Anda di halaman 1dari 43

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : SMA N 2 BITUNG


Kelas / Semester : XI /Ganjil
Kurikulum : 2013
Nama Pengajar : Valentino Toe
Mata Pelajaran : Fisika
Materi Pokok : Fluida StatisAlokasi Waktu : 2 x 45 menit

A. Kompetensi Inti
KI 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif
dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

KI 3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,


prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar dan Indikator


1.1 Menyadari kebesaran Tuhan yang menciptakan dan mengatur alam jagad raya
melalui pengamatan fenomena alam fisis dan pengukurannya
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti;
cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif
dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi
sikap dalam melakukan percobaan , melaporkan, dan berdiskusi
3.3 Menerapkan hukum-hukum fluida statik dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator :
1. Menyebutkan pengertian Fluida Statis
2. Menyebutkan pengertian Tekanan
3. Menghitung besarnya Tekanan
4. Menjelaskan pengertian Tekanan Hidrostatis
5. Menghitung besarnya Tekanan Hidrostatis
6. Menjelaskan hukum Pascal dan penerapannya dalam kehidupan sehari-
hari
7. Menjelaskan bunyi hukum Archimedes dan penerapannya dalam
kehidupan sehari- hari
8. Menjelaskan Tegangan Permukaan zat cair dan Viskositas Vluida serta
penerapannya dalam kehidupan sehari- hari.

4.3 Merencanakan dan melakukan percobaan yang memanfaatkan sifat-sifat fluida


statis, berikut presentasi hasil dan makna fisisnya.
Indikator :
4.3.1 Melakukan percobaan mengenai Tekanan Hidrostatis
4.3.2 Melakukan percobaan mengenai Hukum Pascal
4.3.3 Melakukan percobaan sederhana mengenai Hukum Archimedes
4.3.4 Melakukan percobaan sederhana mengenai Kapilaritas
4.3.5 Melakukan percobaan sederhana mengenai Viskositas
4.3.6 Melakukan percobaan sederhana mengenai Tegangan Permukaan

C. Tujuan Pembelajaran
Melalui proses mengamati, menanya, mencoba, menalar dan mngkomunikasikan, peserta
didik dapat:
1. Menyebutkan pengertian fluida statis
2. Menyebutkan pengertian tekanan
3. Menghitung besarnya tekanan
4. Menjelaskan pengertian tekanan Hidrostatis
5. Menghitung besarnya tekanan hidrostatis
6. Menjelaskan hukum Pascal dan penerapannya dalam kehidupan sehari- hari
7. Menjelaskan bunyi hukum Archimedes dan penerapannya dalam kehidupan sehari- hari
8. Menjelaskan tegangan permukaan zat cair dan viskositas fluida serta penerapannya
dalam kehidupan sehari- hari.

D. Materi Pembelajaran
A. Hukum- Hukum pada Fluida Statis
Zat yang dapat mengalir digolongkan sebagai fluida. Dengan demikian, zat
cair dan gas termasuk fluida. Contoh fluida yang paling banyak dijumpai dalam
kehidupan sehari- hari adalah air. Tidak seperti zat lainnya, air merupakan benda yang
memiliki karakter khusus karena dapat berada di ketiga wujud zat. Dalam wujud
padat, air berupa es, dalam wujud cair, air disebut air, dan dalam wujud gas, air adalah
uap air.
Fluida dibagi menjadi dua studi, yaitu statika fluida dan dinamika fluida.
Statika fluida mempelajari fluida yang ada dalam keadaan diam (disebut fluida
statik). Jika yang diamati adalah zat cair, disebut hidrostatik.
Dalam fluida statis kita akan mempelajari hukum- hukum dasar yang antara
lain dapat menjawab pertanyaan- pertanyaan berikut. Mengapa semakin dalam
menyelam, semakin besar tekanannya? Mengapa kapal laut yang terbuat dari besi
dapat mengapung dipermukaan laut? Mengapa balon udara yang berisi gas panas
dapat naik ke udara? Sebelumnya kita bahas dahulu besaran paling penting dalam
fluida statis, yaitu tekanan.

1. Tekanan
Di SMP kita telah mempelajari tentang besaran tekanan yang didefinisikan
sebagai gaya normal (tegak lurus) yang bekerja pada suatu bidang dibagi dengan
luas bidang tersebut.
Rumus tekanan
𝐹
P= 𝐴
Suatu SI untuk tekanan adalah pascal (disingkat Pa) untuk memberi
penghargaan kepada Blaise Pascal, penemu hukum pascal, dengan konversi
sebagai berikut.
1 Pa = 1 N/m2
Untuk keperluan cuaca digunakan satuan atmosfer (atm), cmHg atau mmHg,
dan milibar (mb) dengan konversi sebagai berikut.
1 mb = 0,001 bar
1 bar = 105 Pa
1 atm = 76 cmHg = 1,01 x 105 Pa = 1,01 bar
Untuk menghormati Torricelli, fisikawan Italia penemu Barometer,
ditetapkan satuan tekanan dalam torr dengan konversi sebagai berikut.
1 torr = 1 mmHg

a. Aplikasi Tekanan dalam Keseharian


Untuk dapat meluncur di atas kolam es beku, pemain luncur es
menggunakan sepatu luncur. Sepatu luncur memiliki pisau pada bagian
bawahnya (gambar 2.7a). Pisau ini memberi tekanan yang besar pada lantai es
beku sehingga es yang berada tepat di bawah pisau mencair, tetapi di kiri-
kanannya tidak. Cairan tepat di bawah pisau berfungsi sebagai pelumas,
sedangkan es beku di kiri dan di kanan pisau mencengkeram pisau sehingga
sepatu luncur berserta pemain dapat meluncur di atas kolam beku. Seperti
yang telah kita ketahui, bagian es yang mencair akan segera membeku setelah
tekanan pisau hilang karena pemain berpindah posisi.
Gambar 2.7 (a). Pemain luncur es sedang beraksi, dan (b). Pemain
ski sedang beraksi

Jika pemain ski menggunakan sepatu luncur es, pisau akan memberi
tekanan besar pada lapisan salju sehingga lapisan sajlu mencair dan pemain
ski justru tidak dapat meluncur di atas salju. Pemain ski justru harus
menggunakan sepatu ski yang memiliki luas bidang cukup besar (gambar
2.7b) agar tekanan yang diberikan pemain ski yang berdiri pada sepatu ski
tidak membuat salju mencair dan pemain ski dapat meluncur di atas salju.
Gaya gravitasi menyebabkan zat cair dalam suatu wadah selalu tertarik
ke bawah. Semakin tinggi zat cair dalam wadah, semakin berat zat cair
tersebut sehingga semakin besar juga tekanan zat cair pada dasar wadahnya.
Tekanan zat cair yang hanya disebabkan oleh beratnya sendiri disebut
tekanan hidrostatis.
Misalnya, kita anggap zat cair terdiri atas beberapa lapis. Lapisan bawah
ditekan oleh lapisan- lapisan di atasnya sehingga mendapat tekanan yang lebih
besar. Lapisan paling atas hanya ditekan oleh udara, sehingga tekanan pada
permukaan zat cair sama dengan tekanan atmosfer (lihat gambar 2.8).

Gambar 2.8 Zat Cair dapat dianggap terdiri


atas lapisan- lapisan
b. Penurunan Rumus Tekanan Hidrostatis
Perhatikan gambar 2.9.

Gambar 2.9 Balok


Bayangkan luas penampang persegi panjang (luas yang diarsir) pl yang
terletak pada kedalaman h di bawah permukaan zat cair (massa jenis = ρ).
Volume zat cair di dalam balok = p l h sehingga massa zat cair di dalam balok
adalah seba gai berikut.
m=ρV
=ρplh
Berat zatcair di dalam balok adalah sebagai berikut.
F=mg
=ρplhg
Tekanan zat cair di sembarang titik pada luas bidang yang diarsir adalah
sebagai berikut.
𝐹 ρ𝑝𝑙ℎ𝑔
Ph = 𝐴 = =ρgh
𝑝𝑙
Jadi, tekanan hidrostatis zat cair (Ph) dengan massa jenis ρ pada
kedalaman h dirumuskan sebagai berikut.
Tekanan hidrostatis
Ph = ρ g h
Misalnya, tekanan hidrostatis pada kedalaman 50 cm di dalam air (ρair =
1.000 kg/m3) dengan g = 9,8 m/s2 adalah P = ρair g h = (1.000 kg/m3) (9,8
m/s2) (0,50 m) = 4.900 Pa atau 4,9 kPa, sedangkan tekanan hidrostatis pada
kedalaman 50 cm di dalam minyak (ρminyak = 800 kg/m3) adalah P = ρminyak g h
= (800 kg/m3) (9,8 m/s2) (0,50 m) = 3.920 Pa atau 3,92 kPa.

c. Tekanan Gauge
Tekanan gauge adalah selisih antara tekanan yang tidak diketahui
dengan tekanan atmosfer (tekanan udara luar). Nilai tekanan yang diukur oleh
alat pengukur tekanan adalah tekanan gauge. Adapun tekanan sesungguhnya
disebut tekanan mutlak.
Tekanan mutlak = Tekanan gauge + Tekanan atmosfer
P = Pgauge + Patm
Misalnya sebuah ban yang mengandung udara dengan tekanan gauge 2
atm (diukur oleh alat ukur) memiliki tekanan mutlak kira- kira 3 atm. Hal
tersebut disebabkan tekanan atmosfer pada permukaan laut kira- kira 1 atm.
d. Tekanan Mutlak Pada Suatu Kedalaman Zat Cair
Telah disebutkan sebelumnya bahwa pada lapisan atas zat cair bekerja
tekanan atmosfer. Atmosfer adalah lapisan udara yang menyelimuti bumi. Pada
tiap bagian atmosfer bekerja gaya tarik gravitasi. Semakin ke bawah, semakin
rendah suatu tempat, semakin tinggi tekanan atmosfernya. Di permukaan laut,
tekanan atmosfer bernilai kira- kira 1 atm atau 1,01 x 105 Pa.
Perhatikan gambar 2.10.

