Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KEGAWATDARURATAN KELAUTAN

“PENYELAMAN FISIKA DAN FISIOLOGI” 

KELOMPOK 2 :

Vahdini Tri Bastian


Miracle Garusim
Vyeren .V Mamarimbing
Syifa Zulfah

Prodi/Tingkat: D-III Keperawatan/2B

POLTEKNIK KESEHATAN KEMENKES MANADO


2017
 

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah
ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas
 bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi
 para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah
agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang

membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Manado, Agustus 2017


DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftar Isi

BAB I Pendahuluan
a.  Latar Belakang
Tujuan
 b. 
BAB II Pembahasan
a.  Fisika Penyelaman

Satuan Tekanan
Hukum-hukum Gas

Daya Apung

Suhu/Temperatur
Penglihatan dan Cahaya
Suara di Bawah Air

 b. Fisiologi Penyelaman


1. Pernapasan

Peredaran Darah
Pengawasan Pernapasan

BAB III Penutup a.  Kesimpulan


 b.  Saran
BAB I
PENDAHULUAN

A.  

masuki kehidupan bawah air yang penghuninya memiliki karakteristik yang


h air laut merupakan objek kajian untuk menciptakan penemuan baru yang memiliki daya manfaat yang sangat setrategis bagi perkemban

ti fin, masker, maupun snorcle kemudian melakukan penyelaman


yang benar, aman dan tidak melelahkan. Factor keamanan dan kenyamana

ng bisa mengganggu keamanan dan kenyamanan penyelaman.

B.   Tujuan
1.   Untuk mengetahui dan memahami apa itu penyelaman fisika
2.  Untuk mengetahui dan memahami apa itu penyelaman
fisiologi
BAB II
PEMBAHASAN

A.   Fisika penyelaman (Physics of Diving)


Pengetahuan terapan hukum-hukum fisika yang berhubungan dengan penyelaman
adalah persyaratan terpenting bagi tehnik penyelaman yang aman. Banyak masalah
kesehatan penyelaman yang secara langsung diakibatkan oleh pengaruh-pengaruh
fisiologis dari hukum-hukum tersebut terhadap manusia. Suatu ikhtisar dari hukum-
hukum fisika yang penting berkenaan dengan kegunaan pengobatan secara klinis, perlu
diketahui.

1.   Satuan tekanan
Tekanan udara di permukaan laut pada suhu OºC pada dasarnya adalah tekanan
yang disebabkan oleh berat atmosfir di atasnya. Tekanan ini konstan yaitu sekitar 760
mm Hg (14.7 Psi) dan dijadikan dasar ukuran satu atmosfir.
Persamaan tekanan
1 Atmosfir = 10.07 (10) *meter air laut
= 33.05 (33) * kaki air Laut

= 33.93 (34) * kaki air tawar


= 1.033 kg/cm2
= 14.696 (14.7) * Lbs/ins2
= 1.013 bars
= 101 kilopascals
= 760 mm air raksa ( mm Hg)
= 760 torr
Tekanan akan menurun pada ketinggian karena atmosfir diatasnya

  be r k u r a n g , s e h in g g a b e r at u d a r a p u n b e r k u
m e n i n g k a t b i l a se o r a n g m e n y e l a m d i b aw w a h
r an g . D e m i ki a n s eb a l i k n y a t e k a n a n a k a an
p er m u k a an a i r . H al i n i d is eb a b k a n k a r en n a
 berat dari atmosfir dan berat dari air diatas penyelam. Ukuran-ukuran tekanan dari
 berbagai kedalaman mengungkapkan bahwa tekanan 760 mm Hg (yaitu sama dengan
standard atmosferik pressure) akan terasa pengaruhnya kira-kira pada kedalaman 10 m
dari air laut (33 kaki). Berdasarkan Hukum Pascal yang menyatakan bahwa tekanan
yang terdapat di permukaan cairan akan menyebar ke seluruh arah secara merata dan
tidak
 berkurang pada setiap tempat dibawah permukaan laut, tekanan akan meningkat sebesar
760 mm Hg (1 atmosfir) untuk setiap kedalaman 10 m. Tekanan yang terdapat pada
suatu titik menunjukkan tekanan 1 atmosfir (tekanan di permukaan + tekanan yang
disebabkan oleh kedalaman air laut).
Ukuran tekanan (Gauge Pressure) menunjukkan tekanan yang terlihat pada alat
 pengukur dimana terbaca 0 pada tingkat permukaan. Karenanya tekanan ini selalu 1
atmosfer lebih rendah dari pada tekanan absolut.
 
