KELOMPOK 8:
COVER……………………………………………………………………………i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………...ii
KATA PENGANTAR……………………………………………………………1
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………..2
LATAR BELAKANG……………………………………………………2
RUMUSAN MASALAH…………………………………………………4
TUJUAN…………………………………………………………………..4
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………5
PENGERTIAN RISIKO………………………………………………….5
JENIS-JENIS RISIKO……………………………………………………5
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………..19
KATA PENGANTAR
Puji syukur tim penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul, “JENIS-JENIS RISIKO” dapat kami
selesaikan dengan baik. Tim penulis berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca tentang risiko-risiko apa saja yang dapat terjadi dalam aktivitas
suatu perusahaan.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas makalah ini. Kepada kedua
orang tua kami yang telah memberikan banyak kontribusi bagi kami, dan juga kepada teman-
teman seperjuangan yang membantu kami dalam berbagai hal. Harapan kami, informasi dan
materi yang terdapat dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Tiada yang
sempurna di dunia, melainkan Tuhan Yang Maha Sempurna, karena itu kami memohon kritik
dan saran yang membangun bagi perbaikan makalah kami selanjutnya.
Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, atau pun
adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini, kami mohon maaf. Tim
penulis menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca agar bisa membuat karya
makalah yang lebih baik pada kesempatan berikutnya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Aktivitas suatu badan usaha atau perusahaan pada dasarnya tidak dapat
dilepaskan dari aktivitas mengelola risiko. Operasi suatu badan usaha atau perusahaan
biasanya berhadapan dengan risiko usaha dan risiko non usaha. Imam Ghazali Kasidy,
Manajemen Risiko (2010) mnyatakan bahwa risiko usaha adalah risiko yang berkaitan
dengan usaha perusahaan untuk menciptakan keunggulan bersaing dan memberikan
nilai bagi pemegang saham. Sedangkan risiko non usaha adalah risiko lain yang tidak
dapat di kendalikan oleh perusahaan.
Risiko tidak hanya berkenan dengan kemungkinan ”hal buruk yang terjadi”.
Suatu kejadian, keadaan, situasi, posisi, kecelakaan akan menghasilkan kerugian
keuangan atau non keuangan bagi perusahaan baik dalam jangka waktu pendek
maupu jangka panjang. Manajemen risiko yang baik mempunyai potensi untuk
memberikan orientasi secara keseluruhan, dan dapat meningkatkan kinerja
perusahaan.
1. Melindungi Perusahaan
Seperti yang dibahas sebelumnya, konsep manajemen resiko muncul untuk
melindungi sebuah bisnis agar bisa bertahan dari berbagai tantangan dan masalah
yang harus dihadapi setiap perusahaan. Setiap tantangan dan masalah bisnis dapat
memberikan dampak dengan tingkatan yang berbeda-beda, mulai dari rendah
hingga yang tinggi seperti pandemi corona ini.
Untuk menekan resiko yang harus diterima perusahaan, dibuatlah manajemen
resiko ini. Sehingga, kerugian atau resiko yang harus ditanggung perusahaan bisa
diminimalisir hingga serendah mungkin. Bahkan, pengusah dapat menetapkan
sampai sebesar apa resiko yang dapat mereka toleransi.
2. Membantu Pembuatan Kerangka Kerja
Adanya manajemen resiko akan sangat memudahkan pemilik usaha untuk
membuat kerangka kerja perusahaan. Adanya tujuan manajemen resiko menjadi
asumsi bagi pemilik usaha atau manajemen untuk sistem kerja yang efektif dan
efisien.
Sebagai contoh, adanya manajemen resiko membuat pemilik usaha
menciptakan SOP yang sedemikian rupa untuk mencegah terjadinya financial lost.
Pengusaha juga bisa membuat sanksi-sanksi bila terjadi kondisi yang merugikan
perusahaan.
3. Meningkatkan Kinerja Bisnis
Adanya manajemen resiko secara otomatis akan mendorong pemilik usaha,
atau manajemen yang telah diberikan kewenangan untuk bertindah proaktif untuk
mengurangi potensi terjadinya resiko.
Dengan sistem kontrol yang terus berjalan, manajemen akan sangat mudah
menemukan masalah-masalah di lapangan, yang kedepanya dapat menjadi bahan
evaluasi serta perbaikan secara terus menerus. Kondisi tersebut akan mendorong
kinerja perusahaan untuk semakin efektif dan efisien. Secara tidak langsung, daya
saing perusahaan juga akan semakin kuat.
4. Sebagai Pengingat
Manajemen resiko juga bisa menjadi pengingat bagi setiap elemen bisnis agar
berhati-hati setiap kali menjalankan pekerjaanya. Kehati-hatian ini akan
mengurangi resiko kesalahan proses kerja yang bisa berdampak pada kerugian
baik secara waktu, tenaga, ataupun finansial.