Gambar 2.10 Pada permukaan zat cair bekerja


tekanan atmosfer P0 sehingga tekanan mutlak pada
kedalaman h adalah P = P0 + ρ g h dengan
ρ g h adalah tekanan hidrostatik oleh zat cair.

Tekanan pada permukaan zat cair adalah tekanan atmosfer P0. Tekanan
hidrostatis zat cair pada kedalaman h adalah ρ g h. Berapakah tekanan mutlak
pada kedalaman h?
P = P0 + ρ g h
Perhatian:
 Jika disebut tekanan pada suatu kedalaman tertentu, yang dimaksud
adalah tekanan mutlak.
 Jika tidak diketahui dalam soal, gunakan tekanan udara luar P0 = 1 atm =
76 cmHg = 1,01 x 105 Pa.
Misalnya, tekanan pada kedalaman 1.000 m di bawah permukaan
laut (ambil g = 9,8 m/s2) dapat dihitung sebagai berikut.
P = (1,01 x 105 Pa) + (103 kg/m3) (9,8 m/s2) (1.000 m)
= 9,9 x 106 Pa

2. Hukum Pokok Hidrostatis


Bunyi hukum pokok hidrostatika adalah “bahwa semua titik yang terletak
pada bidang datar yang sama di dalam zat cair yang sejenis memiliki tekanan
(mutlak) yang sama”.
Misalnya, pipa U mula- mula diisi air (ρa = 1 g/cm3). Sesuai hukum pokok
hidrostatika, ketinggian kolam air pada kedua kaki pipa akan sama seperti pada
Gambar 2.11a. Kemudian, ke dalam kaki kiri dituangkan minyak (ρm = 0,8 g/cm3).
Sesuai hukum pokok hidrostatika, ketinggian cairan pada kedua kaki tidak akan
sama, seperti Gambar 2.11b. Berapakah perbedaan ketinggian permukaan minyak
dan air pada kedua kaki pipa U?
Gambar 2.11 Tinggi kolam air pada pipa U

Perhatikan Gambar dibawah ini. Pada bidang batas yang melalui titik A pada
kaki kiri dan titik B pada kaki kanan, zat cairnya masih sejenis, yaitu air. Sesuai
hukum pokok hidrostatika, teknaan di kedua titik tersebut adalah sama. Tekanan
hidrostatis karena ketinggian adalah ρgh, sehingga di peroleh hasil sebagai berikut.
PA = PB
P0 + ρmghm = P0 + ρagha
ρmghm = ρagha
𝜌𝑚 ℎ𝑚
ha = 𝜌𝑎
(0,8 𝑔/𝑐𝑚3 )(10 𝑐𝑚)
= 1 𝑔/𝑐𝑚3
= 8 cm
Perbedaan ketinggian permukaan minyak dan air pada kedua kaki adalah
sebagai berikut.
h = hm – ha = 10 cm – 8 cm = 2 cm

Alat ukur tekanan gas


Di SMP, kita telah membahas alat ukur tekanan gauge ban. Coba kita ingat
kembali prinsip kerja instrumen ini dalam mengukur tekanan gas.

Gambar 2.11 Dua alat ukur tekanan

Dengan menerapkan hukum pokok hidrostatika di titik A dan B, maka dapat


digunakan persamaan berikut.
Untuk manometer (Gambar 2.11a)
PA = PB
Pgas = P0 + ρgh
Untuk barometer (Gambar 2.12b)
PA = PB
P0 = ρgh
dengan ρ adalah massa jenis raksa dan h adalah tinggi kolam raksa.
Misalnya, Gambar 2.13 menunjukkan pipa kaca berisi udara yang ujung
bawahnya tercelup dalam bejana berisi raksa. Berapakah tekanan udara di dalam
pipa jika pada saat itu tekanan atmosfer adalah 76 cmHg?

Gambar 2.13 Pipa kaca berisi udara dan raksa

Titik A dan B berada pada ketinggian yang sama dan berada dalam cairan
sejenis, yaitu raksa. Sesuai hukum hidrostatika adalah sebagai berikut.
P B = PA
Pudara + 8 cmHg = 76 cm Hg
Pudara = 68 cmHg

3. Hukum Pascal
Di SMP, kita telah melakukan percobaan seperti Gambar 2.14.

Gambar 2.14 Ketika anda memeras ujung atas kantong,


air akan keluar dari semua lubang dengan sama kuat.

Ketika kita memeras ujung kantong plastik berisi air yang memiliki banyak
lubang, air memancar dari setiap lubang dengan sama kuat. Hasil percobaan inilah
yang diamati oleh Blaise Pascal yang kemudian menyimpulkannya dalam hukum
Pascal seperti berikut.
Tekanan yang diberikan pada zat cair dalam ruang tertutup diteruskan sama besar
ke segala arah.
Sebuah penerapan sederhana dari hukum Pascal adalah dongkrak hidrolik
seperti pada Gambar 2.15. Dongkrak hidrolik terdiri atas bejana dengan dua kaki
(kaki 1 dan 2) yang masing- masing diberi pengisap. Pengisap 1 memiliki luas
penampang A1 (lebih kecil) dan pengisap 2 memiliki luas penampang A2 (lebih
besar). Bejana diisi dengan cairan (misalnya oli).

Gambar 2.15 Prinsip kerja sebuah dongkrak hidrolik


Jika pengisap 1 kita tekan dengan gaya F1, zat cair akan menekan pengisap 1
ke atas dengan gaya PA1. Akibatnya, terjadi keseimbangan pada pengisap 1 dan
berlaku persamaan berikut.
𝐹1
PA1 = F1 atau P= ... (*)
𝐴1
Sesuai hukum Pascal bahwa tekanan pada zat cair dalam ruang tertutup
diteruskan sama besar ke segala arah, pada pengisap 2 bekerja gaya ke atas PA2.
Gaya yang seimbang dengan ini adalah gaya F2 yang bekerja pada pengisap 2
dengan arah ke bawah.
𝐹2
PA2 = F2 atau P= ... (**)
𝐴2
Dengan menyamakan ruas kanan (**) dan (*), kita peroleh hasil sebagai
berikut.
𝐹2 𝐹
= 𝐴1
𝐴2 1
𝐴2
𝐹 2 = 𝐴 F1
1

Persamaan di atas menyatakan bahwa perbandingan gaya sama dengan


perbandingan luas pengisap. Misalnya, jika luas pengisap 2 adalah 20 kali luas
pengisap 1, gaya yang dihasilkan pada pengisap 2 dikalikan dengan 20 sehingga
gaya tekan 1.000 N dapat mengangkat sebuah mobil yang memiliki berat 20.000
N.

Penampang pengisap dongkrak hidrolik berbentuk silinder dengan diameter


(garis tengah) yang diketahui. Misalnya, pengisap 1 berdiameter D1 dan pengisap 2
berdiameter D2.

𝜋𝐷12 𝜋𝐷22
A1 = dan A2 =
4 4

𝜋𝐷22
𝐴2 𝐷
= 4
𝜋𝐷2
= (𝐷2 )2
𝐴1 1 1
4

Jika nilai perbandingan tersebut kita masukkan ke persamaan F2, kita akan
dapatkan hasil sebagai berikut.
𝐴
𝐹 2 = 𝐴2 F1
1
𝐷
F2 = (𝐷2 )2 F1
1
Persamaan di atas menyatakan bahwa perbandingan gaya sama dengan
perbandingan kuadrat diameter. Artinya, jika diameter pengisap 2 adalah 10 kali
diameter pengisap 1, gaya tekan 100 N pada pengisap 1 dapat mengangkat mobil
yang memiliki berat (10)2 x 100 N = 10.000 N pada pengisap 2.
Penerapan hukum pascal pada kehidupan sehari- hari
Berdasarkan hukum Pascal, kita ketahui bahwa dengan memberikan gaya yang
kecil pada pengisap (piston) berdiameter (atau luas penampang) kecil, dapat
diperoleh gaya yang besar pada pengisap berdiameter besar. Prinsip inilah yang
dimanfaatkan pada peralatan teknik yang banyak membantu pekerjaan kita.

(a) (b). (c).