2.   Hukum-hukum Gas
Udara yang kita hirup mengandung komponen-komponen sebagai berikut :
- 78 % Nitrogen (N2)
- 21 % Oksigen (O2)

- 0,93 % Argon (Ar)


- 0,04 % Carbon Dioxide (CO2)
- Gas-gas mulia (Ne, He, dsb.)
Gas yang umumnya digunakan untuk tujuan penyelaman adalah :
- Udara (bebas kotoran)
- Campuran oksigen
- Campuran O2 dan Helium (He), kadang-kadang + N2
Hukum-hukum gas yang berlaku terhadap gas-gas di dalam rongga- rongga tubuh
seperti paru-paru, saluran yang menghubungkan hidung dengan sinus dll., serta gas-gas di
dalam larutan antara lain adalah :
a). Hukum Boyle (Hukum Perubahan Tekanan dan Volume)
Hukum ini menegaskan hubungan antara tekanan dan volume dari suatu kumpulan
gas akan berbanding terbalik dengan tekanan absolut, yaitu : V = 1/P
Jadi : PV = K atau P1V1 =
P2V2 P = Tekanan
V = Volume
K = Konstan
Ini berarti bahwa bilamana tekanan meningkat, volume dari suatu kumpulan gas
akan berkurang atau sebaliknya. Selama tekanan sebanding dengan kedalaman, maka
volume akan menjadi setengah volume dari semula.
 b). Hukum Dalton (Tekanan Partial dari Campuran Gas).
Hukum ini berhubungan udara (suatu campuran Nitrogen dan Oksigen) dan
dengan
 pernafasan gas campuran. Dinyatakan bahwa jumlah tekanan dari suatu campuran gas-
gas adalah jumlah dari tekanan secara tersendiri menempati seluruh ruang (volume),
selama tekanan secara menyeluruh meningkat, tekanan partial dari tiap-tiap gas akan
meningkat. Karena udara adalah suatu campuran yang terdiri dari kurang lebih 80%
bagian N2dan 20% bagian O2, maka udara di permukaan terdiri dari :
 N2 = 80% dari 1 ATA (760 mm Hg).

= 0,8 ATA (608 mm Hg).


O2 = 20 % dari 1 ATA (760 mm Hg)
= 0,2 ATA (152 mm Hg)

c). Henry (Larutan Gas dan Cairan)


Hal ini berhubungan dengan penyerapan gas didalam cairan. Dinyatakan bahwa
 pada suhu tertentu jumlah gas yang terlarut di dalam suatu cairan berbanding lurus
dengan tekanan partial dari gas tersebut di atas cairan.
Di permukaan laut (1 ATA) dalam tubuh manusia terdapat kira-kira 1 liter larutan
 Nitrogen. Apabila seorang penyelam turun sampai kedalaman 10 meter (2 ATA) tekanan

