Anda di halaman 1dari 34

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb.

Alhamdulillah kami panjatkan puji syukur kepada Allah SWT. karena


telah memberikan rahmat serta hidayat-Nya sehingga kami tim penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik yang berjudul. “Manajemen Resiko”.
Makalah ini disusun untuk menyelesaikan tugas dalam mata pembelajaran
Kemandirian dan Kewirausahaan.Tim Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan,
bimbingan, serta dukungan dari berbagai pihak, penyelesaian makalah ini tidak
mungkin dapat terwujud. Tim Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan, karena keterbatasan ilmu dan kendala-kendala lain yang
terjadi selama pengerjaan makalah ini.
Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun mengenai makalah ini
diharapkan olehtim penulis. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat dan dapat
digunakan bagi para pembaca.
Wassalamu’alaikum wr.wb.

Kediri, 8 Maret 2018

Tim Penyusun

1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... 1


KATA PENGANTAR ....................................................................................... 2
DAFTAR ISI ...................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 3
1.2 Perumusan Masalah ............................................................................. 3
1.3 Tujuan Penulisan .................................................................................. 3
BAB II ISI PEMBAHASAN
2.1 Definisi manajemen risiko ................................................................... 4
2.2 Tujuan manajemen resiko .....................................................................5
2.3 Merumuskan solusi masalah ................................................................ 5
2.4 Apa itu masalah. ................................................................................... 6
2.5 Identifikasi masalah.. ......................................................................... 14
2.6 Mencari dan menentukan alternatif pemecahan masalah ................... 15
2.7 Kegagalan karena takut risiko dan menghindari masalah....................18
2.8 Klarisifikasi orang dalam menghadapi risiko......................................19
2.9 Klarisifikasi risiko................................................................................20
2.10 Pandangan orang tentang risiko.........................................................21
2.11 Faktor penyebab timbulnya risiko......................................................23
2.12 Cara mengidentifikasi risiko..............................................................23
2.13 Mengatasi dan memperkecil risiko....................................................24
2.14 Prosedur menganalisa risiko usaha....................................................25
2.15 Latar belakang sebuah keputusan.......................................................30
2.16 Proses pengambilan keputusan..........................................................30
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan..........................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................34

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Resiko dikaitkan dengan kemungkinan kejadian atau keadaan yang dapat
mengancam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. Sebagaimana kita pahami
dan sepakati bersama bahwa tujuan perusahaan adalah membangun dan
memperluas keuntungan kompetitif organisasi. Resiko berhubungan dengan
ketidakpastian ini terjadi karena kurang atau tidak tersedianya cukup informasi
tentang apa yang akan terjadi. Sesuatu yang tidak pasti (uncertain) dapat
berakibat menguntungkan atau merugikan. kemungkinan menguntungkan dikenal
dengan istilah peluang (opportunity), sedangkan ketidakpastian yang
menimbulkan akibat yang merugikan disebut dengan istilah resiko (risk).
Dalam makalah ini akan dijelaskan tentang definisi dari manajemen risiko
serta tujuan dari manajemen risiko itu sendiri.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi manajemen risiko?
2. Apakah tujuan dari manajemen risiko?
3. Mencari dan menentukan alternatif pemecahan masalah?
4. Mengambil risiko usaha?
5. Klarifikasi risiko?
6. Jenis jenis risiko dalam usaha?

3
7. Faktor penyebab timbulnya risiko?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui definisi manajemen risiko
2. Mengtahui tujuan dari manajemen risiko
3. Mengetahui Mencari dan menentukan alternatif pemecahan masalah
4. Mengetahui Mengambil risiko usaha
5. Mengetahui Klarifikasi risiko
6. Mengetahui Jenis jenis risiko dalam usaha
7. Mengetahui Faktor penyebab timbulnya risiko

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi manajemen risiko


Manajemen risiko adalah usaha yang secara rasional ditujukan untuk mengurangi
kemungkinan terjadinya kerugian dari resiko yang dihadapi. Risiko tidak cukup
dihindari, tapi harus dihadapi dengan cara-cara memperkecil kemungkinan
terjadinya suatu kerugian (Kasidi, 2010:4).
Manajemen risiko adalah kemampuan seorang manajer untuk menata
kemungkinan variabilitas pendapatan dengan menekan sekecil mungkin tingkat
kerugian yang diakibatkan oleh keputusan yang diambil dalam menggarap situasi
yang tidak pasti (Iban Sofyan, 2005:2).
Manajemen risiko adalah suatu metode logis dan sistematik dalam identifikasi,
kuantifikasi, menentukan sikap, menetapkan solusi, serta melakukan monitor dan
pelaporan risiko yang berlangsung pada setiap aktivitas atau proses (Ferry N.
Idroes, 2008:5)
Manajemen risiko adalah suatu bidang ilmu yang membahas tentang bagaimana
suatu organisasi menerapkan ukuran dalam memetakan berbagai permasalahan
yang ada dengan menempatkan berbagai pendekatan manajemen secara
komprehensif dan sistematis (Irham Fahmi, 2010:2)
Manajemen resiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam
mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman; suatu rangkaian

4
aktivitas manusia termasuk: Penilaian risiko, pengembangan strategi untuk
mengelolanya dan mitigasi risiko dengan menggunakan
pemberdayaan/pengelolaan sumberdaya. Strategi yang dapat diambil antara lain
adalah memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi
efek negatif risiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko
tertentu. Manajemen risiko tradisional terfokus pada risiko-risiko yang timbul
oleh penyebab fisik atau legal (seperti bencana alam atau kebakaran, kematian,
serta tuntutan hukum. Manajemen risiko keuangan, di sisi lain, terfokus pada
risiko yang dapat dikelola dengan menggunakan instrumen-instrumen keuangan
(Herman Darmawi, 1992:172).
Manajemen Resiko didefinisikan sebagai proses identifikasi, pengukuran,
dan kontrol keuangan dari sebuah resiko yang mengancam aset dan penghasilan
dari sebuah perusahaan atau proyek yang dapat menimbulkan kerusakan atau
kerugian pada perusahaan tersebut (Smith,1990).

2.2 Tujuan Manajemen risiko


Tujuan yang ingin dicapai dalam mempelajari konsep manajemen resiiko antara
lain sebagai berikut.
- Untuk meningkatkan kapabilitas kepemimpinan seorang manajer
perusahaan
- Untuk menumbuhkan sifat dinamis dan progresif seorang manajer
perusahaan
- Untuk mengurangi sebanyak mungkin pengambilan keputusan yang
didasari atas intuisi dan perasaan seorang manajer
- Untuk meningkatkan ketrampilan penggunaan alat analisis manajemen
risiko dalam proses pembuatan keputusan seorang manajer perusahaan
2.3 Merumuskan Solusi Masalah
Tidak ada hidup yang benar-benar bebas dari masalah dan tidak ada orang yang
sukses baik di sekolah (berprestasi), bekerja, ataupun berwirausaha yang tidak
menemui atau menghadapi masalah. Seperti yang dikatakan oleh pendiri
perusahaan otomatif terkenal didunia, Soichiro Honda bahwa, “ Di antara
kesuksesan seseotang terdapat 99% kegagalan yang ia temui dan 1%-nya adalah

5
kesuksesannya”. Berarti masalah adalah bentuk awal dari 2 hal yang bisa berujung
pada hasil yang berbeda, yaitu yang satu berujung pada kegagalan atau berhenti
mencoba dan yang lainnya adalah berujung pada kesuksesan. Namun itu pun tidak
berhenti pada satu buah ujung perjalan saja, yaitu kesuksesan tetapi kita secara
kontinyu harus mendaki menuju puncak kesuksesan dalam hidup yang diawali
dari kesuksesan bekerja atau berwirausaha dan kemudian kesuksesan-kesuksesan
lainnya. Jadi ,tidak ada kesuksesan dan kebahagiaan yang didalamnya tidak ada
masalah-masalah yang harus diselesaikannya. Mari kita ulas apa itu masalah.
Mengapa kita harus melewati masalah agar bisa suksek dan bukan
menghindarinya?
2.4 Apa Itu Masalah
Masalah itu bisa berupa bebrapa bentuk,cara munculnya, dan jenisnya. Tetapi
yang pasti bila kita ingin sukses menjadi wirausahawan, kita harus melewati
masalah demi masalah karena kesuksesan itu berada di belakangnya atau
bersembunyi di dalam masalah itu sendiri.
Berarti cara pandang kita terhadap masalah adalah kunci sukses karir hidup
seseorang. Bentuk dan rupa dari masalah yang sering kita hadapi dalam kehidupan
sehari-hari adalah sebagai berikut :
1. Berupa soal-soal materi dari mata pelajaran yang harus dijawab.
2. Tugas dari guru atau atasan Anda yang harus diselesaikan.
3. Kesulitan dalam kehidupan sehari-hari.
4. Hambatan atau hal-hal yang merintangi suatu proses pekerjaan dan kita
tidak bisa menghindarinya.
5. Cbaan yang datang dalam kehidupan kita atau disaat mau menempuh ujian
di sekolah.
6. Tantangan yang bisa berupa cobaan yang harus kita lewati atau bukan
cobaan tetapi harus kita atasi agar bisa meraih posisi yang lebh baik lagi.
Dalam konteks itu, masalah berarti bentuk lain dari sebuah peluang
bilakita berfikir bahwa itu tantangan. Tetapi masalah bisa berupa kesulitan dan
hambatan yang harus kita hindari untuk mencari jalan keluar lainnya, namun
pada akhirnya kita tidak mendapatkan sebuah pelajaran dari masalah yang kita
hadapi. Jika kita ingin sukses, makatidak ada jalan yang terbaik dan lebih baik