Gambar 2.16 (a). Dongkrak Hidrolik, (b). Pompa Hidrolik dan (c). Mesin Hidrolik

4. Hukum Archimedes
Di SMP, kita telah mengetahui bahwa suatu benda yang dicelupkan dalam zat
cair mendapat gaya ke atas sehingga benda kehilangan sebagian beratnya (beratnya
menjadi berat semu). Gaya ke atas ini disebut gaya apung, yaitu suatu gaya ke atas
yang dikerjakan oleh zat cair pada benda. Munculnya gaya apung yang merupakan
konsekuensi dari tekanan zat cair yang meningkat dengan bertambahnya
kedalaman. Dengan demikian, berlaku pernyataan berikut.
Gaya apung = berat benda yang di udara – berat benda dalam zat cair
Untuk memahami gaya apung, mari kita ikuti bagaimana Arcimedes mula-
mula menemukan hukumnya. Pertama, sebaiknya kita memahami arti dari
“volume air yang dipindahkan”. Jika kita celupkan batu ke dalam sebuah bejana
berisi air, permukaan air akan naik (Gambar 2.17). Hal tersebut disebabkan volume
batu menggantikan volume air. Jika batu kita celupkan pada bejana yang penuh
berisi air, sebagian air akan tumpa dari bejana (Gambar 2.18).
Gambar 2.17 Batu dicelupkan Gambar 2.18 Percobaan
dalam air memahami gaya apung

Volume air tumpah yang ditampung tepat sama dengan volume batu yang
menggantikan air. Teknik ini telah kita gunakan di SMP untuk mengukur volume
benda padat yang bentuknya tidak teratur (misalnya batu dan gunting). Jadi, suatu
benda yang dicelupkan seluruhnya dalam zat cair selalu menggantikan volume zat
cair yang sama dengan volume benda itu sendiri.
Kedua, Archimedes mengaitkan antara gaya apung yang dirasakannya dengan
volume zat cair yang dipindahkan benda. dari sinilah Archimedes (287 – 212),
ilmuwan Yunani Kuno, berhasil menemukan hukum Archimedes yang berbunyi
sebagai berikut.
Hukum Archimedes
Gaya apung yang bekerja pada suatu benda yang dicelupkan sebagian atau
seluruhnya ke dalam suatu fluida sama dengan berat fluida sama dengan berat
fluida yang dipindahkan oleh berat tersebut.

Di SMP kita telah mengetahui cara menentukan volume benda dengan


menggunakan sebuah gelas ukur. Kita juga telah mengetahui cara mengukur berat
benda dengan menggunakan neraca pegas dan timbangan.

a. Penurunan Matematis Hukum Archimedes


Apakah penyebab munculnya gaya apung yang dikerjakan oleh suatu
fluida kepada benda yang tercelup dalam fluida? Ternyata, gaya apung ini
muncul karena selisih antara gaya hidrostatis yang dikerjakan fluida terhadap
permukaan bawah benda dengan permukaan atas benda. Kita akan menurunkan
rumus gaya apung Fa secara teoritis berdasarkan pemahaman tekanan
hidrostatis yang telah kita pelajari sebelumnya.
Seperti telah kita ketahui bahwa gaya apung terjadi sebagai konsekuensi
dari tekanan hidrostatis yang semakin meningkat dengan bertambahnya
kedalaman. Dengan kata lain, gaya apung terjadi karena semakin dalam zat
cair, semakin besar tekanan hidrostatiknya. Hal tersebut menyebabkan tekanan
pada bagian bawah benda lebih besar daripada tekanan pada bagian atasnya.
Perhatikan sebuah silider dengan tinggi h dan luas A yang tercelup
seluruhnya di dalam zat cair dengan massa jenis ρf (Gambar 2.19).
Gambar 2.19 Menentukan rumus gaya apung

Fluida melakukan tekanan hidrostatis P1 = ρf gh1 pada bagian atas


silinder. Gaya yang berhubungan dengan tekanan ini F1 = P1A = ρf gh1A
berarah ke bawah. Dengan cara yang sama, fluida melakukan tekanan
hidrostatis F2 = P2A = ρf gh2A dengan arah ke atas. Resultan kedua gaya ini
adalah gaya apung Fa.
Fa = F2 – F1 karena F2 > F1
= ρf gh2A - ρf gh1A
= ρf gA (h2 – h1)
= ρf gAh karena h2 – h1 = h
= ρf gVbf karena Ah = Vbf adalah volume silinder yang
tercelup dalam fluida
Perhatikan ρfVbf g = Mf g adalah massa fluida yang dipindahkan oleh
benda ; ρfVbf g = Mf g adalah berat fluida yang dipindahkan oleh benda. Jadi,
gaya apung Fa yang dikerjakan fluida pada benda (silinder) sama dengan berat
fluida yang dipindahkan oleh benda (silinder). Pernyataan tersebut berlaku
untuk sembarang bentuk benda dan telah dinyatakan sebelumnya sebagai
hukum Archimedes.
Jadi, gaya apung dapat dirumuskan sebagai berikut.
Fa = Mf g
Fa = ρfVbf g
dengan :
ρf = massa jenis fluida (g/cm3 atau kg/m3) dan
Vbf = volume benda yang tercelup dalam fluida (m3).

Perhatian
 Hukum Archimedes berlaku untuk semua fluida (zat cair dan gas).
 Vbf adalah volume benda yang tercelup dalam fluida. Jika benda tercelup
seluruhnya, Vbf = volume benda yang tercelup dalam fluida saja. Tentu saja
untuk kasus ini, Vbf < volume benda.
b. Mengapung, Tenggelam, dan Melayang
Perhatikan Gambar 2.20 berikut.

Gambar 2.20 berbagai benda dengan massa jenis relatif

Ilustrasi pada Gambar 2.20 menunjukkan bahwa suatu benda akan


mengapung, tenggelam atau melayang hanya ditentukan oleh massa jenis benda
dan massa jenis zat cair. Jika massa jenis benda rata- rata benda lebih kecil
daripada massa jenis zat cair, benda akan mengapung di permukaan zat cair.
Jika massa jenis rata- rata benda lebih besar daripada massa jenis zat cair,
benda akan tenggelam di dasar wadah zat cair. Jika massa jenis rata- rata benda
sama dengan massa jenis zat cair, benda akan melayang dalam zat cair di
antara permukaan dan dasar wadah zat cair.
Syarat mengapung ρb, rata- rata < ρf
Syarat tenggelam ρb, rata- rata > ρf
Syarat melayang ρb, rata- rata = ρf
Peristiwa mengapung, tenggelam, dan melayang juga dapat dijelaskan
berdasarkan konsep gaya apung dan berat benda. Pada suatu benda yang
tercelup sebagian atau seluruhnya dalam zat cair bekerja gaya apung (Fa).
Dengan demikian, pada benda yang tercelup dalam zat cair bekerja dua gaya,
yaitu gaya berat w dan gaya apung Fa (Gambar 2.21).

Gambar 2.21 Dua gaya pada benda


yang tercelup dalam zat cair

Pada benda yang mengapung dan melayang terjadi keseimbangan antara


berat benda w dan gaya apung Fa sehingga berlaku persamaan berikut.
∑F = 0
+ Fa – w = 0
w = Fa
Pada benda yang tenggelam, berat w lebih besar daripada gaya apung Fa.
Syarat mengapung atau melayang w = Fa
Syarat tenggelam w > Fa

Perhatian:
Syarat mengapung sama dengan syarat melayang, yaitu berat benda sama
dengan gaya apung (w = Fa). Perbedaan keduanya terletak pada volume benda
yang tercelup dalam zat cair (Vbf). Pada peristiwa mengapung, hanya sebagian
benda yang tercelup dalam zat cair sehingga Vbf < Vb (Gambar 2.22a). Pada
peristiwa melayang, seluruh benda tercelup dalam zat cair, sehingga Vbf = Vb
(Gambar 2.22b).

Gambar 2.22 (a) Mengapung , (b) Melayang dan (c) Tenggelam

c. Penerapan Hukum Archimedes dalam Kehidupan Sehari- hari


Pada bagian ini, kita akan mempelajari penerapan hukum Archimedes pada
Hidrometer, kapal laut, kapal selam, dan balon udara.
1). Hidrometer
Hidrometer adalah alat yang dipakai untuk mengukur massa jenis cairan.
Nilai massa jenis cairan dapat diketahui dengan membaca skala pada
hidrometer yang ditempatkan mengapung pada zat cair. Misalnya, dengan
mengetahui massa jenis susu, dapat ditentukan kadar lemak dalam susu.
Dengan mengetahui massa jenis cairan anggur, dapat diketahui kadar alkohol
dalam cairan anggur. Hidrometer juga umum digunakan untuk memeriksa
muatan aki mobil. Massa jenis asam untuk muatan aki penuh adalah 1,25 dan
mendekati 1 untuk muatan aki kosong.
Hidrometer terbuat dari tabung kaca. Supaya tabung kaca terapung tegak di
dalam zat cair , bagian bawah tabung dibebani dengan butiran timbal. Diameter
bagian bawah tabung kaca di buat lebih besar supaya volume zat cair yang
dipindahkan hidrometer lebih besar. Dengan demikian, dihasilkan gaya apung
yang lebih besar dan hidrometer dapat mengapung di dalam zat cair.
Tangkai tabung kaca didesain supaya perubahan kecil dalam berat benda
yang dipindahkan (berkaitan dengan perubahan kecil dalam massa jenis cairan)
menghasilkan perubahan besar pada kedalaman tangkai yang tercelup di dalam
cairan. Ini berarti perbedaan bacaan pada skala untuk berbagai jenis cairan
menjadi lebih jelas.
Dasar matematis prinsip kerja hidrometer adalah sebagai berikut.
Hidrometer terapung di dalam cairan sehingga berlaku persamaan berikut.
Gaya ke atas = berat hidrometer
Vbf ρf g = w dengan berat hidrometer w tetap
(Ahbf) ρf g = mg sebab Vbf = Ahbf

Persamaan hidrometer
𝑚
Hbf = 𝐴 𝜌
𝑓

Massa hidrometer m dan luas tangkai A adalah tetap sehingga tinggi


tangkai yang tercelup di dalam cairan hbf berbanding terbalik dengan massa
jenis cairan ρf. Jika massa jenis cairan kecil (ρf kecil), tinggi hidrometer yang
tercelup di dalam cairan besar (hbf besar). Dengan demikian, akan didapat
bacaan skala yang menunjukkan angka yang lebih kecil.
Jika massa jenis cairan besar (ρf besar), tinggi hidrometer yang tercelup di
dalam cairan kecil (hbf kecil). Dengan demikian, akan didapat bacaan skala
yang menunjukkan angka yang lebih besar.