 partial dari Nitrogen yang dihirupnya menjadi 2 kali lipat dan akhirnya yang telarut dalam
 jaringan juga menjadi 2 kali lipat (2 liter). Waktu sampai terjadinya keseimbangan
tergantung pada daya larut gas di dalam jaringan dan pada kecepatan suplai gas ke
jaringan oleh darah. Pengaruh fisiologis dari hukum ini terhadap seorang penyelam
berlaku untuk Penyakit dekompresi, keracunan gas dan pembiusan gas Lembam (Inert
Gas Narcosis).
Bilamana tekanan yang terdapat dalam larutan terlarut cepat berkurang, gas akan
keluar dari larutan dalam bentuk gelembung-gelembung gas. Pada penyelam, pelepasan
gelembung-gelembung ini dapat menyumbat pembuluh darah atau merusakkan
jaringan-
 jaringan, hal ini menyebabkan berbagai pengaruh dari penyakit dekompresi atau “Bends”.
Kita dapat melihat pengaruh yang sama pada karbon dioxide di dalam larutan. Bila kita
membuka botol bir dengan tiba-tiba, maka akan terlihat gelembung-gelembung gas yang
naik ke permukaan botol.
e). Hukum Charles (Perubahan Suhu dan Volume)
Hukum ini menyangkut hubungan antara suhu, volume dan tekanan. Dinyatakan
 bahwa bila tekanan tetap konstan, volume dari sejumlah gas tertentu adalah berbanding
lurus dengan suhu absolut. Hukum ini ada hubungannya dengan kompresi dan
dekompresi dari gas-gas dan pengaruhnya terhadap silinder, regulator, chamber dan
lain-lain, serta menerangkan bahwa perubahan tekanan dapat dilihat bilamana silinder
yang berisi udara tekan terjemur di matahari. Bila volume tetap konstan dan suhu
meningkat, tekanan akan meningkat. Hukum Charles dapat dilihat bila seorang yang
secara tidak sengaja melubangi tabung semprot (Spray Can) dan melihat gas yang
menguap di udara.
3.   Daya Apung / Buoyancy
Hukum Archimedes menyatakan bahwa setiap benda yang dibenamkan
seluruhnya atau sebagian ke dalam cairan mendapat tenaga dorong sebesar bobot cairan
yang digantikan.Semakin padat cairan itu semakin besar daya apungnya. Dengan
demikian
 penyelamdan kapal-kapal mengapung lebih tinggi di air laut dari pada di air tawar.
Dengan
 paru-paru mengembang sepenuhnya, orang biasanya akan mengapung di atas permukaan
air laut, hal ini karena orang mempunyai daya apung positif. Apakah penyelam dapat
mengapung secara positif atau negatif merupakan ciri dari setiap penyelam. Manfaat
mengetahui apakah anda termasuk memiliki daya apung positif atau negatif adalah untuk
:
  Upaya yang diperlukan untuk penyelaman, daya apung positif memberikan
kesulitan
 pada saat turun,tetapi membantu saat naik;
  Kemungkinan hilangnya orientasi di bawah air. Bilamana perasaan posisi
penyelam sudah terganggu, seperti halnya pada daya apung netral (Netral
Buoyancy) yaitu tidak tenggelam atau mengambang, pengurangan lebih lanjut
pada setiap rangsangan
 pancaindra (Sensory Stimulation) seperti berkurangnya penglihatan di dalam air
yang suram, dapat mengakibatkan disorientasi yang parah dengan kemungkinan
akibat- akibat yang berbahaya.
Tingkat daya apung setiap penyelam dipengaruhi oleh beberapa faktor, berat alat-
alat yang dipakai dapatmenyebabkan penyelam tenggelam. Silinder berisi udara tekan
akan
menjadi lebih terapung bila udara dipakai hingga menjadikannya ringan. Pakaian selam
(wet suit) yang terdiri dari sel-sel karet busa berisi udara, bila kedalamannya bertambah,
volume udara di dalam sel-sel tersebut berkurang dengan demikian mengurangi daya
apung. Rompi-rompi yang dapat mengembang (Buoyancy Compensator’s) dapat diisi
udara untuk mendapat daya apung positif. Bila penyelam menghirup nafas volume di
dada akan meningkat, yang cenderung membuatnya mengapung, sedang bila ia
menghembuskan akan cenderung tenggelam. Maka sering seorang penyelam
menghembuskan nafasnya pada saat meninggalkan permukaan untuk memanfaatkan
 pengaruh tersebut dan hal itu membantunya untuk turun.

