Anda di halaman 1dari 20

METODOLOGI PENELITIAN

“Data dan Metode Pengumpulan Data”


“Bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok dalam perkuliahan Metodologi Penelitian”
Dosen Pengampu : Prof. Dr. I Ketut Rahyuda, M.S.I.E.

Disusun Oleh :
KELOMPOK 10
1. Ni Md Chintya Pramudya Kusumarini (1907521125 / 15)
2. Gede Apriawan (1907521145 / 28)

Kelas : EKM400 F5

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2021
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat-Nya lah, paper yang berjudul “Data dan Metode Pengumpulan Data” dalam rangka
memenuhi tugas kelompok mata kuliah Metodologi Penelitian ini dapat terselesaikan tepat
waktu dan sesuai dengan yang direncanakan.
Dalam penyusunan paper ini penulis menemukan beberapa kendala, namun kendala
tersebut dapat diminimalisir dan diatasi karena bantuan dari berbagai pihak. Ucapan terima
kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada pihak-pihak yang telah membantu
dalam paper ini, terutama kepada :
1. Prof. Dr. I Ketut Rahyuda, M.S.I.E. selaku Dosen Pengampu mata kuliah Metodologi
Penelitian Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana atas literatur dan materi-
materi yang telah diberikan untuk penyusunan paper ini hingga selesai tepat pada
waktunya.
Penulis menyadari bahwa paper ini masih jauh dari kata sempurna karena masih
terdapat kekurangan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca guna
dijadikan perbaikan untuk di masa yang akan datang. Semoga paper ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.
Denpasar, 20 November 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR........................................................................................................ i
DAFTAR ISI..................................................................................................................... ii
BAB I : PENDAHULUAN................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 1
1.3 Tujuan ................................................................................................................ 2
BAB II : PEMBAHASAN................................................................................................. 3
2.1 Data dan Informasi............................................................................................. 3
2.2 Jenis Data............................................................................................................ 4
2.3 Sumber Data ....................................................................................................... 9
2.4 Metode Pengumpulan Data Sekunder ................................................................ 9
2.5 Metode Pengumpulan Data Primer .................................................................. 10
BAB III : PENUTUP ...................................................................................................... 16
3.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 17

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kegiatan penelitian yang terpenting adalah pengumpulan data. Menyusun instrumen
adalah pekerjaan penting di dalam langkah penelitian, tetapi mengumpulkan data jauh
lebih penting lagi, terutama jika peneliti menggunakan metode yang rawan terhadap
masuknya unsur subjektif peneliti. Itulah sebabnya menyusun instrumen pengumpulan
data harus ditangani secara serius agar diperoleh hasil yang sesuai dengan kegunaannya
yaitu pengumpulan variabel yang tepat.
Pengumpulan data dalam penelitian perlu dipantau agar data yang diperoleh dapat
terjaga tingkat validitas dan reliabilitasnya. Walaupun telah menggunakan instrumen yang
valid dan reliabel tetapi jika dalam proses penelitian tidak diperhatikan bisa jadi data yang
terkumpul tidak akan berarti. Peneliti yang memiliki jawaban responden sesuai
keinginannya akan semakin tidak reliabel. Petugas pengumpulan data yang mudah
dipengaruhi oleh keinginan pribadinya, akan semakin condong (bias) data yang terkumpul.
Oleh karena itu, pengumpul data walaupun tampaknya hanya sekedar pengumpul data
tetapi harus tetap memenuhi persyaratan tertentu yaitu yang mempunyai keahlian yang
cukup untuk melakukannya.
Pengumpulan data merupakan aktivitas mencari data yang dibutuhkan dalam rangka
mencapai tujuan penelitian sosial. Data adalah sekumpulan informasi. Dalam pengertian
bisnis, data adalah sekumpulan informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan.
Data perlu disusun dan disimpan menggunakan metode tertentu, sehingga jika sewaktu-
waktu diperlukan segera dapat dicari kembali dengan mudah.
Aktivitas penelitian tidak akan terlepas dari keberadaan data yang merupakan bahan
baku informasi untuk memberikan gambaran spesifik mengenai obyek penelitian. Data
adalah fakta empirik yang dikumpulkan oleh peneliti untuk kepentingan memecahkan
masalah atau menjawab pertanyaan penelitian.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka adapun rumusan masalah dalam penulisan
paper ini sebagai berikut :
1. Apa sajakah jenis-jenis data?
2. Apa saja yang termasuk sumber data?
3. Bagaimana pengumpulan data sekunder?

