Anda di halaman 1dari 40

ATMOSFER

DAN
RUANG ANGKASA

SUSWATBANGAN A-XV 2017


28 FEBRUARI 2017
MATERI

I. ATMOSFER
1.ATMOSFER?
2.KARAKTERISTIK
3.PEMBAGIAN ATMOSFER
- FISIK
- FISIOLOGI
4. HUKUM GAS DAN HUBUNGANNYA DGN KESEHATAN
PENERBANGAN

(II. RUANG ANGKASA)


ATMOSFER
ATMOSFER ? Atmos = vapor
-Gaseous envelope of air that surrounds the earth and extends
to about 25000 miles (40000 km).
-Rotates with the earth
-continuously changing with temperatur and pressure

(Basic Flight Physiology)

Selubung gas atau campuran gas-gas, yang menyelimuti bumi.


Campuran gas-gas ini disebut udara.

Atmos = uap air


Sphaira = selimut
Manfaat Atmosfer
Manfaat atmosfer bagi manusia:
1. Menyediakan molekul oksigen yang sangat diperlukan oleh
makhluk hidup
2.Sebagai lapisan yang melindungi bumi terhadap potensi radiasi kosmik
dan thermal (panas)
• Pelindung bumi  suhu, cuaca, kelembaban tetap stabil
• Mengurangi radiasi sinar matahari
- 34% dipantulkan
- 19% diserap
- 47% mencapai permukaan bumi
• Melindungi bumi dari meteor/benda2 ruang angkasa
Mengapa kesehatan penerbangan perlu mempelajari atmosfer?
Karakteristik Atmosfer

 Tekanan
 Tekanan Parsiil gas
 Suhu
 Radiasi
 Magnet Bumi dan Sabuk Radiasi
Tekanan Udara/Barometer
 Pada permukaan laut tekanan udara 760 mmHg
 disebut juga 1 atmosfer.
 Satu atmosfer juga sering dinyatakan dengan 14,7 PSI (pound
per Square Inch).
 Tekanan satu atmosfer ini juga sering digunakan untuk
menyatakan tekanan pada permukaan laut.
 Makin tinggi makin kurang tekanan udaranya, karena jumlah
udara yang berada di atasnya makin kurang pula.
Grafik hubungan antara Tekanan Udara dan
Ketinggian
Tekanan Parsiil

• Gas-gas yang menyusun udara mempunyai berat sendiri,


sehingga mempunyai tekanan masing-masing pula. Tekanan
tiap-tiap gas ini disebut tekanan parsiil gas itu.
• Jadi tekanan barometer adalah jumlah tekanan parsiil gas-gas
yang berada di udara.
• Oksigen adalah unsur terpenting untuk kehidupan manusia.
Prosentase oksigen dalam udara sampai ke ketinggian 110 km
adalah tetap, yaitu sekitar 21%.
• Pada permukaan laut P02 = 159 mmHg
Komposisi Udara Atmosfer
Suhu

• Semakin tinggi kita naik semakin rendah temperaturnya.


• Pada lapisan atmosfer bagian bawah, berlaku suatu
ketentuan, bahwa suhu akan menurun 1,98°C setiap kita naik
1000 kaki.
• Pada lapisan stratosfer suhu telah menjadi sekitar –56°C.
• Pada lapisan ionosfer terjadi reaksi pembentukan ion,
sehingga suhu pada lapisan ini naik menjadi 2.000°C.
Radiasi
• Radiasi di atmosfer berasal dari matahari atau dari planet-
planet lain.
• Radiasi berupa gelombang-gelombang elektromagnetik.
• Atmosfer dapat menahan atau mengabsorbsi sinar-sinar
radiasi tersebut, sehingga sampai di permukaan bumi tidak
lagi membahayakan.
• Lapisan ozon mempunyai daya untuk mengabsorbsi sinar
ultra violet sehingga hanya jumlah kecil saja dari sinar
tersebut yang sampai di permukaan bumi;
• Di samping itu atmosfer juga memantulkan kembali radiasi
dari beberapa gelombang elektromagnetik.
• Jadi intensitas radiasi akan makin meningkat bila kita naik ke
atas atmosfer
PEMBAGIAN ATMOSFER
SIFAT FISIK
-TROPOSPHERE
-TROPOPAUSE
-STRATOSPHERE
-MESOSFER
-IONOSPHERE
-THERMOSFER
-EXOSPHERE

