Anda di halaman 1dari 4

MATERI INVENTORY MANAGEMENT

Pengertian

Itislah persediaan (inventori) adalah suatu istilah umum yang menunjukkan segala sesuatu atau
sumber daya – sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan
permintaan.

Sitem persediaan adalah serangkaian kebijaksanaan yang memonitor tingkat persediaan dan
mementukan tingkat persediaan yang harus di jaga, kapan persediaan harus di isi, dan berapa
besar pesanan yang harus dilakukan.

B. Jenis – Jenis Persediaan

1. Prsediaan bahan mentah (Raw materials)

yaitu; persediaan barang – barang berwujud seperti baja, kayu da komponen – komponen lainnya
yang di gunakan dalam proses produksi.

2. Persediaan komponen – komponen rakitan (pruchased parts/ components)

yaitu; persediaan barang – barang yang terdiri perusahaan lain, dimana secara langsung dapat
dirakit menjadi suatu prodak.

3. Persediaan bahan pembantu atau penolong (supplies)

yaitu; persediaan barang-barang yang diperlukan dalam proses produksi, tetapi tidak merupakan
bagian atau komponen barang jadi.

4. Persediaan barang dalam proses (work in process)

yaitu; persediaan barang-barang yang merupakan keluaran dari tiap-tiap bagian dalam proses
produksi atau yang telah diolah menjadi suatu bentuk, tetapi masih perlu diproses lebih lanjut
menjadi barang jadi.

5. Persediaan barang jadi (finished goods)

yaitu; persediaan barang-barang yang telah selesai diproses atau di olah dalam pabrik dan siap
untuk dijual atau di kirim kepada langganan.
PENGERTIAN KEDUA

2.1 Manajemen Persediaan

2.1.1 Pengertian Persediaan

Persediaan merupakan unsur yang paling aktif dalam operasi perusahaan dagang dan perusahaan
industry serta perusahaan jasa. Tanpa adanya persediaan, para pengusaha akan dihadapkan pada
keadaan bahwa perusahaannya pada suatu waktu tidak dapat memenuhi keinginan para
pelanggannya sehingga kontinuitas perusahaan dapat teranggu karena sumber utama pendapatan
perusahaan berasal dari penjualan persediaan. Ini berarti perusahaan akan kehilangan
kesempatan untuk memperoleh keuntungan yang seterusnya didapatkan.

Istilah persediaan memberikan pengertian yang berbeda-beda tetapi pada dasarnya maksud dan
tujuannya adalah sama. Menurut C. Rolln Niwwonger, Philip E. Fess dan Carl S. Wareen :
“istilah persediaan (inventories) merupakan barang dagangan yang disimpan untuk dijual dalam
operasi perusahaan dan merupakan barang yang terdapat dalam proses produksi atau yang
disimpan untuk tujuan itu”.

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam buku Standar Akuntansi Keuangan :

