Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

JENIS DAN RISIKO AGRIBISNIS

MATA KULIAH : MANAJEMEN RISIKO AGRIBISNIS

MODUL : JENIS DAN RISIKO AGRIBISNIS

DOSEN PENGAMPUH : RAHMAYATI HM., SE, M.Si

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 4

MITRA SARI BULAN

AULIA RISKA

MEGE’VIRAWATI

LISNAWATI

ANDI ADE ARYA SYAHARUDDIN

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS PERIKANAN


POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PANGKEP
TAHUN PELAJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan Makalah
tentang “Manajemen Resiko dalam Agribisnis” ini sesuai dengan rencana. Kami
sangat berharap Makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai Manajemen Resiko dalam Agribisnis.

Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam Makalah ini terdapat


kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan Makalah yang telah kami buat di masa yang
akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun. Semoga Makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya Makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami mohon kritik dan
saran yang membangun dari Anda semua demi perbaikan makalah ini di waktu yang
akan datang.

Mandalle, 20 Agustus 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I ...................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 2
1.3 Tujuan ............................................................................................................ 2
BAB II .................................................................................................................... 3
2.1 Pengertian Manajemen Risiko....................................................................... 3
2.2 Macam-macam Manajemen Risiko ............................................................... 3
2.3 Tahap-tahap manajemen Risiko .................................................................... 5
2.4 Faktor Penyebab Risiko ............................................................................................ 5
2.5 Teknik Mengurangi Risko ............................................................................. 6
2.6 Contoh Kasus Risiko Agribisnis ................................................................... 6
BAB III ................................................................................................................... 9
3.1 Kesimpulan .................................................................................................... 9
3.2 Saran .............................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar kata “Resiko”


dan sudah biasa dipakai dalam percakapan sehari-hari oleh kebanyakan
orang. Resiko merupakan bagian dari kehidupan kerja individual maupun
organisasi.

Berbagai macam resiko, seperti resiko kebakaran, tertabrak


kendaraan lain dijalan, resiko terkena banjir di musim hujan dan sebagainya,
dapat menyebabkan kita menanggung kerugian jika resiko-resiko tersebut
antisipasi dari awal. Resiko dikaitkan dengan kemungkinan kejadian atau
keadaan yang dapat mengancam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi.
Sebagaimana kita pahami dan sepakati bersama bahwa tujuan perusahaan
adalah membangun dan memperluas keuntungan kompetitif organisasi.

Resiko berhubungan dengan ketidak pastian ini terjadi karena


kurang atau cukup informasi tentang apa yang akan terjadi. Sesuatu yang
tidakpasti (uncertain) dapat berakibat menguntungkan atau merugikan.
Menurut Wideman, ketidakpastian yang menimbulkan kemungkinan
menguntungkan dikenal dengan istilah peluang (opportunity), sedangkan
ketidakpastian yang menimbulkan akibat yang merugikan disebut dengan
istilah resiko (risk). Dalam beberapa tahun terakhir, manajemen resiko
menjadi trend utama baik dalam perbincangan, praktik, maupun pelatihan
kerja. Hal ini secara konkret menunjukkan pentingnya manajemen resiko
dalam bisnis pada masa kini.

Secara umum resiko dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang


dihadapi seseorang atau perusahaan di mana terdapat kemungkinan yang
merugikan. Bagaimana jika kemungkinan yang dihadapi dapat memberikan
keuntungan yang sangat besar, dan walaupun mengalami kerugian sangat
kecil sekali. Misalnya membeli lotere. Jika beruntung maka akan
mendapat hadiah yang sangat besar, tetapi jika tidak beruntung uang yang
digunakan membeli lotere relatif kecil. Apakah ini juga tergolong resiko
Jawabannya adalah hal ini juga tergolong resiko. Selama mengalami
kerugian walau sekecil apapun hal itu dianggap resiko.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Jelaskan Pengertian Manajemen Risiko?

