Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Sejarah dan Gambaran Umum Toko Sumber Payung


Toko Sumber Payung adalah toko yang terletak di Kecamatan Ganding
Kabupaten Sumenep, tepatnya di Jl. Raya Guluk-Guluk No. 63 Desa Bataal Barat. Toko
yang berdiri sejak tahun 2001 dan tepat berada di pinggir jalan itu merupakan milik
Yayasan Sumber Payung, yang mana yayasan tersebut adalah yayasan yang bergerak di
bidang pedidikan dan menaungi beberapa lembaga pendidikan formal dan non formal.
Toko Sumber Payung menjual aneka makanan dan minuman ringan, alat tulis kantor
dan beberapa jenis kebutuhan sehari-hari, seperti sabun, rokok, obat-obatan dan lain
sebagainya.
Karena bukan milik perorangan, maka yang mengelola toko tersebut sudah
berganti beberapa kali. Pada awal berdirinya, toko tersebut dikelola oleh A. Basri yang
berasal dari desa Guluk-Guluk. Pada saat itu toko Sumber Payung tidak hanya menjual
Aneka makanan ringan, ATK serta beberapa kebutuhan sehari-hari saja, akan tetapi
juga menyediakan jasa telekomunikasi yang pada masanya lebih dikenal dengan wartel
(warung telekomunikasi). Seiring perkembangannya, di lantai bawah toko juga tersedia
jasa rental komputer yang hanya fokus pada jasa pengetikan dan rental game PC
ringan. Beberapa tahun berjalan, tepatnya antara tahun 2005 s/d 2006 usaha
penyediaan jasa telekomunikasi dan rental komputer sudah tidak begitu diminati
karena sudah ada telpon genggam serta sudah ada rental komputer baru (lengkap
dengan layanan internetnya) yang terletak di pusat kecamatan Ganding dan hanya
berjarak 1 km dari toko Sumber Payung. Hal itu menyebabkan jasa telekomunikasi dan
jasa pengetikan serta rental lama kelamaan tidak lagi beroprasi.
Karena beberapa faktor, Pada tahun 2007 pengelola toko digantikan oleh Abdul
Mu’is yang berasal dari Desa Prancak Kecamatan Pasongsongan. Saat dikelola oleh
Abdul Mu’is, toko Sumber Payung hanya fokus untuk berjualan Aneka makanan ringan,
ATK serta beberapa kebutuhan sehari-hari. Dan karena sudah berkeluarga, maka lantai
bawah toko yang awalnya merupakan tempat rental komputer sudah dialih fungsikan
menjadi kamar tempat tinggal Abdul Mu’is beserta istri dan dua anaknya. Seiring
berjalannya waktu, toko tersebut berkembang dengan pesat sehingga jenis barang
yang dijual menjadi lebih banyak sesuai kebutuhan masyarakat sekitar. Selain beberap
jenis barang yang telah disebutkan diatas, Abdul Mu’is juga menjual bensin
eceranuntuk para pengendara yang biasa lewat di jalan raya depan toko. Hal itu
dilakukan atas inisiatifnya sendiri karena pada saat itu masih jarang sekali penjual
bensin eceran di sekitar toko Sumber Payung.
Pada awal tahun 2015, Abdul Mu’is harus pulang dan menetap di prancak karena
salah satu keluarganya meninggal dunia. Karena hal tersebut, toko Sumber Payung
tidak beroprasi selama kurang lebih dua tahun. Pertengahan tahun 2017, atas inisiatif
ketua yayasan toko kembali dibuka dan dikelola oleh dua orang santri Pondok
Pesantren Sumber Payung yaitu Rofiki yang berasal dari Desa Tambukoh Kecamatan
Guluk-Guluk dan Masrur yang berasal dari Desa Rajun Kecamatan Pasongsongan. Akan
tetapi tidak sampai satu tahun berjalan toko tersebut tidak berkembang seperti
sebelumnya bahkan omsetnya cenderung menurun, hingga pada awal tahun 2018 toko
tersebut kembali ditutup.

