulisan makalah ini.
3. Semua pihak yang telah memberikan dukungan baik secara moril maupun
material, namun tidak dapat kami sebutkan satu-persatu. Kami menyadari jika
makalah ini jauh dari kesempurnaan dan memiliki banyak kekurangan. Oleh
karena itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat
membangun dari berbagai pihak agar dapat menjadi evaluasi untuk penulisan
makalah di lain waktu. Dengan tulisan ini kami juga berharap pembaca
mampu memahami materi terkait, sehingga dapat menjadi wawasan baru yang
bermanfaat.
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................... i
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................................... iii
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................... 1
BAB II ................................................................................................................................. 2
PEMBAHASAN .................................................................................................................. 2
A. Dasar Pemikiran Hubungan Inter-Organisasi ............................................................. 2
B. Jenis Hubungan Organisasi ....................................................................................... 6
C. Mengembangkan Hubungan yang Efektif Antara Organisasi ....................................11
D. Hubungan Global Antar Organisasi ..........................................................................14
STUDI KASUS...................................................................................................................16
BAB III ...............................................................................................................................17
KESIMPULAN ...................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................................18
2
DAFTAR GAMBAR
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Konsep keunggulan bersaing sangat penting bagi perusahaan dalam menghadapi
lingkungan yang tidak pasti dan persaingan yang semakin tajam. Setelah perusahaan
dapat menciptakan keunggulan bersaing, perusahaan harus dapat mempertahankan
keunggulan bersaing yang sudah dimiliki saat ini, karena lingkungan dan pesaing
yang dinamis akan merespon keunggulan bersaing yang dimiliki dengan membuat
keunggulan bersaing yang melebihi apa yang perusahaan miliki.
Salah satu cara untuk mempertahankan keunggulan daya saing yang
berkelanjutan (sustainable competitive advantage), adalah melalui strategic
relationship (strategi kemitraan). Strategic Relationship adalah membangun
hubungan dengan mitra bisnis untuk mencapai sebuah tujuan (goals). Strategi ini
bukan merupakan inovasi baru dalam dunia bisnis akan tetapi pentingnya strategi ini
meningkat dalam rangka menghadapi lingkungan yang kompleks dan risiko ekonomi
global, serta terbatasnya sumberdaya dan keahlian dari
2. Membangun New Market dan posisi pasar
Strategi ini memerlukan mitra potensial yang memiliki kemampuan pemasaran,
dan/atau posisi pasar yang kuat. Kerjasama ini dilakukan untuk memasuki pasar–
produk baru atau untuk mengekspansi posisi pasar yang sudah tersedia.
3. Strategi pemilihan pasar
Bersaing di dalam pasar sering melibatkan baik dominasi pasar maupun
kepandaian strategi memilih pasar. Ciri – cirri persaingan dalam pasar ini adalah
perusahaan inti yang kecil dan beberapa pesaing yang lebih kecil mengkonsentrasikan
segala usaha ke dalam segmen pasar. Perusahaan dengan posisi pasar yang kecil perlu
mengadopsi strategi–strategi yang memungkinkan untuk bersaing dalam segmen
pasar, dimana mereka memiliki keunikan dan/ atau memasuki segmen yang tidak
menarik pesaing besar.
1
4. Restrukturisasi dan penghematan biaya (cost – reduction)
Bersaing di dalam pasar internasional sering memerlukan perusahaan untuk
mengatur kembali dan/atau mengurangi biaya produk. Restrukturisasi akan
membentuk hubungan kerjasama antar bagian organisasi dan penghematan biaya
mendorong perusahaan untuk mencari sumber daya yang murah. yang tunggal.
Memperoleh manfaat persaiangan yang terus meningkat menuntut hubungan secara
koperatif untuk mengakses teknologi; memperluas sumber daya, meningkatkan
produktivitas dan kualitas dan menembus pasar baru. Suatu strategi hubungan yang
jelas dan efektif adalah suatu karakteristik perusahaan pasar, dan hubungan antara
pembeli-penjual tradisional dan pesaing dapat terus meningkat digantikan dengan
kerja sama untuk memberikan nilai yang superior.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, berikut ini dipaparkan secara rinci beberapa hal yang
menjadi rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah dasar pemikiran hubungan inter-organisasi?