1
4. Bagaimana pengumpulan data primer?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penulisan paper ini adalah sebagai
berikut :
1. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami jenis-jenis data.
2. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami sumber data.
3. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami pengumpulan data sekunder.
4. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami pengumpulan data primer.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Data dan Informasi
Aktivitas penelitian tidak akan terlepas dari keberadaan data yang merupakan bahan
baku informasi untuk memberikan gambaran spesifik mengenai obyek penelitian. Data
adalah fakta empirik yang dikumpulkan oleh peneliti untuk kepentingan memecahkan
masalah atau menjawab pertanyaan penelitian.
Data adalah sekumpulan informasi. Dalam pengertian bisnis, data adalah sekumpulan
informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan. Data perlu disusun dan disimpan
menggunakan metode tertentu, sehingga jika sewaktu-waktu diperlukan segera dapat
dicari kembali dengan mudah.
Data penelitian dapat berasal dari berbagai sumber yang dikumpulkan dengan
menggunakan berbagai teknik selama kegiatan penelitian berlangsung. Data adalah
sesuatu yang belum mempunyai arti bagi penerimanya dan masih memerlukan adanya
suatu pengolahan. Data bisa berujut suatu keadaan, gambar, suara, huruf, angka,
matematika, bahasa ataupun simbol-simbol lainnya yang bisa kita gunakan sebagai bahan
untuk melihat lingkungan, obyek, kejadian ataupun suatu konsep.
Informasi merupakan hasil pengolahan dari sebuah model, formasi, organisasi, ataupun
suatu perubahan bentuk dari data yang memiliki nilai tertentu, dan bisa digunakan untuk
menambah pengetahuan bagi yang menerimanya. Dalam hal ini, data bisa dianggap
sebagai obyek dan informasi adalah suatu subyek yang bermanfaat bagi penerimanya.
Informasi juga bisa disebut sebagai hasil pengolahan ataupun pemrosesan data. Data bisa
merupakan jam kerja bagi karyawan perusahaan. Data ini kemudian perlu diprose s dan
diubah menjadi informasi. Jika jam kerja setiap karyawan kemudian dikalikan dengan nilai
per-jam, maka akan dihasilkan suatu nilai tertentu. Jika gambaran penghasilan setiap
karyawan kemudian dijumlahkan, akan menghasilkan rekapitulasi gaji yang harus dibayar
oleh perusahaan. Penggajian merupakan informasi bagi pemilik perusahaan. Informasi
merupakan hasil proses dari data yang ada, atau bisa diartikan sebagai data yang
mempunyai arti. Informasi akan membuka segala sesuatu yang belum diketahui.