4.   Suhu / Temperatur
Suhu air di sekeliling menentukan kenyamanan penyelam secara maksimal.
Hampir semua suhu perairan lebih dingin dari suhu badan yang normal (37ºC atau 98ºF)
dan karena itu seorang penyelam akan kehilangan panas terhadap air karena konduksi.
Lapisan-lapisan dari lemak atau baju selam akan mengurangi pengaruh itu. Pada
 penyelaman, pemeliharaan suhu badan penyelam menjadi suatu kebutuhan utama. Suhu
air makin berkurang secara nyata bersamaan dengan bertambahnya kedalaman dan
perubahan suhu terbesar terjadi setelah kira-kira 10 meter pertama. Hal itu disebabkan
karena hilangnya sebagian besar panas matahari pada kedalaman yang lebih dalam. Air
dingin dapat menyebabkan gangguan-gangguan fisiologis yang gawat seperti
pusing/vertigo dan sakit kepala.

5.   Penglihatan dan Cahaya


Penglihatan tanpa bantuan (cahaya) di bawah air akan buruk, yang diakibatkan
oleh
  p e r b e d a a n - p e r b ed aa n d a la m p em b i a s a n
d i at a s i d e ng a n m em a k a i s u at u m as k e r d im
s in a r di b a w a h a i r . M a s a l a h i n i s e b a g i an d
a n a te r d a p a t s u a t u l a pi s a n u d a r a a n t a ra m a t a
a pa t
k i ta
dengan air. Pemakaian suatu mask meskipun memperbaiki penglihatan di bawah air dapat
menyebabkan suatu kesan palsuakan jarak, menjadikan benda-benda terlihat kurang lebih
¼ lebih besar dan lebih dekat dari jarak sebenarnya. Ini menerangkan mengapa
penyelam yang daya penglihatannya kurang baik akan meningkat sedikit di bawah air.
Lensa yang dapat memperbaiki penglihatan (corrective lens) dapat dipasang pada mask
untuk mereka yang memakai kacamata. Pemakaian lensa kontak (contact lens) di bawah
air telah berhasil
 baik untuk digunakan pada face mask maupun pemakaian langsung. Ketajaman
 penglihatan di bawah air sangat rendah, ini dikarenakan oleh penyebaran cahaya yang
membentuk bayang-bayang dari benda halus yang mengambang di dalam air dan apabila
kontras berkurang, penglihatan akan terganggu. Kejernihan air, cuaca yang terang dan
cahaya buatan akan membantu menanggulangi masalah ini. Di bawah air warna-warna
tidak akan tampak seperti pada permukaan, hal ini disebabkan penyerapan terhadap
 panjang gelombang tiap warna yang tidak sama besarnya.

6.   Suara di Bawah Air


Suara di bawah air sangat dipengaruhi oleh penghantarnya yaitu melalui media
cairan. Kecepatan suara di bawah permukaan air kira-kira 4 kali lipat lebih cepat
daripada di udara. Suara di udara akan cepat kehilangan energinya bila dipancarkan ke
dalam air, dengan demikian di dalam air akan sukar mendengarkan suara yang dibuat di
udara dekat
 permukaan air. Pendengaran seseorang di bawah air akan berkurang akibat pengaruh air
terhadap gendang telinga dan beberapa frekwensi suara lebih terpengaruh dari yang lain.
Memakai penutup kepala akan lebih mengurangi ambang pendengaran, akanlah sukar
bagi
 penyelam melokalisir arah suara di dalam air. Telinga manusia telah diciptakan untuk
melokalisir arah suara di udara. Mekanisme ini akan terganggu karena suara berjalan 4
kalilebih cepat di dalam air. Lokalisasi suara lebih dipersulit lagi oleh karena di bawah
air suara akan dihantar ke organ pendengaran lebih baik melalui tulang kepala daripada
melalui gendang telinga.

B.   Fisologi Penyelaman
Pengertian tentang cara kerja tubuh yang normal dapat membantu untuk
memahami
 pengaruh-pengaruh penyelaman terhadap manusia.