2. Apasaja jenis dari hubungan organisasi?
3. Bagaimana cara mengembangkan hubungan yang efektif antara organisasi?
4. Bagaimana hubungan global diantara organisasi?
2
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Craven (2006) terdapat tiga faktor pendorong utama yang menimbulkan
munculnya hubungan antar organisasi (dinyatakan dalam Gambar) sebagai berikut.
3
Gambar 1 Pendorong Interorganizational Relationship
Kesempatan di dalam pasar hari ini adalah bahwa organisasi dapat menggabung
kemampuan mereka untuk menawarkan nilai superior pelanggan. Bahkan ketika
mitra tidaklah diperlukan, suatu hubungan yang strategis dapat mengakibatkan suatu
nilai penawaran yang jauh lebih nilai menarik.
Pengaturan di dalam produk dan proses desain penawaran adalah suatu perjanjian
dasar untuk mendalami kemampuan interorgational dalam menciptakan nilai superior
pelanggan. Hal tersebut terdiri atas "membangun suatu produk yang kompleks atau
proses dari subsistem lebih kecil yang dapat dirancang dengan bebas, namun
berfungsi bersama-sama secara keseluruhan. Suatu fitur kunci modularitas adalah
fleksibilitas yang diperoleh oleh para perancang, produsen dan para pemakai produk.
Perusahaan bisa bekerjasama dengan orang yang lain di dalam disain dan produksi
modul atau subsistem.
4
mempunyai sumber daya (resource) dan keahlian (skills) yang lebih powerfull.
Sehingga dengan bekal resource dan skill yang lebih powerfull tersebut maka
perusahaan-perusahaan yang bermitra tersebut dapat menciptakan nilai yang lebih
superior dan menarik bagi pelanggan (value - enhancing opportunities).
Lingkungan bisnis menciptakan resiko bagi organisasi yang tidak mampu untuk
membuat perubahan dengan cepat. Suatu respon perputaran dan resiko adalah untuk
menetapkan hubungan dengan organisasi lain, dengan begitu menghindarkan
investasi kepemilikan di dalam sumber persediaan, produksi, dan distribusi.
Kepemilikan keseluruhan sistem nilai tambah mungkin menurunkan efektivitas dan
lebih penuh resiko di dalam suatu perputaran lingkungan.
5
3. Keterampilan Dan tingkat Sumber daya
Selama dua dekade terakhir pengeluaran untuk riset dan pengembangan tumbuh
tiga kali lebih cepat dari pengeluaran atas aset modal. Ketrampilan dan sumberdaya
daya dalam hal teknologi telah melebihi kemampuan organisasi individu. Sehingga
perusahaan-perusahaan individu tersebut dapat membangun kemampuan tersebut
bahkan lebih cepat melalui kemitraan. Akan tetapi sharing teknologi dalam kemitraan
mempunyai risiko yang tinggi. Oleh karena itu kompleksitas teknologi menjadi driver
munculnya strategi kemitraan. Selain itu hambatan keuangan (financial constraint),
jalan masuk ke pasar (acces to market), ketersediaan sistem informasi (information
system availability) mendorong munculnya hubungan antara organisasi yang
independent, dijelaskan secara singkat sebagai berikut.
6
d. Teknologi informasi, Teknologi informasi menetapkan hubungan
organisasidapat dikerjakan dengan mudah, dalam hal waktu, biaya, dan
efektivitas. Kemajuan dalam teknologi informasi menyediakan suatu sumber
daya penting untuk meningkatkan efektivitas kedua-duanya aliansi internal
dan interorganisasional.
Jenis hubungan yang mungkin dibentuk oleh suatu perusahaan adalah penyalur
dan pembeli (vertikal), horizontal (lateral), dan hubungan internal. Suatu jalan yang
bermanfaat untuk menguji hubungan organisatoris adalah untuk mempertimbangkan
apakah ikatan antara perusahaan adalah horisontal atau vertikal (Craven, 2006).
.