2. Kapal Laut
Massa jenis besi lebih besar daripada massa jenis air lat, tetapi mengapa
kapal laut yang terbuat dari besi dapat mengapung di atas laut?
Badan kapal yang terbuat dari besi dibuat berongga. Hal tersebut
menyebabkan volume air laut yang dipindahkan oleh badan kapal menjadi
sangat besar. Gaya apung sebanding dengan volume air yang dipindahkan
sehingga gaya apung menjadi sangat besar. Gaya apung ini mampu mengatasi
berat total kapal sehingga kapal laut mengapung di permukaan laut. Jika
dijelaskan berdasarkan konsep massa jenis, massa jenis rata- rata besi berongga
dan udara yang menempati rongga masih lebih kecil daripada massa jenis air
laut. Itulah sebabnya kapal mengapung.

Gambar 2.23 Kapal Laut

3. Kapal Selam
Sebuah kapal selam memiliki tangki pemberat yang terletak di antara
lambung sebelah dalam dan lambung sebelah luar. Tangki ini dapat diisi udara
atau air. Tentu saja udara lebih ringan daripada air. Mengatur isi tangki
pemberat berarti mengatur berat total kapal. Sesuai dengan konsep gaya apung,
berat kapal selam akan menentukan apakah kapal akan mengapung atau
menyelam. Seperti kita ketahui, semakin dalam kapal selam menyelam,
semakin besar tekanan hidrostatis yang dialaminya. Manusia tidak dapat
menyelam lebih dari kedalaman 120 m karena tekanan hidrostatis air akan
menghancurkan. Kapal selam dapat menyelam jauh ke dalam laut karena
memiliki lambung yang tebal untuk menahan tekanan hidrostatis air yang
besar.

4. Balon Udara
Seperti halnya dengan zat cair, udara (termasuk fluida) juga melakukan
gaya apung pada benda. Gaya apung yang dilakukan udara pada benda sama
dengan berat udara yang dipindahkan oleh benda. Prinsip gaya apung yang
dikerjakan udara inilah yang dimanfaatkan pada balon udara.
Pada Gambar 2.24 ditunjukkan sebuah balon udara yang diisi dengan gas
panas. Prinsip kerjanya adalah sebagai berikut. Mula- mula balon diisi dengan
gas panas hingga menggelembung dan volumenya bertambah. Bertambahnya
volume balon berarti bertambah pula volume udara yang dipindahkan oleh
balon. Artinya, gaya apung bertambah besar. Suatu saat gaya apung sudah
lebih berat daripada berat total balon (berat balon dan muatan), sehingga balon
mulai bergerak naik.

Gambar 2.24 Balon udara naik berdasarkan prinsip gaya apung yang
dikerjakan fluida

Awak balon udara terus menambah gas panas sampai balon tersebut
mencapai ketinggian tertentu. Setelah ketinggian yang diinginkan tercapai,
awak balon mengurangi gas panas sampai tercapai gaya apung sama dengan
berat balon. Pada saat itu, balon melayang di udara. Sewaktu awak balon ini
menurunkan ketinggian, sebagian isi gas panas dikeluarkan dari balon. Hal
tersebut menyebabkan volume balon berkurang, yang berarti gaya apung
berkurang. Akibatnya, gaya apung lebih kecil daripada berat balon, dan balon
bergerak turun.
Perhatian :
 Pada cairan bisa terjadi hanya sebagian benda yang tercelup dalam cairan,
hingga Vbf belum tentu sama dengan Vb. Pada udara, volume benda yang
tercelup selalu sama dengan volume benda ( Vbf = Vb).
 Massa jenis gas panas lebih kecil daripada massa jenis udara.
B. Tegangan Permukaan Zat Cair dan Viskositas Fluida
Mengapa serangga dapat hinggap di permukaan air? Mengapa mencuci
pakaian menggunakan air hangat menghasilkan cucian yang lebih bersih? Mengapa
air dalam pipa kapiler naik, tetapi raksa justru turun?
Pada subbab ini kita juga akan mempelajari viskositas fluida, yang antara lain
agar dapat menjawab pertanyaan berikut. Mengapa kelereng yang jatuh bebas di
dalam suatu wadah berisi oli (fluida kental), mula- mula semakin cepat dan akhirnya
bergerak dengan kecepatan tetap?

1. Apakah Tegangan Permukaan Zat Cair Itu?


Untuk dapat memahaminya, perhatikan tiga keseharian yang diilustrasikan
pada Gambar 2.25. Pikirkan konsep fisika apa yang dapat menjelaskan ketiga
peristiwa keseharian pada gambar tersebut.

Gambar 2.25 (a). Tetes embun yang jatuh pada sarang laba- laba berbentuk bola,
(b). Tetes air yang jatuh dari keran air mendekati bentuk bola, dan (c). Serangga
dapat hinggap pada permukaan air.

Tegangan permukaan zat cair adalah kecenderungan permukaan zat cair


untuk menegang sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan
elastis.

2. Mengapa Terjadi Tegangan Permukaan pada Zat Cair?


Antara partikel- partikel sejenis terjadi gaya tarik- menarik yang disebut gaya
kohesi. A mewakili partikel di dalam zat cair, sedangkan B mewakili partikel di
permukaan zat cair (Gambar 2.26).
Gambar 2.26 Partikel A dalam zat cair ditarik oleh
gaya sama besar ke segala arah oleh partikel- partikel di dekatnya.
Partikel B di permukaan zat cair hanya di tarik oleh partikel- partikel
di samping dan di bawahnya, sehingga pada permukaan zat cair
terjadi tarikan ke bawah.

Partikel A ditarik oleh gaya yang sama besar ke segala arah oleh partikel-
partikel di dekatnya. Sebagai hasilnya, resultan gaya pada partikel- partikel di
dalam zat cair (diwakili oleh A) adalah sama dengan nol dan di dalam zat cair
tidak ada tegangan permukaan.
Bagaimana dengan partikel- partikel di permukaan zat cair (diwakili oleh B)?
Partikel B ditarik oleh partikel- partikel yang ada di samping dan di bawahnya
dengan gaya- gaya yang sama besar, tetapi B tidak ditarik oleh partikel- partikel di
atasnya (karena di atas B tidak ada partikel zat cair). Sebagai hasilnya, terdapat
resultan gaya berarah ke bawah yang bekerja pada permukaan zat cair. Resultan
gaya ini menyebabkan lapisan- lapisan atas seakan- akan tertutup oleh hamparan
selaput elastis yang ketat. Selaput ini cenderung menyusut sekuat mungkin. Oleh
karena itu, sejumlah tertentu cairan cenderung mengambil bentuk dengan
permukaan sesempit mungkin. Inilah yang kita sebut dengan tegangan
permukaan.
Akibat tegangan permukaan ini, setetes cairan cenderung berbentuk bola
karena dalam bentuk bola, cairan mendapatkan daerah permukaan yang tersempit.
Inilah yang menyebabkan tetes air yang jatuh dari keran dan tetes- tetes embun
yang jatuh pada sarang laba- laba berbentuk bola.
Tarikan pada permukaan cairan membentuk semacam kulit penutup yang tipis.
Nyamuk dapat berjalan di atas air karena berat nyamuk dapat diatasi oleh kulit ini.
Peristiwa yang sama dapat terjadi pada klip kertas yang perlahan- lahan kita
letakkan di permukaan air.
Ketika kita menambahkan detergen atau larutan sabun ke dalam air, kita
menurunkan tegangan permukaan air. Sebagai hasilnya, berat klip kertas tidak
dapat lagi ditopang oleh permukaan air, dan klip kertas segera tenggelam.