1. Tersedia untuk dijual (dalam kegiatan operasi normal)

2. Dalam proses produksi (dalam kegiatan usaha normal)

3. Dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supllies) untuk digunakan proses produksi atau
pemberian jasa

Persediaan mempunyai arti dan peranan yang penting dalam suatu perusahaan. Persediaan
barang dagangan yang secara terus menerus dibeli dan dijual yang merupakan salah satu unsur
yang paling aktif dalam operasi perusahaan, baik itu perusahaan dagang maupun perusahaan
industry. Penjualan barang dagangan merupakan sumber utama penghasilan bagi perusahaan,
karena sebagian besar sumber perusahaan tertanam dalam
2.1. Perencanaan dan Pengendalian Persediaan Perencanaan dan pengendalian produksi dan
persediaan (PPIC) merupakan bagian yang berpartisipasi dalam peramalan permintaan,
perencanaan kapasitas keseluruhan organisasi, penentuan berapa banyak persediaan bahan dan
komponen-komponen yang harus ada dan kapan mendapatkannya, dan bila komponen tersebut
diproduksi sendiri, bertanggung jawab atas kapan dibuat dan pada mesin-mesin mana sehingga
master production schedules atau jadwal perakitan akhir dipenuhi untuk memuaskan permintaan
organisasi (Handoko, 1993). PPIC pada industri apa pun pada dasarnya memiliki fungsi yang
sama. Fungsi atau aktivitas-aktivitas yang ditangani oleh Departemen PPIC secara umum adalah
sebagai berikut : 1. Mengelola pesanan dari pelanggan. 2. Meramalkan permintaan masa depan
agar skenario pruduksi dapat mengantisipasi fluktuasi permintaan. 3. Mengelola persediaan
berupa tindakan transaksi persediaan, kebijakan persediaan pengaman, kebijakan kuantitas
pesanan, kebijakan frekuensi dan periode pemesanan, dan mengoptimalkan biaya yang terkait
didalamnya. 4. Menyusun rencana agregat, penyesuaian permintaan dengan kapasitas. 5.
Membuat Jadwal Induk Produksi (JIP) mengenai apa dan berapa unit yang harus diproduksi pada
suatu periode tertentu. 6. Merencanakan kebutuhan seperti komponen, sub assembly, dan bahan
penunjang untuk penyelesaian produk. 7. Melakukan penjadwalan pada mesin atau fasilitas
produksi. 8. Monitoring dan pelaporan pembebanan kerja dibanding kapasitas produksi. 9.
Evaluasi skenario pembebanan dan kapasitas. Perencanaan dan pengendalian persediaan yang
merupakan sub dari Departemen PPIC, terlihat jelas pada poin ke tiga dari fungsi fungsi di atas
bahwa perencanaan dan pengendalian persediaan memiliki aktivitas aktivitas utama untuk
mengelola persediaan, baik berupa tindakan transaksi yang berkenaan langsung dengan
persediaan, kebijakan tentang tingkat persediaan pengaman, kebijakan kuantitas pesanan,
kebijakan frekuensi dan periode pemesanan serta kebijakan pengelolaan persediaan untuk
mengoptimalkan biaya yang terkait didalamnya. Fungsi - fungsi tersebut berlaku secara umum,
namun terkadang suatu perusahaan hanya memiliki beberapa fungsi saja, tergantung sistem
perencanaan dan pengendalian produksi dan persediaan yang digunakan perusahaan Definisi
Peramalan Permintaan Menurut Assauri (2004), peramalan merupakan seni dan ilmu dalam
memprediksikan kejadian yang akan dihadapi pada masa yang akan datang. Selain itu Assauri
juga mendefinisikan peramalan sebagai upaya penggunaan data atau informasi untuk
menentukan kejadian di masa yang akan datang, dalam bentuk perkiraan atau perhitungan dari
data historis masa lalu dan informasi lainnya untuk penentuan terlebih dahulu atau prakiraan.
Peramalan akan permintaan produk dan jasa diwaktu mendatang dan bagian-bagiannya ini sangat
penting sebagai dasar dalam perencanaan dan pengawasan produksi dan persediaan Manfaat
Peramalan Permintaan Peramalan digunakan sebagai dasar untuk menentukan kebijakan
pengendalian dari sistem persediaan, membuat perencanaan produksi, pembebanan mesin,
peralatan, bahan, serta untuk menentukan tingkat tenaga kerja selama periode produksi (Baroto,
2002). Informasi tentang permalan permintaan akan sangat berguna bagi kegiatan operasional
perusahaan, yaitu dalam tiga hal. Pertama dalam perencanaan atau perancangan sistem, kedua
dalam hal penjadwalan sistem dan yang ketiga yaitu pengendalian sistem, termasuk didalamnya
pengendalian
Istilah persediaan ( Inventory ) adalah suatu istilah umum yang menunjukkan segala sesuatu atau
sumber daya – sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan
permintaan. Permintaan akan sumber daya mungkin internal ataupun eksternal. Ini meliputi
persediaan bahan mentah, barang dalam proses, barang jadi atau produk akhir, bahan pembantu
atau pelengkap, dan komponen lain yang menjadi keluaran produk perusahaan (Handoko, 1997,
hal: 333).

Sedangkan menurut Herjanto (1999, hal: 219) Persediaan adalah bahan atau barang yang
disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi
atau perakitan, untuk dijual kembali, dan untuk suku cadang dari suatu peralatan atau mesin.
Persediaan dapat berupa bahan mentah, bahan pembantu, barang dalam proses, barang jadi,
ataupun suku cadang.

Setiap perusahaan perlu mengadakan persediaan untuk menjamin kelangsungan hidup usahanya.
Untuk mengadakan persediaan, dibutuhkan sejumlah uang yang diinvestasikan dalam persediaan
tersebut. Oleh karena itu, setiap perusahaan haruslah dapat mempertahankan suatu jumlah
persediaan optimum yang dapat menjamin kebutuhan bagi kelancaran kegiatan perusahaan
dalam jumlah dan mutu yang tepat dengan biaya yang serendah-rendahnya. Untuk mengatur
tersedianya suatu tingkat persediaan yang optimum, maka diperlukan suatu sistem pengawasan
persediaan. Tujuan dari pengawasan persediaan ini adalah (Assauri, 1998):

a. Menjaga jangan sampai kehabisan persediaan yang mengakibatkan terhentinya kegiatan


produksi.

b. Menjaga agar pembentukan persediaan tidak terlalu besar atau berlebih, sehingga biaya yang
timbul oleh persediaan tidak terlalu besar.

c. Menjaga agar pembelian secara kecil-kecilan dapat dihindari karena mengakibatkan


meningkatnya biaya pemesanan.

Anda mungkin juga menyukai