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
Resiko adalah suatu keadaan yang tidak pasti dan terdapat unsur bahaya,
akibat atau konsekuensi yang bisa terjadi akibat proses yang sedang berlangsung
maupun kejadian yang akan datang.
Risiko seperti ini pada dasarnya memang selalu ada dalam kehidupan sehari-
hari. Hanya saja, intensitasnya akan meningkat ketika Anda melakukan kegiatan
bisnis. Apalagi, ketika menginginkan keuntungan atau hasil yang besar, maka risiko
yang harus dihadapi juga akan semakin besar. Kondisi seperti ini dikenal sebagai high
risk high return.
Pengertian risiko mempunyai ragam arti antara lain bahaya, keraguan atau
adanya dua kemungkinan mengalami kerugian atau keuntungan. Selanjutnya ada
yang berpendapat bahwa ragam pengertian risiko adalah sebagai berikut:
Ketidakpastian
Risiko yang mungkin terjadi atas property (harta benda) karena kebakaran,
banjir, perusahan, dan lainnya. Cakupan Asuransi Umum & Properti:
b. Asuransi Rekayasa
c. Asuransi Pengangkutan
f. Asuransi Pesawat
g. Asuransi Satelit
j. Asuransi Uang
k. Asuransi Kebongkaran
Dalam perusahaan asuransi, risiko atas harta benda biasanya masuk dalam
kategori asuransi umum. Harta benda mencakup banyak kategori seperti
bangunan, perabot rumah tangga, perelengkapan rumah, mesin, barang dagangan,
persediaan bahan baku atau barang jadi dan sebagainya. Harta benda yang kerap
menghindari risiko, pada umumnya dikelompokkan dalam dua kategori, yaitu
sebagai berikut:
1. Properti rill: properti rill bias didefinisikan sebagai tanah dan apa saja yang
tumbuh, berdiri.
2. Properti personal: properti personal bias didefinisikan sebagai apa saja
yang dimiliki selain properti rill.
Eksposur yang dihadapi harta benda mencakup kejadian (peril) yang standar,
sesuai dengan Polis “Standar Kebakaran Indonesia” yang mencakup kebakaran,
petir, asap, ledakan, dan kejatuhan pesawat terbang. Selain itu kejadian lain yang
dicakup oleh asuransi adalah kerusuhan, tanah longsor, banjir, dan biaya
pembersihan puing.
Tidak semua harta benda bias diasuransikan, biasanya asuransi hanya mengcover
benda yang kelihatan (tangible assets), sedangkan yang tidak kelihatan
(intangible assets) seperti hak cipta, nama baik tidak termasuk cakupan asuransi.
Alternative lain untuk melihat eksposur atau risiko yang dihadapi harta benda
adalah dengan melihat sumber-sumber dari risiko yang dihadapi harta benda
adalah dengan melihat sumber-sumber dari risiko yang bisa berpengaruh
terhadap harta benda. Sumber tersebut bisa diklasifikasikan menjadi:
1. Sumber fisik: mencakup antara lain kekuatan alam, seperti api, badai,
ledakan yang bisa menghancurkan harta benda.
Argument yang mendasari teknik tersebut adalah nilai suatu property yang
sebenarnya adalah nilai properti tersebut dikurangi dengan depresiasi atau
penurunan nilai karena sudah digunakan (barang bekas/second) juga bisa
karena berjalannya waktu (tua), juga bisa disebabkan factor desain
(fashionable/out of date).
Dunia ada dua sistem hukum yang utama, yaitu Common Law dan Civil
Law. Civil didasarkan pada sistem hukum yang dikodifikasi yang
menetapkan peraturan/perundangan yang komprehensif, yang kemudian
dipakai dan diinterpretasikan oleh hakim. Sistem tersebut ditandai dengan
perundangan yang ekstensif, misal dibuat Undang-undang yang terdiri dari
banyak pasal untuk mengatur hal-hal tertentu (misal, di Indonesia ada UU
pasar modal, UU perseroan terbatas, dan UU lainnya). Sistem tersebut
berasal dari hukum kekaisaran Roma, meskipun civil law moderen
didasarkan pada kodifikasi hukum di Eropa pada abad 19, khususnya pada
masa pemerintahan Napoleon diPerancis. Sistem civil law merupakan
sistem hukum yang paling banyak dipakai di dunia. Seseorang melakukan
kesalahan hukum jika ia melanggar perundangan yang telah ditetapkan.