6
selain kita menghadapi masalah dan menyelesaikannya. Tujuan hidup itu
adalah kebahagiaan dan kesuksesan yang selalu ditemani dengan beribu-ribu
masalah dan semua itu tergantung dari orang memandang masalah, karena
akan berpengaruh pada sukses dan gagalnya seseorang. Menurut Djarwanto
(1989), masalah bisa dipahami sebagai :
1. Suatu hambatan atau kendala dalam pencapaian tujuan.
2. Suatu keadaan yang membuat ragu-ragu, bingung, cemas untuk
memutuskannya.
3. Kesenjangan antara suatu yang diinginkan dengan kenyataan.
4. Tindakan penyimpangan dari norma atau aturan yang berlaku.
5. Kesulitan yang menggerakkan orang untuk memecahkannya.

TIPS
MENGENAL CIRI-CIRI MASALAH
1. Suatu hal yang penting tetapi belum bisa dapat terselesaikan
2. Suatu hambatan yang menghadang penyelesaian suatu
pekerjaan berupa persoalan.
3. Penyimpangan hasil dari perencanaan aktual.
4. Keadaan realistis yang tidak bisa dihindari untuk tanggapi.
5. Sebuah pekerjaan yang diberikan kepada seseorang di mana
ia belum mempunyai pengetahuan dan informasi yang cukup
untuk menyelesaikannya.

Cara Pandang Orang Terhadap Masalah


Pernahkah anda dihadapkan pada sebuah masalah? Apa yang membedakan
antara orang yang berprestasi dan orang yang tidak berpretasi? Mengapa orang
bisa sukses sebagai wirausahawan namun tidak sedikit pula orang yang
mengalami kegagalan meraih kesuksesan dalam berwirausaha? Bahkan tidak
sedikit juga yang mundur untuk tidak memutuskan menjadi wirausahawan? Atau
tidak mau tahu tentang kewirausahaan?semua itu berawal dari cara pandang orang
dalam melihat masalah?
Masalah itu bisa berubah bentuk bila kita menggunakan cara pandang yang
tidak tepat. Mari kita lihat berbagai cara pandang orang dalam melihat masalah.
Masalah itu bisa berupa soal yang memiliki satu jawaban yang benar, tetapi dalam
hal ini masalah bukan seperti itu. Masalah dalam hal ini adalah orang belum
mengetahui sebelumnya dan belum tahu jawabanya yang pasti.

7
Masalah dan peluang itu seperti dua sisi mata uang. Semua tergantung dari
sisi mana anda melihatnya. Bila anda melihat dari sisi masalah maka yang
diperoleh adalah frustasi dan stres. Namun jika anda melihat sebaliknya, dari sisi
peluang maka anda akan mempunyai gairah dan semangat untuk
menyelesaikannya sesegera mungkin karena ada dua manfaat (nilai) dari sebuah
masalah.
Ada 2 cara pandang seseorang terhadap masalah dan berujung pada
persepsi yang berbeda yang berakhir pada jalan berbeda pula. Orang bijak
berkata :

“Hidup adalah sebuah pilian


Dan sukses adalah akumulasi dari pilihan
Yang tepat.
Bila anda melihat masalah dalam cara
Pandang yang berbeda, maka anda akan
Menemui sesuatu yang berbeda!
Jadi hati-hati menentukan pilihan jalan anda
Dan gunakan cara pandang orang sukses
Bila anda ingin sukses”
-Ir. Hendra

Dua cara pandang orang terhadap masalah adalah sebagai berikut :

1. Cara pandang orang yang pesimis


Orang pesimis selalu memandang masalah dari sisi yang berbeda dan ciri-
cirinya adalah sebagai berikut :
a. Selalu menghindari risiko.
b. Kenyamanan sebagai faktor penting untuk menjadi dasar pengambilan
keputusan dalam menyelesaikannya.
c. Berfikir ‘negatif’ terhadap masalah sebagai kesulitan; jadi tidak ingin
diselesaikan atau dilewati.
d. Rasa takutnya lebih besar dari pada berpikir tentang kemampuannya.
e. Masalah itu beban.
f. Malas untuk mencoba.
Oleh karena itu orang yang bertipe ‘pesimis’ dalam melihat gelas yang
berisi setengah air akan berpendapat bahwa air itu cukupuntuk diminum. Tetapi
bagi orang bertipe ‘opimis’ akan berfikir sebaliknya, bahwa air dalam gelas itu
belum cukup baginya.
Oleh tipe ‘pesimis’ akan sulit berhasil baik itu berkenaan dengan prestasi
di sekolah maupun menjadi wirausahawan karena cenderung berpikiran negatif
sehingga hasilnya juga akan negatif. Tipe ‘pesimis’ juga akan sulit berubah,
berkembang, dan cenderung mencari kesalahan orang lain untuk menutupinya.

8
2. Cara pandang orang yang optimis
Telah dijelaskan sedikit diatas bahwa orang yang bertipe ‘optimis’ akan melihat
masalah dari sisi yang berbeda dan merupakan kebalikan dari orang yang bertipe
‘optimis’ sehingga jumlah orang yang optimis sangat sedikit. Lalu, apa ciri-ciri
dari orang yang optimis sehingga anda juga dapat mejadi orang yang optimis?

Anda bisa menjadi orang yang optimis dengan cara :


a. Melihat sisi lain dari sebuah masalah, yaitu tantangan dan keinginan untuk
mengatasinya.
b. Tidak melihat resiko terlebih dahulu, tetapi juga melihat sisi lainnya yaitu
nilai dan manfaat yang tekandung dalam sebuah masalah. Apakah itu
sebuah masalah atau bukan?
c. Menyukai tantangan dan menyelesaikannya masalah itu yang baginya
adalah sebagai sebuah hobi dan sesuatu yang menyenangkan.
d. Berpikir ‘positif’, karena ia berfikir bahwa apapun yang bersifat positif
akan berujung pada hal yang positif (baik).
e. Masalah adalah peluang jadi masalah itu diibaratkan sebagai sebuah
gunung di dalamnya terdapat harta karun.
f. Kemampuan ia anggap sebagai nilai lebihnya; jadi akan lebih percaya diri
dan tidak takut untuk masuk kedalam sebuah masalah.
g. Tekut, ulet, pekerja keras, dan yang pasti pantang menyerah. Kreatif dan
inovatif sebagai kunci keberhasilannya.

Berarti kunci kesuksesan untuk menjadi wirausahawan ditinjau dari


cara pandang terhadap masalah adalah sebagai berikut :
1. Berfikir positif sebagai titik awal.
2. Optimis dalam keyakinan diri bahwa ia mampu menyelesaikannya.
3. Masalah adalah sisi buruk yang tampak, dan peluang adalah sisi baik yang
muncul dari sebuah kesulitan. Jadi yang dipilihnya adalah menganggap
masalah sebagai peluang.

Namun, itu semua bersumber pada suatu faktor penting dalam menyikapi
sebuah masalah, yaitu faktor ‘rasa takut’ atau ketakutan akan gagal. Apakah itu
ketakutan? Apa itu kegagalan?