1
Setahun kemudian, tepatnya akhir tahun 2018 toko Sumber Payung kembali
dibuka dan dikelola oleh Zainuddin yang berasal dari Desa Lenteng Barat Kecamatan
Lenteng Kabupaten Sumenep. Ia juga merupakan alumni MA Sumber Payung (salah
satu lembaga pendidikan formal dibawah naungan yayasan Sumber Payung) yang baru
datang merantau dari jakarta. Zainuddin mengelola toko tersebut atas permintaan
langsung dari ketua yayasan kepada orang tuanya. Meski sulit, akan tetapi sedikit demi
sedikit Zainuddin behasil membuat toko tersebut bertahan dan berkembang hingga
saat ini.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Gambaran Umum Pasar/Konsumen/Pelanggan Toko Sumber Payung


Toko Sumber Payung merupakan toko yang berada tepat dipinggir jalan antar
kecamatan, yakni antara Kecamatan Guluk-Guluk dan Kecamatan Ganding. Meskipun
tidak semua produk yang dijual sama, akan tetapi di sekitar toko Sumber Payung juga
terdapat beberapa toko yang jaraknya cukup berdekatan. Bahkan terdapat satu toko
yang bisa dibilang lebih besar dengan jenis barang jualan yang lebih banyak. Hal
tersebut membuat pembeli akan berpindah untuk mebeli di toko lain apabila barang
yang mereka inginkan tidak ada di toko Sumber Payung.
Adapun konsumen/pelanggan yang biasa membeli barang kebutuhannya di toko
Sumber Payung adalah masyarakat sekitar Dusun Sumber Payung serta para santri dan
siswa di dari Yayasan Sumber Payung, yang mana Lembaga Pendidikan yang berada di
bawah naungan Yayasan Sumber Payung cukup Banyak yaitu, 1) Pondok Pesantren, 2)
Taman Kanak-kanak, 3) Madrasah Ibtidaiyah, 3) Madrasah Tsanawiyah, 4) Madrasah
Aliyah, dan 5) Sekolah Menegah Atas Terpadu.
Karena berada dipinggir jalan raya, Selain dua kelompok konsumen diatas, tidak
jarang terdapat pula pengendara motor ataupun mobil yang terkadang mampir untuk
membeli barang yang mereka butuhkan.
Meski tidak sampai satu tahun, akan tetapi saat ini toko Sumber Payung sedang
mengalami perkembangan setelah beberapa kali mengalami pasang surut, bahkan
hingga dua kali harus ditutup. Hal ini terbukti dengan bertambah banyaknya jenis
barang yang dijual. Selain itu toko Sumber Payung juga membeli lemari pendingin agar
bisa menyediakan minuman segar.

2.2. Tinjauan Pustaka


a. Implementasi
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), Implementasi adalah
pelaksanaan atau penerapan. Sedangkan Menurut Nurdin Usman (2002:70),
pengertian implementasi adalah sesuatu yang bermuara pada akhtivitas, aksi,
tindakan atau aktivitas yang dilakukan secara sistematis dan terikat oleh mekanisme.
Dengan begitu, maka implementasi bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan
yang terencana dan untuk mencapai tujuan kegiatan.
b. Manajemen
Manajemen adalah pencapaian sasaran-sasaran organisasi dengan cara yang
efektif dan efisien melalui perencanaan pengorganisasian, kepemimpinan dan
pengendalian sumberdaya organisasi Richard L.Daft (2002:8).
c. Pemasaran
Menurut Basu & Hani (2004:4), pemasaran meliputi beberapa proses kegiatan
perencanaan dalam pengelolaan barang dan juga jasa, penetapan harga barang dan
jasa tersebut hingga proses promosi maupun pendistribusian yang semuanya
memiliki tujuan yakni untuk memenuhi kebutuhan dan memperoleh keuntungan
dari proses pemasaran yang mereka lakuakan.

3
Dari paparan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa Implementasi Manajemen
Pemasaran adalah aktivitas yang dilakukan secara sistematis dengan cara yang efektif
dan efisien melalui perencanaan pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian
dalam pengelolaan barang dan juga jasa, penetapan harga hingga proses promosi
maupun pendistribusian yang semuanya memiliki tujuan untuk memenuhi kebutuhan
dan memperoleh keuntungan dari proses pemasaran yang dilakuakan.
Dalam hal ini yang akan dianalisis adalah bagaimana implementasi manajemen
pemasaran yang dilakukan oleh pengelola toko Sumber Payung agar dapat
mempertahankan kepercayaan konsumen/pelanggan serta usaha yang dikelola bisa
bertahan bahkan memperoleh keuntungan yang banyak.