FISIOLOGI
-PHYSIOLOGICAL ZONE
-PHYSIOLOGICAL DEFICIT ZONE
-SPACE EQUIVALENT ZONE
Earth's Atmospheric Layers
Troposfer
Merupakan lapisan yang paling tipis dan terletak tepat di atas
permukaan bumi sampai ketinggian 26.000 (daerah kutub)
-58.000 kaki (daerah katulistiwa). Sifat-sifat troposfer umumnya
adalah:
•suhu berubah-ubah, makin tinggi suhu makin rendah, dengan
kecepatan penurunan suhu yang bersifat linier yaitu 1,980C
setiap naik 1000 kaki.
•arah dan kecepatan angin berubah-ubah, adanya uap air dan
hujan serta turbulensi  perubahan cuaca

Tropopause
Merupakan lapisan setelah troposfer, dengan ketinggian hingga
35.000 kaki (6,6 mil/10,7 km).
Stratosfer
Lapisan stratosfer terbentang di atas lapisan tropopause sampai
ketinggian 158.000 kaki. Sifat-sifat stratosfer adalah:
- Suhu relatif stabil, yaitu -560C
- Pada ketinggian 90.000 kaki suhu meningkat secara bertahap
sampai -30C karena pada lapisan ini terjadi absorbsi radiasi
ultraviolet.
- Terdapat lapisan Ozone (35 Km DPL)
- Tidak ada uap air dan turbulensi

Mesosfer
- Mesosfer berarti “daerah pertengahan”
-Ciri khas terjadi penurunan suhu yang cepat dari -30C pada lapisan
stratopause menjadi sekitar -1100C pada ketinggian 290.000 kaki (55
mil/85 km),
-Lapisan paling dingin
-Melindungi bumi thd meteor  dibakar dan diurai mjd debu
Termosfer
•Merupakan bagian paling atas dari atmosfer yang ditandai
dengan peningkatan suhu hingga mencapai 17000C pada siang
hari dan turun hingga 2270C pada malam hari.
•Lapisan ini mencapai ketinggian 372 mil (600 km)

Ionosfer
•Terbentang dari atas stratosfer sampai ketinggian antara 600 –
1000 Km. Pada lapisan ini udara sangat renggang dan terjadi
reaksi fotokimia dan foto elektris, sehingga atom-atom dan
molekul-molekul gas ada yang menerima muatan listrik, menjadi
ion-ion. Oleh karena terjadi pembentukan ion pada lapisan ini,
maka sebagai akibatnya adalah terbentuk panas yang tinggi dan
suhunya sampai 20000C.
Grafik Hubungan antara Suhu dan Ketinggian
Pembagian Atmosfer berdasarkan Fisiologi
• Physiological Zone
- terbentang dari permukaan bumi sampai ketinggian 10000
kaki (0-3.048 m) dengan
- tekanan barometer 760-523 mmHg.
- Masalah kesehatan yang dapat timbul pada lapisan ini adalah
trapped gas expansion/contraction selama perubahan
tekanan sehingga dapat mengakibatkan ear atau sinus block,
pernapasan memendek, dizziness, headache, atau mual pada
individu yang tidak melakukan aklimatisasi
Pembagian Atmosfer berdasarkan Fisiologi
• Physiological Defficient
- terbentang dari ketinggian 10000 – 50000 kaki (3.048-15.240 m)
- tekanan barometer 523-87 mmHg..
- Di daerah ini individu akan mulai mengalami penurunan
kemampuan kognitif dan fisik apabila tidak dilengkapi dengan
suplemen oksigen.

