Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KOMUNIKASI NON-VERBAL

KELOMPOK 2 :

1. Tri Wahyuni Abdul


2. Yuliana Sako
3. Reka Puspita Djumati
4. Meylin Wulansari Impal

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

MUHAMMADIYAH MANADO

T.A 2020-2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh Segala puji bagi Allah SWT


yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup
untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah
curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Komunikasi
Keperawatan.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Seperti kita ketahui, komunikasi manusia tidak hanya menggunakan simbol-simbol


verbal melainkan juga simbol-simbol nonverbal. Begitu juga dalam komunikasi
antarpribadi, kita tidak hanya menyampaikan pesan secara verbal, tetapi juga secara
nonverbal. Pesan-pesan nonverbal tersebut bukan hanya memperkuat pesan verbal yang
disampaikan, tetapi terkadang menyampaikan pesan tersendiri. Oleh karena itu,
diperlukan keterampilan untuk menafsirkan dan memahami pesan-pesan nonverbal
tersebut.
Sama halnya dengan bahasa verbal, pesan-pesan nonverbal pun terikat pada
lingkungan budaya tempat komunikasi berlangsung. Oleh sebab itu, dalam komunikasi
antarpribadi yang banyak menggunakan pesan-pesan nonverbal, diperlukan juga
pemahaman atas lingkungan budaya tempat kita berkomunikasi. Tanpa memiliki
pengetahuan dan pemahaman yang memadai ada kemungkinan komunikasi nonverbal
disalah artikan atau disalah tafsirkan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk
mengetahui pengertian, fungsi dan jenis-jenis komunikasi nonverbal yang biasa kita
pergunakan dalam kegiatan komunikasi kita sehari-hari.
Komunikasi nonverbal ini pun sangat penting dipahami karena banyak
dipergunakan dalam menampilkan atau menjaga citra seseorang. Dalam kampanye
pemilihan presiden misalnya, seorang kandidat presiden harus menampilkan diri dengan
sosok tertentu sebagai pesan nonverbal yang akan disampaikan pada calon pemilihnya.
Dengan komunikasi nonverbal pulalah seorang guru menjelaskan materi pelajaran pada
para siswanya selain menggunakan komunikasi verbal. Oleh karena komunikasi
nonverbal pulalah, sinetron yang kita saksikan bisa lebih kita pahami maksudnya
1.2. Perumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian Komunikasi Nonverbal ?
2. Apa saja jenis-jenis Komunikasi Nonverbal ?
3. Apa saja cirri-ciri Komunikasi Nonverbal ?
4. Bagaimana Fungsi Komunikasi Nonverbal ?
5. Bagaimana penggunaan Komunikasi Nonverbal dalam kehidupan sehari-hari ?
BAB II
KOMUNIKASI NONVERBAL

2.1. Pengertian Komunikasi Nonverbal

Komunikasi non-verbal adalah proses penyampaian pesan-pesan oleh seseorang


yang dilakukan tidak dengan kata-kata atau bahasa verbal, melainkan melalui petunjuk-
petunjuk atau tanda-tanda lain yang terjadi pada tubuh seseorang. Komunikasi
nonverbal adalah penting, sebab apa sering dilakukan mempunyai makna yang lebuh
penting daripada apa yang dikatakan

2.2. Jenis-jenis Komunikasi Nonverbal

A. Kinesics
Kinesik merupakan suatu nama teknis bagi studi mengenai gerakan tubuh yang
digunakan dalam komunikasi. Gerakan tubuh tersebut meliputi :