2.3. Implementasi Manajemen Pemasaran pada Toko Sumber Payung


Secara umum, mayoritas pengelola ataupun pemilik usaha kecil menengah
terutama toko skala kecil ataupun toko sembako tidak mengerti tentang manajemen
pemasaran. Sehingga tanpa sadar sebenarnya mereka telah melakukan hal tersebut,
meskipun tidak terstruktur seperti yang seharusnya. Begitu pula dengan pengelola toko
Sumber Payung yang juga tidak terlalu memahami hal tersebut. Berikut ini adalah
analisis implementasi manajemen pemasaran pada toko Sumber Payung.
2.3.1. Segmentasi Pasar (Segmenting)
Secara geografis, toko Sumber Payung ditujukan untuk masyarakat sekitar dusun
Sumber Payung, pengendara yang melintas di jalan raya Guluk-Guluk serta Peserta
didik yang belajar di lembaga pendidikan yang berada di bawah naungan yayasan
Sumber Payung.
Secara demografis, toko Sumber Payung menargetkan konsumen di semua
kalangan dan jenis kelamin. Hal ini karena selain ATK, produk yang dijual di toko
sumber payung adalah kebutuhan sehari-hari untuk semua kalangan baik laki-laki
ataupun perempuan, anak-anak ataupun dewasa.
Secara psikografis, toko Sumber Payung ditujukan untuk kalangan kelas sosial
menengah kebawah. Mengingat produk yang dijual bukanlah produk sekelas toko
swalayan seperti Alfamart atau Indomart.
2.3.2. Penentuan Target Pasar (Targeting)
Dilihat dari letak geografisnya, target utama konsumen toko Sumber Payung
adalah masyarakat sekitar Dusun Sumber Payung serta santri dan peserta didik di
lingkungan Yayasan Sumber Payung. Hal ini dilakukan karena lembaga pendidikan
yang berada dibawah naungan Yayasan Sumber Payung cukup banyak sehingga jumlah
santri/siswa yang belajar di lembaga dimaksud juga lumayan banyak.
Dari penelitian yang dilakukan, jumlah santri yang menetap di asrama dengan
jumlah keseluruhan 5 asrama putra dan 4 asrama putri mencapai lebih dari 400 santri.
Sedangkan jumlah semua peserta didik dari semua lembaga formal dan non formalnya
(termasuk santri) mencapai 750 orang.
2.3.3. Pemosisian (Positioning)
Pendiri Toko Sumber Payung yang merupakan ketua Yayasan Sumber Payung
sengaja menempatkan toko tepat di pinggir jalan raya antar kecamatan, akan tetapi
masih tetap dalam kawasan Yayasan Sumber Payung. Tepatnya di samping pintu masuk
lingkungan pondok di pojok lapangan yang merupakan halaman sekolah. Hal ini