3. Formulasi Tegangan Permukaan


Gambar 2.27 menunjukkan contoh lain dari tegangan permukaan. Seutas
kawat dibengkokkan hingga berbentuk U dan seutas kawat kedua meluncur pada
kaki- kaki kawat U. Ketika alat ini dicelupkan dalam larutan sabun dan
dikeluarkan, kawat kedua (jika beratnya tidak begitu besar) akan tertarik ke atas.
Untuk menahan kawat ini agar tidak meluncur ke atas, kita perlu mengerjakan
gaya T ke bawah. Total gaya ke bawah yang menahan kawat kedua adalah F = T
+ w.

Gambar 2.27 kawat kedua cenderung meluncur ke atas


karena adanya gaya tegangan permukaan yang diimbangi oleh
gaya tarikan ke bawah w + T.

Kita misalkan panjang kawat kedua adalah L. Larutan sabun yang menyentuh
kawat kedua memiliki dua permukaan sehingga gaya tegangan permukaan bekerja
sepanjang 2L panjang permukaan. Tegangan permukaan (𝛾) dalam larutan sabun
didefinisikan sebagai perbandingan antara gaya tegangan permukaan (F) dan
panjang permukaaan (d) tempat gaya tersebut bekerja. Secara matematis, kita tulis
sebagai berikut.
Tegangan Permukaan
𝐹
𝛾=𝑑
Dalam kasus ini, d = 2l sehingga persamaannya menjadi seperti berikut.
𝐹
𝛾 = 2𝑙
Perhatikan, tegangan permukaan bukanlah besaran gaya, melainkan
merupakan gaya dibagi dengan panjang sehingga satuan tegangan permukaan
adalah N/m (atau N m-1). Tabel di bawah ini mendaftar tegangan permukaan
beberapa zat cair yang umum dijumpai dalam keseharian.
Tabel Nilai hasil pengukuran permukaan tegangan.
Zat cair yang kontak Suhu (℃) Tegangan permukaan
dengan udara (x 10-3 N/m)
Air 0 75,6
Air 25 72,0
Air 80 62,6
Etil alkohol 20 22,8
Aseton 20 23,7
Gliserin 20 63,4
Raksa 20 435
4. Merumuskan Kenaikan/ Penurunan Permukaan Zat Cair dalam Pipa
Kapiler
Masih ingatkah anda bahwa zat cair yang membasahi dinding (misalnya air)
akan naik dalam pipa kapiler (tabung dengan diameter dalam relatif kecil)? Lihat
Gambar 2.28.

Gambar 2,28 Diameter keempat tabung tersebut berkurang


dari kiri ke kanan
Gejala ini dikenal sebagai gejala kapiler yang disebabkan oleh gaya kohesi
tegangan permukaan dan gaya adhesi antara zat cair dan tabung kaca. zat cair naik
hingga gaya ke atas sama dengan gaya ke bawah karena tegangan permukaan
sama dengan berat zat cair yang diangkat.

5. Penerapan Tegangan Permukaan dalam Kehidupan Sehari- Hari


Tegangan permukaan air berhubungan dengan kemampuan air membasahi
benda. semakin kecil tegangan permukaan air, semakin baik kemampuan air untuk
membasahi benda. Hal tersebut berarti kotoran- kotoran pada benda lebih mudah
larut dalam air. Prinsip inilah yang banyak dimanfaatkan dalam kehidupan fisika
sehari- hari.
Mengapa mencuci dengan air panas lebih mudah dan menghasilkan cucian
yang lebih bersih? Tegangan permukaan air dipengaruhi oleh suhu. Semakin
tinggi suhu air, semakin kecil tegangan permukaan air. Artinya, semakin baik
kemampuan air untuk membasahi benda. Oleh karena itu, mencuci dengan air
panas menyebabkan kotoran pada pakaian lebih mudah larut dan cucian menjadi
lebih bersih.
Detergen sintetis modern juga didesain untuk meningkatkan kemampuan air
membasahi kotoran yang melekat pada pakaian, yaitu dengan menurunkan
tegangan permukaan air. Banyak kotoran pakaian yang tidak larut dalam air segar,
tetapi larut di dalam air yang diberi detergen. Pengaruh detergen dapat dilihat
dengan meneteskan air segar dan air yang mengandung detergen ke atas lilin yang
bersih. Air segar tidak membasahi lilin dan bentuk butirannya tidak banyak
berubah. (Gambar 2.29a). Akan tetapi, tetes air yang mengandung detergen
membasahi lilin, dan butir air menyebar (Gambar 2.29b). Tampak bahwa detergen
memperkecil tegangan permukaan air sehingga air mampu membasahi lilin.
Gambar 2.29 (a). Setetes air murni diletakkan di atas lilin yang bersih.
(b). setetes air yang mengandung detergen diletakkan di atas lilin.

Contoh dalam keseharian dapat kita lihat pad itik yang berenang di air. Itik
dapat berenang di air karena bulu- bulunya tidak basah oleh air. Jika air diberi
detergen, tegangan permukaan air berkurang dan itik yang berusaha berenang
bulu- bulunya akan basah oleh air. Akibatnya, itik akan tenggelam.
Antiseptik yang dipakai untuk mengobati luka, selain memiliki daya bunuh
kuman yang baik, juga memiliki tegangan permukaan yang rendah, sehingga
antiseptik dapat membasahi seluruh luka. Jadi, alkohol dan hampir semua
antiseptik memiliki tegangan permukaan yang rendah.

6. Viskositas Fluida
a. Hukum Stokes untuk Fluida Kental
Pada suatu fluida ideal (fluida tidak kental) tidak ada viskositas
(kekentalan) yang menghambat lapisan- lapisan fluida ketika lapisan- lapisan
tersebut menggeser satu di atas lainnya. Pada suatu pipa dengan luas
penampang seragam (serba sama), setiap lapisan fluida ideal bergerak dengan
kecepatan yang sama. Demikian juga, lapisan fluida yang dekat dengan
dinding pipa seperti pada Gambar 2.30a. Ketika viskositas (kekentalan) ada,
kecepatan lapisan- lapisan fluida tidak seluruhnya sama, seperti pada Gambar
2.30b. Lapisan fluida yang terdekat dengan dinding pipa bahkan sama sekali
tidak bergerak (v = 0), sedangkan lapisan fluida pada pusat pipa memiliki
kecepatan terbesar.
Gambar 2.30 (a) Dalam aliran fluida ideal, semua partikel fluida yang
melintasi pipa memiliki kecepatan sama. (b) dalam aliran fluida kental,
kecepatan fluida pada permukaan dinding adalah nol dan bertambah
hingga mencapai maksimum sepanjang sumbu pusat.

Viskositas pada aliran fluida kental sama saja dengan gesekan pada
gerak benda padat. Untuk fluida ideal, viskositas 𝜂 = 0 sehingga kita selalu
menganggap benda yang bergerak dalam fluida ideal tidak mengalami gesekan
yang disebabkan oleh fluida. Namun, jika benda tersebut bergerak dengan
kelajuan tertentu dalam fluida kental, gerak benda akan dihambat oleh gaya
gesekan fluida pada benda tersebut. Besar gaya gesekan fluida dirumuskan
sebagai berikut.
Ff = kηv
Koefisien k bergantung pada bentuk geometris benda. Untuk benda
yang memiliki benda geometris berupa bola dengan jari- jari r, dari
perhitungan laboratorium di peroleh nilai berikut.
k = 6πr
Dengan memasukkan nilai k tersebut ke dalam persamaan di atas, kita
peroleh persamaan berikut.
Hukum Stokes
Ff = 6πηrv
Dengan η = koefisien viskositas yang dinyatakan dalam kg/ m s atau Pa s.
Sebagai contoh, pada suhu 20℃ , ηair = 1,00 x 10-3 Pa s, sedangkan ηoli motor =
30 x 10-3 Pa s. Persamaan di atas pertama kali dinyatakan oleh Sir George
Stokes pada tahun 1845 sehingga persamaan tersebut dikenal sebagai hukum
stokes.

b. Kecepatan Terminal
Perhatikan sebuah kelereng yang dilepaskan jatuh bebas dalam suatu fluida
kental. Jika hanya gaya gravitasi yang bekerja pada kelereng, kelereng akan
bergerak dipercepat dengan percepatan sama dengan percepatan gravitasi g.
Artinya, jarak antara dua kedudukan kelereng dalam selang waktu yang sama
haruslah semakin besar. Hasil eksperimen yang ditunjukkan pada Gambar 2.31
menyatakan hal yang berbeda. Mula- mula jarak antara dua kedudukan kelereng
dalam selang waktu yang sama semakin besar, tetapi mulai saat tertentu, jarak
antara kedua kedudukan kelereng dalam selang waktu yang sama adalah sama
besar. Dari hasil eksperimen tersebut disimpulkan bahwa suatu benda yang
dijatuhkan bebas dalam suatu fluida kental, kecepatannya semakin besar hingga
mencapai suatu kecepatan terbesar yang tetap. Kecepatan terbesar yang tetap ini
dinamakan kecepatan terminal.

Gambar 2.31 Gaya gesekan di pada kelereng menyebabkan pada suatu saat
kelereng bergerak dengan kecepatan tetap (gerak lurus beraturan).

Pada suatu benda yang jatuh bebas dalam fluida kental, selama geraknya, pada
benda tersebut bekerja tiga gaya, yaitu gaya berat w = mg, gaya ke atas yang
dikerjakan fluida Fa, dan gesekan yang dikerjakan fluida Ff seperti pada gambar
2.31b.