Teknik Pemecahan Masalah


Kemampuan Mengatasi Ketakutan adalah Kunci Awal Pemecahan Masalah
Salah satu penghalang orang untuk mearih kesuksesan, melangkah lebih lanjut,
mencoba,menyelesaikan tugas,mengatasi masalah, dan memutuskan untuk
berhenti adalah rasa takutnya yang terlampau besar. Ila ia mempunyai rasa takut

9
yang berlebihan, maka dampaknya akan negatif (tidak baik) dalam penyelesaian
masalah.
Kegagalan orang dalam berwirausaha adalah besar rasa takut yang mengubur
semua kemampuan kreativitas dan pengetahuannya sehingga ia enggan atau malas
untuk mencoba menjadi wirausahawan.
Teknik pemecahan masalah yang harus dilakukan pertama kali adalah
kalahkan rasa takut anda yang ternyata hanya sebuah angan-angan yang
berlebihan. Padahal dalam kenyataanya, hal itu tidak seperti yang anda
bayangkan. Contoh :
1. Dulu sewaktu kecil,kita tidak takut belajar berjalan karena kita tidak
mengenal rasa takut, yang setelah besar akhirnya bisa berjalan dengan
mempersiapkan terlebih dahulu faktor keamananya.
2. Kita melihat api lilim dan takut menyentuhnya, tetapi bila pelan-pelan jari
kita mendekatinya maka api lilin itu tidak menakutkan, bukan? Bahkan
bisa kita matikan dengan dua jari.
3. Takut gagal dalam memulai sebuah usaha atau menjadi wirausahwan. Hal
ini dikarenakan kita belum mengetahui apa yang terjadi. Coba kita
bertanya kepada seseorang, membaca buku kewirausahaan, mencoba
terlebih dahulu, ikut orang berbisnis, maka niscaya rasa takut itu bisa
hilang perlahan-lahan.
Ada banyak jenis rasa takut untuk menyelesaikan masalah dalam memulai
wirausaha, yaitu :
1. Takut malu ditertawakan oleh orang (Lho, daripada nganggur).
2. Takut rugi. Ya, berhati-hati dahulu memulai wirausaha, jangan gegabah
atau bermodal nekat.
3. Takut bangkrut atau jatuh mungkin. Hal itu karena kita lengah dan
membiarkan usaha tidak dikendalikan dengan baik serta kurang kreative
dan berinovasi. Bukankah kita juga diawali dari keadaan yang tidak punya
juga?
4. Takut kelelahan. Jika begitu jangan ingin sukses karena sukses bergantung
waktu dan kerja keras secerdas mungkin! Lelah karena kerja otot saja,
tidak dengan otak.
5. Takut stres, maka dari itu pelajari terlebih dahulu cara mengatasi masalah.
6. Takut terlihat bodoh. Ya, tetap juga harus belajar karena tidak ada
kesuksesan yang tidak dibekali oelh kemampuan belajar yang tinggi.
7. Takut mencoba. Mana ada sukses hanya karena sekali jalan saja? Coba
dan terus mencoba hingga anda sukses.
Ketakutan itu disebabkan oleh bebrapa faktor, yaitu :
1. Tidak siap karena tidak pernah mecoba.
2. Tidak tahu pa yang dikerjakannya.
3. Tidak atau belum mampu mengerjakannya.
4. Tidak mau mencoba krean tidak tahan stres atau rasa frustasi secara dini.

10
5. Tidak berani melakukanya.

Semua faktor penyebab diatas sebenarnya muncul karena kita tidak mau
mencoba lagi, bukan karena kita tidak mampu atau tidak siap. Hal yang terpeting
dalam memecahkan masalah adalah mengalahkan rasa takut anda dengan
cara :
1. Ketakutan itu hanya persepsi saja. Cobalah anda lihat detail lagi dan
uraikan masalahnya.
2. Pelajari dari segala hal sehingga ketakutan anda berkurang.
3. Ketakutan terkadang mengada-ada saja; hal ini dikarenakan pikiran kita
‘gelap’,tidak tahu harus berbua apa.
4. Masuklah kedalam rasa takut itu, maka ketakutan itu hanya wajahnya saja
yang buruk tetapi didalamnya tidak.
5. Ketakutan muncul karena tekanan mental dan psikologis anda akan
kesempurnaan. Cobalah dengan ketidak sempurnaan dan biarkan anda
mengenali masalahnya secara jelas dan jernih, kemudian uraikanlah !
6. Perisapan yang semakin baik akan membuat rasa ketakutan berkurang.
Semakin anda mengetahui keadaan yang terjadi dan hal-hal apa yang
menghambat, maka ketakutan itu menghilang dengan sendirinya.
7. Buatlah rasa takut itu sekecil mungkin atau ‘nyaris’ tiada artinya.
Misalnya kita memiliki modal Rp10 juta maka jangan pertaruhkan
semuanya untuk sebuah usaha, tetapi 10-30% sajalah. Jadi bila ada
kejadian di luar dugaan dan kita belum siap merencanakannya maka masih
ada cadangan dana untukmenutupi kerugian usaha dan kita bisa
mengambil pelajaran untuk melanjutkan kembali usaha kita.
8. Mualailah dari hal yang anda kerjakan. Ciptakan kepercyaan diri dulu baru
anda mendapatkan keberanian. Faktor ketakutan yang berlebihan yang
membuat kita tidak mau menyelesaikan masalah kita dan bahkan
cenderung menghindarinya. Inilah faktor penting dalam teknik pemecahan
masalah.

Mana yang lebih Penting dalam Memecahkan Masalah : Otak Kiri ataukah
Otak kanan Anda
Kecerdasan otak kiri sangat penting dalam menganalisa, menguraikan, dan
menghitung segala hal yang berbau numerial (angka-angka) sehingga sangat
berguna saat menghitung risiko yang akan terjadi, tetapi bila kita terus menerus
menggunakan kecerdasan otak kiri maka yang muncul adalah ketakutan dan
resiko yang besar hingga kita melihat masalah itu dihindari.
Sedangkan kecerdasan otak kanan cenderung melihat dari sisi yang berbeda
dan di luar logika. Keinginannya untuk menentang arus dan keinginannya yang
tinggi membuat ia tidak mau menyerah saat ia dihadapkan pada masalah dan terus
mencoba dengan kreativnya untuk mencari jalan keluarnya. Hal ini yang membuat

11
kecerdasan otak kanan sering memunculkan gagasan-gagasan yang orisinil,
brilian, dan tampak aneh (bagi kecerdasan otak kiri) karena diluar dari
kebiasaannya. Kecerdasan otak kanan sangat dibutuhkan untuk menemukan
sesuatu yang baru,solusi,bahkan jalan keluar untuk pengetahuan yang baru dari
masalah-masalah yang dihadapinya.
Penggabungan kedua kecerdasan itulah yang dibutuhkan oleh seseorang
wirausahawan untuk mengatasi masalah, bertahan hidup,dan meraih kesuksesan.

Pengetahuan adalah Perkakas Anda dan Kreativitas adalah Cara


Memanfaatkannya (Mengolahnya).
Saat kita belajar di sekolah,maka pensil adalah alat tulisanya. Jika diminta
menghafal hal itu, maka ketika ada sebuah pertanyaan, “Alat apa yang bisa
digunakan untuk menulis?” Jawabanya adalah arang,batu,kertas,dan air. Sudah
pasti soal dinyatakan salah karena tida ada jawaban pensil pada pilihan jawaban
tersebut. Jadi, soal itu tidak bisa dikerjakan atau salah! Apakah itu benar? Ya, itu
bagi orang yang suka menggunakan kecerdasan otak kiri karena menggunakan
satu kecerdasan saja,tetapi tidak bagi orang menggunakan kecerdasan otak kanan
karena arang juga bisa dipakai untuk menulis sekalipun diluar jangkauan di luar
dari kebiasaan, bukan?
Jadi, pengetahuan adalah perkakas yang digunakan untuk memecahkan
masalah tetapi kreative adalah cara untuk mengolah dan ‘memasak’ ilmu
pengetahuan yang anda punyai. Betapa pentingnya kreative bagi teknik
pemecahan masalah baik itu dikehidupan sehari-hari dan disaat kita bekerja atau
berwirausaha.

TIPS

Teknik memecahkan masalah :


1. Masalah itu harus dianggap raelistis atau wajar dalam kehidupan
sehari-hari.
2. Masalah itu penting untuk kesuksesan kita sehingga harus segera
diselsesaikan.
3. Masalah itu hanya wajahnya saja yang buruk tetapi manfaatnya
banyak.
4. Masalah itu berguna dan sebagai sarana kita untuk belajar dan
meningkatkan kemampuan (leverage).
5. Masalah itu menggerakan kita untuk menggunakan kreativitas dan
inovasi. Untuk itu guna otak kanan kita dalam menyelesaikannya.
6.