3
2.2 Jenis Data
Jenis data dapat dibagi menjadi beberapa bagian sebagai berikut :
a) Data Menurut Penelitian
Jenis data penelitian berkaitan dengan sumber data dan pemilihan metode yang
digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data penelitian. Penentuan metode
pengumpulan data dipengaruhi oleh jenis dan sumber data penelitian yang dibutuhkan.
Data penelitian pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi menjadi tiga jenis, yaitu:
1. Data Subyek (Self-Report Data)
Data subyek adalah jenis data penelitian yang berupa opini, sikap, pengalaman
atau karakteristik dari seseorang atau sekelompok orang yang menjadi subyek
penelitian (responden data subyek diklasifikasikan berdasarkan bentuk tanggapan
(respon) yang diberikan, yaitu : lisan (verbal), tertulis dan ekspresi.
2. Data Fisik (Physical Data)
Data fisik merupakan jenis data penelitian berupa obyek atau benda-benda fisik,
antara lain dalam bentuk: bangunan atau bagian dari bangunan, pakaian,buku, dan
senjata. Data fisik dalam penelitian bisnis dikumpulkan melalui metode observasi.
3. Data Dokumenter (Documentary Data)
Data dokumenter adalah jenis data penelitian yang antara lain berupa: faktur,
jurnal, surat-surat, notulen hasil rapat, memo, atau dalam bentuk laporan program. Data
ini memuat apa dan kapan suatu kejadian atau transaksi, serta siapa yang terlibat dalam
suatu kejadian.
b) Data Menurut Sifatnya
Berdasarkan bentuk dan sifatnya, data penelitian dapat dibedakan dalam dua jenis yaitu
data kualitatif (yang berbentuk kata-kata/kalimat) dan data kuantitatif (yang berbentuk
angka). Data kuantitatif dapat dikelompokkan berdasarkan cara mendapatkannya yaitu
data diskrit dan data kontinum. Berdasarkan sifatnya, data kuantitatif terdiri atas data
nominal, data ordinal, data interval dan data rasio.
1. Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang sifatnya hanya menggolongkan saja dan tidak
dapat diwujudkan dalam bentuk angka. Yang termasuk dalam klasifikasi data kualitatif
adalah data yang berskala ukuran nominal dan ordinal.
2. Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang dapat dinyatakan dalam bentuk angka, yang
termasuk dalam data kuantitatif adalah data yang berskala ukur interval dan rasio.
4
Berdasarkan proses atau cara untuk mendapatkannya, data kuantitatif dapat
dikelompokkan dalam dua bentuk yaitu sebagai berikut:
a. Data diskrit adalah data dalam bentuk angka (bilangan) yang diperoleh dengan
cara membilang. Contoh data diskrit misalnya:
o Jumlah Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan XXX sebanyak 20.
o Jumlah siswa laki-laki di SD YYY sebanyak 67 orang.
o Jumlah penduduk di Kabupaten ZZZ sebanyak 246.867 orang.
Karena diperoleh dengan cara membilang, data diskrit akan berbentuk bilangan
bulat (bukan bilangan pecahan).
b. Data kontinum adalah data dalam bentuk angka/bilangan yang diperoleh
berdasarkan hasil pengukuran. Data kontinum dapat berbentuk bilangan bulat atau
pecahan tergantung jenis skala pengukuran yang digunakan. Contoh data kontinum
misalnya:
o Tinggi badan Budi adalah 150,5 centimeter.
o IQ Budi adalah 120.
o Suhu udara di ruang kelas 24 derajat Celcius.
Berdasarkan tipe skala pengukuran yang digunakan, data kuantitatif dapat
dikelompokan dalam empat jenis (tingkatan) yang memiliki sifat berbeda yaitu:
a) Data nominal
Sering disebut juga data kategori yaitu data yang diperoleh melalui
pengelompokkan obyek berdasarkan kategori tertentu. Perbedaan kategori obyek
hanya menunjukan perbedaan kualitatif. Walaupun data nominal dapat dinyatakan
dalam bentuk angka, namun angka tersebut tidak memiliki urutan atau makna
matematis sehingga tidak dapat dibandingkan. Logika perbandingan “>” dan “”
dan “<” tidak dapat digunakan untuk menganalisis data nominal. Operasi
matematika seperti penjumlahan (+), pengurangan (-), perkalian (x), atau
pembagian (:) juga tidak dapat diterapkan dalam analisis data nominal. Contoh data
nominal antara lain:
Jenis kelamin yang terdiri dari dua kategori yaitu:
- Laki-laki (1)
- Perempuan (2)
Angka (1) untuk laki-laki dan angka (2) untuk perempuan hanya merupakan
simbol yang digunakan untuk membedakan dua kategori jenis kelamin. Angka-
angka tersebut tidak memiliki makna kuantitatif, artinya angka (2) pada data di atas
5
tidak berarti lebih besar dari angka (1), karena laki-laki tidak memiliki makna lebih
besar dari perempuan.
b) Data ordinal
Data ordinal adalah data yang berasal dari suatu objek atau kategori yang telah
disusun secara berjenjang menurut besarnya. Setiap data ordinal memiliki
tingkatan tertentu yang dapat diurutkan mulai dari yang terendah sampai tertinggi
atau sebaliknya. Namun demikian, jarak atau rentang antar jenjang yang tidak harus
sama. Dibandingkan dengan data nominal, data ordinal memiliki sifat berbeda
dalam hal urutan. Terhadap data ordinal berlaku perbandingan dengan
menggunakan fungsi pembeda yaitu “>” dan “<”. Meskipun data ordinal dapat
disusun dalam suatu urutan, namun belum dapat dilakukan operasi matematika ( +,
– , x , : ). Contoh jenis data ordinal antara lain:
(1) Taman Kanak-kanak (TK)
(2) Sekolah Dasar (SD)
(3) Sekolah Menengah Pertama (SMP)
(4) Sekolah Menengah Atas (SMA)
(5) Diploma
(6) Sarjana
Analisis terhadap urutan data di atas menunjukkan bahwa SD memiliki
tingkatan lebih tinggi dibandingkan dengan TK dan lebih rendah dibandingkan
dengan SMP. Namun demikian, data tersebut tidak dapat dijumlahkan, misalnya
SD (2) + SMP (3) ≠ (5) Diploma. Dalam hal ini, operasi matematika ( + , – , x, : )
tidak berlaku untuk data ordinal.
c) Data Interval
Data interval adalah data hasil pengukuran yang dapat diurutkan atas dasar
kriteria tertentu serta menunjukan semua sifat yang dimiliki oleh data ordinal.
Kelebihan sifat data interval dibandingkan dengan data ordinal adalah memiliki
sifat kesamaan jarak (equality interval) atau memiliki rentang yang sama antara
data yang telah diurutkan. Karena kesamaan jarak tersebut, terhadap data interval
dapat dilakukan operasi matematika penjumlahan dan pengurangan ( +, – ). Namun
demikian masih terdapat satu sifat yang belum dimiliki yaitu tidak adanya angka
Nol mutlak pada data interval. Berikut dikemukakan contoh data interval, antara
lain:

6
• Hasil pengukuran suhu (temperatur) menggunakan termometer yang
dinyatakan dalam ukuran derajat. Rentang temperatur antara 00 Celcius
sampai 10 Celcius memiliki jarak yang sama dengan 10 Celcius sampai 20
Celcius. Oleh karena itu berlaku operasi matematik ( +, – ), misalnya 150
Celcius + 150 Celcius 72 = 300 Celcius. Namun demikian tidak dapat
dinyatakan bahwa benda yang bersuhu 150 Celcius memiliki ukuran panas
separuhnya dari benda yang bersuhu 300 Celcius. Demikian juga, tidak dapat
dikatakan bahwa benda dengan suhu 00 Celcius tidak memiliki suhu sama
sekali. Angka 00 Celcius memiliki sifat relatif (tidak mutlak). Artinya, jika
diukur dengan menggunakan Termometer Fahrenheit diperoleh 00 Celcius =
320 Fahrenheit.
d) Data rasio
Data rasio adalah data yang menghimpun semua sifat yang dimiliki oleh data
nominal, data ordinal, serta data interval. Data rasio adalah data yang berbentuk
angka dalam arti yang sesungguhnya karena dilengkapi dengan titik Nol absolut
(mutlak) sehingga dapat diterapkannya semua bentuk operasi matematik ( + , – , x,
: ). Sifat-sifat yang membedakan antara data rasio dengan jenis data lainnya
(nominal, ordinal, dan interval) dapat dilihat dengan memperhatikan contoh
berikut:
• Panjang suatu benda yang dinyatakan dalam ukuran meter adalah data rasio.
Benda yang panjangnya 1 meter berbeda secara nyata dengan benda yang
panjangnya 2 meter sehingga dapat dibuat kategori benda yang beruku ran 1
meter dan 2 meter (sifat data nominal). Ukuran panjang benda dapat diurutkan
mulai dari yang terpanjang sampai yang terpendek (sifat data ordinal).
Perbedaan antara benda yang panjangnya 1 meter dengan 2 meter memiliki
jarak yang sama dengan perbedaan antara benda yang panjangnya 2 meter
dengan 3 (sifat data interval). Kelebihan sifat yang dimiliki data rasio
ditunjukkan oleh dua hal yaitu: (1) Angka 0 meter menunjukkan nilai mutlak
yang artinya tidak ada benda yang diukur; serta (2) Benda yang panjan gnya 2
meter, 2 kali lebih panjang dibandingkan dengan benda yang panjangnya 1
meter yang menunjukkan berlakunya semua operasi matematik. Kedua hal
tersebut tidak berlaku untuk jenis data nominal, data ordinal, ataupun data
interval.