2. Apa saja macam-macam Manajemen Risiko?

3. Apa saja Tahap-tahap Manajemen Risiko?

4. Apa Faktor yang mempengaruhi penyebab risiko?

5. Sebutkan Teknik mengurangi Risiko?

6. Contoh Kasus Risiko Agribisnis?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian Manajemen Risiko.


2. Untuk mengetahui dan memahami macam-macam Manajemen Risiko.
3. Untuk mengetahui Tahap-tahap Manajemen Risiko.
4. Untuk mengetahui dan memahami Faktor yang mempengaruhi penyebab
Risiko.
5. Untuk mengetahui dan memahami Teknik mengurangi Risiko.
6. Untuk mengetahui dan memahami apa ccontoh Kasus dalam Risiko
Agribisnis

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Manajemen Risiko

Manajemen resiko adalah suatu pendekatan terstruktur atau


metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan
ancaman; suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk: penilaian resiko,
pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi resiko dengan
menggunakan pemberdayaan dan pengelolaan sumber daya. Strategi yang
dapat diambil antaralain adalah memindahkan resiko kepada pihak lain,
menghindari resiko, mengurangi efek negatif resiko, dan menampung
sebagian atau semua konsekuensi resiko tertentu.

Manajemen resiko tradisional terfokus pada resiko- resiko yang


timbul oleh penyebab fisik atau legal (seperti bencana alam atau kebakaran,
kematian, dan tuntutan hukum). Menurut Vibiznews.com, manajemen
resiko adalah suatu proses mengidentifikasi, mengukur resiko, serta
membentuk strategi untuk mengelolanya melalui sumber daya yang tersedia.
Strategi yang dapat digunakan antara lain mentransfer resiko pada pihak lain,
menghindari resiko, mengurangi efek buruk dari resiko dan menerima
sebagian maupun seluruh konsekuensi dari resiko tertentu.

Sasaran dari pelaksanaan manajemen resiko adalah untuk


mengurangi resiko yang berbeda-beda yang berkaitan dengan bidang yang
telah dipilih pada tingkat yang dapat diterima oleh masyarakat. Hal ini dapat
berupa berbagai jenis ancaman yang disebabkan oleh lingkungan, teknologi,
manusia, organisasi, dan politik. Di sisi lain, pelaksanaan manajemenresiko
melibatkan segala cara yang tersedia bagi manusia, khususnya entitas
manajemenresiko (manusia, staff, organisasi).

2.2 Macam-macam Manajemen Risiko


Macam-macam manajemen risiko dalam agribisnis dikelompokkan menjadi
3 kelompok, yaitu:
1. Risiko berdasarkan sifatnyaa).
Risiko Spekulatif Risiko spekulatif adalah suatu keadaan yang
dihadapi perusahaan yang dapat memberikan keuntungan dan juga dapat
memberikan kerugian. Resiko spekulatif kadang-kadang dikenal pula
dengan istilah risiko bisnis (business risk). Seseorang yang
menginvestasikan dananya disuatu tempat menghadapi dua
kemungkinan. Kemungkinan pertama investasinya menguntungkan atau

3
malah investasinya merugikan. Risiko yang dihadapi seperti adalah
risiko spekulatif. Risiko spekulatif adalah suatu keadaan yang dihadapi
yang dapat memberikan keuntungan dan juga dapat menimbulkan
kerugian. Jenis risiko spekulatif adalah risiko yang sengaja ditimbulkan
oleh yang bersangkutan, agar terjadinya ketidakpastian memberikan
peluang keuntungan kepadanya. Umumnya tidak bisa diasuransikan.
Risiko murni (pure risk) adalah sesuatu yang hanya dapat berakibat
merugikan atau tidak terjadi apa-apa dan tidak mungkin menguntungkan.
Salah satu contohnya adalah kebakaran, apabila perusahaan mengalami
kebakaran, maka perusahaan tersebut akan mengalami kerugian.
Kemungkinan yang lain adalah tidak terjadi kebakaran. Dengan
demikian kebakaran hanya menimbulkan kerugian, bukan menimbulkan
keuntungan, kecuali ada kesengajaan untuk membakar dengan maksud-
maksud tertentu. Salah satu cara menghindari risiko murni adalah
dengan asuransi. Dengan demikian besarnya kerugian dapat
diminimalkan. Itu sebabnya risiko murni dapat dikenal dengan istilah
risiko yang dapat diansuransikan (insurable risk).
2. Risiko berdasarkan dapat tidaknya dialihkan
a. Risiko yang dapat dialihkan Risiko yang dapat dialihkan yaitu risiko
yang dapat dipertanggungkan sebagai obyek yang terkena risiko
kepada perusahaan asuransi dengan membayar sejumlah premi.
Dengan demikian kerugian tersebut menjadi tanggungan (beban)
perusahaan asuransi.
b. Risiko yang tidak dapat dialihkan, Risiko yang tidak dapat dialihkan
yaitu semua risiko yang termasuk dalam risiko spekulatif yang tidak
dapat dipertanggungkan pada perusahaan asuransi.
3. Risiko berdasarkan asal timbulnya
a. Risiko Internal Risiko Internal yaitu risiko yang berasal dari dalam
perusahaan itu sendiri. Misalnya risiko kerusakan peralatan kerja
pada proyek karena kesalahan operasi, risiko kecelakaan kerja,
risiko mismanagement, dan sebagainya.
b. Risiko Eksternal Risiko Eksternal yaitu risiko yang berasal dari luar
perusahaan atau lingkungan luar perusahaan. Misalnya risiko
pencurian, penipuan, fluktuasi harga, perubahan politik, dan
sebagainya.