Membedakan antara Masalah dan Bukan Masalah, dan Pemecahan


Masalah

12
Hampir setia hari dihadapi oelh banyak masalah ,tetapi apa sebenarnya
masalh itu? Masalahnya adalah suatu persoalan yang mengandung ketidakpastian
jawaban karena persoalan itu memang belum pernah ia alami sebelumnya. Tetapi
banyak hal yang bukan bersifat masalah namun justru dapat menciptakan sebuah
ide, gagasan yang orisinil, dan pemikiran pemikiran baru yang kreatif.
Bukan masalah adlah masalah yang tidak berkaitan dengn hal-hal, tugas,
pekerjaan, atau kegiatan yang ia lakukan tetapi bisa diambil manfaat bagi dirinya
disuatu saat nanti. Seperti yang telah dijelasskan dibagian sebelumnya, masalah
dan bukan maslah sangat berguan bagi perkembangan usaha. Perbedaan antar
masalah dan bukan masalah adalah sebagai berikut:

Masalah Bukan Masalah


 Keterkaitan  Langsung  Tidak berkaitan
dengan usaha/ langsung
kegiatan dan
persoalan saat itu
 Manfaat  Ada  Belum ada (saat
itu)
 Sudah pernah  Belum  Bisa sudah dan
dialami bisa juga belum
sebelumnya? pernah dialami
 Hasrat untuk  Ada  Belum tentu ada
menyelesaikan
segera

Dari tabel diatas, kita bisa mengetahui bahwa pemecahan masalah dan pemecahan
bukan maslah sangat tergantung pada dampak dan hasratnya mengenai hasil dari
pemecahan masalah itu untuk kepentingannya.
Pemecahan masalah kreatif adalah pemecahan masalah yang belum
dipecahkan sepanjang pengetahuan orang yang menghdapi masalah tersebut tetapi
bukan sebuah pemecahan. Sedangkan penemuan baru merupakan pemecahan
masllah keratif yang digunakan oleh orang lain sabagai solisi (ada efek
pengulangan dan mafaat kegunaan solusi tersebut untuk lebih dari satu orang)
Jenis-jenis maslah dan karakteristiknya dalam sebuah usaha ada berbagai
macam, antara lain :
1. Masalah yang bersifat terkendali
maslah yang timbul karena sebuah hal akinat kesalahan faktor maniusia,
kerusakan alat, atau kejadian diluar kendali sistem tetapi masalah bisa
dilakukan.
Misalnya :
 Mobil mogo pada saat pengiriman barang karena kehabisan bahan
bakar

13
 Alat mengalami penyimpangan akurasi akibat pergeseran posisi
saat gempa terjdi.
 Terbangnya pengiriman bahan baku yang disebabkan oleh
produsen bahan baku atau pihak lain.
2. Masalah kritis
Masalah yang harus segera diselesaikan sesegera mungkin karena
mempengaruhi kelacaran kegiatan lainnya.
Misalnya :
 Mancetnya mesin produksi di karenakan listrik padam sehingga
kegiatan lainnya tertunda.
 Masalah penjualan turun atau piutang tidak tertagih yang
mengakibatkan perusahaan kesulitan dalam arus kas (cash flow)
sehingga tidak bisa membayar supplier.
3. Masalah yang bersifat tidak terkendali
Masalah yang tidak atau diluar biasanya dan bersifat tiba-tiba, tetapi kita
tidak bisa mengendalikan faktor penyebabnya sehingga yang bisa
dilakukan adalah melakukan antisipasi dan proaktif untuk meminimkan
dampak perubahannya.
Misalnya :
 Sebuah toko kelontong sudah lama berdiri,namun tiba-tiba muncul
perusahaan retail besa didekatnya. Perubahan itu diluar kendali si
pemilik toko kelontong, sehingga si pemilik hanya berusaha
mempertahankan,mengantisipasi, dan memperbaikinya.
 Saat itu sebuah produk telekomunikasi sudah lama berkembang
pesat, yaitu STARKO (alat panggil bebasis ID); tiba-tiba muncul
perkembangan teknologi GSM Mobile Phone dan STARKO lupa
mengantisipasinya yang berbuntut ditutupnya perusahaan tersebut.

2.5 Identifikasi Masalah


Hal terpenting dalam proses pemecahan masalah adalah mengidentifikasi
masalah dan mencari faktor penyebabnya, karena tanpa proses tersebut
pemecahan tidak akan membawa hasil yang optimal. Cara mengidentifikasi
masalah dan faktor penyebab adalah sebagai berikut :
1. Apakah jenis masalah itu bersifat kritis, terkendali, atau tidak terkendali?
Pelajari terlebih dahulu.
2. Pelajari apa dampak dari masalah tersebut? Berskala besar atau kecil ?
bersifat biasa atau luar biasa? Setelah itu,mulailah buat alur dan
dampaknya.
3. Telusuri masalah dari ujung akhir kemudian ke belakang hingga faktor-
faktor penyebabnya.
4. Uraikan satu persatu faktor penyebabnya dan mulailah menghubungkan
keterkaitanya dengan yang lain.

14
5. Temukan faktor-faktor penyebabnya hingga bia diselesaikan akan
berdampak bagaimana ? baik atau belum cukup baik?

Contoh :
Sebuah pabrik telah dikejutkan dengan satu masalah yaitu mesin produknya
tidak bisa beroprasi seperti biasanya. Muncul sebuah pertanyaan mengapa hal
ini itu terjadi ? setelah ditelusuri, ternyata ada oli yang menetes dari mesinya.
Apakah kita langusung memutuskan untuk mengganti ‘karet pelindung mesin’
agar olinya tidak menetes lagi? Sesederhana itukah masalahnya? Kita perlu
mengidentifikasinya.

Dari masalah di atas, ternyata ada identifikasi masalah sebagai berikut:


 Lokasi penempatan mesin tidak ada masalah
 Ditemukan karet pelindung mesin yang tidak sesuai pada spare part-
nya dengan standar kualitas yang telah ditentukan.
 SDM : operatornya baru sehingga tidak tahu bahwa spare partnya tidak
sesuai dengan standar.
 Sistem dan metode sudah sesuai dengan aturan pengoperasian.
 Mesin masih bagus tetapi pemakaiannya terlalu dipaksakan untuk
memenuhi target.
 Sumber daya tidak bermasalah.

Dari pengidentifikasian itu ditemukan sumber penyebabnya, yaitu :

 Spare part-nya tidak sesuai dengan kualitas sehingga mesin cepat panas
karena penggunaannya melebih waktu yang ditentukan sehingga
mengalami kebocoran.
 SDM yang mengoperasikan belum begitu mengetahui karakteristik mesin.

2.6 Mencari dan Menentukan Alternatif Pemecahan Masalah

Setelah kita melakukan identifikasi terhadap masalah-masalah yang terjadi


maka kita perlu menemukan faktor-faktor penyebabnya sehingga kita bisa
mencari dan menentukan alternatif pemecahan masalahnya. Ada beberapa cara
dalam mencari dan menentukan alternatif pemecahan masalah, yaitu :

1. Merumuskan masalah dengan melihat faktor penyebabnya.


2. Pengumpulan data riil dan fakta-fakta yang ada terlebih dahulu.
3. Membuat kerangka keputusan terebih dahulu beserta solusinya.
4. Mengadakan riset baik itu dalam bentuk audit (pemeriksaan) data atau
penelusuran di lapangan.

15
Kumpulan data-data yang ada perihal :

1. Kaitannya dengan aliran (flow) proses keputusan manajemen.


2. Kaitannya dengan dampak kualitas.
3. Kaitannya dengan aliran (flow) proses pekerjaan dan prosedur pekerjaan.
4. Kaitannya denga pihak lain (supplier, pelanggan, mitra, bank, pesaing, dll)
5. Kaitannya dengan alat, mesin, dan sarana yang digunakan.
6. Kaitannya dengan sumber daya manusia (karakter operator, keterampilan
pengguna standart keahlian dengan pengetahuan pekerja, kriteria
pendidikan yang disyaratkan, uraian pekerjaan)
7. Kaitannya dengan area, lokasi, lingkungan, dan tempat kerja.
8. Kaitannya dengan cuaca, iklim dan situasinya.
9. Kaitannya dengan pihak luar perusahaan [pesaing baru, perubahan pola
persaingan, perubahan peraturan baik dari pemerintah atau dunia, masalah
pajak atau ;perizinan, masalah tuntutan sosial dan dampak perusahaan
terhadap lingungan (AMDAL=Analisa Mengenai Dampak Lingkungan)]
Semua data dikumpulkan untuk dicari, diidentifikasi, ditentukan sumber
dan faktor penyebabnya serta dibuat alternatif pemecahan masalah.

Alternatif dalam Merumuskan Pemecahan Masalah


Berbagai alternatif pemecahan masalah bisa digunakan setelah identifikasi dan
faktor-faktor penyebab dari masalah sudah diketahui. Jenis-jenis alternatif
pemecahan masalah itu adalah:
1. Pemecahan masalah tunggal
a. Setelah mengidentifikasi masalah, apakah dianggap sebagai masalah
atau bukan masalah.
b. Tentukan faktor penyebabnya.
c. Analisa dampak masalah tunggal tersebut terhadap :
 Sistem dan prosedur kerja.
 Proses manajemen.
 Kualitas produk.
 Harga.
 Aspek keuangan.
 Sarana dan prasarana.
 Mesin dan peralatan.
 Dampak terhadap pihak luar (pelanggan).
d. Setelah ditentukan dampaknya, kemudian lakukan langkah keputusan
perbaikan langsung.
e. Langkah perbaikan bisa berupa:
 Surat keputusan manajemen tentang langkah perbaikan.
 Perubahan kebijakan perusahaan.
 Perubahan tata tertib.

16
 Perbaikan prosedur kerja.
 Pelatihan (training) dan pengarahan kembali dari supervisor,
manajer, atau pimpinan perusahaan.
f. Melakukan langkah perbaikan
g. Amati dampak lain dari langkah perbaikan dan lakukan langah
perbaikan ulang jika diperlukan.
h. Buatlah catatan penting dari analisa pemecahan masalah tersebut
untuk dijadikan dokumen yang suatu saat bisa digunakan.