7
c) Data Menurut Dimensi Waktu
Data menurut dimensi waktunya dibagi menjadi sebagai berikut :
1. Data runtut waktu (time-series)
Data time series atau data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari
beberapa tahapan waktu secara kronologis. Data deret waktu pada umumnya
merupakan kumpulan data dari suatu fenomena tertentu yang didapat dalam beberapa
interval waktu tertentu.
2. Data silang tempat (cross-section)
Data cross section adalah data yang dikumpulkan pada waktu dan tempat
tertentu saja. Data ini umumnya mencerminkan suatu fenomena tertentu dalam suatu
kurun waktu tertentu saja. Data silang digunakan untuk mengamati respons dalam
periode yang sama, sehingga variasi terjadinya adalah antar pengamatan.
3. Data pooling
Data pooling adalah kombinasi antara data runtut waktu dan silang tempat. Misalnya,
kita ingin mengamati perilaku Pendapatan Asli Daerah (PAD) untuk masing-masing
kabupaten/kota selama 10 tahun terakhir. Misal jumlah data silang tempat terdiri atas 4
kabupaten dan 1 kota, sedangkan data runtut waktu yang diamati 10 tahun, maka jumlah
observasi yang dimiliki sebanyak 50 (5 dikalikan 10 tahun)
d) Data Menurut Sumber
Data menurut sumbernya dibagi menjadi sebagai berikut :
1. Data Primer
Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung
dari sumber asli (tidak melalui media perantara). Data primer secara khusus
dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan penelitian. Data primer dapat
berupa opini subyek (orang) secara individual atau kelompok, hasil observasi terhadap
suatu benda (fisik), kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian. Teknik yang dapat
digunakan peneliti untuk mengumpulkan data primer antara lain observasi, wawancara,
diskusi terfokus (focus grup discussion / FGD) dan penyebaran kuesioner.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara
tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat pihak lain). Data
sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun
dalam arsip yang dipublikasikan dan tidak dipublikasikan.

8
2.3 Sumber Data
a) Sumber Primer
Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada
pengumpul data. Data ini diamati dan dicatat untuk pertama kalinya. Data primer
menjadi data sekunder bila dipergunaan orang yang tidak berhubungan langsung
dengan peneliti yang bersangkutan. Adapun manfaat dari data primer adalah
dikumpulkan untuk mencapai tujuan penelitian, tidak ada risiko kedaluwarsa karena
dikumpulkan setelah proyek penelitian dirumuskan, semua data yang dipegang oleh
peneliti, mengetahui kualitas dari metode-metode yang dipakainya karena dialah yang
mengatur sejak awal.
b) Sumber Sekunder
Sumber sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan sumber data
kepada pengumpul data. Misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen, data dari biro
statistik, majalah, keterangan-keterangan atau publikasi lainnya. Jadi data sekunder
berasal dari tangan kedua, ketiga dan seterusnya. Bentuk data sekunder dikategorikan
menjadi 2 kategori yaitu :
1) Internal
Dokumen-dokumen akuntansi dan operasi yang dikumpulkan, dicatat, dan
disimpan di dalam suatu organisasi atau perusahaan merupakan tipe data internal.
Beberapa contoh data internal misalnya, faktur penjualan, laporan penjualan
periodik, jurnal penjualan, surat-surat, dan memo manajemen.
2) Eksternal
Data sekunder eksternal umumnya disusun oleh satu entitas selain peneliti dari
organisasi yang bersangkutan. Data eksternal diperoleh dari sumber-sumber luar
misalnya data sensus penduduk dan registrasi. Data yang diperoleh dari badan atau
perusahaan yang aktivitasnya mengumpulkan keterangan yang relevan dalam
berbagai masalah. Misalnya indeks atau pedoman referensi, data sensus, data
statistik, data pasar, data industri, direktori perusahaan, dan data investasi.

