Oleh : Kelompok 2
Nama Anggota :
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan paper ini, sebagai salah satu penugasan
mata kuliah Pasar dan Lembaga Keuangan yang berjudul “Lembaga Keuangan Bank”.
Penulisan paper ini selain bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah, dapat memberikan
informasi mengenai lemabaga keuangan bank kepada pembaca. Kami menyadari bahwa
dalam penyusunan paper ini masih banyak kekurangan, untuk itu kami mengharapkan atas
kritik dan saran yang membangun dari pembaca, terutama kepada Dosen pengampu mata
kuliah Pasar dan Lembaga Keuangan. Semoga paper ini dapat bermanfaat untuk kita semua.
i
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar................................................................................................................ i
Daftar Isi......................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 1
1.3 Tujuan ............................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................. 3
2.1 Pengertian dan Sejarah Bank .......................................................................... 3
a). Pengertian Bank ........................................................................................... 3
b). Sejarah Bank................................................................................................ 3
2.2 Jenis dan Fungsi Bank ..................................................................................... 4
a). Jenis Bank ................................................................................................... 4
b). Fungsi Bank................................................................................................. 8
2.3 Aktivitas Bank.................................................................................................. 9
2.4 Perkembangan Perbankan di Indonesia .......................................................... 9
2.5 Penggabungan Usaha Bank dan Pembinaan serta Pengawasan Bank .......... 13
a). Penggabungan Usaha Bank......................................................................... 13
b). Pembinaan serta Pengawasan Bank............................................................. 14
2.6 Konsep Suku Bunga ....................................................................................... 15
2.7 Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Suku Bunga........................................ 16
BAB III PENUTUP ...................................................................................................... 18
3.1 Kesimpulan...................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... 19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
6. kaitan dengan penggabungan usaha bank dan pembinaan serta
pengawasan bank?
7. Mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan konsep suku bunga
8. Mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan faktor-faktor yang
mempengaruhi suku bunga
2
BAB II
PEMBAHASAN
a) Pengertian Bank
Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya didirikan
dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan
menerbitkan promes atau yang dikenal sebagai banknote. Kata bank berasal
dari bahasa Italia banca berarti tempat penukaran uang. Sedangkan menurut undang-
undang perbankan, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam
bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup
rakyat banyak. Pada awalnya, bank adalah kumpulan pedagang-pedagang yang akan
memberikan pinjaman biji-bijian kepada para petani atau pedagang yang membawa
barang.
b) Sejarah Bank
Bank pertama kali didirikan dalam bentuk seperti sebuah firma pada
umumnya pada tahun 1690, pada saat kerajaan Inggris berkemauan merencanakan
membangun kembali kekuatan armada lautnya untuk bersaing dengan kekuatan
armada laut Prancis akan tetapi pemerintahan Inggris saat itu tid ak mempunyai
kemampuan pendanaan kemudian berdasarkan gagasan William Paterson yang
kemudian oleh Charles Montagu direalisasikan dengan membentuk sebuah lembaga
intermediasi keuangan yang akhirnya dapat memenuhi dana pembiay aan tersebut
hanya dalam waktu duabelas hari.
Sejarah mencatat asal mula dikenalnya kegiatan perbankan adalah
pada zaman kerajaan tempo dulu di daratan Eropa. Kemudian usaha perbankan ini
berkembang ke Asia Barat oleh para pedagang. Perkembangan perbankan
di Asia, Afrika dan Amerika dibawa oleh bangsa Eropa pada saat melakukan
penjajahan ke negara jajahannya baik di Asia, Afrika maupun benua Amerika. Bila
ditelusuri, sejarah dikenalnya perbankan dimulai dari jasa penukaran uang. Sehingga
dalam sejarah perbankan, arti bank dikenal sebagai meja tempat penukaran uang.
Dalam perjalanan sejarah kerajaan pada masa dahulu penukaran uangnya dilakukan
antar kerajaan yang satu dnegan kerajaan yang lain. Kegiatan penukaran ini sekarang
3
dikenal dengan nama Pedagang Valuta Asing (Money Changer). Kemudian dalam
perkembangan selanjutnya, kegiatan operasional perbankan berkembang lagi menjadi
tempat penitipan uang atau yang disebut sekarang ini kegiatan simpanan. Berikutnya
kegiatan perbankan bertambah dengan kegiatan peminjaman uang. Uang yang
disimpan oleh masyarakat, oleh perbankan dipinjamkan kembali kepada
masyarakatyang membutuhkannya. Jasa-jasa bank lainnya menyusul sesuai dengan
perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat yang semakin beragam.