2. Pemecahan masalah simultan tunggal (beruntun)


Hampir sama dengan cara pemecahan tunggal, namun untuk analisa
dampak dan identifikasinya lebih panjang, lebih teliti, lebih detail, dan
dilakukan secara sekuensial (berurutan) sehingga masalah bisa
diselesaikan dengan tuntas dan diawasi secara seksama.
Contoh : Masalah pengiriman barang yang terlambat, dampaknya terhadap
pelanggan dan keterlambatan penagihan serta ketidakpuasan konsumen.
3. Pemecahan masalah kompleks
Pemecahan masalah kompleks sedikit berbeda dengan masalah tunggal.
Perbedaannya ada pada :
a. Proses identifikasi dan faktor penyebabnya lebih kompleks. Untuk itu
lebih baik lagi kalau dibuat ppohon masalah (decision tree) dan faktor
penyebabnya.
b. Analisa dampaknya juga lebih banyak dan kompleks (seperti pada
contoh kerusakan mesin)
c. Poses langkah identifikasinya diteliti dan ditelaah dengan baik dan
seksama. Bila perlu dilakukan riset dan uji coba (trial) dilapangan
secara langsung dan dicatat serta ditelusuri dampak-dampaknya.
d. Proses pengambilan keputusan perlu dilibatkan dalam rapat
manajemen tingkat direksi dan manajer.
e. Lebih fokus dari simultan tunggal.
f. Lebih lama.
g. Lebih luas dampaknya.
h. Lebih besar biayanya bila terjadi kesalahan dalam pengambilan
keputusan.
i. Lebih beresiko.
Semua masalah itu pasti ada manfaatnya dan telah dibuktikan bahwa
sebagian besar penemu dunia itu awalnya bermula dari masalah dan
dari masalahlah ia bisa terkenal. Jadi jangan risau akan masalah yang
terjadi pada kita, tetapi bersikap dan berpikirlah positif untuk
menghadapinya.

Kunci Sukses Pemecahan masalah

17
Kunci sukses dalam memecahkan masalah:

1. Bersikap tenang. Tidak gegabah dalam mengambil keputusan dan tindakan


dalam memcahkan masalah.
2. Berpikir positf. Semua yang diawali dengan positif (baik) akan
menghasilkan sesuatu yang positif.
3. Berpikir detail dan berimajinasi tentang dampaknya secara global (luas)
agar bisa diketahui hal-hal yang akan terjadi diluar kendali kita.
4. Lakukan uji dan riset dilapangan bila diperlukan.
5. Berpikir kreatif dalam memecahkan masalah.
6. Berorientasi inovatif dalam mengambil langkah-langkah pemecahan
masalah untuk membuat terobosan yang kreatif sehingga masalah bisa
diubah menjadi peluang, gagasan, ide, dan keunggulan.
7. Perluas informasi, pengetahuan, dan wawasan yang berhubungan dengan
analisa masalah tersebut sebelum mengambil keputusan.
8. Usahakan bertanya kepada orang yang berpengalaman dalam bisnis atau
masalah tersebut. Gali pengetahuannya sebanyak mungkin.
9. Cari dan rekrut orang-orang yang kompeten untuk membantu dalam
proses pemecahan masalah yang anda rasa belum mampu untuk
menyelesaikannya.
10. Jangan malu bila terjadi masalah karena itu lumrah. Berbahagialah anda
yang mempunyai masalah dibanding orang yang tidak mempunyai
masalah dan belum mengalaminya. Hal ini perlu untuk membuat anda
termotivasi untuk memecahkan asalah sesegera mungkin.
11. Ingat, sebuah masalah bisa membesarkan bisnis anda dan juga bisa
menghancurkan bisnis anda. Itu semua tergantung pada cara anda dalam
memandang sebuah masalah. Jadi, jangan menyerah pada keadaan,
kondisi, dan nasib anda. Itulah kunci utamanya.
12. Percaya diri dan keyakinan diri yang kuat sebagai kunci sukses terakhir.
Untuk itu carilah bisnis yang benar-benar anda sukai dan cintai sehingga
apabila anda menghadapi sebuah masalah, itu tidak menjadi beban hidup
tetapi menjadi sebuah pekerjaan yang mengayikkan.

2.7 KEGAGALAN KARENA TAKUT RESIKO DAN MENGHINDARI


MASALAH
Orang yang menghindari masalah, berpikir bahwa sukses tanpa masalah,
takut menghadapi resiko, dan ingin segalanya lancar adalah orng yang akan
menemui kegagalan. Jadi, mengelola resiko adalah caea yang tepat.

 MENGAMBIL RESIKO USAHA


Resiko dan Ketidakpastian

18
Ketidakpastian (unexpected risk)
Ketidakpastian itu berhubungan dengan keadaan yang mempunyai
beberapa kemungkinan kejadian dan dampaknya. Untuk itu ketidakpastian
(uncertainty) sering disebut unepected risk atau resiko atas kejadian yang
tidak diduga sebelumnya. Misalnya:

1. Perubahan cuaca yang berakibat pada masaah pengiriman barang yang


sedang dikirim.
2. Resiko yang diakibatkan oleh bencana alam.
3. Resiko atas kerugian dari perubahan kurs mata uang dari negara lain
terhadap nillai mata uang Rupiah yang mengakibatkan biaya dan harga
barang menjadi naik dan harus dievaluasi.
Adapun ciri-ciri resiko dari ketidakpastian adalah :
1. Tidak bisa diduga sebelumnya.
2. Sulit direncanakan.
3. Bersifat tiba-tiba.
4. Bisa digolongkan force majeure (misalnya bencana alam)

Resiko (expected risk)


Resiko adalah keadaan yang bisa bersifat ketidakpastian dan bisa
juga bersifat kepastian yang dapat dikalkulasi secara kuantitatif.
Kuncinya adalah seberapa sempurna anda mendapatkan informasi.
Semakin sempurna anda mendapatkan informasi maka semakin
sempurna informasi yang dikumpullkan dan semakin akurat pula anda
mengetahui seberapa besar resikonya.
Yang membedakan resiko dan ketidakpastian adalah seberapa
sempurna informasi yang anda peroleh dan kunci utamanya ada pada
informasi yang anda peroleh dan anda miliki. Contoh resiko adalah :

1. Kerugian akibat hilangnya barang.


2. Dampak penurunan pendapatan karena penurunan penjualan.
3. Kemacetan mesin produksi yang berakibat pada jumlah barang
yang diproduksi.
4. Terbakarnya gudang barang yang beresiko terjadinya kerugian.

2.8 Klasifikasi Orang dalam Menghadapi Risiko


Banyak orang memandang risiko dengan tindakan yang berbeda dalam
menghadapi risiko tersebut. Jenis-jenisnya adalah sebagai berikut:

1. Risk avoider
Orang yang tidak senang menghadapi risiko dan cenderung menghindari
risiko atau disebut “risk free” atau orang yang ingin bebas dari risiko.

19
2. Risk calculator
Orang yang berani mengambil keputusan bila risiko atau dampaknya bisa
dikalkulasikan (dihitung berapa tingkat kerugiannya).
3. Risk Taker
Orang yang berani dan spekulatif dalam mengambil keputusan dengan
mengukur risiko yang akan ia tanggung secara intuitif saja, sehingga
sering disebut specuator atau gambler.
4. Risk Manager
Orang berani dan mampu mengambil keputusan dengan menghitung
terlebih dahulu tingkat risiko dan ketidakpastiannya dengan
mengendalikan intuisinya untuk keuntungan bisnis dimasa mendatang.

2.9 Klasifikasi Risiko


Secara umum , risiko bisa dikasifikasikan sebagai berikut:

1. Risiko Murni
Risiko murni adalah risiko yang mengakibatkan dua atau lebih
kemungkinan kerugian yang menguntungkan dan terjadinya risiko tersebut
dspst dicegah.

Contohnya :
a. Kerugian akibat kerusakan mesin.
b. Kerugian akibat mati listrik.
c. Kerugian risiko karena kebakaran gedung.
Risiko murni hanya bisa ditanggulangi tetapi tidak bisa mencegah
kerugiannya.