Gambar 2.31 (a) benda berbentuk bola jatuh bebas dalam fluida kental.
(b) Diagram gaya- gaya yang bekerja pada benda; w adalah gaya berat benda, Fa
adalah gaya ke atas oleh fluida, dan Ff adalah gaya gesekan fluida.

Seperti telah dinyatakan, benda akan bergerak semakin cepat sampai mencapai
kecepatan terminal yang konstan. Pada saat kecepatan terminal vT tercapai, gaya-
gaya yang bekerja pada benda adalah seimbang.
∑F = 0
+ mg – Fa – Ff = 0
Ff = mg - Fa ... (*)
Jika massa jenis benda = ρb, massa jenis fluida ρp dan volume benda Vb, gaya
ke atas Fa = Vb ρb g.
Berat benda mg = (ρb Vb)g
Gaya gesekan Ff = 6π η r vT (benda dianggap berbentuk bola)
Dengan memasukkan besar ketiga gaya tersebut ke dalam (*) kita peroleh hasil
berikut.
6π η r vT = ρbVbg - Vbρf g
6π η r vT = gVb(ρb - ρf)
Kecepatan terminal dalam fluida kental
𝑔𝑉𝑏 (𝜌𝑏 − 𝜌𝑓 )
vT = 6𝜋𝜂𝑟
4
Untuk benda berbentuk bola dengan jari- jari r , volume benda Vb = πr3
3
sehingga persamaannya menjadi seperti berikut.
4
𝑔 ( 𝜋𝑟 3 )(𝜌𝑏 − 𝜌𝑓 )
3
vT = 6𝜋𝜂𝑟
kecepatan terminal dalam fluida kental
2 𝑟2𝑔
vT = 9 (ρb – ρf)
𝜂

E. Model, Pendekatan dan Metode Pembelajaran


Model Pertemuan 1
Problem Based Learning
Sintaks : Orientasi peserta didik kepada masalah,
mengorganisasikan peserta didik untuk belajar,
membimbing penyelidikan individu atau kelompok,
mengembangkan dan menyajikan hasil karya,
menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan
masalah
Pendekatan Scientific
Metode - Ceramah
- Tanya jawab
- Diskusi
- Eksperimen Sederhana
- Demonstrasi

F. Media, alat dan Sumber Pembelajaran


1. Media - LKS
- Papan Tulis
2. Alat - Alat Peraga Tekanan Hidrostatis
- Alat Peraga Prinsip Pascal
- Alat Peraga Kapilaritas
- Alat Peraga Viskositas
- Alat Peraga Tegangan Permukaan
3. Sumber Pembelajaran -Buku SMA Ketut Kamajaya dan Wawan Purnama
- internet
G. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama
a. Pendahuluan (Arahan guru menyiapkan siswa untuk belajar)
Kegiatan Guru Alokasi
Sintaks Aktivitas Peserta Didik
Waktu
Menyiapkan peserta didik untuk belajar
melalui  Menjawab ucapan salam
 pengkondisian siswa agar : guru
memberikan salam pada  Menyiapkan peralatan
awal,menyiapkan kursi, meja dan belajar
peralatan belajar  Berdoa sebelum belajar
 Berdoa sebelum belajar  Peserta didik menyebutkan
 Memeriksa kesiapan siswa untuk temannya yang tidak hadir
belajar
 Mengecek kehadiran siswa
Orientasi peserta didik kepada masalah
 Memberi motivasi belajar secara
kontekstual dengan memberikan
pertanyaan yang menarik minat
belajar siswa, seperti:
 Mendengarkan dengan
 Adik – adik, apakah kalian
antusias pertanyaan guru
pernah berenang? Mengapa
 Menjawab pertanyaan guru
semakin dalam kita berenang,
 Menanggapi jawaban teman
dada kita akan sesak?
Jawabannya : karena tekanan
di dalam air lebih besar,
sehingga ketika kita
menyelam, dada kita akan
terasa sesak.
(Apersepsi)
Guru memberikan apersepsi terkait jawaban
yang diberikan oleh siswa.
Fase 1
Ya jawaban kalian benar. Semakin dalam kita
berenang, maka dada kita akan terasa sesak.
Hal ini karena adanya tekanan yang
mempengaruhi. Tekanan di dalam air lebih  Mendengarkan pertanyaan
besar. Nah kalian penasaran tidak apa- apa guru
saja yang mempengaruhi tekanan tersebut?  Menjawab pertanyaan guru
Untuk lebih jelasnya lagi, pada saat ini kita
akan belajar tentang materi Fluida Statis,
dimana di dalamnya kita akan membahas
tentang tekanan. Sebelum kita masuk ke
dalam materi, alangkah baiknya kita
mendengarkan tujuan pembelajaran kita
pada saat ini.

Mengorganisasikan peserta didik


untuk belajar
Menjelaskan tujuan pembelajaran atau
kompetensi yang akan dicapai yaitu agar
 Mendengarkan penjelasan
siswa mampu :
guru.
1. Menyebutkan pengertian Fluida
 Peserta didik mencatat
Fase 2 Statis
tujuan pembelajaran yang
2. Menyebutkan pengertian Tekanan
disampaikan guru.
3. Menghitung besarnya Tekanan
4. Menjelaskan pengertian Tekanan
Hidrostatis
5. Menghitung besarnya Tekanan
Hidrostatis
b. Kegiatan Inti
Kegiatan Guru Alokasi
Sintaks Aktivitas Siswa
Waktu
Mengamati
 Meminta peserta didik mengamati Mengamati
botol air mineral yang berisi air  Memperhatikan
dengan keadaan botol tertutup demonstrasi yang
rapat dan dilubangi. Ternyata air ditampilkan guru
tidak memancar keluar. Menanya
Menanya  Peserta didik menanyakan
 Guru menstimulus peserta didik hal – hal yang belum
untuk mengajukan pertanyaan – dipahami dari demonstrasi
pertanyaan mengenai demonstrasi yang dilakukan guru.
yang telah ditampilkan.  Peserta didik membuat
1. Mengapa botol yang dilubangi hipotesis sementara
namun tertutup rapat ternyata tentang pertanyaan yang
airnya tidak keluar atau diajukan
sebaliknya mengapa ketika
botol yang dilubangi tadi
dibuka tutupnya, air akan
memancar kesegala arah?
Jawabannya : karena didalam
botol tertutup tidak ada
tekanan dari luar yang dapat
mengakibatkan air dalam
botol keluar. Sebaliknya, jika
kita buka tutup botol tersebut,
maka air akan memancar
kesegala arah dengan sama
kuat. Hal ini karena, adanya
tekanan dari luar terhadap air
tersebut.

Mencoba
Membimbing penyelidikan individual/  Peserta didik bergabung
kelompok dalam kelompoknya.
Mencoba  Peserta didik mendengarkan
 Guru membagi peserta didik dalam arahan guru dan mencatat
lima kelompok hal – hal penting tentang
 Guru memberikan arahan terkait aturan diskusi
Fase 3 aturan diskusi yang akan  Peserta didik membaca dan
dilakukan. memahami LKS yang
 Guru meminta siswa untuk diberikan oleh guru.
membaca LKS tentang tekanan  Peserta didik melakukan
Hidrostatis percobaan seperti
demonstrasi guru dan
mengumpulkan data
 Peserta didik melakukan
Menalar kegiatan diskusi dengan
 Guru membimbing kegiatan bimbingan guru
diskusi peserta didik Menalar
 Guru membimbing peserta didik  Peserta didik mengaitkan
untuk menyimpulkan hasil diskusi hasil diskusi dengan
dan mengaitkan dengan hipotesis hipotesis yang diajukan
yang telah disusun sebelumnya. sebelumnya.
 Peserta didik
menyimpulkan hasil diskusi
Mengembangkan dan menyajikan
hasil karya
Mengkomunikasikan
 Guru membimbing peserta didik Mengkomunikasikan
Fase 4 untuk mempresentasikan hasil  Peserta didik atau
diskusi kelompok tentang tekanan perwakilan kelompok
Hidrostatis mempresentasikan hasil
diskusi didepan kelas.
 Siswa berargumentasi
dalam diskusi.

c. Kegiatan Penutup
Kegiatan Guru Alokasi
Aktivitas Siswa
Waktu
Menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah
 Peserta didik
Fase 5  Guru memberikan konfirmasi dari
mendengarkan dan
hasil analisis peserta didik tentang
mencatat konfirmasi dari
materi tekanan Hidrostatis.
guru
 Guru membimbing siswa
 Peserta didik
menyimpulkan hasil pembelajaran
menyimpulkan hasil
yang telah berlangsung
pembelajaran
 Guru memberikan tugas sebagai
 Mendengarkan penjelasan
pengayaan materi pembelajaran yang
guru
telah berlangsung
 Menginformasikan rencana pem-
belajaran berikutnya tentang Hukum
Pascal