2.2 Jenis dan Fungsi Bank
a) Jenis Bank
1. Jenis Jenis Bank Berdasarkan Fungsinya
a. Bank Sentral
Bank sentral di suatu negara, pada umumnya adalah sebuah instansi yang
bertanggung jawab atas kebijakan moneter di wilayah negara tersebut. Bank
Sentral berusaha untuk menjaga stabilitas nilai mata uang, stabilitas sektor
perbankan, dan sistem finansial secara keseluruhan. Di Indonesia, fungsi bank
sentral diselenggarakan oleh Bank Indonesia.
Sebagai bank sentral, BI mempunyai satu tujuan tunggal, yaitu mencapai
dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah ini mengandung
dua aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa, serta
kestabilan terhadap mata uang negara lain.
Untuk mencapai tujuan tersebut BI didukung oleh tiga pilar yang
merupakan tiga bidang tugasnya. Ketiga bidang tugas ini adalah menetapkan
dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem
pembayaran, serta mengatur dan mengawasi perbankan di Indonesia.
b. Bank Umum
Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah, yang dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sifat jasa yang diberikan
adalalah umum, dalam arti dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada.
Begitu pula dengan wilayah operasinya dapat dilakukan di seluruh wilayah.
Bank umum sering disebut bank komersil (commercial bank). Adapun tugas
umum bank yaitu :
• Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan.
4
• Menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman.
• Menerbitkan uang melalui pembayaran kredit dan investasi.
• Menawarkan jasa-jasa keuangan seperti kartu kredit, cek perjalanan,
ATM, transfer uang antar bank, dan lain sebagainya.
• Menyediakan fasilitas untuk perdagangan antar negara/internasional.
• Melayani penyimpanan barang berharga.
5
: Bank Muamalat, Bank Central Asia, Bank Bumi Putra, Bank Danamon, Bank
Duta, Bank Nusa Internasional, Bank Niaga, Bank Universal, Bank Mega.
c. Bank Milik Koperasi
Bank milik koperasi adalah bank yang kepemilikan sahamnya dimiliki oleh
perusahaan yang berbadan hukum koperasi. Contoh : Bank Umum Koperasi
Indonesia.
d. Bank Milik Campuran
Bank campuran adalah bank yang kepemilikan sahamnya bercampur
antara pihak asing dan pihak swasta nasional. Saham bank ini sebagian besar
dimiliki oleh warga negara Indonesia. Contoh : Bank ANZ Indonesia, Bank
Commonwealth, Bank Agris, Bank BNP Paribas Indonesia, Bank Capital
Indonesia, Bank Chinatrust Indonesia, Bank DBS Indonesia, Bank Mizuho
Indonesia, Bank Rabobank International Indonesia, Bank Resona Perdania,
Bank Sumitomo Mitsui Indonesia, Bank Windu Kentjana International.
e. Bank Milik Asing
Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri, baik
milik swasta asing atau pemerintah asing. Kepemilikannya dimiliki oleh pihak
luar negeri. Contoh : Bank of America, Bangkok Bank, Bank of China,
Citibank, Deutsche Bank, HSBC, JPMorgan Chase, Standard Chartered, The
Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ.
3. Jenis- Jenis Bank Dilihat dari Statusnya
a. Bank Devisa
Adalah bank yang dapat melaksanakan transaksi ke luar negeri atau yang
berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan. Persyaratan untuk
menjadi bank devisa ini ditentukan oleh Bank Indonesia.
b. Bank Non-Devisa
Adalah bank yang belum mempunyai izin untuk melakukan kegiatan
transaksi layaknya bank devisa. Jadi, bank non-devisa hanya melakukan kegiatan
transaksi hanya dalam batas-batas wilayah negara yang terbatas.
4. Jenis - Jenis Bank Berdasarkan Kegiatan Operasionalnya
a. Bank Konvensional
b. Bank Syariah
a. Unit banking, yaitu bank yang hanya memiliki satu organisasi dan tidak
7
memiliki cabang di daerah lain.
b. Branch banking, yaitu bank yang memiliki cabang-cabang di daerah lain.
c. Correspondency banking, yaitu bank yang dapat melakukan kegiatan
pemeriksaan dokumen ekspor-impor dan kegiatan utamanya di luar negeri.
b) Fungsi Bank
Sebagai lembaga intermediasi keuangan, bank memiliki fungsi utama dan fungsi
sampingan. Sesuai dengan tugasnya, fungsi utama bank dapat dikategorikan menjadi:
1) Menghimpun dana dari masyarakat Bank menghimpun dana dari masyarakat
melalui tabungan, deposito berjangka, giro ataupun bentuk simpanan lainnya.