2. Risiko Spekulatif
Risiko Spekulatif adalah risiko yang mengakibatkan dua atau lebih
kemungkinan kerugian yang terjadi. Kerugian yang terjadi bisa
menguntungkan dan bisa merugikan.
Contohnya :
a. Mempunyai barang yang dijual dengan nilai Rupiah tetapi dibeli
dengan mata uang asing (misalnya, dollar America) sehingga bila nilai
kurs Dollar terhadap Rupiah mengalami kenaikan dan berdampak pada
kerugian jika anda membeli barang tersebut. Begitu pula sebaliknya.
b. Membeli mobil tanpa diasuransikan mengandung riiko spekulatif,
yaitu bila mengalami musibah maka perusahaan akan mengalami
kerugian. Namun bila tidak mengalami musibah maka perusahaan
akan mengalami penghematan atas biaya asuransi yang tidak perlu
dikeuarkan.
Berdasarkan jenis dampaknya maka risiko bisa diklasifikasikan sebagai
berikut :

20
1) Risiko sistematik
Risiko yang mempunyai dampak yang lebih kompleks dibanding risiko
murni dan risiko spekulatif karena akan berdampak pada bagian-bagian
lain.
Contoh, penurunan penjualan akan berdampak pada kerugian
tetapi apabila terjadi dalam waktu lama dan tidak dapat dihindari lagi
maka risiko ini akan berdampak multiaspek kedalam sistem perusahaan ,
yaitu aspek keuangan (cash flow, tagihan, cadangan kas, dll), aspek
produksi (penurunan tingkat produksi), aspek sumber daya manusia
(pengurangan pegawai), dan aspek-aspek lainnya.
Perbedaan dari risiko murni dan risiko sistematik ada pada
lamanya waktu terjadinya kejadian yang berdampak pada pada besarnya
risiko. Risiko sistematik lebih lama terjadinya suatu kejadian dibanding
risiko mrni.

2) Resiko spesifik
Resiko yang mempunyai dampak spesifik atau khusus dan tidak dapat
dihindaritetapi bisa diminimalkan tingkat risikonya.
Contohnya, berjualan es krim atau AC yang bisa mengalami
penurunan penjualan pada saat musim hujan. Berjualan payung atau jas
hujan akan mengalami penurunan bila musim hujan teah lewat.
Kita bisa mengurangi resiko kerugian dengan melakukan
kombinasi penjualan dari kedua usaha diatas (diversifikasi usaha).
Misalnya pada saat musim hujan berjualan payung atau jas hujan dan saat
musim panas berjualan es krim.

2.10 Pandangan Orang tentang Risiko

Risiko bagi seorang ‘Risk avoider’ adalah sumber masalah sehingga ia


menjauhkan diri dari risiko, tetapi bisakah kita meniadakan risiko ? Tidak, karena
risiko yang kita anggap ‘nol’ atau bebas (free) adalah resiko yang bagi kita tidak
dianggap atau tidak berarti. Contoh, bila seorang menabung uang dengan
sejumlah nilai tertentu dan mendapatkan bunga maka ia anggap itu adalah pilihan
untuk menanamkan uang di tempat yang tidak beresiko. Namun hal ini bukan
berarti kita tidak beresiko. Ada resiko tetapi kemungkinan rugi mungkin terlalu
kecil bila menentukan bank dengan tepat dan melihat dulu reputasi bank.

Berbeda dengan orang yang terbiasa berhubungan dengan kemungkinan-


kemungkinan kejadian yang bisa terjadi kerugian, maka keputusan untuk
menghindari risiko itu bagian dari keputusan yang harus diambilnya.

21
Kemampuan untuk mengenal risiko merupakan sebuah keunggulan dan
risiko tidak selamanya buruk karena didalam risiko terkandung keuntungan atau
manfaat sebesar risiko yang kita lihat.

 Jenis-jenis Risiko dalam Usaha

Didalam kondisi saat ini yang penuh ketidakpastian dan begitu ketatnya
persaingan usaha, tidaklah mungkin kita menghindari dari risiko atas
ketidakpastian. Untuk itu, salah satu cara yang efektif dan efisien dalam
menghadapi resiko adalah dengan mengenali jenis-jenis resiko sendiri.

Jenis-jenis resiko yang sering terjadi didalam dunia usaha dan


berwirausaha adalah :

a. Resiko Perusahaan
Resiko yang terjadi pada usaha anda yang berdampak pada kelangsungan
hidup perusahaan anda atau nillai perusahaan anda (saham).
Contoh :
- Perusahaan anda di demo oleh masyarakat untuk ditutup karena
pencemaran, sehingga okasi usaha anda dipaksa tutup oleh pemerintah
setempat.
- Peraturan Pemerintah yang baru disahkan dan berkaitan dengan
kelangsungan usaha anda, maka resiko ini di golongkan sebagai resiko
perusahaan.
b. Risiko keuangan
Resiko yang terjadi dan berdampak pada kerugian di aspek keuangan
perusahaan.
Contoh : Resiko selisih kurs ata uang. Bila produk anda membeli dengan
kurs mata uang asing maka ada resiko kerugian akibat perubahan nilai
kurs tersebut.
c. Resiko Likuiditas
Terjadi pada saat adanya masalah macetnya tagihan dari pelanggan
sehingga menyebabkan masalah dalam ketersediaan uang tunai (likuiditas)
dalam perusahaan. Hal ini berdampak pada masalah kerugian tingkat
bunga dan kesulitan dalam membayar gaji. Resiko ini seharusnya dihindari
dan sangat diperhatikan agar usaha anda tetap bertahan
d. Resiko Permodalan
Resiko yang terjadi akibat kerugian penjualan, likuiditas, dan keuangan
yang membuat modal usaha anda mengalami penurunan yang signifikan
(rugi besar). Hal ini harus segera diatasi dengan meneliti dan
mengevaluasi asal faktor penyebabnya.
e. Resiko Pasar

22
Resiko yang terjadi akibat persaingan usaha, perubahan pola persaingan,
daya hidup pelanggan, dan munculnya pesaing baru yang besar di pasar
produk anda. Dampaknya mengurangi jumlah presentase pasar dan omzet
penjualan.
f. Risiko Operasional
Risiko operasiol adalah potensi penyimpangan dari hasil yang diinginkan
atas tidak sempurnanya penerapan keputusan, perubahan sistem, SDM,
teknologi, produktivitas, inovasi, proses, dan mutu produk.
g. Risiko Lainnya
Risiko lainnya yang sering terjadi juga dalam perusahaan selain risiko
diatas adalah sebagai berikut:
a) Risiko investor
b) Risiko srategis
c) Risiko reputasi
d) Risiko merek dan pemasaran (marketing)
e) Risiko lingkungan sosial dan ekonomi

2.11 Faktor penyebab timbulnya risiko


Semua risiko itu pasti berawal dari faktor-faktor tertentu, yaitu:
1. Perubahan
a. Lingkungan dan global
b. Sosial dan ekonomi
c. Persaingan
d. Gaya hidup
e. Tren pasar
f. Teknologi
g. Budaya
h. Peraturan pemerintah, dan lain-lain
2. Kesalahan strategi dan perencanaan
3. Keputusan yang tidak tepat menimbulkan kejadian diluar rencana
4. Persiapan yang kurang matang
5. Kelengahan pribadi atau penangung jawab

2.12 Cara Mengidentifikasi Risiko


Mengidentifikasi risiko merupakan hal penting yang harus dilakukan oleh
seorang wirausahawan agar dapat meminimalisasi risiko yang terjadi. Adapun
cara-cara untuk mengidentifikasi risiko adalah sebagai berikut:
1. Metode analisa dari pengalam dan sejarah
Gunakan informasidan data yang ada untuk dianalisa tentang risiko yang
akan terjadi dikemudian hari. Misalnya:
a. Informasi mengenai keluhan pengalahan

23
b. Informasi mengenai kecacatan produk
c. Informasi mengenai ‘track record’ SDM (rekam jejak karyawan)
d. Informasi mengenai data penlanggan
e. Pertumbuhan penjualan, dan lain-lain
2. Metode pengamatan dan survey
Dengan melakukan pengamatan dan survei untuktingkat kebutuhan pasar
, maka akan di dapat sekumpulan informasi tentang hal yang kita
inginkan. Contoh:
a. Pengamatan dan survei untuk kebutuhan pasar
b. Pengamatan dan survei tentang ketidak puasan pelanggan
c. Pengamatan dan survei untuk mentukan produk baru
d. Pengamatan dan survei gaya hidup pelanggan
e. Pengamatan dan survei lokasi berdirinya pabrik dan lingkunagan
3. Metode acuan
Metode acuan akan sering digunakan dalam menentukan kelemahan,
peluang, hambatan, hambatan, dan ancaman sehingga wirausahawan
mengetahui apakah produk, strategi dan mutunya telah sesuai dengan
pasar. Acuan yang digubakan adalah acuan yang bersifat strategi, yaitu
pemimpin pasar atau produk unggulan.
4. Metode dari pasar pakar atau pendapat ahli
Kita bisa mengidentifikasi risiko dan hal-hal yang mungkin terjadi
dengan bertanya pada para ahli. Apa sekirannya yang akan terjadi dan
risiko apa yang akan ditanggun bila mengambil keputusan tertentu. Hal
ini bisa meminimalisir kerugian yang akan terjadi.
Apapun yang terjadi, risiko itu akan diminimalisir dari pengalaman anda
yang semakin banyak, pepengetahuan dan wawasan yang baik dan
berfikir kreatif serta inovatif untuk mengetahui secara dini kejadian yang
bakal dihadapi nanti. Minimnya pengentahuan dan keterampilan dapat
menghambat minimalisasi risiko karena risiko berhubungan demgan
ketidak pastian. Jadi, emakin baik pengetahuan dan ketrampilan makan
intuisinya semakin terasa dan terlatih. Berani menghadapi kegagalan dan
mengambil manfaatnya merupakan cara satu-satunya mengelola risiko
yang terjadi.