Pengembangan hubungan global antar organisasi diuji di (dalam) suatu bagian
sebagai berikut.
7
1. Vertical Relationship
Proses produksi yang melalui beberapa tahapan dalam proses pertambahan nilai
(value - added process) seringkali melibatkan hubungan supplier, pabrik, distributor,
serta konsumen akhir barang dan jasa dalam bentuk hubungan vertikal (vertical
channel).
a. Hubungan Customer-Supplier
Salah satu ciri dari hubungan ini adalah adanya outsourcing dari aktivitas
proses penciptaan rantai nilai (value-chain process ), seperti : transportasi, jasa
perbaikan dan pemeliharaan, sistem informasi, sumber daya manusia. Hal
tersebut di atas memungkinkan perusahaan untuk memperluas penjualan tanpa
investasi modal di semua tahapan rantai nilai (value chain). Namun, hubungan ini
juga mempunyai risiko yaitu adanya ketakutan akan kebocoran rahasia
perusahaan, tujuan buruh dan hilangnya kontrol.
8
b. Hubungan Saluran Distribusi
Hubungan vertikal juga terjadi antara produsen dan para perantara (tengkulak
dan pengecer). Hubungan ini menyediakan akses yang menghubungkan produsen
kepada pengguna akhir (end users). Kolaborasi yang kuat terjadi pada Vertical
Marketing System (VMS). Contoh yang terkenal adalah sistem franchise. Sistem
ini diatur oleh salah satu dari anggota saluran, seperti suatu pedagang eceran,
distributor, atau produsen.
9
2. Horizontal Relationship (Lateral)
a. Strategi Aliansi
Suatu strategi aliansi antara dua organisasi adalah suatu persetujuan untuk
bekerja sama untuk mencapai satu atau lebih sasaran hasil strategis umum.
Adapun aliansi yang dimaksudkan disini adalah aliansi antara perusahaan yang
bersaing dalam ranah industri tertentu.
Menurut Morgan & Hunt (dalam Craven, 2000), hubungan ini bersifat
paradoks, agar dapat menjadi pesaing yang efektif, maka perusahaan harus
belajar dan mengimplementasikan strategi kooperatif. Aliansi bukan merupakan
merger diantara dua perusahaan yang bebas. Walaupun kata-kata aliansi sering
ditafsirkan sebagai akuisisi satu pihak terhadap pihak lainnya. Akan tetapi aliansi
lebih menekankan pada komitmen untuk berpartisipasi secara aktif pada proyek
atau program bersama yang mempunyai lingkup stratejik.
Kesuksesan sebuah aliansi dapat dirasakan pada persaingan yang nyata dalam
bertahan dan keberhasilan dalam kompleksitas dan cepat nya perubahan
10
lingkungan bisnis mendorong perusahaan untuk membentuk aliansi strategis di
dalam banyaknya perbedaan industri.
b. Joint Ventures
Join Venture adalah persetujuan antara dua atau lebih perusahaan untuk
menetapkan suatu kesatuan terpisah. Hubungan ini sering digunakan untuk
mengembangkan suatu peluang pasar baru; mengakses suatu biaya-biaya
penguasaan pasar internasional dan risiko keuangan, mendapatkan keuntungan
suatu laba pabrik lokal, atau memperoleh pengetahuan atau teknologi inti bisnis.
11
Suatu studi mengenai joint venture persaingan di Jepang menghasilkan
beberapa penemuan menarik mengenai kekuatan dan ketergantungan di dalam
hubungan organisasi:
3. Internal Patrnership
12
Bentuk hubungan ini pada akhirnya diharapkan dapat menciptakan internal
structure yang kuat sehingga mewujudkan budaya pegawai yang fokus pada
pelanggan.
Terdapat beberapa tujuan yang dapat dicapai melalui kemitraan antara lain:
Sasarannya ini adalah suatu yang berkelanjutan untuk banyak perusahaan karena
meningkatkan kompleksitas teknologi dan waktu putaran yang singkat antara
mengidentifikasi dan memperdagangkan teknologi baru.