Dengan penghimpun dana ini, bank menjamin keamanan uang masyarakat
tersebut sekaligus memberikan bunga untuk dana tersebut.
2) Menyalurkan dana kepada masyarakat Setelah menghimpun dana dari
masyarakat, bank akan menyalurkan dana kepada pihak – pihak yang
membutuhkan melalui system kredit atau pinjaman. Dengan penyaluran dana
tersebut maka tujuan bank dalam pelaksanaan pembangunan nasional dapat
terpenuhi. Masyarakat yang membutuhkan dana dapat menyejahterakan
kehidupannya dan menghasilkan usaha yan mendukung pembangunan
nasional.
Sedangkan fungsi sampingan dari bank termasuk layanan – layanan jasa bank
lainnya seperti :
1) Mendukung kelancaran mekanisme pembayaran Selain menyalurkan dana,
sebagai intermediasi bank juga berfungsi sebagai pendukung kelancaran
mekanisme transaksi di masyarakat. Jasa yang ditawarkan untuk menunjang
fungsi ini termasuk transfer dana antar rekening dalam negeri, penyediaan
fasilitas pembayaran secara kredit seperti kartu kredit, jasa pembayaran tagihan,
sistem pembayaran elektronik, sarana penyaluran gaji karyawan ataupun
penghasilan lainnya.
2) Mendukung kelancaran transaksi internasional Bank juga dibutuhkan untuk
memperlancar transaksi internasional. Kesulitan bertransaksi karena perbedaan
geografis, jarak, budaya dan sistem moneter antara dua pihak yang berbeda
negara akan selalu hadir. Kehadiran bank akan memudahkan penyelesaian
transaksi-transaksi tersebut dengan lebih mudah, cepat, dan murah. Bank
memastikan kelancarannya melalui jasa penukaran mata uang asing ataupun
8
transfer dana luar negeri untuk transaksi internasional.
3) Penciptaan uang Uang yang diciptakan oleh bank ini merupakan uang giral
yang berarti alat pembayaran lewat mekanisme pemindahbukuan (kliring).
Proses penciptaan uang diregulasi oleh bank sentral untuk pengaturan jumlah
uang yang beredar karena dapat mempengaruhi ekonomi.
4) Sarana investasi Kini bank juga dapat berfungsi sebagai sarana investasi melalui
jasa reksa dana atau produk investasi yang ditawarkan bank sendiri seperti
derivatif, emas, mata uang asing, saham.
5) Penyimpanan barang berharga Fungsi bank yang telah tersedia dari dahulu kala
adalah penyimpanan barang berharga. Nasabah dapat menyimpan barang
berharganya seperti perhiasan, emas, surat-surat berharga, ataupun barang
berharga lainnya. Bank juga dapat menyewakan safe deposit box.
9
Masa ini sangat di pengaruhi oleh berbagai kepentingan ekonomi dan politik dari
penguasa, yang di dalam hal ini adalah pemerintah. Dengan demikian fungsi utama
perbankan pada masa penjajahan adalah sebagai berikut:
1. Memobilisasikan dana dari investor untuk membiayai kebutuhan dana investasi dan
modal kerja perusahaan.
2. Memeberikan jasa – jasa keuangan kepada perusahaan – perusahaan besar milik
kolonial.
3. Membantu pemindahan dan jasa modal dari wilayah colonial ke Negara penjajah.
4. Sebagai tempat sementara dari dana hasil pemungutan pajak.
5. Mengadministrasikan anggaran pemerintah untuk membiayai kegiatan pemerintah
kolonial.
1. Memobilisasikan dana dari investor untuk membiayai kebutuhan dana investasi dan
modal kerja perusahaan – perusahaan besar.
2. Memberikan jasa – jasa keuangan kepada perusahaan – perusahaan besar.
3. Mengadministrasikan anggaran pemerintah untuk membiayai kegiatan pemerintah.
4. Menyalurkan dana anggaran untuk membiayai program dan proyek pada sektor sektor
yang ingin di kembangkan oleh pemerintah.
