(RISIKO PERUSAHAAN)
KELAS 2 MALAM 1
2018-2019
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................iii
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat, karunia
terutama kesempatan yang diberikan-Nya. Shalawat dan salam senantiasa terpanjatkan
kepada Nabi kita Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari alam kegelapan
menuju dunia yang terang benderang, sampai dengan saat ini.
Tidak banyak kata yang dapat diutarakan penulis, mengingat manusia adalah
tempatnya salah, oleh sebab itu kami sadar bahwa makalah ini memiliki kekurangan
dan kelebihan. Sehingga kritik dan saran dari pembaca sangat di harapkan.
Penulis
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
manajemen risiko menjadi trend utama baik dalam perbincangan, praktik,
maupun pelatihan kerja. Hal ini secara konkret menunjukkan pentingnya
manajemen risiko dalam bisnis pada masa kini.
2
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui bagaimana pengelolaan risiko perusahaan
2. Untuk mengerahui risiko apa saja yang terjadi di perusahaan
3. Untuk memahami lebih jelas tentang cara penyelesaian terhadap risiko
4. Untuk menambah wawasan pengetahuan tentang risiko perusahaan
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
yang kurang matang terkait modal usaha, bakat dan keterampilan yang tidak
sesuai atau dipaksakan (tidak cocok dengan passion), kurang
berpengalaman atau masih dalam tahap coba-coba, tidak memahami
bagaimana cara memasarkan produk yang baik dan benar, serta tidak yakin
dan tidak bersemangat dalam berbisnis, maka dari itu tidak akan memiliki
etos kerja yang tinggi.
5
pihak tertentu seperti bencana alam, kebijakan pemerintah dan lain
sebagainya.
5. Risiko Individu (Individual Risk)
Risiko individu adalah berbagai macam kemungkinan yang terjadi di
kehidupan sehari-hari yang dapat mempengaruhi kapasitas finansial
seseorang, harta kekayaanya maupun risiko tanggung-jawab. Individual
risk dapat dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu personal risk,
property risk dan liability risk. Dalam personal risk sering kali dikaitkan
dengan pengaruh suatu hal atau kemungkinan-kemungkinan yang
secara langsung akan berdampak pada individu tertentu, seperti
finansial seseorang. Contoh risiko pribadi adalah cacat fisik, kehilangan
pekerjaan, meninggal dunia dan lain sebagainya.
6. Risiko Harta (property risk)
Risiko yang terjadi pada suatu perusahaan karena kerugian pada harta
milik perusahaan misalnya risikokebakaran, gempa bumi atau kerugian
karena dicuri orang atau rusak karena suatu sebab.
7. Risiko Tanggung-Gugat (liability risk)
Merupakan risiko tanggung-jawab yang harus kita berikan kepada
pihak lain. Dengan kata lain, risiko ini untuk menanggung kerugian
orang lain akibat ulah atau hal yang kita sebabkan. Misalnya, dalam
peristiwa kecelakaan, ketika Anda menabrak orang lain maka ini
disebut dengan risiko tanggung-gugat (liability risk).
6
2. Property Risk (Risiko Terhadap Harta), adalah risiko yang terjadi pada
suatu perusahaan karena kerugian pada harta milik perusahaan,
misalnya risiko kebakaran, gempa bumi atau kerugian karena di curi
orang atau rusak karena suatu sebab.
3. Reliability Risk (Risiko Tanggungjawab), adalah risiko kemungkinan
akan diderita seseorang karena harus bertanggung jawab terhadap
kerugian yang dialami oleh orang lain, contohnya kerugian yang terjadi
disebabkan kelalaian seseorang dalam mengemudi mobil.
Dari ketiga jenis risiko di atas, dari sudut bisnis maka yang lebih banyak
menarik perhatian manajer adalah risiko terhadap harta.
7
Bagan Proses Penanganan Risiko
Pada umumnya ada tujuh cara bagi perusahaan dalam menangani risiko,
yaitu:
8
mungkin diminimalisir. Misalnya, sistem alarm pendeteksi kebakaran,
kebakaran tetap dapat terjadi namun risiko kerugian dapat dikurangi
dengan sistem ini.
3. Risk Retention (Menahan Risiko), Menerima artinya hanya bisa
merelakan kerugian tersebut terjadi. Sikap ini tentunya diambil jika
tidak ada cara lain untuk menghadapinya. Contohnya jika salah
menghitung uang atau salah mengirim barang tentunya kerugian mau
tidak mau harus diterima. Perlu diingat pula jika dampak kerugiannya
terlalu besar maka lebih baik menghindari daripada menerimanya.