1. Ekspresi Wajah: Banyak informasi yang bisa disampaikan oleh wajah. Wajah
manusia merupakan bagian tubuh yang memiliki paling banyak gerakan otot.
Ribuan ekspresi bisa dihasilkan dari wajah manusia. Ekspresi wajah berfungsi
dalam proses interaksi sosial spesies manusia, maka dari itu ia berkembang jauh
lebih banyak dibandingkan pada makhluk lainnya dan mamalia lainnya.
Beberapa ekspresi wajah merupakan bawaan lahir, jadi sifatnya universal pada
budaya manapun.
2. Ekspresi Mikro: Ekspresi mikro adalah ekspresi wajah yang muncul hanya
sepersekiandetik, diakibatkan oleh emosi yang disembunyikan. Studi terhadap
ekspresi mikro dipelopori oleh Dr. Paul Ekman dan menginspirasi dibuatnya
serial TV Lie To Me.
3. Gestur: Gestur adalah sinyal-sinyal yang disampaikan melalui tindakan dan
gerakan bagian tubuh tertentu baik secara sadar ataupun tidak. Contohnya
melambaikan tangan atau menggosok hidung.
4. Postur: Postur merupakan sikap tubuh ketika berada dalam situasi tertentu
seperti ketika sedang menunggu, berbicara, duduk, mengamati, dll.
5. Tatapan Mata: Kontak mata adalah koneksi visual yang menggambarkan salah
satu pihak menatap ke dalam mata pihak lain. Mata merupakan bagian yang
lumayan sering kita puji ketika melihat keindahan seseorang. Terkadang kita
juga berkata bahwa kita bisa melihat perasaan orang lain dari tatapan matanya
saja. Itu tidak sepenuhnya salah, namun makna yang disampaikan oleh tatapan
mata jauh lebih banyak dari yang kita tahu. Mulai dari caranya menatap, kedipan
mata, besar pupil, hingga pembesaran kelopak mata.
6. Haptik: Haptik seringkali disebut Zero Proxemics, artinya tidak ada lagi jarak
diantara dua orang waktu berkomunikasi. Haptik adalah proses komunikasi yang
terjadi melalui sentuhan kepada lawan bicara. Ia berhubungan dengan emosi
seperti afeksi, kefamiliaran, simpati, dll.
7. Respon Fisiologis: Respon fisiologis merupakan tanda non-verbal yang muncul
karena respon alami tubuh terhadap situasi tertentu. Misalnya berkeringat saat
sedang tegang atau gugup.
B. Gangguan-gangguan vokal (vocal interferences)
Gangguan vokal digunakan sebagai Place Maker, yaitu untuk mengisi
kekosongan sementara dalam berbicara dan menunjukkan seseorang belum selesai
berbicara. Penggunaan Place Maker dalam jumlah yang berlebihan dapat
menimbulkan kesan kurang percaya diri atau bingung mengenai apa yang ingin
dikatakan.
C. Proksemika
Proksemik adalah bahasa nonverbal yang ditampilkan melalui “ruang” dan
“jarak” antarpribadi dalam percakapan, semakin dekat posisi Anda maka Anda
semakin memasuki wilayah privat orang lain. Proksemik dibagi atas :
D. Proksemik Jarak.
Proksemik jarak merupakan bahasa jarak sebagai symbol komunikasi yang
paling sensitive. Jarak antara orang dapat digolongkan sebagai jarak sahabat intim,
jarak sahabat asal kenal (say hello), atau jarak romantic.
E. Proksemik Ruang.
Ada beberapa aspek yang berkaitan dengan proksemik ruang, yaitu :
1. Ukuran ruang.
Ukuran ruang menentukan status dan kedudukan seseorang. Seseorang yang
mempunyai kedudukan lebih tinggi mempunyai ruang kerja yang lebih
besar daripada yang berkedudukan lebih rendah.
2. Udara dalam ruang.
Seseorang yang mempunyai kekuasaan yang lebih tinggi mempunyai ruang
kerja yang lebih sejuk daripada yang berkedudukan lebih rendah.
3. Warna.
Warna menentukan dan mewakili pribadi seseorang yang berada didalam
ruangan tersebut.
4. Pencahayaan.
Pencahayaan menggambarkan suasana dalam ruangan yang
menggambarkan kepentingan suatu pekerjaan.
5. Jangkauan ruang
Hal ini berkaitan dengan kemudahan untuk menjangkau ruangan ini sesuai
dengan kepentingannya.
6. Bentuk dan tata letak ruang
Bentuk atau tata letak ruang memberikan tanda bahwa seseorang
menggunakan ruangan sesuai dengan kemauannya serta dapat menunjukkan
status, kedudukan, dan kekuasaan.
F. Proksemik Waktu
Proksemik waktu sering disebut kronemik atau pandangan tentang
waktu. Terdapat 2 konsep mengenai waktu, yaitu :
1. Monokronik, yaitu pandangan bahwa waktu selalu bergerak seccara linier,
pergantian waktu merupakan sesuatu yang tidak terlalu luar biasa.
Seseorang yang berbudaya monokronik hanya mengerjakan satu tugas dan
diikuti oleh tugas lain setelah tugas pertama selesai.
2. Polikronik, yaitu pandangan bahwa waktu sangat berharga (time is money).
Seseorang yang berbudaya polikronik dapat mengerjakan beberapa jenis
pekerjaan dalam satu waktu secara bersamaan.
3. Artefak atau Penampilan: Ketika kita memilih baju tertentu untuk dipakai,
warna rambut tertentu untuk bulan ini, atau apakah memakai perhiasan atau
tidak, kita sebenarnya secara tidak sadar memilih sesuai kepribadian kita.
Pilihan-pilihan itu bisa saja memiliki makna tertentu.