2.4 Metode Pengumpulan Data Sekunder


Sugiarto dkk., menyebutkan bahwa metode pengumpulan data sekunder sering disebut
metode pengumpulan bahan dokumen, karena peneliti tidak secara langsung mangambil
data sendiri tetapi meneliti dan memanfaatkan data atau dokumen yang dihasilkan oleh
pihak-pihak lain. Metode penelitian yang umumnya menggunakan data sekunder adalah

9
penelitian arsip yang memuat kejadian masa lalu. Ada 2 kategori tujuan penelitian bisnis
yang umumnya menggunakan data sekunder yaitu :
1. Pengungkapan fakta
Tujuan penelitian untuk memungkapkan f akta merupakan salah satu kategori penelitian
bisnis yang memerlukan data sekunder.
2. Penyusunan model
Tujuan penelitian untuk menyusun model yang menunjukkan hubungan antara dua
variabel atau lebih, merupakan kategori penelitian dengan data sekunder yang lebih
kompleks dibandingkan dengan pengungkapan fakta.
Penelusuran data sekunder dapat dilakukan dengan 2 cara :
1) Penelusuran secara manual untuk data dalam format kertas hasil cetakan
Data sekunder yang disajikan format kertas hasil cetakan diperoleh melalui
penelusuran secara manual. Cara penelusuran ini relatif lebih lama dibandingkan
dengan menggunakan komputer.
2) Penelusuran dengan komputer untuk data dalam format elektronik
Penelusuran data sekunder dengan komputer relatif lebih cepat, lengkap dan
efektif. Data sekunder yang memerlukan penelusuran dengan komputer adalah data
yang disajikan dalam format elektronik. Data elektronik (database) dapat berupa
numeric dan text database.

2.5 Metode Pengumpulan Data Primer


1) Metode Survei
Metode survei merupakan metode pengumpulan data primer yang mengunakan
pertanyaan lisan dan tertulis. Metode ini memerlukan adanya kontak atau hubungan
antara peneliti dengan subyek penelitian (responden) untuk memperoleh data yang
diperlukan. Metode survei merupakan metode pengumpulan data primer berdasarkan
komunikasi antara peneliti dengan responden. Ada 2 teknik pengumpulan data dalam
metode survei yaitu :
a. Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data, apabila peneliti ingin
melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang diteliti, dan juga
apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal yang dari responden yang lebih mendalam
dan jumlah respondennya sangat sedikit. Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur.

10
o Wawancara terstruktur
Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data bila
peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi yang
akan diperoleh. Dengan wawancara terstruktur ini setiap responden diberi
pertanyaan yang sama dan alternatif jawaban yang sama. Misalnya ingin mengetahui
tentang tanggapan masyarakat terhadap sepeda motor Honda.
1. Bagaimana tanggapan Bapak/Ibu terhadap model sepeda motor Honda?
a. Sangat bagus.
b. Bagus.
c. Cukup bagus
d. Tidak bagus.
e. Sangat tidak bagus.
2. Bagaimana kualitas mesinnya.?
a. Sangat bagus.
b. Bagus.
c. Cukup bagus.
d. Tidak bagus.
e. Sangat tidak bagus.
3. Bagaimana tanggapan Bapak/Ibu terhadap harga belinya.?
a. Sangat murah.
b. Sedang.
c. Murah.
d. Mahal
e. Sangat mahal, dan seterusnya.
o Wawancara tidak terstruktur
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak
menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan
lengkap untuk pengumpulan datanya. Wawancara tidak terstruktur atau terbuka,
sering digunakan dalam penelitian pendahuluan atau penelitian yang lebih
mendalam terhadap responden. Kebaikan dari teknik ini adalah responden tidak
merasa diwawancarai sehingga suasana akan lebih santai, terbuka dan apa adanya.
Sedangkan kelemahannya adalah arah wawancara kadang-kadang kurang
terkendali.