Bank-bank yang ada tidak secara tegas di arahkan untuk memobilisasikan dana
seluas-luasnya dari seluruh anggota masyarakat, dan juga tidak diarahkan untuk
mengembangkan perekonomian rakyat seluas-luasnya. Kebijakan yang terkait dengan
sektor perbankan hanya di tekankan pada kegiatan usaha-usaha besar dan program-
program pemerintah. Selain karna pola kebijakan otoritas moneter pada waktu itu yang
belum mementingkan mobilisasi dana dari masyarakat luas, keadaan di atas juga
disebabkan oleh belum adanya seperangkat peraturan dan perundang – undangan yang
secara khusus mengatur dunia perbankan. Secara terperinci keadaan perbankan saat ini
ialah sebagai berikut:
1. Tidak adanya peraturan perundangan yang mengatur secara jelas tentang perbankan
di Indonesia.
2. Kredit likuiditas Bank Indonesia (KLBI) pada bank-bank tertentu.
3. Bank banyak menanggung program-program pemerintah.
4. Instrumen pasar uang yang terbatas.
5. Jumlah bank swasta yang relative sedikit.
6. Sulitnya pendirian bank baru.
7. Persaingan antar bank yang tidak ketat.
8. Posisi tawar – menawar bank relative lebih kuat daripada nasabah.
9. Prosedur berhubungan dengan bank yang rumit.
10.Bank bukan merupakan alternative utama bagi masyarakat luas untuk menyimpan
dan meminjam dana.
11.Mobilisasi dana lewat perbankan yang sangat rendah
10
b. Kondisi Sesudah Deregulasi
Tingkat inflasi yang tinggi serta kondisi makroekonomi secara umum yang tidak
bagus terjadi bersamaan dengan kondisi perbankan yang tidak dapat memobilisasikan
dana dengan baik. Untuk mengatasi situasi yang serba tidak menguntungkan ini ca ra
yang di tempuh pemerintah pada waktu itu adalah dengan melakukan serangkaian
kebijakan berupa deregulasi di sektor riil dan di sektor moneter. Kebijakan deregulasi
yang tidak dilakukan dan terkait dengan dunia perbankan antara lain:
1. Paket 1 juni 1983 yang berisi tentang :
a. Penghapusan pada kredit dan pembatasan aset lain.
b. Pengurangan KLBI.
c. Pemberian kebebasan bank untuk menetapkan suku bunga simpanan dan
pinjaman.
11
3) Perluasan modal bank dan lembaga keuangan bukan bank dapat dilakukan
dengan penjualan saham baru melalui pasar modal di samping peningkatan
penyertaan oleh pemegang saham.
5. Paket 20 Desember 1988 yang berisi tentang :
a. Aturan penyelenggaraan bursa efek oleh swasta.
b. Alternatif sumber pembiayaan berupa sewa guna usaha, pajak piutang, modal
ventura, perdagangan surat berharga.
c. Bank dan lembaga keuangan bukan bank dapat melakukan kegiatan perdagangan
surat berharga, kartu kredit.
6. Paket 25 Maret 1989 yang berisi tentang :
a. Penyempurnaan paket sebelumnya.
b. Bank dan lembaga keuangan bukan bank dapat memiliki net open position
maksimum sebesar 25% dari modal sendiri.
7. Paket 29 Januari 1990 yang berisi tentang :
Penyempurnaan program pengkreditan kepada usaha kecil agar dilakukan secara
luas oleh semua bank.
8. Paket 28 Februari 1991 yang berisi tentang :
Penyempurnaan paket sebelumnya menuju penyelenggara lembaga keuangan
dengan prinsip kehati– hatian dapat tetap mempertahankan kepercayaan masyarakat
terhadap lembaga keuangan.
9. UU Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan.
10. Paket 29 Mei 1993 yang berisi tentang penyempurna aturan kesehatan bank meliputi
:
a. Rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio)
b. Batas maksimum pemberian kredit ( BMPK )
c. Kredit usaha kecil ( KUK )
d. Pembentukan cadangan piutang
e. Rasio pinjaman terhadap dana pihak ketiga (loan to deposite ratio)
Deregulasi dan penerapan kebijakan – kebijakan lain yang terkait dengan sektor
moneter dan riil telah menyebabkan sektor perbankan lebih mempunyai kemampuan
12
untuk meningkatkan kinerja makroekonomi di Indonesia. Mobilisasi dana melalui
perbankan menjadi lebih besar dan perbankan menjadi lebih besar peran sertanya dalam
menunjang kegiatan di sektor riil melalui peningkatan produksi barang dan jasa.