2.3. Ciri-ciri Komunikasi Nonverbal


1. Isyarat nonverbal bersifat komunikatif
Dalam satu interaksi, setiap perilaku nonverbal selalu
mengkomunikasikan sesuatu. Dengan kata lain,kita tidak mungkin tidak
bertingkah laku, contoh diam. Saat diam, kita juga sudah mengkomunikasikan
sesuatu, duduk diam mendengarkan musik. Apa yang sedang dilakukan atau
tidak dilakukan, sengaja atau tidak sengaja, di situ ada pesan yang dapat dibaca
atau ditafsirkan oleh orang lain. Devito menyebutkan gerakan otot di sekitar
mata, tingkat kontak mata, atau cara mereka saling memandang, semua
memberikan petunjuk bagi kita untuk memberi penilaian. Setiap perilaku itu
mempunyai makna, masing-masing melakukan komunikasi.
2. Isyarat nonverbal bersifat kontekstual
Artinya pesan yang terkandung dalam isyarat non-verbal tergantung pada
konteksnya (tempat, waktu dan situasi). Mengedipkan mata pada seorang wanita
di bis kota dan dimeja poker beda maknanya. Kedipan di meja poker akan
mendapat uang banyak, kedipan di bis kota, sifatnya menggoda.
3. Isyarat nonverbal bersifat paket
Perilaku nonverbal, apakah itu gerakan tangan, mata, otot tubuh,
biasanya bersifat paket. Semua bagian tubuh biasanya berkerja sama untuk
komunikasikan makna tertentu. Misalnya, kita ingin mengetahui seseorang
sedang marah atau tidak, maka isyarat kita lihat adalah apakah kata-kata
verbalnya diikuti isyarat nonverbal, seperti tubuh dan wajah yang memegang,
dahi berkerut, dan sikap yang sedang siap untuk berkelahi.
4. Isyarat nonverbal dapat dipercaya
Hasil peneletian menunjukkan hampir selalu terdapat kekonsistenan
antara bahasa verbal dan nonverbal pun berdusta. Hasil penelitian para akhli
juga menemukan, biasanya orang berbohong saat berbicara, menggunakan kata-
kata lebih sedikit. Orang yang berbohong cenderung menggunakan jeda (pause)
yang lebih lama, sebelum menjawab pertanyaan. Ciri lain orang berbohong,
mereka yang menggunakan kata-kata yang konkret. Mereka biasanya
menggunakan istilah-istilah yang umum seperti, “Yah, seperti itulah”. Mereka
juga jarang menyebutkan nama tempat atau nama orang secara spesifik. Ciri
lainnya adalah saat bicara sering menutup mulutnya dengan tangan yang posisi
ibu jarinya di pipi.
5. Isyarat nonverbal dikendalikan oleh aturan
Ada beberap aturan-aturan yang berlaku dalam proses nonverbal. Hanya
memiliki kedudukan lebih tinggi yang boleh menyentuh pundak. Misal seorang
direktur menyentuh pundak bawahannya, bukan bawahannya yang menyentuh
pundak direkturnya, risikonya akan dipecat. Selain itu, bila atasannya ingin
berdiri di dekat bawahannya, maka posisinya cenderung lebih dekat dibanding
bila sang bawahan yang memiliki keinginan untuk mendekat, pasti jarak
bawahan lebih jauh.
6. Isyarat nonverbal bersifat metakomunikasi
Antara pesan yang satu dengan pesan yang lain (baik isyarat verbal
dengan isyarat nonverbal, atau isyarat nonverbal dengan isyarat nonverbal)
saling berhubungan, saling mengkomunikasikan, dan saling menguatkan.
Misalnya, seorang sales sedang menawarkan produknya kepada calon customer-
nya. Ia tidak hanya berkomunikasi secara verbal, tetapi juga berkomunikasi
nonverbal. Kata-katanya, penampilan tubuh, gaya rambut, cara berpakaian, jam
tangan,dan cara berjalan, semua mengkomunikasikan dirinya serta produk yang
ditawarkan.