11
Contoh : Bagaimana pendapat Bapak/Ibu terhadap kebijakan pemerintah tentang
kenaikkan harga BBM ?
Kelebihan dan Kelemahan Wawancara
Kelebihan Wawancara
a. Mempunyai nilai yang tinggi
b. Kesalahpahaman dapat dihindari
c. Pertanyaan yang telah disiapkan dapat dijawab oleh narasumber dengan
penjelasan-penjelasan tambahan
d. Setiap pertanyaan dapat dikembangkan lebih lanjut
e. Informasi yang diperoleh langsung dari sumber pertama
Kelemahan Wawancara
a. Memakan waktu dan biaya yang besar jika, dilakukan dalam suatu wilayah yang
luas.
b. Keberhasilan proses wawancara tergantung dari kepandaian peneliti dalam
menggali informasi yang diperlukan.
c. Interpretasi peneliti bisa terpengaruh oleh responden sehingga tidak objektif.

b. Kuisioner
Kuisioner merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan-pertanyaan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya. Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti
mengetahui variabel-variabel yang akan diukur. Uma Sekaran (1992) mengemukakan
beberapa prinsip penulisan angket sebagai metode pengumpulan data yaitu:
➢ Prinsip penulisan angket menyangkut beberapa faktor, yaitu:
a. Isi dan tujuan pertanyaan
b. Bahasa mudah
c. Pertanyaan tertutup, terbuka, positif, negatif
d. Pertanyaan tidak mendua
e. Tidak menanyakan hal-hal yang sudah lupa
f. Pertanyaan tidak mengarahkan
g. Panjang pertanyaan
h. Acuan pertanyaan

12
➢ Penampilan fisik
Dicetak dalam kertas bagus sehingga direspon oleh responden. Bila
menggunakan kertas buram akan kurang direspon oleh responden.

Kelebihan dan Kelemahan Kuisioner


Kelebihan Kuisioner
a. Tidak memerlukan hadirnya peneliti.
b. Dapat dibagikan secara serentak kepada responden.
c. Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing menurut waktu
senggang responden.
d. Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas, jujur dan tidak malu -malu menjawab.
e. Dapat dibuat berstandar sehingga semua responden dapat diberi pertanyaan yang
benar-benar sama.
Kelemahan Kuisioner
a. Responden sering tidak teliti dalam menjawab sehingga ada pertanyaan yang terlewati
tidak terjawab, padahal sukar diulangi diberikan kembali padanya.
b. Seringkali sukar dicari validitasnya
c. Walaupun dibuat anonim, kadang-kadang responden sengaja memberikan jawaban
yang tidak betul atau tidak jujur
d. Angket yang dikirim lewat pos pengembaliannya sangat rendah, hanya sekitar 20%.
Seringkali tidak dikembalikan tertutama jika dikirim lewat pos menurut penelitian
e. Waktu pengembaliannya tidak sama-sama, bahkan kadang-kadang ada yang terlalu
lama sehingga terlambat

2) Metode Observasi
Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik
dibandingkan dengan metode yang lain. Metode pengumpulan data dengan observasi
digunakan bila, penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-
gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar. Dari segi proses
pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi dua yakni :
4. Observasi partisipan
Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang
sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Dengan
observasi partisipan ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan

13
sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak. Sambil
mengamati, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data.
5. Observasi Nonpartisipan
Dalam observasi nonpartisipan peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai
pengamat independen. Pengumpulan data dengan observasi nonpartisipan ini tidak
akan mendapatkan data yang mendalam dan tidak sampai pada tingkat makna.
Makna adalah nilai-nilai di balik perilaku yang tampak, yang terucapkan dan yang
tertulis.

Dari segi instrumen yang digunakan, maka observasi dibedakan menjadi:


a) Observasi terstruktur
Observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis
tentang apa yang akan diamati dimana tempatnya. Peneliti telah tahu dengan pasti
tentang variabel apa yang akan diamati. Dalam melakukan pengamatan, peneliti
menggunakan instrumen yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya.
b) Observasi tidak terstruktur
Merupakan observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa
yang akan diobservasi. Dalam melakukan pengamatan peneliti tidak menggunakan
instrumen yang telah baku, tetapi hanya berupa rambu- rambu pengamatan.
Alat Observasi
Alat Bantu yang digunakan dalam observasi antara lain adalah:
1) Daftar riwayat kelakuan (anecdotal record): pengamat mencatat mengenai
kelakuan-kelakuan luar biasa. Pengamat memiliki kebebasan untuk mencatat
kelakuan-kelakuan yang dianggap penting. Penyelidik segera mencatat tentang apa
dan bagaimana kejadiannya, bukan bagaimana menurut pendapatnya.
2) Catatan berkala: dalam hal ini pengamat tidak selalu mencatat kejadian yang ada,
melainkan hanya pada waktuwaktu tertentu. Apa yang pengamat lakukan adalah
mengadakan observasi cara-cara orang bertindak dalam jangka waktu tertentu,
kemudian mencatat kesan-kesan umumnya.
3) Daftar catatan (check list): merupakan alat observasi yang terdiri dari daftar item
yang berisi nama-nama subyek dan faktor-faktor yang diselidiki. Ada atau tidaknya
item itu ditandai dengan mengecek “ya” atau “tidak”. Jenis alat ini mensistematisasi
dan memudahkan perekaman hasil observasi.