Deregulasi di atas ternyata kurang diimbangi dengan manajemen resiko perbankan yang
baik. Krisis ekonomi yang awalnya hanya dipandang sebagai krisis moneter ini banyak
menyebabkan perusahaan dalam kondisi perbankan di Indonesia sehingga kondisinya
saat ini adalah:
a. Merger
Merger adalah penggabungan dari dua bank atau lebih dengan cara tetap
mempertahankan berdirinya salah satu dari bank dan membubarkan bank -bank
13
lainnya tanpa melikuidasi terlebih dahulu. Penggabungan tersebut dapat dilakukan
dengan cara menggabungkan seluruh saham bank lainnya yang ikut bergabung
menjadi satu dengan bank yang dipilih untuk dijadikan bank yang akan
dipertahankan.
b. Konsolidasi
Konsolidasi yaitu penggabungan dari dua bank atau lebih dengan cara mendirikan
bank baru dan membubarkan bank-bank tersebut tanpa melikuidasi terlebih dahulu.
c. Akuisisi
Akuisisi merupakan pengambilalihan kepemilikan suatu bank yang berakibat
beralihnya pengendalian terhadap bank. Dalam penggabungan dengan bentuk
akuisisi biasanya nama bank yang diakuisisi tidak berubah dan yang berubah
hanyalah kepemilikannya.
Ada beberapa alasan suatu bank melakukan Merger, Konsolidasi, dan Akuisisi yaitu
antara lain:
a. Masalah kesehatan bank maksudnya apabila bank sudah dinyatakan tidak sehat oleh
Bank Indonesia dalam beberapa periode, maka sebaiknya bank tersebut melakukan
merger dengan bank yang sehat atau dengan melakukan konsolidasi dengan bank
yang sama-sama tidak sehat serta dapat pula diakuisisi oleh bank lain yang berminat.
b. Modal yang dimiliki relatif kecil, sehingga untuk melakukan ekspansi terlalu sulit.
Dengan adanya penggabungan atau usaha peleburan otomatis lebih mudah untuk
mengembangkan usahanya. Yang jelas setelah melakukan penggabungan modal
dari beberapa bank yang ikut bergabung modal bank yang baru bertambah besar.
c. Manajemen bank yang semrawut atau kurang profesional sehingga, perusahaan
terus merugi dan sulit untuk berkembang. Jenis bank ini pun sebaiknya melakukan
penggabungan usaha atau peleburan usaha dengan bank yang lebih profesional.
d. Administrasi yang kurang teratur dan masih tradisional, sebaiknya bank melakukan
penggabungan atau peleburan sehingga diharapkan administrasinya menjadi baik.
e. Ingin menguasai pasar. Tujuannya tidak diumumkan secara jelas kepada pihak luar,
biasanya hanya diketahui oleh mereka yang hendak ikut merger. Dengan adanya
penggabungan dari beberapa bank, maka jumlah cabang dan jumlah nasabah yang
dimiliki bertambah. Tujuan ini juga untuk menghilangkan atau melawan pesaing
yang ada.
Kegiatan perbankan yang dilakukan sehari-hari, baik oleh bank umum maupun bank
perkreditan rakyat tidak terlepas dari berbagai kesalahan.Kesalahan ini dapat dilakukan
secara sengaja maupuntidak sengaja.Oleh karena itu, agar dunia perbankan dapat berjalan
sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan, maka perlu dilakukan pembinaan dan
pengawasan bank terhadap seluruh aktivitas yang dilakukan oleh Bank Indonesia.Dalam
hal pembinaan dan pengawasan bank tersebut, Bank Indonesia menetapkan kesehatan
bank meliputi aspek kecukupan modal, kualitas aset, kualitas manajemen, likuiditas,
14
rentabilitas,solvabilitas, dan aspek lain yang berhubungan dengan usaha bank dan wajib
melakukan kegiatanusaha sesuai dengan prinsip kehati-hatian.
Kemudian pihak perbankan wajib memelihara kesehatan bank tersebut sesuai dengan
aturan yang berlaku dan wajib menyampaikan semua informasi yang dibutuhkan
Bank Indonesia dan wajib pula menyediakan informasi mengenai berbagai kemungkinan
timbulnya risiko kerugian sehubungandengan transaksi nasabah yang dilakukan melalui
bank. Demikian pula Bank Indonesia berhak untukmemerikasa semua catatan dan berkas-
berkas yang ada baik secara berkala maupun atau setiap waktu jika diperlukan.