4
dilakukan agar konsumen/pelanggan tidak hanya dari kalangan santri atau siswa, akan
tetapi juga masyarakt sekitar serta para pengendara. Dan jika toko tersebut terletak
agak masuk ke lingkungan pondok, maka masyarakat sekitar ataupun para pengendara
akan enggan untuk membeli kebutuhan mereka karena sungkan.
2.3.4. Strategi Produk
Meskipun tidak sekelas toko swalayan besar, akan tetapi produk yang dijual di
toko Sumber Payung tetaplah berkualitas. Selain itu jenis barangnya juga bermacam-
macam. Diataranya adalah 1) ATK yang merupakan kebutuhan siswa serta kantor
dilingkungan yayasan Sumber Payung, 2) jenis kebutuhan sehari-hari seperti (sabun,
rokok, kebutuhan bumbu dapur, obat-obatan, makanan ringan, serta minuman ringan).
Selain itu beberapa produk di toko Sumber Payung dijula dengan cara yang
berbeda dengan toko di sekitarnya. Seperti rokok yang mana pelanggan bisa membeli
1 pak langsung ataupun 1 batang saja (eceran), serta minuman ringan yang tersedia
dalam keadaan dingin. Hal ini sebenarnya hanya di khususkan untuk para santri, akan
tetapi tidak jarang beberapa dari pelanggan yang bukan santri juga memanfaatkan hal
tersebut.
2.3.5. Strategi Harga
Produk yang dijual di toko Sumber Payung merupakan barang yang harganya
menyesuaikan dengan konsumen/pelanggan yang secara umum adalah santri dengan
mayoritas ekonomi menengah kebawah. Dari berbagai barang yang dijual pengelola
toko sengaja menyediakan jenis barang dengan harga yang lebih murah, meskipun
terdapat beberapa jenis barang dengan harga lebih mahal yang ditujukan untuk
konsumen/pelanggan yang fanatik terhadap barang tersebut.
Selain itu jika dibandingkan dengan toko lain disekitarnya, toko Sumber Payung
menawarkan harga yang lebih murah dengan rentang yang memang tidak terlalu jauh,
yakni antara 500 hingga 1.500 rupiah. Diantara barang yang memiliki perbedaan harga
lebih murah adalah rokok, roti, sabun, minuman dingin dan buku tulis. Hal itu terbukti
dapat menarik minat konsumen dengan alasan mereka akan memilih harga yang lebih
murah meskipun harus berjalan lebih jauh beberapa meter, apalagi mereka ingin
membeli barang dalam jumlah banyak.
2.3.6. Strategi Saluran Distribusi/Pemilihan Lokasi
Barang yang dijual di toko Sumber Payung secara langsung didistribusikan dari
swalayan yang ada di Kecamatan Ganding. Diantara swalayan tersebut adalah toko
Basmalah, Homastas serta Kancah Konah. Selain itu terdapat pula beberapa barang
yang didatangkan langsung oleh distributor dengan menggunakan mobil
perusahaannya, seperti makanan dan minuman ringan, pulpen, buku tulis serta parfum.
2.3.7. Strategi Komunikasi Pemasaran/Promosi
Pemasaran/promosi barang yang dijual di toko Sumber Payung hanya dilakukan
melalui para santri serta masyarakat sekitar saja. Karena barang yang dijual tidak jauh
berbeda dengan barang pada toko-toko di sekitar Sumber Payung, maka promosinya
terletak pada harga yang ditawarkan dengan lebih murah, meskipun selisihnya tidak
terlalu besar. Selain itu untuk konsumen utamanya yaitu santri, toko Sumber Payung
memperbolehkan mareka untuk berhutang untuk barang yang ingin mereka beli dan
hal itupun tanpa ketentuan batas waktu pembayaran. Meskipun demikian, para santri
biasanya melunasi hutangnya saat mereka dikunjungi oleh keluarganya.

5
Selain dua hal di atas, strategi pemasaran yang dilakukan adalah jam buka toko
yang juga berbeda dari toko-toko yang lain. Toko-toko di sekitar Sumber Payung
biasanya buka pada pukul 07.00 dan rata-rata tutup pada pukul 21.00 s/d 21.30.
Sedangkan toko Sumber Payung biasanya buka pada pukul 06.30 dan biasanya tutup
pada pukul 22.00, bahkan terkadang sampai 23.30 WIB. Hal tersebut dapat membuat
konsumen yang memiliki kabutuhan mendadak terutama di malam hari tetap bisa
memenuhi kabutuhan mereka.

6
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari paparan diatas dapat kita ambil kesimpulan bahwa toko Sumber Payung
merupakan usaha kecil menengah yang menjual berbagai kebutuhan sehari-hari serta
alat tulis kantor dengan target konsumen utamanya adalah para santri/siswa di
lingkungan yayasan Sumber Payung itu sendiri.
Adapun implementasi manajemen pemasaran yang dilakukan adalah produk
yang dijual sesuai dengan kebutuhan konsumen, target pasar dengan lebih dari 750
orang konsumen, letaknya tepat dipinggir jalan raya, cara penjualan barang yang
berbeda dari toko lain di sekitarnya, beberapa barang dijual dengan harga yang lebih
murah, serta jam buka yang berbeda dengan toko-toko disekitar Sumber Payung.

7
8
9
10

Anda mungkin juga menyukai