Ada beberapa jalan untuk menempatkan dan memanfaatkan sumber riset dan
pengembangan eksternal:
13
2. Membangun New Market dan posisi pasar
14
1. Planning (Perencanaan)
2. Trust (Kepercayaan)
3. Conflicts (Konflik)
Perusahaan yang sudah berhasil dalam hubungan kerjasamanya pun tidak dapat
mengelak dari perselisihan, maka perusahaan harus mengembangkan suatu
mekanisme penengah untuk dapat secara cepat menanggapi dan mengatasi perbedaan
tersebut dengan cara pelatihan karyawan yang terlibat dalam hubungan kerjasama,
membentuk suatu dewan atau komite antar organisasional, dan menunjuk wakil yang
dapat diterima semua pihak untuk menyelesaikan masalah
15
5. Flexibility (Fleksibilitas)
16
D. HUBUNGAN GLOBAL ANTAR ORGANISASI
Jenis organisasi ini terdiri dari perusahaan inti yang mengkoordinasikan kegiatan
dan fungsi antara sumber pemasok dan pengguna akhir produk. Jaringan tersebut
mempunyai angkatan kerja yang relative kecil.
2. Trading Companies
Peranan Pemerintah
17
1. Kerjasama tunggal-negara
Pemerintah sebuah Negara dapat membentuk kerjasama dengan satu atau
sekelompok perusahaan untuk mengembangkan industry atau mencapai tujuan
nasional lain.
2. Kerjasama antar-negara
Kerja sama regional antar negara-negara bisa mendorong perusahaan untuk
membentuk hubungan konsorsium (pembiayaan ditanggung bersama atas suatu
proyek) di dalam industri yang dipilih.
3. Korporasi pemerintah.
Negara-negara mengoperasikan perusahaan yang dimiliki oleh pemerintah
sendiri.
18
STUDI KASUS
Memang, Shar-E Card ditujukan untuk menjadi brand yang dapat digunakan
oleh mitra aliansi Bank Muamalat. Baik mitra yang berupa bank maupun lembaga
keuangan lainnya. Misalnya Shar-E Pegadaian, multi finance, maupun bank-bank
konvensional yang ingin mengelola dana nasabahnya secara syariah tanpa harus
membuka unit syariah, melainkan cukup dengan beraliansi dengan Bank Muamalat.
Selain itu, dengan berbagai kemudahan dan jaringan yang luas, karena bekerjasama
dengan kantor pos di seluruh daerah di Indonesia, maka produk Shar-E akan bisa
meningkatkan loyalitas nasabah Bank Muamalat.
Agar loyalitas nasabahnya terus meningkat dan sustainable, Bank Muamalat juga
berusaha untuk selalu memberikan berbagai kemudahan. Misalnya dengan
memberikan kemudahan kepada pemegang kartu Shar-E sehingga dapat
mengaktivasi nomor rekening pada kartu tersebut dan memiliki nomor rekening di
Bank Muamalat. Dengan kemudahaan tersebut, pengguna Shar-E juga dapat
mengakses seluruh Debit BCA dan memperoleh akses penarikan tunai secara halal
dan free of charge pada seluruh ATM BCA dan ATM Bersama.
Hal ini sangat cerdas dilakukan Bank Muamalat mengingat tanpa perlu
mengeluarkan investasi yang besar untuk membuka cabang-cabang yang banyak dan
mengadakan mesin-mesin ATM, Bank Muamalat telah berhasil menjangkau
masyarakat sampai tingkat kelurahan.
19
BAB III
KESIMPULAN
20
4. Hubungan global antar organisasi dilakukan dalam rangka mendapatkan akses
untuk memasuki pasar global dan meningkatkan kemampuan perusahaan.
Pemerintah memainkan peranan yang penting dalam mengatur dan memfasilitasi
iklim usaha yang bebas dan memainkan peranan yang aktif dalam organisasi
bisnis. Terdapat 3 jenis hubungan antara pemerintah dan industri swasta yaitu:
● Kerjasama tunggal-negara
● Kerjasama antar-negara
● Korporasi pemerintah
21
DAFTAR PUSTAKA
Craven, David W & Nigel F Piercy. 2006. Strategic Marketing, International Edition.
McGraw – Hill.
22