4. Risk Sharing (Membagi Risiko), adalah salah satu menangani risiko
dengan membagi atau memikul kerugian itu selain kepada perusahaan
sendiri juga memikulkannya sebagian kepada pihak lain. Misalnya
seorang pengusaha akan mendirikan sebuah bengkel mobil namun
karena belum dapat mengantisipasi masa depan, apakah akan beruntung
atau merugi,maka dia mengajak pihak lain untuk bekerja sama
mendirikan dan melaksanakan perbengkelan tersebut yang berarti risiko
yang akan dihadapinya akan ditanggung bersama-sama dengan pihak
lain itu.
5. Risk Transfer (Mengalihkan Risiko), adalah dengan mengasuransikan
pelaksanaan sesuatu proyek kepada suatu perusahaan asuransi. Dengan
demikian kerugian yang mungkin timbul dalam pelaksanaan proyek
tersebut menjadi beban dari perusahaan asuransi. Pengalihan risiko
banyak dilakukan melalui kerjasama dengan pihak asuransi , baik
karena keyakinan kerugian, kebakaran, kerusakan, pencurian,
perampokan dan lain sebagainya.
6. Risk Hedging (Membendung Risiko), adalah cara menangani risiko
dengan mengadakan persetujuan antara dua pihak dalam suatu transaksi
dengan mana risiko diganti oleh kedua belah pihak. Misalnya seorang
pembeli barang-barang hasil bumi, antara dia dengan penjual telah
sepakat bahwa harga hasil bumi tersebut telah ditetapkan per/kg selama
jangka waktu tiga bulan walaupun harga akan naik. Contoh lain importir
bersepakat dengan eksportir bahwa harga ditetapkan terlebih dahulu
9
selama jangka waktu tertentu, misalnya dalam tiga bulan sehingga
berapa banyak pun barang yang diimpor rale of exchange tetap sama,
walaupun terjadi gonjang-ganjing harga valuta asing di pasar.
7. Self Insurance (Menyelenggarakan Asuransi Sendiri), bersedia
menerima risiko atas biaya sendiri. Misalnya sebuah perusahaan taxi
yang memiliki 100 taxi dapat mengadakan self insurance terhadap
semua taxi yang dimilikinya. Kalau setiap tahun menurut pengalaman
dari 100 taxi rata-rata 5 taxi akan hancur karena kecelakaan, maka untuk
mengganti kelima taxi tersebut disediakan dana dari masing-masing taxi
sehingga pada akhir tahun telah tersedia dana untuk membeli 5 taxi.
10
3. Kebakaran, dapat terjadi karena disangaja manusia atau karena
konsleting listrik dapat menimbulkan kerugian dan menghancurkan
aktiva lancar maupun aktiva tetap.
4. Pencurian, merupakan kejahatan dan kecurangan yang terjadi
disebabkan karena moral manusia yang tidak baik, sengaja ingin
merugikan manusia lain, demi kepentingan diri sendiri.
5. Polusi, telah banyak merugikan perusahaan karena dapat
mempengaruhi proses produksi, kesehatan pegawai, dan menimbulkan
berbagai masalah lain. Polusi udara yang ditimbulkan oleh asap pabrik,
telah mengakibatkan pemberian ganti rugi kepada masyarakat sekitar,
demikian pula terjadinya polusi air, karena perusahaan tidak
menyiapkan pencegahan limbah sering menimbulkan konflik antara
perusahaan harus memberi ganti rugi kepada masyarakat.
6. Kualitas barang yang dihasilkan sangat berpengaruh terhadap
pemasaran, betapa gencar pun promosi namun kalau kualitas barang
jauh di bawah standar pasti akan menurunkan total penjualan barang.
Demikian pula pemasaran barang melalui para penyalur, akan
menimbulkan keluhan bila barang yang disalurkan tidak sesuai dengan
kebutuhan konsumen, baik kualitas maupun karena kerusakan barang
selama pengangkutan.
7. Investasi, seorang manajer keuangan yang kurang tepat
menginvestasikan dananya pada proyek ataupun dalam pembelian
berbagai jenis aktiva tetap, seperti tanah, mesin-mesin, bangunan atau
mobil, akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Dalam
manajemen keuangan risiko proyek dibedakan menjadi tiga macam
risiko, yaitu:
Stand Alone Risk (Risiko Berdikari)
Within Firm Risk (Risiko di dalam Perusahaan) dan
Market or Beta Risk (Risiko Pasar atau Beta).
8. Valas atau valuta asing sebagai salah satu jenis barang dagangan
dewasa ini, pada masa belum stabilnya kurs valas, dapat menimbulkan
11
kerugian besar bilamana para investor valas tidak dapat mengantisipasi
naik turunnya harga valas di pasar internasional.