1.   Pernapasan
Bernapas itu perlu sekali supaya dapat mensuplai oksigen (O2) ke semua
jaringan tubuh dan untuk mengeluarkan karbon dioksida (CO2) yang dihasilkan oleh
darah melalui
 paru-paru. Udara masuk ke paru-paru melalui sistem berupa pipa yang makin
menyempit (Bronchi dan Bronchioles) yang bercabang di kedua belah paru-paru dari
saluran udara utama (Trachea). Pipa ini berakhir di gelembung-gelembung paru-paru
(Alveoli) yang merupakan kantong udara terakhir dimana oksigen dan karbon dioksida
dipindahkan dari tempat dimana darah mengalir. Ada lebih dari 300 juta kantong serupa
di dalam paru-paru manusia. Ruang udara ini dipelihara dalam keadaan terbuka oleh
bahan kimia semacam deterjen yang dapat menetralkan kecenderungan Alveoli untuk
mengempis.
Sewaktu menarik napas (inspirasi), dinding dada secara aktif tertarik keluar oleh
  pe n g e r u t a n d i n d i n g d a d a, d an s ek a t r o n g g
B e r k u r a n g n y a te k a n a n d i d a la m m e n y e b a b k a n
a d d a (D i a f r a g m a ) t e r ta r i k k e b aw a h .
u d a ra m en ga l i r k e pa r u - p a r u . D en g a n u pa y a
yang maksimal pengurangan ini dapat mencapai 60-100 mm Hg di bawah tekanan
atmosfir. Hembusan napas keluar (ekspirasi) disebabkan karena mengkerutnya paru-paru
dan dinding yang mengikuti pengembangan. Tekanan yang meningkat di dalam dada
memaksa gas-gas keluar dari paru-paru. Ini terutama terjadi tanpa upaya otot tetapi dapat
dibantu oleh hembusan napas yang kuat. Pengukuran fungsi pernapasan ada banyak dan
 bermacam-macam, tetapi hanya beberapa hal yang penting saja yang ada hubungannya
dengan penyelaman yang akan diterangkan.
  Kapasitas Total Paru-paru (Total Lung Capacity / TLC)
Merupakan jumlah volume gas yang dapat ditampung oleh kedua paru-paru bila terisi
 penuh. Ini biasanya kurang lebih 5 liter.
  Kapasitas Vital (Vital Capacity / VC)
Merupakan volume gas maksimal yang dapat dihembuskan keluar setelah dihirup
secara maksimal. Ini biasanya kurang lebih 4-5 liter. Kadang-kadang juga disebut
Daya Tampung Vital yang dipaksa (Forced Vital Capacity / FVC).
  Volume Sisa (Residual Volume / RV)
Adalah jumlah gas yang tertinggal dalam paru-paru setelah dihembuskan secara
maksimal. Ini biasanya kurang lebih 1,5 liter, dan dapat dihitung sebagai berikut :
TLC
 – VC = RV. Perhatian, bahwa RV adalah kurang lebih 25 % dari TLC.
  Tidal Volume / TV
Merupakan volume gas yang bergerak masuk dan keluar dari paru-paru selagi suatu
 putaran pernapasan sedang istirahat secara normal. Biasanya kurang lebih 0,5 liter.
  Volume Pernapasan Permenit (Respiratory Minute Volume / RMV)
Merupakan jumlah gas yang bergerak masuk dan keluar dari paru-paru dalam satu
menit, yaitu TV x frekwensi pernapasan = RMV. Ini biasanya kurang lebih 6 liter
 permenit dalam keadaan istirahat (5 x 12), tetapi dapat melebihi 100 liter dengan
latihan
 berat.
  Kapasitas Vital Sewaktu (Time Vital Capacity / TVC)
Merupakan bagian dari Vital Capacity / VC, yang dapat dihembuskan dalam waktu
tertentu (biasanya satu detik). Ini sering disebut Volume Ekspirasi yang dipaksakan
(Forced Expiratory Volume / FEV 1). Pada orang dewasa yang sehat ini harus
melebihi 75 % dari FVC tetapi biasanya berkurang pada penyakit-penyakit seperti
Asma, Bronchitis, Emphysema dan lain-lain, dimana gerakan udara melalui saluran-
saluran

u d ar a m e n ja d i le m a h k a r e n a p e n y e m p i ta n
y an g b er k u ra n g d is e b a b k a n o l e h p e n g e ra s
s a l u ra n u d a r a a ta u k e k e n y a la n d a r i p a ru -
a n , g o re s a n d a n l a i n - la i n . H a l in i m e m b
p ar
a n t u untuk menghindari mereka yang akan menjadi cenderung terkena penyakit
Pulmonary Barothauma (Burst Lung).

