Pembentukan hubungan strategis antara pemasok, produsen, organisasi saluran
distribusi, dan pelanggan (pelanggan perantara dan pengguna akhir) terjadi karena beberapa alasan. Tujuannya mungkin mendapatkan akses ke pasar, meningkatkan penawaran nilai, mengurangi risiko yang disebabkan oleh perubahan lingkungan yang cepat, berbagi keterampilan pelengkap, memperoleh pengetahuan baru, membangun hubungan dekat yang berkelanjutan dengan pelanggan utama, atau mendapatkan sumber daya di luar yang tersedia untuk satu perusahaan. Hubungan strategis semacam ini semakin penting karena kenyataan seperti kompleksitas lingkungan dan risiko ekonomi global, keterampilan dan keterbatasan sumber daya dari satu organisasi, dan kekuatan pelanggan utama untuk menuntut hubungan kolaboratif dengan pemasok strategis mereka. Aliansi strategis, usaha patungan, dan kolaborasi akun strategis adalah contoh hubungan kerja sama antara perusahaan independen. EXHIBIT 7.1 Strategic Relationships
A. Dasar Pemikiran Hubungan Strategis
Hubungan strategis antar organisasi berhubungan dengan elemen kunci dari kekuatan kompetitif secara keseluruhan (teknologi, biaya, dan pemasaran). Tidak seperti hubungan taktis, keefektifan perjanjian strategis antar perusahaan ini dapat memengaruhi kinerja jangka panjang dan bahkan kelangsungan hidup perusahaan. Beberapa faktor menciptakan kebutuhan untuk menjalin hubungan strategis yang kooperatif dengan organisasi lain. Pengaruh ini mencakup peluang untuk : • Meningkatkan penawaran nilai kepada pelanggan • Keragaman, turbulensi, dan risiko lingkungan bisnis global • Meningkatnya kompleksitas teknologi • Adanya kebutuhan sumber daya yang besar • Kebutuhan untuk mendapatkan akses ke pasar global • Ketersediaan rangkaian teknologi informasi yang mengesankan untuk mengoordinasikan operasi antar perusahaan. EXHIBIT 7.2 Drivers of Interorganizational Relationships
Pendorong hubungan terbagi menjadi empat kategori besar:
(1) Opportunities to Enhance Value (Peluang Untuk Meningkatkan Nilai) Peluang yang ada di banyak pasar saat ini adalah bahwa organisasi dapat memadukan kompetensi mereka untuk menawarkan nilai pelanggan yang unggul. Bahkan ketika bermitra tidak diperlukan, strategi hubungan dapat menghasilkan penawaran nilai yang jauh lebih menarik. Melalui kolaborasi perusahaan telah mengidentifikasi peluang yang lebih besar untuk meningkatkan nilai pelanggan dengan bekerja sama daripada bersaing. Modularitas dalam desain produk dan proses, menawarkan dasar yang menjanjikan untuk memanfaatkan kemampuan antar organisasi untuk menciptakan nilai pelanggan yang unggul. (2) Environmental Complexity (Kompleksitas Lingkungan) Lingkungan menampilkan keragaman yang meningkat. Keanekaragaman mengacu pada perbedaan antara unsur-unsur dalam lingkungan, termasuk orang, organisasi, dan kekuatan sosial yang mempengaruhi sumber daya. Keanekaragaman lingkungan membuat sulit untuk menghubungkan pembeli dan barang dan jasa yang memenuhi kebutuhan dan keinginan pembeli di pasar. Karena itu, perusahaan bekerja sama untuk memenuhi persyaratan pasar yang terfragmentasi dan teknologi yang kompleks. Strategi ini mungkin melibatkan kolaborasi pemasok dan produsen, aliansi strategis antar pesaing, joint venture antara anggota industri, dan organisasi jaringan yang mengoordinasikan kemitraan dan aliansi dengan banyak organisasi lain. (3) Competitive Strategy (Strategi Kompetitif) Dalam beberapa kasus, bekerja dengan organisasi lain dapat menjadi elemen kunci bagaimana organisasi bersaing. Ada beberapa contoh yang menunjukkan bahwa faktor ini semakin penting. "Hollow Organization" bersaing terutama melalui hubungannya dengan organisasi lain untuk memberikan nilai kepada pengguna akhir. Maskapai yang sepenuhnya kosong tidak ada, tetapi banyak perusahaan di sektor ini sudah menunjukkan beberapa karakteristiknya. Strategi ini mengandalkan kemampuan untuk mengelola serangkaian hubungan strategis dengan agen outsourcing, pemasok, dan aliansi.