2.5 Asuransi
1. Pengertian asuransi
Sering dikatakan bahwa asuransi adalah sebuah peralatan masyarakat
untuk membebani sekelompok masyarakat dari suatu jenis risiko
tertentu. Encylopedia International menyebutkan asuransi (insurance)
sebagai a social device for the pooling of risk. Jadi dengan asuransi,
risiko yang dihadapi individu, ditransfer kepada suatu kelompok di
masyarakat. Pada umumnya tujuan dari setiap asuransi ialah bahwa
risiko yang akan dihadapi oleh individu (suatu perusahaan) ditransfer
kepada suatu kelompok masyarakat, sehingga individu (perusahaan)
tersebut merasa aman terhadap kemungkinan timbulnya suatu risiko
besar.
2. Faedah Asuransi
Risiko yang diasuransikan, jelas dapat mengurangi risiko bahkan dapat
meniadakan risiko tersebut. Pada hakekatnya, secara umum asuransi
dapat memberi faedah dalam hal-hal sebagai berikut:
a. Perusahaan berada dalam keadaan aman karena dapat terhindar dari
kerugian besar walaupun membayar biaya (premi) kecil.
b. Efisiensi perusahaan dapat ditingkatkan karena risiko (kerugian)
dapat dikurangi atau ditiadakan.
c. Penarikan biaya berupa premi oleh perusahaan asuransi dilakukan
sekecil mungkin .
d. Sertifikat asuransi dapat digunakan perusahaan sebagai dasar
permintaan kredit kepada pihak ketiga.
e. Asuransi merupakan suatu alat mengadakan tabungan (saving).
f. Asuransi dapat dianggap sebagai suatu sumber pendapatan (earning
power)
12
3. Persayaratan-persyaratan
Tidak semua risiko dapat diasuransikan. Risiko yang diasuransikan
perusahaan kepada perusahaan asuransi harus memenuhi persyaratan-
persyaratan sebagai berikut:
a. Kerugian potensial harus dapat diprediksi.
b. Risiko dapat secara akurat diukur.
c. Premi yang pantas dilihat dari pemegang polls, maupun menurut
perusahaan asuransi.
d. Risiko harus tidak menimbulkan kerugian luar biasa yang tidak
dapat dikontrol seperti peperangan, penjaraha massa atau serangan
nuklir.
e. Risiko harus tidak bertentangan dengan kepentingan umum.
Misalnya kerugian ditilang tidak boleh diasuransikan sebab
kerugian timbul akibat adanya peraturan yang dilanggar misalnya
tidak membawa STNK (Surat Tanda Nomer Kendaraan), SIM
(Surat Izin Mengemudi).
4. Jenis-jenis asuransi
Dalam praktek, terdapat berbagai jenis asuransi, namun dari segi bisnis,
tidak semua asuransi dapat digunakan perusahaan sebagai tempat
transfer risiko. Adapun jenis asuransi yang dapat dimanfaatkan
perusahaan dalam usaha memindahkan suatu jenis risiko adalah sebagai
berikut:
a. Fire Insurance
b. Burglary, Thef and Robbery Insurance
c. Automobile Insurance
d. Worker’s Compensation Insurance
e. Health Insurence
f. Marine Insurance
g. Credit Insurance
h. Aviation Insurance
i. Export Insurance
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Risiko berhubungan dengan ketidakpastian ini terjadi oleh karena
kurang atau tidak tersedianya cukup informasi tentang apa yang akan
terjadi. Sesuatu yang tidak pasti (uncertain) dapat berakibat menguntungkan
atau merugikan. Istilah risiko memiliki beberapa definisi. Resiko dikaitkan
dengan kemungkinan kejadian, atau keadaan yang dapat mengancam
pencapaian tujuan dan sasaran organisasi.
Secara sederhana pengertian manajemen Risiko adalah pelaksanaan
fungsi-fungsi manajemen dalam menanggulangi Risiko, terutama Risiko
yang dihadapi oleh organisasi/perusahaan, keluarga dan masyarakat.
sehingga mencakup kegiatan merencanakan, mengorganisir, menyusun,
memimpin/mengkoordinir dan mengawasi program penanggulangan
Resiko
14
DAFTAR PUSTAKA
https://www.cermati.com/artikel/jenis-dan-macam-macam-risiko-
asuransi-yang-wajib-diketahui
Vaughan, Emmet. Fundamental of Risk and Insurance. 2nd, John
Willey, 1978
Manullang, M, Drs.,(2013),Pengantar Bisnis, PT Indeks, Jakarta.
iii