• Space Equivalent Zone


Atmosfer di atas 50000 kaki dinamakan space equivalent zone.
Untuk dapat bertahan hidup di daerah ini individu harus
dilengkapi dengan positive pressure breathing.
HUKUM GAS DAN HUBUNGANNYA DENGAN
KESEHATAN PENERBANGAN
HUKUM GAS DAN HUBUNGANNYA DENGAN
KESEHATAN PENERBANGAN
HUKUM RUMUS PERNYATAAN KEPENTINGAN
FISIOLOGI
BOYLE P1V1 = P2V2 Pada temperatur tetap, Gas terperangkap
volume gas berbanding dalam tubuh
terbalik dengan
tekanan partial gas tsb.
DALTON Ptot = Tekanan total dari Hipoksia
P1+P2+P3 ....Pn campuran gas = jumlah
tekanan partial dari
masing-masing gas
HENRY P1A2 = P2A1 Jumlah gas yang larut Evolved Gas in
adalah berbanding the body
langsung dengan
tekanan partial gas tsb
di permukaan larutan
Hukum Gas ... lanjutan
HUKUM RUMUS PERNYATAAN KEPENTINGAN
FISIOLOGI
CHARLES P1T1 = P2T2 Tekanan gas Penyimpanan O2
berbanding langsung dalam tabung
dengan temperatur gas
tersebut (pada volume
tetap)
GRAHAM Gas akan berdifusi dari Pengangkutan
(DIFUSI GAS) daerah dengan gas dalam tubuh
konsentrasi (tekanan) (O2 dan CO2)
tinggi ke daerah
dengan konsentrasi
(tekanan) yang lebih
rendah.
Hukum Boyle
•Pada suhu/temperatur yang tetap, volume gas berbanding
terbalik secara proporsional dengan tekanannya.
P1 X V1 = P2 X V2 atau P1/P2 = V2/V1
•Hukum ini penting untuk menjelaskan masalah trapped gas.

Hukum Dalton
•Tekanan total dari berbagai campuran gas merupakan
penjumlahan dari seluruh tekanan parsiil gas-gas penyusun
campuran tersebut.
PT – P1 + P2 + P3 + ... Pn
•Menerangkan proses terjadinya hipoksia
Hukum Henry.
•Jumlah gas yang larut dalam suatu cairan tertentu berbanding lurus dengan
tekanan parsiil gas tersebut pada permukaan cairan tsb.
•Berat gas yang diabsorbsi oleh cairan tertentu yang tidak mengalami ikatan
kimia dengan gas itu akan berbanding lurus dengan tekanan parsiil gas itu
yang berada di atas cairan. Oleh karena itu bila telah terjadi keseimbangan,
tekanan gas yang larut akan sama dengan tekanan parsiil gas tersebut di
atmosfer dimana larutan tersebut berada
A1 X P2 = A2 X P2
•Hukum ini penting untuk menjelaskan penyakit dekompresi seperti bends,
chokes dll yang dasarnya adalah penguapan gas.

Hukum Charles
•Tekanan gas berbanding lurus dengan suhu absolutnya. Hukum
ini penting untuk menjelaskan tentang turunnya tekanan
oksigen atau berkurangnya persediaan oksigen bila isi tetap.
P1 : P2 = T1 : T2
Hukum Difusi Gas
•Gas akan berdifusi melewati membran yang semi permeabel
(alveolar, kapiler) dari daerah yang konsentrasinya tinggi (atau
tekanan parsiilnya tinggi) ke daerah yang lebih rendah
konsentrasi atau tekanan parsiilnya.
•Hukum ini menjelaskan proses pertukaran gas yang terjadi
antara alveoli-kapiler paru dan kapiler-jaringan.
RUANG ANGKASA
Hampa Udara

• Secara fisiologi ruang angkasa yang absolut bermula dari


ketinggian sekitar 63.000 kaki (20 km), titik dimana tekanan
udara 47 mmHg sama dengan tekanan uap air dalam tubuh
manusia  Amstrong’s line
• Ketinggian > 180-200 km, tahanan udara hampir tidak ada
lagi, sehingga dianggap merupakan batas antara atmosfer dan
ruang angkasa
• Pada batas atas atmosfer, tumbukan antara molekul-molekul
di udara sangat jarang sekali. Di atas ketinggian ini
merupakan daerah hampa udara atau angkasa luar, yang
disebut exosphere, dimana kerapatan molekulnya sekitar 1-
20 mmol/cm3.
Mikrogravitasi
Mikrogravitasi secara signifikan berpengaruh terhadap
kebiasaan hidup di luar angkasa, sebab manusia umumnya
secara alamiah beradaptasi dengan gravitasi. Pengaruh
mikrogravitasi terhadap tubuh manusia antara lain:
•Motion sickness (mabuk gerak)
•Potensi perubahan fungsi gastrointestinal
•Demineralisasi tulang
Radiasi
• Lingkungan ruang angkasa relatif hampa, namun dapat
juga memiliki energi yang besar, terutama pada daerah
yang berdekatan dengan matahari.
• Energi yang dimiliki oleh ruang angkasa berasal dari
radiasi elektromagnetik dan partikel-partikel yang high-
energy.
• Radiasi elektromagnetik terdiri dari berbagai panjang
gelombang, mulai dari frekuensi rendah dengan radiasi
gelombang mikro dan rendah hingga infra merah
(panas), cahaya, dan panjang gelombang ultraviolet,
serta radiasi x-ray frekuensi tinggi, radiasi sinar gamma
dll.
Thermal Instability