Pertemuan Kedua
d. Pendahuluan (Arahan guru menyiapkan siswa untuk belajar)
Kegiatan Guru Alokasi
Sintaks Aktivitas Peserta Didik
Waktu
Menyiapkan peserta didik untuk belajar
melalui  Menjawab ucapan salam
 pengkondisian siswa agar : guru
memberikan salam pada  Menyiapkan peralatan
awal,menyiapkan kursi, meja dan belajar
peralatan belajar  Berdoa sebelum belajar
 Berdoa sebelum belajar  Peserta didik menyebutkan
 Memeriksa kesiapan siswa untuk temannya yang tidak hadir
belajar
 Mengecek kehadiran siswa
Orientasi peserta didik kepada masalah
 Memberi motivasi belajar secara
kontekstual dengan memberikan
pertanyaan yang menarik minat
belajar siswa, seperti:
 Adik – adik, pernahkah kalian
mengamati botol yang berisi air
namun botol tersebut dalam  Mendengarkan dengan
keadaan tertutup?Apa kira- kira antusias pertanyaan guru
yang akan terjadi jika tutup botol  Menjawab pertanyaan guru
di buka?  Menanggapi jawaban teman
Jawabannya : Pernah. Ketika
botol dalam keadaan tertutup,
meskipun ada lubang, air
tidak akan memancar keluar.
Namun ketika tutup botol kita
buka, maka air akan
memancar keluar ke segala
arah dengan sama besar.
(Apersepsi)
Guru memberikan apersepsi terkait jawaban
yang diberikan oleh siswa.
Fase 1
Ya jawaban kalian benar. Ketika botol
dalam keadaan tertutup, meskipun ada
lubang, air tidak akan memancar keluar.
Hal ini karena tidak ada tekanan dari
luar yang mempengaruhi air tersebut.
Namun ketika tutup botol kita buka, maka
 Mendengarkan pertanyaan
air akan memancar keluar ke segala arah
guru
dengan sama besar. Hal ini karena adaya
 Menjawab pertanyaan guru
tekanan dari luar terhadap air tersebut.
Untuk lebih jelasnya lagi, pada saat ini kita
akan belajar tentang materi hukum Pascal,
dimana di dalamnya kita akan membahas
tentang tekanan. Sebelum kita masuk ke
dalam materi, alangkah baiknya kita
mendengarkan tujuan pembelajaran kita
pada saat ini.

Mengorganisasikan peserta didik  Mendengarkan penjelasan


untuk belajar guru.
Fase 2
Menjelaskan tujuan pembelajaran atau  Peserta didik mencatat
kompetensi yang akan dicapai yaitu agar tujuan pembelajaran yang
siswa mampu : disampaikan guru.
1. Menjelaskan hukum Pascal dan
penerapannya dalam kehidupan
sehari- hari
2. Menjelaskan bunyi hukum
Archimedes dan penerapannya
dalam kehidupan sehari- hari
3. Menjelaskan Tegangan Permukaan
zat cair dan Viskositas Vluida serta
penerapannya dalam kehidupan
sehari- hari.
e. Kegiatan Inti
Kegiatan Guru Alokasi
Sintaks Aktivitas Siswa
Waktu
Mengamati
 Meminta peserta didik mengamati
botol air mineral yang berisi air
dengan keadaan botol tertutup
rapat dan dilubangi. Ternyata air
tidak memancar keluar.
Menanya
 Guru menstimulus peserta didik
Mengamati
untuk mengajukan pertanyaan –
 Memperhatikan
pertanyaan mengenai demonstrasi
demonstrasi yang
yang telah ditampilkan.
ditampilkan guru
Mengapa botol yang dilubangi
Menanya
namun tertutup rapat ternyata
 Peserta didik menanyakan
airnya tidak keluar atau
hal – hal yang belum
sebaliknya mengapa ketika
dipahami dari demonstrasi
botol yang dilubangi tadi
yang dilakukan guru.
dibuka tutupnya, air akan
 Peserta didik membuat
memancar kesegala arah?
hipotesis sementara
Jawabannya : karena didalam
tentang pertanyaan yang
botol tertutup tidak ada
diajukan
tekanan dari luar yang dapat
mengakibatkan air dalam
botol keluar. Sebaliknya, jika
kita buka tutup botol tersebut,
maka air akan memancar
kesegala arah dengan sama
kuat. Hal ini karena, adanya
tekanan dari luar terhadap air
tersebut.
Mencoba
Membimbing penyelidikan individual/  Peserta didik bergabung
kelompok dalam kelompoknya.
Mencoba  Peserta didik mendengarkan
 Guru membagi peserta didik dalam arahan guru dan mencatat
lima kelompok hal – hal penting tentang
 Guru memberikan arahan terkait aturan diskusi
Fase 3 aturan diskusi yang akan  Peserta didik membaca dan
dilakukan. memahami LKS yang
 Guru meminta siswa untuk diberikan oleh guru.
membaca LKS tentang Hukum  Peserta didik melakukan
Archimedes percobaan seperti
demonstrasi guru dan
mengumpulkan data
 Peserta didik melakukan
Menalar kegiatan diskusi dengan
 Guru membimbing kegiatan bimbingan guru
diskusi peserta didik Menalar
 Guru membimbing peserta didik  Peserta didik mengaitkan
untuk menyimpulkan hasil diskusi hasil diskusi dengan
dan mengaitkan dengan hipotesis hipotesis yang diajukan
yang telah disusun sebelumnya. sebelumnya.
 Peserta didik
menyimpulkan hasil diskusi

Mengembangkan dan menyajikan


hasil karya Mengkomunikasikan
Mengkomunikasikan  Peserta didik atau
 Guru membimbing peserta didik perwakilan kelompok
Fase 4
untuk mempresentasikan hasil mempresentasikan hasil
diskusi kelompok tentang Hukum diskusi didepan kelas.
Archimedes  Siswa berargumentasi
dalam diskusi.

f. Kegiatan Penutup
Kegiatan Guru Alokasi
Aktivitas Siswa
Waktu
Fase 5 Menganalisis dan mengevaluasi proses  Peserta didik
pemecahan masalah mendengarkan dan
 Guru memberikan konfirmasi dari mencatat konfirmasi dari
hasil analisis peserta didik tentang guru
materi Hukum Archimedes  Peserta didik
 Guru membimbing siswa menyimpulkan hasil
menyimpulkan hasil pembelajaran pembelajaran
yang telah berlangsung  Mendengarkan penjelasan
 Guru memberikan tugas sebagai guru
pengayaan materi pembelajaran yang
telah berlangsung
 Menginformasikan rencana pem-
belajaran berikutnya tentang Fluida
Dinamis

Pertemuan Ketiga
g. Pendahuluan (Arahan guru menyiapkan siswa untuk belajar)
Kegiatan Guru Alokasi
Sintaks Aktivitas Peserta Didik
Waktu
Menyiapkan peserta didik untuk belajar
melalui  Menjawab ucapan salam
 pengkondisian siswa agar : guru
memberikan salam pada  Menyiapkan peralatan
awal,menyiapkan kursi, meja dan belajar
peralatan belajar  Berdoa sebelum belajar
 Berdoa sebelum belajar  Peserta didik menyebutkan
 Memeriksa kesiapan siswa untuk temannya yang tidak hadir
belajar
 Mengecek kehadiran siswa
Orientasi peserta didik kepada masalah
 Memberi motivasi belajar secara
kontekstual dengan memberikan
pertanyaan yang menarik minat
belajar siswa, seperti:
 Mendengarkan dengan
 Adik – adik, pernahkah kalian
antusias pertanyaan guru
menggoreng ikan?bahan baku
 Menjawab pertanyaan guru
apa yang digunakan? Pernakah
 Menanggapi jawaban teman
kalian mencuci piring? Mencuci
piring menggunakan?
Jawabannya : Pernah.
Menggoreng ikan pakai minyak
dan mencuci piring pakai sabun
sunlight
Fase 1 (Apersepsi)
Guru memberikan apersepsi terkait jawaban
yang diberikan oleh siswa.
 Mendengarkan pertanyaan
Ya jawaban kalian benar. Dan berhubungan
guru
dengan kekentalan pada saat ini kita
 Menjawab pertanyaan guru
akan mempelajari tentang viskositas. Apa
itu viskositas?