2.4. Fungsi Komunikasi Nonverbal


Komunikasi nonverbal dapat menjalankan sejumlah fungsi penting. Periset
nonverbal mengidentifikasi enam fungsi utama (Ekman, 1965; Knapp, 1978) yaitu:
1. Untuk Menekankan
Manusia menggunakan komunikasi nonverbal untuk menonjolkan atau
menekankan beberapa bagian dari pesan verbal, misalnya tersenyum untuk
menekankan kata atau ungkapan tertentu, atau memukulkan tangan ke meja
untuk menekankan suatu hal tertentu.
2. Untuk Melengkapi (Complement)
Manusia menggunakan komunikasi nonverbal untuk memperkuat warna
atau sikap umum yang dikomunikasikan oleh pesan verbal, misalnya tersenyum
ketika menceritakan kisah lucu, atau menggeleng-gelengkan kepala ketika
menceritakan ketidakjujuran seseorang.
3. Untuk Menunjukkan Kontradiksi
Manusia juga dapat secara sengaja mempertentangkan pesan verbal
dengan gerakan nonverbal. Sebagai contoh, menyilangkan jari atau
mengedipkan mata untuk menunjukkan bahwa yang dikatakan adalah tidak
benar.
4. Untuk Mengatur
Gerak-gerik nonverbal dapat mengendalikan atau mengisyaratkan
keinginan untuk mengatur pesan verbal. Misalnya mengerutkan bibir,
mencondongkan badan ke depan, atau membuat gerakan tangan untuk
menunjukkan keinginan mengatakan sesuatu. Bisa juga mengangkat tangan atau
menyuarakan jenak (pause) (misalnya, dengan menggumamkan “umm”) untuk
memperhatikan bahwa anda belum selesai bicara.
5. Untuk Mengulangi
Melalui kode nonverbal dapat mengulangi atau merumuskan ulang
makna dari pesan verbal. Misalnya, menyertai pernyataan verbal “apa benar?”
dengan mengangkat alis mata anda, atau anda dapat menggerakkan kepala atau
tangan untuk mengulangi pesan verbal “Ayo kita pergi”.
6. Untuk Menggantikan
Komunikasi nonverbal juga dapat menggantikan pesan verbal, misalnya,
mengatakan “oke” dengan tangan tanpa berkata apa-apa. Menganggukkan
kepala untuk mengatakan “ya” atau menggelengkan kepala untuk mengatakan
“tidak”.

2.5. Penggunaan Komunikasi Nonverbal dalam Kehidupan Sehari-hari

Mungkin Anda mengira pada saat berkomunikasi dengan orang lain, yang paling
penting diperhatikan adalah isi dari perkataan yang disampaikan lawan bicara. Namun
itu tidak cukup. Banyak gejolak emosi yang dirasakan manusia, terlebih ketika
berkomunikasi dengan orang lain. Emosi tersebut bisa tidak ditunjukkan lewat kata-
kata, namun bahasa non-verbal tidak akan bisa berbohong. Dengan melihat gestur,
postur, ekspresi wajah, dan petunjuk lainnya, kita bisa membaca perubahan emosi yang
dialami oleh seseorang. Bahkan, komunikasi non-verbal terjadi sekitar 2/3 kalinya
dalam sebuah percakapan. Manfaat lainnya, kita bisa tahu dengan mudah ketika orang
lain berbicara tidak jujur jika kita sudah ahli dalam memahami gerakan tubuh
seseorang. Maka dari itu, memahami petunjuk-petunjuk ini bukanlah hal yang remeh.
BAB III
PENUTUP

1.1. Kesimpulan

Pengertian dari komunikasi nonverbal adalah setiap informasi atau emosi yang
dikomunikasikan tanpa menggunakan kata-kata atau non linguistic. Adapun jenis-jenis
komunikasi nonverbal, seperti ekspresi wajah, ekspresi mikro, gestur, paralinguistic,
postur, respon fisiologis, proksemika, tatapan mata, haptik, dan penampilan. Sedangkan
ciri-ciri dari komunikasi nonverbal adalah isyarat nonverbal bersifat komunikatif,
kontekstual, paket, dapat dipercaya, dikendalikan oleh aturan, dan metakomunikasi.
Kemudian fungsi dari komunikasi nonverbal itu sendiri adalah untuk menekankan,
melengkapi, menujukan kontradiksi, mengatur, mengulangi, dan menggantikan pesan
verbal. Komunikasi nonverbal dapat digunakan untuk membaca emosi yang dialami
oleh seseorang ketika sedang tidak jujur, dan memperjelas bahasa verbal karena bahasa
nonverbal tidak akan bisa bohong.

1.2. Saran

Dengan adanya makalah ini diharapkan mahasiswa dapat meningkatkan


pemahaman akan pentingnya komunikasi nonverbal dalam proses konseling.
Diharapkan juga mahasiswa dapat menerapkan komunikasi nonverbal dalam
memperlancar praktek konseling.
DAFTAR PUSTAKA

Budyatna, Muhammad dan Leila Mona Ganiem. 2011. Teori Komunikasi Antarpribadi.
Jakarta: Kencana.

Liliweri, Alo. 2011. Komunikasi: Serba Ada Serba Makna. Jakarta: Kencana.

Anda mungkin juga menyukai