14
4) Skala penilaian (rating scale): adalah pencatatan obyek atau gejala penelitian
menurut tingkat-tingkatnya. Alat ini untuk memperoleh gambaran mengenai
keadaan obyek menurut tingkatannya masing-masing. Klasifikasi dapat bergerak
antara tiga sampai lima atau tujuh kategori, misal: selalu, kadang-kadang, tidak
pernah, atau sangat baik, baik, sedang, kurang dan sangat kurang.
Kelebihan dan Kelemahan Observasi
Kelebihan Observasi
a. Dengan cara pengamatan langsung, terdapat kemungkinan untuk mencatat hal-hal,
perilaku, pertumbuhan, dan sebagainya tepat saat kejadian tersebut berlaku, atau
sewaktu perilaku tersebut terjadi. Dengan cara pengamatan, data yang langsung
mengenai perilaku yang tipikal dari objek dapat segera dicatat, dan tidak
menggantungkan data dari ingatan seseorang.
b. Pengamatan langsung dapat memperoleh data dari subjek yang tidak dapat
berkomunikasi secara verbal atau yang tidak bersedia berkomunikasi secara verbal.
Adakalanya subjek tidak mau berkomunikasi secara verbal dengan peneliti, baik
karena takut atau tidak ada waktu. Dengan pengamatan langsung atau observasi,
hal ini dapat ditanggulangi.
Kelemahan Observasi
a. Diperlukan waktu yang lama untuk memperoleh hasil observasi langsung terhadap
suatu kejadian.
b. Ada beberapa kegiatan yang datanya tidak mungkin diperoleh melalui observasi,
misalnya rahasia pribadi seseorang.
c. Jika objek observasi menyadari dirinya sedang diamati, dia cenderung untuk
berkelakuan sesuai dengan yang diharapkan si pengamat.
d. Jika terjadi peristiwa tidak terduga, seperti hujan, kebakaran, dan bencana alam,
pelaksanaan tugas pengamat dapat terganggu atau bahkan berhenti.

15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Jenis data dapat dikelompokkan menjadi data menurut penelitian (self-report data,
physical data, dan documentary data), data menurut sifatnya (data kualitatif dan
kuantitatif), data menurut dimensi waktu (time series data, cross section data, dan
data pooling), data menurut sumbernya (data primer dan data sekunder).
2. Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari
sumber asli (tidak melalui media perantara). Data primer dapat berupa opini subyek
(orang) secara individual atau kelompok. Data sekunder merupakan sumber data
penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui
media perantara perantara (diperoleh dan dicatat pihak lain). Data sekunder
umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip
yang dipublikasikan dan tidak dipublikasikan.
3. Ada dua kategori tujuan penelitian yang umumnya menggunakan data sekunder, yaitu:
Pengungkapan fakta dimana tujuan penelitian penelitian untuk mengungkapkan
mengungkapkan fakta dan penyusunan model.
4. Ada beberapa cara untuk mengumpulkan data primer yaitu: kuisioner (angket),
interview (wawancara), dan observasi (pengamatan) atau mungkin saja ketiganya.

16
DAFTAR PUSTAKA
Agung, Anak Agung Putu dan Anik Yuesti. 2017. Metodologi Penelitian Kuantitatif dan
Kualitatif. Yogyakarta: AB Publisher.
Rahyuda, K., 2020. Metode Penelitian Bisnis. 2020 ed. Denpasar: CV. Sastra Utama.
Siyoto, Sandu dan Ali Sodik. 2015. Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Literasi Media
Publishing.

17

Anda mungkin juga menyukai