Kemudian apabila tindakan di atas tidak mampu untuk mengatasi kesulitan yang
dihadapi bank danmenurut penilaian Bank Indonesia dapat membahayakan sistem
perbankan, maka pimpinan BankIndonesia dapat mencabut izin usaha bank
dan memerintahkan direksi bank untuk meneyelenggarakanRapat Umum Pemegang
Saham guna membubarkan badan hukum bank dan membentuk tim likuidasi.
Oleh karena itu, pembinaan dan pengawasan bank perlu untuk terus dijalankan
agar pihak perbankan mematuhi rambu-rambu yang telah ditetapkan. Pembinaan dan
pengawasan bank ini juga ditujukan untuk kepentingan dan kemajuan bank itu sendiri agar
jangan menderita kerugian di samping kepentingan nasional.
Pembinaan dan pengawasan bank yang dijalankan harus tetap konsisten agar dalam
pelaksanaan di lapangan tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Suku bunga adalah harga dari penggunaan uang atau bias juga dipandang sebagai sewa
atas penggunaan uang untuk jangka waktu tertentu. Atau harga dari meminjam uang untuk
menggunakan daya belinya dan biasanya dinyatakan dalam persen (%).
15
Bunga bank dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan oleh bank yang
berdasarkan prinsip Konvensional kepada nasabah yang membeli atau menjual
produknya. Bunga juga dapat diartikan sebagai harga yang harus dibayar kepada nasabah
(yang memiliki simpanan) dengan yang harus dibayar oleh nasabah kepada bank (nasabah
yang memperoleh pinjaman).
Dalam kegiatan perbankan sehari-hari ada dua macam bunga yang diberikan kepada
nasabahnya, yaitu :
1. Bunga Simpanan yaitu bunga yang diberikan sebagai ransangan atau balas jasa bagi
nasabah yang menyimpan uangnya di bank. Bunga simpanan merupakan harga yang
harus dibayar bank kepada nasabahnya. Contoh: bunga deposito
2. Bunga Pinjaman yaitu bunga yang diberikan kepada para peminjam atau harga yang
harus dibayar oleh nasabah pinjaman kepada bank. Contoh: bunga kredit.
Kedua macam bunga ini merupakan komponen utama faktor biaya dan pendapatan
bagi bank. Bunga simpanan merupakan biaya dana yang harus dikeluarkan kepada
nasabah sedangkan bunga pinjaman merupakan pendapatan yang diterima nasabah. Baik
bunga simpanan maupun bunga bunga pinjaman masing-masing saling mempengaruhi
satu sama lainnya. Sebagai contoh seandainya bunga pinjaman tinggi, mak a secara
otomatis bunga pinjaman juga berpengaruh naik dan demikian sebaliknya.
Ada beberapa faktor yang dapat menentukan besar kecilnya suku bunga simpanan
dan pinjaman,dimana faktor-faktor tersebut antara lain :
a. Kebutuhan dana. Apabila permohonan pinjaman meningkat, maka yang dilakukan oleh
bank agar dana tersebut cepat terpenuhi dengan meningkatkan suku bunga simpanan.
Otomatis bila hal tersebut dilakukan maka suku bunga pinjaman juga akan mengalami
peningkatan.
b. Persaingan. Dalam menarik konsumen agar menyimpan uang dan melakukan pinjaman
kepada sebuah bank,maka yang seharusnya dilakukan bank tersebut adalah
memperhatikan bunga simpanan dan bunga pinjaman yang ditawarkan oleh pesaing.
Dimana bila pesaing memberi harga untuk bungasimpanan sebesar 12% pertahun maka
hendaknya bank yang bersangkutan memberikan hargadiatas harga pesaing, namun
dengan tetap memperhatikan harga bunga simpanan yang telah ditetapkan oleh BI.
c. Target Laba Yang Inginkan Harga. Bunga yang akan ditetapkan didalamnya telah
terkandung target laba yang diharapkan oleh pihak bank.
d. Kualitas.
Jaminan Nilai jaminan yang dapat segera dicairkan, misalnya seperti sertifikat
deposito harganya jugaakan lebih tinggi bila di bandingkan dengan nilai jaminan yang
tidak dapat segera dicairkan.
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
18
DAFTAR PUSTAKA
Devi Novita Sari. Ringkasan Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Diakses 18 Februari 2021
padahttps://www.academia.edu/41140976/Ringkasan_Bank_and_Lembaga_Keuanga
n_Lainnya_bab_1_11_Dr_Kasmir
19