4
2.3 Tahap-tahap Manajemen Risiko

Risiko dalam Manajemen Risiko yang berhubungan dengan ketidakpastian


ini terjadi oleh karena kurang atau tidak tersedianya cukup informasi
tentang apa yang akan terjadi.Adapun tahap-tahapnya yaitu:

o Mengidentifikasi terlebih dahulu risiko-risiko yang mungkin akan


dialami oleh perusahaan
o Mengevaluasi atas masing-masing risiko ditinjau dari severity (nilai
risiko) danfrekuensinya
o Mengendalikan risiko, secara fisik (risiko dihilangkan, risiko
diminimalisir) dan ataupun secara finansial (risiko ditahan, risiko
ditransfer)
o Menghilangkan risiko berarti menghapuskan semua kemungkinan
terjadinya kerugian, misalnya dalam mengendarai mobil di musim hujan,
kecepatan kendaraan dibatasi maksimum 60 km/jam
o Meminimalisasi risiko dilakukan dengan upaya-upaya untuk
meminimumkan kerugian, misalnya dalam produksi, peluang terjadinya
produk gagal dapat dikurangi dengan pengawasan mutu (quality control)
o Menahan sendiri risiko berarti menanggung keseluruhan atau sebagian
dari risiko, misalnya dengan cara membentuk cadangan dalam
perusahaan untuk menghadapi kerugian yang bakal terjadi (retensi
sendiri)
o Pengalihan/transfer risiko dapat dilakukan dengan memindahkan
kerugian atau risiko yang mungkin terjadi kepada pihak lain, misalnya
perusahaan asuransi.

2.4 Faktor Penyebab Risiko

Dua faktor penyebab resiko adalah bencana (perils) dan bahaya


(hazards). Banjir, tanah longsor, gempa, gelombang laut tinggi merupakan
contoh-contoh bencana yang secara langsung dapat menimbulkan kerugian.
Sementara bahaya terbagi atas beberapa jenis :

1. Bahaya fisik (physical hazard) misalnya berhubungan dengan fasilitas


bangunan suatu perusahaan,
2. Bahaya moral (moral hazard) misalnya sikap ketidak jujuran atau
ketidak disiplinan.
3. Bahaya morale (morale hazard) misalnya sikap yang tidak hati-hati
ataupun kurangnya perhatian dari pihak-pihak terkait dalam suatu
perusahaan.

5
4. Bahaya karena hukum atau peraturan (legal hazard) misalnya akibat
mengabaikan undang-undang atau peraturan yang telah ditetapkan.