2.13 Mengatasi dan Memperkecil Risiko


Adapun risikonya, mengatasi dan memperkecil risiko menjadi salah satu faktor
sukses dalam berwirausaha. Cara mengatasi dan memperkecil risiko
adalah:
1. guna pengetahuan anda untuk mengetahui cara dini dampak yang akan
terjadi atau risikonya.
2. Pengalam adalah guru terbaik dalam memperkecil risiko.

24
3. Berpikir kreatif dan inovatif bahwa segala sesuatu pasti ada penyelesaian
(jalan keluar)
4. Asuransikan apa yang perlu diasuransikan. Missalnya, asuransi kerugian,
asuransi kecelakaan, asuransi kebakaran, asuransi jiwa, dan lain-lain
5. Kerja dan berfikir prestatif adalah faktor pendorong untuk mendapatkan
pengetahuan yang baru melalui problem and experiential based learning
(belajar dari masalah yang terjadi dan belajar dari pengalaman).
6. Keahlian menganalisa, menelaah, menilai, menguraikan sebab akibat,
dan keyakinan diri untuk mengambil risiko.
7. Mengubah keadaan yang bisa menimbulkan risiko untuk menjadi
keadaan yang lebih baik dan berisiko kecil.
8. Proaktif dan aktisipatif adalh kunci penting mengelola risiko.
2.14 Prosedur Menganalisa Risiko Usaha

selain kita mengidentifikasi, mengetaui, dan mengatasi risiko yang sekiranya


akan terjadi, maka kita perlu tahu bagaimana prosedur dalam mengatasi risiko
usaha.

Prosedur-prosedur itu adalah sebagai berikut:

1. Apa tujuan dan sasaran (visi dan misi) anda terhadap kejadian yang
mngandung risiko tersebut. Selain mengetahui tujuan dan sasaran
anda maka bisa ditarik garis lurus dari posisi sekarang denga sasaran
anda sehingga diharapkan risiko yang akan terjadi tidak begitu besar
bila sedikit penyimpangan keputusan dari anda. Halyang penting tetap
pada tujuan dan sasaran anda.
2. Coba menenliti apakah ada alternatif-alternatif lain dari risiko yang
akan terjadi buat tabel sebab akibat dan risikonya memilih langkah
dan keputusan strategis mana yang anda yang harus anda pilih dengan
risiko yang minimal.
3. Pilih,rencan, dan tentukan langkahnya. Cara alternatif baik dari yang
ada dan rancangan tindakan yang harus anda lakuakn agar
menapatkan risiko yang bisa anda tanggung saat ini.
4. Taksirlah risiko lain yang bisa muncul dari taksiran tabel sebab-akibat
kemudian anda coba lagi menaksir apakah ada risiko yang melekat di
dalamnya tetapi anda belum mengtahuan dan menyadari.
5. Kumpulkan semua informari yang bisa anda dapatkat sebagai bahan
pertimbangan.
6. Tanyakan terlebih dahulu kepada pakar atau ahli tentang hal ini
sebelum mengetahui keputusan.
7. Putuskan dan yakinlah bahwa anda telah mempunyai rencana lain
yang telah direncanakan.

25
STADY KASUS

FAKTOR & ILUSTRASI

ROHPRIHATA: KESET

ENTREPRENEURSHIP BERBASIS KOMUNITAS

“Kegundahan rohprihati menyaksikan tetangga didesanya yang terkena


pemutusan hubungan kerja(PHK) masalpda tahun 1998 berujung manis. Ia
memoteri kerajinan keset dari bahan kain limbah industri garmenyang menyerap
korban PHK di sekitar rumahnya. Kini sudah lebih dari 700 orang yang
menggeluti usaha keset ini”(Antony lee)

Pengaruh krisis ekonomi yang menghantar Indonesia pada tahun 1997 begitu
terasa di desa wonoyoso, kecamatan pringapas, kabupaten semarang jawa tengah.

Banyak perusahaan gulung tikar dan memutuskan hubungan kerja dengan


karyawanya. Akibatnya banyak orang yang merupakan tulang punggu keluarga
harus kehilanga mata pencaharian. Para orangtua bingung karena harus membeli
makan sedangkan anak-anak terpaksa putus sekoalah dan masalah keluarga terjadi
sebagai efeknya.

Kondisi lingkungan yang memprihatinkan itulah yang memencing rohprihati


berbuat sesuatu. Dia mengetahui bahwa tindakanya bukan sekedar didasari
keinginan mencari keuntungan, sebab secara ekonomi ia tidak masalah karena
usaha mebel dan kasur kapuknya yang ia rintis sejak tahun 1989 tidak mengalami
masalah.

Ibu dari dua anak itu kemudian mulai mengajak tetangganya untuk membuat
kerajianan. Keset menjandi pilihan karena komoditas yang bisa diserap oleh
seluruh lapisan masyarakat. Bahan bakunya adalah kain perca limbah indursri

26
yang juga mudah di dapat karena di sekitar pringapus terjadi industry germen.
Usaha ini juga dianggap ramah lingkungan karen memanfaatkan barang-barang
sesungguhnya sudah dianggap sebagai’sampah’industri.

Saat itu, karena belumtahu cara memuat keset, kami membeli dipasar, kami
preteli (dilepas satu per satu) supaya tauhu bagaiman cara membuatnya. Merintis
usaha itu ternyata sukar-sukar mudah. Korban hubungan pemutusan kerja (PHK)
dari industry garmen bisa cepatmenyesuaikan diri, tetepi ibu-ibu kualah akibat
belum terbiasa menjahit secara tepat dan rapi. Awalnya memproduksi tiga higga
empat keset per harinya, namun setelah marih bisa mancapai 10-15 keset
perharinya. Harga keset biasanya bervariasiyaitu Rp 1.500-Rp 3000/buah dan
harga bahan baku hanya Rp700 per keset. Maka, penghasilannya tidak terlalu
kecil (sekitar Rp 25.000 perhari)

Penggrajin diminta untukterus berinovasi dengan menciptakan bentuk keset


yang menarik, misalnya bentuk ikan, kura-kura, kupu-kupu, atau panda. Saat
sudah tidak ada lagi jalan lain untuk menutup kebutuhan keluarga, maka faktor
kepepet telah mnetimulasi orang seluruh daya upaya kemampuan agar bisa
membuat keset.

Rohprihati menggunakan relasi dan saudara-saudaranya untuk memasarkan


kesetnya. Dia menitipkan kesetnya kepad kenalan yang mau membantunaya.
Usaha itu tidak sia-sia dan mulai menunjukkan hasilnya. Tinggkat ketergantungan
bahan baku yangtinggi dengan indusrti coba diatasi dengan cari bahan baku tidak
hanya saut perusahaan saja tetapi juga dari luar pulau jawa. Meliha keberhasilan
usaha itu, maka Rohprihati membuan UD Anugerah. ( sumber: kompas, kamis, 3
desember 2009)

27
 Jenis Keputusan

Ada beberapa jenis keputusan yang sering kita lakukan dan juga biasa diambil
oleh seorang wirausahawan. Jenis-jenis keputusan itu adalah sebagai berikut:

a. Keputusan untuk mengambil solusi dalam menyelesaikan masalah


(problem solving decision)
Pengambilan keputusan yang bertujuan menyelesaikan masalah yang
baru saja terjadi agar terselesai dengan baik. Keputusan ini sering
disebut sebagai probem solving decision.
Contoh :
 Terjadinya tagihan konsumen yang tidak terbayar, untukitu
segara diambil kepurusan agar masalah tersebut bisa
terselesaikan.
 Listrik mati selam proses produksi dalm beberapa jam sehingga
segera diambil keputusan untuk menyelesaikan masalah itu.
b. Keputusan berdasarkan intuisi (intuitive decision)
Sebuah keputusan yang diambilbukan ada masalah yang terjadi tetapi
mungkin akan terjadi dikemudian hari sehingga tujuannya bersifat
personal.
Cirri-cirinya adalah:
a. Ada tujuan yang menjinatif intuitif karena ia mengambil
keputusan yang bersifat visioner.
b. Ada alasan personal dari orang yang mengambil keputusan
tersebut.
c. Bersifat antisipatif dan proatif.
d. Mengandung unsure strategic decision.
c. Keputusan kreatif (creative decision)
Bila masalah itu sering terjadi dan terus terjadi baik dalam kehidupan
sehari-hari atau dalam kegiatan bisni maka perlu diambil sebuah
keputusan yang bersifat tuntas dan kreatif yang mungkin mengandung
manfaat inovasi agar dikemudian hari tidak terjadi lagi. Keputusan jenis
ini disebut denga keputusan kreatif atau creative decision.