• Ruang angkasa tidak memiliki atmosfer yang dapat mengatur


suhu, sehingga terjadi radiasi energi.
• Intensitas radiasi sinar matahari berkurang dengan
bertambahnya jarak dari matahari.
• Tidak adanya atmosfer yang dapat menyimpan panas
mengakibatkan panas menghilang dengan cepat.
• Secara teknologi, ruang angkasa dapat dianggap sebagai
bermula dari ketinggian dimana udara tidak cukup padat lagi
untuk pernapasan atau untuk menimbulkan daya angkat yang
mampu mempertahankan pesawat terbang bertahan di
ketinggian tersebut.
• Perkembangan aerodinamika telah meninggikan batas
ketinggian yang demikian ini, namun, secara aman daerah 40
mil (210.000 kaki, 1,9 X 10-3 PSI merupakan daerah wahana
pesawat ruang angkasa dan peroketan.
Lingkungan Ruang Angkasa
• Faktor terpenting dalam lingkungan ruang angkasa adalah
faktor kehampaan.
• Faktor lain adalah radiasi, karena pertukaran panas dari
pesawat ruang angkasa di lingkungan hampa udara hanya
dapat terjadi dengan cara radiasi. Dengan tidak adanya
atmosfer di ruang angkasa, maka setiap radiasi baik yang
berbentuk partikel ataupun elektromagnetik akan
menghantam pesawat ruang angkasa dengan kekuatan
penuh.
• Untuk mempertahankan pesawat ruang angkasa dalam orbit
sebagai satelit sekitar benda angkasa itu, pesawat harus tetap
dalam keseimbangan dinamik antara daya tarik benda
angkasa tersebut dengan gaya sentrifugal yang ditimbulkan
oleh putarannya (Keplerian Orbit). Hilangnya dinamik dari
gaya gravitasi menyebabkan keadaan tanpa bobot. Jadi
keadaan tanpa bobot timbul pada pesawat ruang angkasa
yang bergerak
• Teknologi pesawat ruang angkasa belum dapat mengatur
tekanan dalam kabin menjadi 760 mmHg, karena:
- dinding pesawat harus tebal untuk menahan selisih tekanan
yang sangat besar antara dalam dan luar kabin. Dinding yang
tebal akan mengakibatkan berat pesawat sangat besar
sehingga tidak mampu dibawa oleh roket menuju ruang
angkasa.
- Risiko kebocoran dinding kabin, baik kecil maupun besar akan
mengakibatkan turunnya tekanan dalam kabin sehingga
meningkatkan risiko rapid decompression yang tidak dapat
diantisipasi.
KEPUSTAKAAN

1. Rainford DJ, Gradwell DP, editor. Ernsting’s Aviation


Medicine. Edisi 4. London: Hodder Arnold; 2006.
2. Davis JR, Johnson R, Stepanek J, Forgarty JA, editor.
Fundamentals of Aerospace Medicine. Edisi 4. Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins; 2008
3. Woodrow AD, Webb JT. Handbook of Aerospace and
Operational Physiology. San Antonio: USAF School Of
Aerospace Medicine Wright-Patterson AFB; 2011
4. Reinhart RO. Basic Flight Physiology. Edisi 3. New York:
The McGraw Hill Companies; 2008.
5. Direktorat Kesehatan TNI AU. Dasar-dasar Ilmu Kesehatan
Penerbangan. 1995.
TERIMA KASIH
SELAMAT BELAJAR

Anda mungkin juga menyukai