2.5 Teknik Mengurangi Risiko


Cara Mengurangi Resiko Gagal Saat Memulai Usaha
a. Cari Tau Resiko Yang Mungkin Di Hadapi Usaha Kamu.
b. Lakukan Riset Pada Usaha Kamu.
c. Buat Daftar Resiko Sesuai Dampaknya.
d. Pertimbangkan Ulang Resiko Dengan Kesempatan.
e. Jangan mudah menyerah.
f. Cari informasi tentang prospek bisnis yang kita jalani.
g. Cerdas Melihat Peluang.
2.6 Contoh kasus resiko Agribisnis (Dalam Rantai Pasok Tebu)
Risiko dalam rantai pasok berkaitan dengan atribut atau indikator-
indikator yang menyebabkan atau memberi dampak pada ketidakstabilan
kinerja industri gula, baik menyangkut mulai dari produksi, produktivitas,
kualitas, harga, ketidakpastian, serta penurunan kinerja rantai pasok. Risiko
pertama adalah struktur (Saluran) rantai pasok tebu di PTPN X dari tingkat
petani sampai pada tingkat konsumen memiliki saluran yang cukup panjang.
Struktur rantai pasok tebu di PTPN X dari tingkat petani sampai pada tingkat
konsumen melibatkan beberapa lembaga/saluran tata niaga. Rantai pasok
tebu dari hulu hingga hilir melibatkan produsen (petani dan pabrik gula),
Selain itu, jika dibandingkan dengan agribisnis tebu-gula di luar negeri,
menganggap bahwa dengan sistem bagi hasil antara petani dan pabrik gula
yang selama ini terjadi di Indonesia, yaitu 70:30, di mana 70 persen hasil
produksi milik petani, sisanya 30 persen milik pabrik gula, maka sistem ini
menjadi pola rantai pasok yang tidak efisien karena petani tebu menguasai
rantai pasok tebu dari hulu hingga hilir dalam satu struktur manajemen. Jika
dibandingkan dengan pabrik gula yang ada di Luar Jawa, dengan saluran
rantai pasok dalam struktur manajemen yang terpadu, hasilnya jauh lebih
efisien, sebab ada integrasi manajemen dari hilir sampai hulu (Wibowo,
2007).
Risiko yang ditimbulkan antara lain :
1. Faktor risiko hama penyakit tanaman menurut petani dan pabrik gula
merupakan kategori risiko sangat rendah, karena tebu merupakan salah
satu tanaman pangan dengan risiko terserang hama penyakit tanaman
yang relatif rendah, sehingga petani tebu tidak terlalu merisaukan risiko
ini karena sedikit memberikan pengaruh terhadap produksi dan kualitas
tebu, sebaliknya pabrik gula menganggap hama penyakit tanaman tebu
berpotensi sangat rendah dalam pemenuhan pasok tebu.

6
2. Selanjutnya, Faktor risiko harga bibit bagi petani dan pabrik gula
dianggap kategori menengah. Petani tebu cenderung enggan untuk
menggunakan varietas baru tanaman tebu yang telah dikembangkan dan
disarankan oleh pabrik gula. Hal ini menyebabkan ketidakefisienan
rantai pasok tebu ditingkat petani, sebab pemilihan varietas berkaitan
dengan penataan varietas. Untuk selalu dapat memenuhi kapasitas giling
pabrik gula, maka pabrik perlu melakukan penataan varietas dengan
pola kemasakan tebu berdasarkan varietas masak awal, masak tengah
dan masak akhir (mencerminkan puncak rendemen). Tetapi Petani tebu
cenderung memilih varietas masak akhir (Bulu lawang) untuk
dibudidayakan (57 persen)
3. Faktor risiko kualitas produk (gula), risiko produksi dan harga produk
(gula). Kualitas produk termasuk risiko tinggi bagi petani maupun
pabrik gula. Kinerja petani tercermin dari kualitas tebu (rendemen) yang
diperoleh. Sedangkan kinerja pabrik tercermin dari efisiensi teknis
pabrik. Sebagian besar petani memasok tebu dengan tingkat rendemen
yang rendah (7 persen), jauh di bawah indikator Standar Pengelolaan
Terunggul (SPT)yaitu rendemen 12 persen. Pasokan tebu yang masuk
ke Pabrik Gula sebesar 60 persen adalah mutu C, artinya tebu yang
diterima kotor dengan ciri visual ada daduk, pucuk, tanah, akar, sogolan,
tebu mati, batang kecil, bengkok, ruas pendek, dicacah agak wayu,
tercampur tebu mati. Sehingga kriteria-kriteria tebu yang harus manis,
bersih, segar (MBS) tidak terpenuhi. Kondisi ini disebabkan oleh
penanganan pascapanen yang kurang baik serta manajemen tebang muat
angkut yang tidak efisien.