Sistem peradilan lebih aktif memulai persidangan dan menentukan
keputusannya
Alternatif dari civil law adalah common law. Common law berkembang
berdasarkan kebiasaan (adat atau custom) yang berkembang sebelum ada
hukumtertulis. Common law menggunakan putusan hakim atau kasus-
kasus hukum yang terjadi sebelumnya (jurisprudensi) sebagai dasar
pengambilan keputusan kasus yang akan diputuskan. Dalam sistem
tersebut, pihak-pihak yang berselisih akan mengajukan kasus kemudian
pengadilan akan mendengarkan argumen dari pihak yang menuduh dan
pihak tertuduh, untuk sampai pada keputusan hukum.
Perbedaan antara civil dengan common law bukan hanya pada masalah
kodifikasi hukum (dimana civil mempunyai kodifikasi, sedangkan
common law didasarkan pada kasus-kasus hukum sebelumnya), tetapi juga
pada pendekatan terhadap hukum. Pada civil law, perundangan dipandang
sebagai sumber utama hukum. Pengadilan mendasarkan keputusannya
pada perundangan tersebut. Pada common law, kasus-kasus merupakan
sumber utama hukum, sementara perundangan hanya sebagai pelengkap.
1. Risiko Kematian
Kematian itu sendiri merupakan sesuatu yang pasti. Tetapi timing dari kematian
merupakan sesuatu yang tidak pasti. Lebih spesifik lagi, manusia menghadapi
eksposur kematian sebelum waktunya (premature death) Ketidakpastian
Risiko kematian.
Kematian Awal
1. Kematian sebelum waktunya
2. Kapan?
3. Sebelum mencapai usia pengharapan hidup
4. Usia pengharapan hidup bervariasi, mulai dari 68 tahun (Indonesia), sampai
75 tahun (Amerika Serikat)
1. Risiko kesehatan
Morbidity Rates
Morbidity rate merupakan banyaknya penduduk (jumlah kasus) yang
menderita sakit tertentu. Morbidity berasal dari bahasa latin morbidus,
yang artinya adalah sakit, atau tidak sehat. Morbidity rate bisa
dibandingkan dengan mortality rate. Sama seperti mortality rate,
morbidity rate dihitung berdasarkan data historis.
Angka Statistik:
1. Sekitar 26% dari pengemudi pernah terlibat daalam kecelakaan
mobil selama lima tahun sebelumnya
2. Ada sekitar 17.419 kematian karena kecelakaan pada tahun 2002
yang disebabkan oleh alcohol
3. Lebih dari setengah kematian yang dilaporlkan, 59% diantaranya
tidak memakai sabuk pengaman
4. Kematian karena kecelakaan mobil terbalik (rollover crashes)
mencapai 82%
Penyebab Kecelakaan
1. Faktor manusia: Pengemudi seringkali melakukan perbuatan yang
bisa mendorong kecelakaan. Kebanyakan kecelakaan kendaraan
sebenarnya bisa dihindari, jika orang lebih berhati-hati. Berikut ini
menyajikan persentase aktivitas yang menyebabkan kecelakaan
kendaraan.
2. Faktor Teknis: Faktor teknis diakibatkan karena kelemahan mobil
atau kendaraan yang bisa menyebabkan atau mendorong
kecelakaan. Sebagai contoh, ban yang kehilangan gesekan ketika
terjadi pengereman mendekati setengah gravitasi, bisa menyebabkan
mobil tidak berhenti pada saatnya. Sistem api yang kurang aman
bisa meningkatkan risiko kebakaran atau kecelakaan mobil. Dari
tahun ke tahun, fasilitas pengamanan kendaraan cenderung semakin
membaik, meskipun angka kematian karena kecelakaan kendaraan
masih dirasakan tinggi.
3. Kecelakaan Kerja
2.2.3 RISIKO PERUBAHAN SUKU BUNGA, RISIKO PASAR DAN RISIKO KREDIT
A. Risiko Pasar
Risiko pasar muncul karena harga pasar bergerak dalam arah yang merugikan
organisasi. Misal, suatu perusahaan mempunyai portofolio sekuritas saham
yang dibeli dengan harga Rp1 milyar. Misalkan harga saham tersebut jatuh,
sehingga nilai pasar saham tersebut turun menjadi Rp800 juta. Perusahaan
tersebut mengalami kerugian karena nilai portofolio sahamnya turun sebesar
Rp200 juta. Kerugian tersebut disebabkan karena harga saham bergerak ke
arah yang kurang menguntungkan (dalam hal ini turun).
Metodologi VAR
1. Metode historis menggunakan data historis (data masa lalu) untuk
menghitung VAR.
2. Metode analitis menggunakan model tertentu untuk mengestimasi
VAR.
3. VAR Monte-Carlo menggunakan simulasi untuk perhitungan VAR-
nya.
B. Risiko Kredit
1. D e b i t u r t i d a k d a p a t m e l u n a s i u t a n g n y a
2. Adanya kemungkinan pinjaman yang diberikan oleh bank atau
obligasi yang dibeli oleh bank tidak dibayar
3. Terjadinya gagal bayar dari semua kewajiban antara bank dengan
pihak lain, misalnya kegagalan dalam membayar kontrak derivatif.