28
Contoh :
 Dalam sebuah pengiriman barang sering digunakan saran
angkutan umum seperti bajaj atau taxi dikarenakan belum
mempunyai kendaraan sendiri. Bila hal itu terjadi beberapa kali
dalam sebulan dan cenderung meningkat intensitasnya maka
perlu di ambil keputusan keratif yaitu membali kendaraan
sendiri yang bersifat’kredit’ atau sewa pakai (leasing) sengga
biaya yang keluar untuk mengunakan taxi atau bajaj bisa
digunakan untuk membayar biaya kredit perbualannya
walaupun masih rugi ttaip citra (image) perusahaan semakin
baik di mata pelanggan dan kemuduan order penjualan semakin
bertambah serta tingkat kepercayaan dan pelayanan semakin
tinggi.
d. Kepuasan untuk konflik (conflct decision)
Seperti setelah di urakan dalam bab sebalumnya perlu mengelola
konfik, dalam menyeledaikan konflik perlu diambi sebuah keputusan
agar tidak berujung pada pertikaian atau mengarah ke suatu yang
bersifat negatif bagi usah atau tim anda. Keputusan yang bersifat
menyelesaikan konflik disebut keputusan konflik (conflict decision)
Missal:
 Terjadiny konflik antar invidu atau antarperorangan dalam suatu
tim atau organisasi
 Konflik antar kelompok ata departeman dalam usaha anda.
 Konfli dalam persaing usaha
 Konflik dengan konsumen.
 Konflik dalam pertikaian
 Konflik antar atasan dan bawahan

Semua keputusan itu bisa bersifat intutif, kreatif, atau


menyelesaikan konflik.

Namun ada jenis keputusan yang tidak termasuk jenis diatas.

e. Keputusan yang diambil berdasarkan alasan yang strategis


(strategic decision)
Perbedaan keputusan ini dengan keputusan intutif, konflik, atau
keputusan kreatif adalah terletak pada:
a. Alasan yang kuat dalam fisi panjang.
b. Lebih strategis dari keputusan kreatif, intitif,dan kreatif karena
dampaknya lebih luas.
c. Punya risiko lebih beasar dari jenis keputusan-keputusan
lainnya.

29
d. Bersifat survival, artinya keputusan ini di buat agar bisa
bertahan dari konflik yang terjadi atau yang akan terjadi di msa
yang akan datang.
f. Tidak ada keputusan atau keputusan diam (sient decision)
Adapun tindakan dan langkah kita itu sekalipun bersifat ‘diam’ seribu
bahasa maka itu adalah sebuah keputusan yang diambil untuk sifat:
a. Menunggu apa yang terjadi
b. Melihat reaksinya
c. Tidak mau mengikuti arus atau emosi yang terjadi
d. Membiarkan itu terjadi
e. Dan sejenisnya
Untuk itu, jenis keputusan yang tidak mengambil tindakan atau
keputusan untuk diam disebut keputusan diam (silent decision)

2.15 Latar belakang sebuah keputusan


Benar sekali bahwa pasti ada alasan dan tujuanyan mengapa kita mengambi
sebuah keputusan ? berapa diantarannya adalah :

a. Diambil untuk memenuhi harapan yang selam ini di inginkan


Missal :
 Demi cita-cita
 Untuk meraih mimpi
 Untuk berubah menjadi baik lagi
 Dan lain-lain
b. Karena itu adalah pilihan yang terbaik daripada tidak mengambil
kepuusan
Missal:
 Menyelesaikan malsaha agar tidak menggagu jalannya usaha
 Menyelesaikan segera untuk melangkah ke depan.
c. Sudah mengetahui apa yang akan terjadi sebelumnya sehingga ia
merasa bahwa keputusan yang diambil tidak begitu beresiko bagi usaha
atau dirinya
d. Karena memang sudah direncanakan sebelumnya
e. Diambil agar munculsemangat baru

2.16 Proses Pengambilan Keputusan

Ternyata ada banyak faktor yang mempengaruhi proes pengambilan sebuah


keputusan sehingga proses keputusan itu terkadang membuat waktu yang
cukup lama. Faktor-faktor yang yang mempengaruhi dan tahap-tahap proses
pengambilan keputusan adalah:

30
1. Motif
Motif adalah latar belakang atau alasan mengapa keputusan itu
diambil. Faktor ini sangat penting sekali karena semua keputusan ini
dilandasi oleh faktor ini.
2. Tujuan dari keputusan (visi dan misi)
Faktor yang lebih lainnya adalah penerapan tujuan anda, mengapa
anda harus mengambil keputusan iti. Tanpa tujuan, sebuah keputusan
yang diambil akan sia-sia.
3. analisa untuk mencari penyebab masalah
proses sebalumnya adalah menganalisa maslah untuk mencari faktor
penyebab dan hal-hal yang bisa diketahui lebih jelas lagi.
4. Menganalisa risiko yang ada
Proses penting yang menyertai analisa penyebab maslah adalah
analisa risiko untuk mengetahuai faktor akibat agar kita mengetahui
apa saja yang risiko yang terjadi bila kita mengambi sebuah
keputusan. Untuk itu, perlu dibuat daftar seba-akibat dari beberapa
alternatif keputusan.
5. Mencari alternatif pemecahan masalah yang bisa diambil
Alternatif pemacahan masalah adalah soft decision atau keputusan
awal dari sebuak keputusan akhir. Untuk itu, sebelum diambil sebauah
keputusan akhirmaka sangat diperlukan beberapa alternatif dan
pemecahan masalah sebelum pengambilan keputusan.
6. Trial and research
Keputusan terkadang diambil dalam waktu singakat sekali, tetapiyang
paling anda perhitungkan adalah konsebtrasi-konsentrasi yang akan
terjadi setelah keputusan itu diambil.
7. Feedback atau input dari kejadian uji coba
Kegiatan riset dan kegiatan uju coba pasti mendapatkan pengalama,
infomasi, halpenting, dan pengetahuan yang akan diambil sebagi
umpan balik untuk diolah kembali sehingga akan dapat informasi
yang lebih akurat dalam rangka proses pengambilan keputusan akhit.
8. Untuk merumuskan maslah dan mengambil keputusan
Hasil informasi dari laporan yang berupa feedback akan digunakan
dlam membuat alternatifkeputusan atau alternatif perencanaan konflik
sebagai sebuah kesimpulan.
9. Untuk mendapatkan keputusan akhir
Setelah dapat beberapa alternatif pemecahan maslah dan alternatif
pekutusan, maka yangharus dilakukan adalah membuat skala dan
berbagai alternatif pemecahan konflik yang didasari oleh :
a. Risiko atau dampak yang paling minimal
b. Kedekatan dengan tujuan (visi dan misi)

31
c. Paling bisa dilakukan yang disesuakikan dengan situasi,
kondisi, dan lingkungan yng ada.
10. Komunkasi keputusan anda
Keputusan tidakada artinya bila tidak dikomunikasikan kepada pikah
yang lain yang terkait sehingga tidak terjadi kesalahpahaman dalam
mempersentasikan sebuah keputusan.

Diagaram 1 :
PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Feedback

Isu Motif Penetapa Alternatif


&Latar n tujuan pemecahan Riset
proble
belakangk- atau visi Masalah : & trial
m
eputusan & misi 1. Alternatif 1 lapang
konflik
2. Alternatif 2 an
3. Alternatif 3
mmm

Perbaikan

Alternatif
Keputusan Keputusan Komunikasi Monitoring hasil
1. akhir ke pihak keputusan
2. terakhir
3.

32
BAB III
PENUTUP

3.1Kesimpulan
Manajemen resiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam
mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman; suatu rangkaian
aktivitas manusia termasuk: Penilaian risiko, pengembangan strategi untuk
mengelolanya dan mitigasi risiko dengan menggunakan
pemberdayaan/pengelolaan sumberdaya. Strategi yang dapat diambil antara lain
adalah memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi
efek negatif risiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko
tertentu.

DAFTAR PUSTAKA

Idroes, Ferry N. 2008. Manajemen Risiko Perbankan: Pemahaman Pendekatan 3


Pilar Kesepakatan Basel II Terkait Aplikasi Regulasi dan Pelaksanaannya di
Indonesia. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Kasidi. 2010. Manajemen Risiko. Bogor: Ghalia Indonesia.
Sofyan, Iban. 2005. Manajemen Risiko. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Darmawi, Herman. 2006. Manajemen Resiko. Jakarta: Bumi Aksara.
Fahmi, Irham. 2010. Manajemen Risiko:Teori,Kasus, dan Solusi. Bandug:
Alfabeta

33
34

Anda mungkin juga menyukai