Upaya Meningkatkan Kinerja Rantai Pasok Tebu

Upaya-Upaya penanggulangan risiko yang dapat dilakukan untuk


meningkatkan kinerja rantai pasok tebu di PTPN X adalah pertama,
Peningkatan Manajemen Usaha Tani petani (on-farm). Upaya ini
dimaksudkan untuk meningkatkan produktivitas gula dan efisiensi usaha
tani. Aspek-aspek yang perlu dibenahi mencakup pengelolaan kebun secara
keseluruhan seperti optimalisasi budidaya, manajemen tebang angkut,
perencanaan pembibitan mulai dari penyediaan bibit bermutu dan sosialisasi
kepada petani, konsistensi konsolidasi areal, dan penggunaan Sistem
Informasi Geografi (SIG).
Kedua, mekanisasi Tenaga tebang angkut. Mekanisasi tenaga tebang angkut
bertujuan agar tebu tidak terlambat digiling, sehingga potensi rendemen
tinggi terjaga. Usaha pertanian yang bersifat musiman, menjadi tantangan
terbesar dalam menerapkan mekanisasi tenaga tebang angkut sebagai jasa

7
mekanisasi yang harus mendapatkan jasa (uang) terus menerus.
Ketiga, diperlukannya kebijakan integrasi manajemen industri gula.
Integrasi dapat dilakukan melalui upaya kelembagaan seperti petani
bersama-sama pabrik gula menanam tebu sehingga ketidak efisienan dapat
dikurangi; selain itu budidaya petani dengan lahan hamparan dapat lebih
ditingkatkan. Selama ini lahan petani berpetak-petak tidak terlalu besar,
sangat menyulitkan untuk memasukkan teknologi. Petani dapat lebih efisien
jika ada upaya-upaya manajemen petani untuk meningkatkan lahan
sehamparan sehingga dapat menjadi running system pengelolaan bersama-
sama.
Dengan peningkatan lahan sehamparan maka memudahkan teknologi untuk
dapat masuk. Penggunaan teknologi menjadikan kegiatan budidaya lebih
efisien, karena dengan skala lebih luas, pastinya manajemen dan
penggunaan teknologi dapat lebih baik. Perlu dicermati bersama, bahwa inti
manajemen rantai pasok merupakan hubungan beberapa pelakupelaku
dalam rantai agribisnis sampai pada menajemen yang efisien dan produktif,
baik melalui kelembagaan yang terpisah ataupun diintegrasikan.

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Resiko adalah kemungkinan kejadian atau keadaan yang dapat mengancam


pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. Sedangkan Manajemen Risiko yaitu
upaya-upaya dalam bentuk aturan maupun tindakan yang ditujukan untuk
mengoptimalkan (meminimalisir) risiko atas suatu portfolio sesuai dengan
Kebijakan Investasi masing-masingdana kelolaan. Penerapan sistem
manajemen risiko mengacu pada peraturan serta ketentuanyang tertuang dalam
kebijakan perusahaan. Manajemen risiko dan pengendalian internal memiliki
kesamaan materi dan komponen, dan saling terkait satu dengan lainnya.
Manajemen risiko yang ada perlu dievaluasi keandalannya. Sementara itu,
aktifitas pengendalian akan menjadi optimal dengan menggunakan pendekatan
risiko.

3.2 Saran

Demikian makalah yang kami buat, kami menyadari masih banyak


kekurangan dalam tulisan maupun dari referensi yang diperlukan, untuk itu
kami harap kritik dan saran yang bisa membangun demi kesempurnaan makalah
ini semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semuanya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Adrian Pratama, Makalah Manajemen Resiko Dalam Agribisnis di akses pada


Maret 19, 2020 https://id.scribd.com/document/452274188/makalah-
manajemen-resiko-dalam-agribisnis-docx

Kakdesi, makalah MANAJEMEN RESIKO AGRIBISNIS yappas, diakses March


30, 2021 pada https://kakdesi.blogspot.com/2021/03/makalah-manajemen-
resiko-agribisnis_30.html?m=1

IS Magfiroh, Manajemen Resiko Rantai pasok tebu (study kasus di PTPN X)


diakses pada 2019

https://www.jurnalpangan.com/index.php/pangan/article/download/432/378

10

Anda mungkin juga menyukai