Risiko kredit terjadi jika counterparty (pihak lain dalam transaksi bisnis kita)
tidak bisa memenuhi kewajibannya (wanprestasi). Bab ini membicarakan tenik-
tenik pengukuran risiko kredit. Pembicaraan dimulai dengan pengukuran risiko
kredit secara kualitatif. Diskusi kemudian diteruskan dengan membahas tehnik
pengukuran kuantitatif, dan tehnik pengukuran risiko kredit kuantitatif yang baru
seperti creditmetrics, RAROC, dan lainnya. Penilaian Kualitatif Kerangka 3R dan
5C
Penilaian Kuantitatif
1. Rating Perusahaan. Model rating perusahaan, kegunaannya untuk merating
risiko perusahaan dari obligai yang dikeluarkan perusahaan
2. Model Skoring Kredit. Model scoring kredit pada dasarnya ingin melihat
risiko kredit (potensi kegagalan bayar) berdasarkan skor tertentu yang
dihasilkan melalui model tertentu. Bagian berikut ini membicarakan
beberapa model scoring, yaitu model diskriminan, model probabilitas
linear, dan model probabilitas logit.
3. RAROC (Risk Adjusted Return on Capital). Ide dari RAROC adalah
membandingkan tingkat keuntungan dengan modal yang berisiko (modal
yang akan terkena dampak jika debitur mengalami gagal bayar).
Pembanding tersebut bukannya total dana yang digunakan untuk mendanai
pinjaman tertentu (sebagaimana lazim digunakan untuk pengukuran
kinerja yang konvensional).
4. Mortality Rate Formula untuk RAROC bisa dituliskan sebagai berikut ini.
Pendekatan Simulasi
1. Kerugian yang diharapkan adalah hasil perkalian antara probabilitas
(frekuensi) dengan severity.
2. Kita bisa melakukan simulasi dengan menggunakan kerangka tersebut.
3. Misalkan setelah kita mengevaluasi frekuensi munculnya kejadian yang
merugikan, kita menyimpulkan bahwa distribusi Poisson bisa menjelaskan
frekuensi munculnya kejadian yang merugikan, dengan nilai yang diharapkan
adalah 5 kali terjadinya peristiwa tersebut setiap bulannya.
4. Periode yang kita evaluasi adalah bulanan (dengan demikian rata-rata ada 5
kali kerugian setiap bulannya). Kita juga melakukan evaluasi untuk severity
kerugian, dan menyimpulkan bahwa distribusi normal bisa menjelaskan
severity kerugian di masa lalu. Misalkan kerugian rata-rata per-peristiwa
kerugian adalah Rp15 juta dengan standar deviasi Rp2 juta. Biasanya
distribusi lognormal yang biasa digunakan untuk menggambarkan severity
kerugian
Langkah-langkah Simulasi
1. Menghasilkan angka random untuk frekuensi munculnya kerugian dengan
menggunakan distribusi Poisson dengan nilai yang diharapkan adalah 5 (lihat
tabel 2 dimuka).
2. Menghasilkan angka random untuk severity kerugian dengan menggunakan
distribusi normal.
3. Mengalikan frekuensi dengan severity untuk menghasilkan total kerugian
yang diharapkan pada periode tertentu (bulanan dalam hal ini).
4. Mengulangi langkah 1 sampai dengan 3 beberapa kali (misal 100 kali, atau
1.000 kali).
BAB III
KESIMPULAN
Resiko adalah suatu kemungkinan terjadinya penyimpangan dari harapan yang dapat
menimbulkan kerugian. Sedangkan manajemen resiko adalah usaha yang secara rasional
ditujukan untuk mengurangi kemungkinanterjadinya kerugian dari resiko yang dihadapi.
Jenis-jenis resiko yang dibahas dalam makalah ini yakni resiko property, gugatan, kredit,
pasar, likuiditas, operasional. Resiko property merupakan resiko yang mungkin terjadi atas
harta benda. Resiko gugatan merupakan resiko terhadap gugatan antara hak dan kewajiban.
Resiko kredit merupakan resiko yang berkaitan dengan kemungkinan kegagalan debitur
untuk melunasi utang. Resiko pasar muncul akibat adanya harga pasar yang bergerak yang
merugikan. Resiko likuiditas timbul ketika suatu transaksi tidak dapat dilaksanakan pada
harga pasar. Resiko operasional timbul akibat tindakan manusia.
DAFTAR PUSTAKA
1. https://www.trusvation.com/pengertian-tujuan-dan-jenis-jenis-manajemen-resiko-
dalam-bisnis/
2. http://repository.sb.ipb.ac.id/1070/5/18e-05-herdianto-bab1pendahuluan.pdf
3. https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-risiko.html