2.   Peredaran Darah
Peredaran atau suplai darah diberikan pada jaringan-jaringan tubuh, darah
 beroksigen dari paru-paru dan mengalirkan sisa berupa CO2 ke paru-paru untuk
dikeluarkan. Sistem ini terdiri dari suatu pompa sentral (jantung) dimana darah vena
yang tidak mengandung O2 dipompakan ke paru-paru. Darah dibawa dari jantung ke
jaringan melalui suatu saluran seperti pipa yang disebut arteri. Arteri ini akan bercabang-
cabang dan menjadi lebih kecil (arteriol), kemudian di jaringan dan paru-paru akan
menjadi
 pembuluh-pembuluh yang halus (kapiler). Pertukaran di paru-paru dan jaringan terjadi
melalui kapiler ini. Kapiler-kapiler meninggalkan jaringan membawa darah yang tanpa
O2
dan masuk ke pembuluh-pembuluh darah kecil yang akan bergabung membentuk
 pembuluh darah balik yang lebih besar yang disebut dengan Vena. Vena-vena membawa
darah kembali ke jantung. Istilah pada sirkulasi darah di paru-paru berbeda dengan
jaringan lain, karena disini arteri paru-paru membawa darah yang tanpa O2, sedangkan
vena paru-
 paru membawa darah yang mengandung O2 dari paru-paru menuju ke jantung.
Jantung mampu memompa kurang lebih 4-5 liter darah per menit pada waktu
istirahat, dan bisa mencapai 20 liter pada waktu latihan. Tekanan dan volume darah harus
tetap berada pada batas tertentu agar jaringan-jaringan tidak kekurangan oksigen, atau
untuk mencegah pecahnya arteri.
Bila tekanan darah turun, peredaran darah ke jaringan tidak cukup hingga
menyebabkan kekurangan oksigen. Ada beberapa sebab dimana hal itu terjadi, seperti
kalau kita berdiri terlalu lama yang menyebabkan darah berkelompok di kaki hingga
aliran darah yang kembali ke jantung menjadi lemah dan mengakibatkan turunnya
tekanan darah. Pendarahan yang terlalu banyak akan mengurangi volume darah, dengan
demikian dapat menurunkan tekanan darah. Penurunan sirkulasi darah yang hebat
disebut “shock”. Bila shock ini tidak segera diatasi dapat mengakibatkan kematian
karena kekurangan suplai darah membawa oksigen ke jaringan yang sangat diperlukan
seperti otak. Shock sering diatasi dengan jalan memberikan cairan cairan melalui
pembuluh darah (intra vena) untuk meningkatkan volume darah dan menaikkan tekanan
darah.

3.   Pengawasan Pernapasan
Untuk mempertahankan kadar oksigen dan karbondioksida, volume pernapasan
semenit (adanya ventilasi dari paru-paru) harus seimbang dengan pemakaian oksigen
dan kecepatannya menghasilkan karbon dioksida. Pernapasan diatur oleh pusat
pernapasan terutama dalam hal terjadinya perubahan kadar karbondioksida darah, tapi
juga sedikit dipengaruhi oleh sensor di dalam aorta dan arteri katoris yang mengamati
perubahan-
 perubahan kadar oksigen di dalam darah. Hal ini menerangkan mengapa ketidak-sadaran
dapat terjadi bila melakukan hyperventilasi sebelum penyelaman tahan napas. Pusat
 pernapasan tidak dirangsang oleh karbondioksida, yang telah berkurang oleh
hyperventilasi dan gagal untuk bereaksi dengan baik terhadap bahaya berkurangnya
kadar oksigen selama penyelaman dan sewaktu naik ke permukaan.
DAFTAR PUSTAKA

-  http://www.coremap.or.id/downloads/MENYELAM_1158562081.pdf 
-  http://biologilaut.mipa.unsri.ac.id/wp-content/uploads/2014/01/03-FISIKA-

PENYELAMAN-I2.pdf 
-  https://www.scribd.com/doc/291643197/Pengertian-fisiologi-penyelaman 

Anda mungkin juga menyukai