Mengorganisasikan peserta didik


untuk belajar
Menjelaskan tujuan pembelajaran atau
 Mendengarkan penjelasan
kompetensi yang akan dicapai yaitu agar
guru.
siswa mampu :
 Peserta didik mencatat
Fase 2 4. Memahami adanya gaya gesekan
tujuan pembelajaran yang
yang dialami benda yang bergerak
disampaikan guru.
dalam fluida
5. Memahami perilaku fluida kental
6. Menentukan koefisien kekentalan
(viskositas) fluida kental
h. Kegiatan Inti
Kegiatan Guru Alokasi
Sintaks Aktivitas Siswa
Waktu
Mengamati
 Memperhatikan
Mengamati pembelajaran yang
 Meminta peserta didik mengamati diberikan oleh guru
pembelajaran Menanya
Menanya  Peserta didik menanyakan
 Guru menstimulus peserta didik hal – hal yang belum
untuk mengajukan pertanyaan – dipahami.
pertanyaan mengenai penjelasan  Peserta didik membuat
yang telah diberikan hipotesis sementara
tentang pertanyaan yang
diajukan

Fase 3 Membimbing penyelidikan individual/


kelompok Mencoba
Mencoba  Peserta didik bergabung
 Guru membagi peserta didik dalam dalam kelompoknya.
empat kelompok  Peserta didik mendengarkan
 Guru memberikan arahan terkait arahan guru dan mencatat
aturan diskusi yang akan hal – hal penting tentang
dilakukan. aturan diskusi
 Guru meminta siswa untuk  Peserta didik membaca dan
membaca LKS tentang Praktikum memahami LKS yang
Viskositas diberikan oleh guru.
 Peserta didik melakukan
percobaan dan
mengumpulkan data
 Peserta didik melakukan
kegiatan diskusi dengan
Menalar bimbingan guru
 Guru membimbing kegiatan Menalar
diskusi peserta didik  Peserta didik mengaitkan
 Guru membimbing peserta didik hasil diskusi dengan
untuk menyimpulkan hasil diskusi hipotesis yang diajukan
dan mengaitkan dengan hipotesis sebelumnya.
yang telah disusun sebelumnya.  Peserta didik
menyimpulkan hasil diskusi

Mengembangkan dan menyajikan


Mengkomunikasikan
hasil karya
 Peserta didik atau
Mengkomunikasikan
perwakilan kelompok
 Guru membimbing peserta didik
Fase 4 mempresentasikan hasil
untuk mempresentasikan hasil
diskusi didepan kelas.
diskusi kelompok tentang
 Siswa berargumentasi
Praktikum Viskositas
dalam diskusi.

i. Kegiatan Penutup
Kegiatan Guru Alokasi
Aktivitas Siswa
Waktu
Fase 5 Menganalisis dan mengevaluasi proses  Peserta didik
pemecahan masalah mendengarkan dan
 Guru memberikan konfirmasi dari mencatat konfirmasi dari
hasil analisis peserta didik tentang guru
materi viskositas  Peserta didik
 Guru membimbing siswa menyimpulkan hasil
menyimpulkan hasil pembelajaran pembelajaran
yang telah berlangsung  Mendengarkan penjelasan
 Guru memberikan tugas sebagai guru
pengayaan materi pembelajaran yang
telah berlangsung
 Menginformasikan rencana pem-
belajaran berikutnya tentang Fluida
Dinamis

1. Instrumen Penilaian
Teknik penilaian Instrumen Penilaian
Tes Penilaian pengetahuan (Terlampir)
- Essay

Non tes Penilaian sikap (Terlampir)


- Penilaian sikap
- Penilaian diri
- Penilaian teman sejawat
- Penilaian jurnal
Penilaian keterampilan (Terlampir)
- Penilaian Kinerja
Lampiran Penilaian Sikap
1. Observasi
Lembar Penilaian Observasi Sikap Spiritual
Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap spiritual peserta didik. Berilah tanda cek
(√) pada kolom skor sesuai sikap spiritual yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan
kriteria sebagai berikut :
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak
melakukan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan

Nama Peserta Didik : ………………….


Kelas : ………………….
Tanggal Pengamatan : …………………..
Materi Pokok : …………………

No Aspek Pengamatan Skor

1 2 3 4

1. Berdoa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu

2. Mengucapkan rasa syukur atas karunia Tuhan

3. Memberi salam sebelum dan sesudah menyampaikan pendapat/presentasi

4. Mengungkapkan kekaguman secara lisan maupun tulisan terhadap Tuhan


saat melihat kebesaran Tuhan

5. Merasakan keberadaan dan kebesaran Tuhan saat mempelajari ilmu


pengetahuan

6. Melaksanakan shalat duha ketika istirahat

7. Menghargai teman yang sedang melaksanakan ibadah


Format Pedoman Observasi Sikap

Petunjuk :

Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap peserta didik. Berilah tanda cek (√)
pada kolom skor sesuai sikap yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria
sebagai berikut :

4 = sangat baik

3 = baik

2 = cukup

1 = kurang

Aspek sikap yang dinilai

No Nama Rasa Skor Keterangan


Ketekunan Kerja Hati-
ingin Teliti Disiplin
Belajar sama hati
tahu

1.

2.

3.

2. Penilaian diri

Format Penilaian Diri Untuk Aspek Sikap Partisipasi Dalam Diskusi Kelompok

Nama : -------------------------------
Nama-nama anggota kelompok : -------------------------------
Kegiatan kelompok : -------------------------------
Isilah pernyataan berikut dengan jujur. Untuk No. 1 s.d. 6, tulislah huruf A,B,C atau
D didepan tiap pernyataan:
A : selalu C : kadang-kadang
B : sering D : tidak pernah
1.--- Selama diskusi saya mengusulkan ide kepada kelompok untuk didiskusikan
2.--- Ketika kami berdiskusi, tiap orang diberi kesempatan mengusulkan sesuatu
3.--- Semua anggota kelompok kami melakukan sesuatu selama kegiatan
4.--- Tiap orang sibuk dengan yang dilakukannya dalam kelompok saya
5. Selama kerja kelompok, saya….
---- mendengarkan orang lain
---- mengajukan pertanyaan
---- mengorganisasi ide-ide saya
---- mengorganisasi kelompok
---- mengacaukan kegiatan
---- melamun
6. Apa yang kamu lakukan selama kegiatan?
-----------------------------------------------------------------------

3. Penilaian Teman Sejawat


Format Penilaian Sejawat
Petunjuk :
Berilah tanda cek (√) pada kolom skor sesuai sikap tanggung jawab yang ditampilkan
oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut :
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak
melakukan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan

Nama Peserta Didik yang dinilai : ………………….


Kelas : ………………….
Tanggal Pengamatan : ………………….
Materi Pokok : ………………….

Skala
Pernyataan
1 2 3 4
Teman saya berkata benar, apa adanya kepada
orang lain

Teman saya mengerjakan sendiri tugas-tugas


sekolah

Teman saya mentaati peraturan (tata-tertib)


yang diterapkan
Skala
Pernyataan
1 2 3 4
Teman saya memperhatikan kebersihan diri
sendiri

Teman saya mengembalikan alat kebersihan,


dan laboratorium yang sudah selesai dipakai ke
tempat penyimpanan semula

Teman saya terbiasa menyelesaikan pekerjaan


sesuai dengan petunjuk guru

Teman saya menyelesaikan tugas tepat waktu


apabila diberikan tugas oleh guru

Teman saya berusaha bertutur kata yang sopan


kepada orang lain

Teman saya berusaha bersikap ramah terhadap


orang lain

Teman saya menolong teman yang sedang


mendapatkan kesulitan

Teman saya masuk kelas tepat waktu

Teman saya memakai seragam sesuai tata tertib

Teman saya tertib dalam mengikuti


pembelajaran

Teman saya membawa buku teks sesuai mata


pelajaran

Jumlah Skor
4. Jurnal
Format Penilaian Melalui Jurnal

Jurnal
Nama:.........................
Kelas :.........................

Hari, tanggal Kejadian Keterangan

Lampiran Penilaian Pengetahuan


No Soal Jawaban Skor
1 Seorang siswa melakukan percobaan V = 20 cm3 20
pengukuran massa jenis benda m = 60 gram
beraturan.Dari hasil pengukuran ρ…?
diperoleh volume benda tersbut 20 cm3 𝑚 60 𝑔𝑟𝑎𝑚
ρ= = = 3 g/cm3
𝑉 20 𝑐𝑚3
sedangkan massa adalah 60 gram, massa
jenis benda tersebut adalah ….

2 Seorang anak menyelam di kedalaman 10 h = 10 m 20


m dibawah permukaan air. Jika massa ρ = 1000 kg/m3
jenis air adalah 1000 kg/m3 dan g = 10 m/s2
percepatan gravitasi 10 m/s2 maka P = ... ?
tekanan hidrostatis yang dialami anak P = 1000 kg/m3 . 10 m/s2 . 10 m
adalah.. = 10.000 Pa

3 Sebuah dongkrak hidrolik masing-masing d1 = 3 cm = 0,03 m 20


penampangnya berdiameter 3 cm dan 120 d2=120 cm = 1,2m
cm. Berapakah gaya minimal yang harus F2 = 8.000 N
dikerjakan pada penampang kecil untuk F1= .... ?
mengangkat mobil yang beratnya 8.000 𝐹1 𝐹
= 𝑑2
𝑑12 22
N? 𝑑12
F1 = 𝑑 . F2
22
0.03 𝑚2
= 1.2 𝑚2
. 8000 N = 5 N
4 Sebutkan bunyi hukum Archimedes! Hukum Archimedes suatu benda 20
yang dicelupkan sebagian atau
seluruhnya ke dalam zat cair
mengalami gaya ke atas yang
besarnya sama dengan berat zat
cair yang dipindahkan oleh benda
tersebut.
5 Suatu tabung berdiameter 0,4 cm jika r = 0,15 mm = 1,5 x 10-4m 20
dimasukkan secara vertikal ke dalam air, ρ =1.000 kg/m 3

sudut kontaknya 60°. Jika tegangan h… ?


permukaan air 0,5 N/m dan g = 10 m/s2, Ketinggian air h adalah:
tentukanlah kenaikan air pada tabung. h = (2γcosθ)/ρgR
= (2 . 0,073 .cos0)/(1 . 10.0,0015)
h = 9,93 x 10-2m = 9,93 cm
Jumlah 100

Keterangan
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
Nilai = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 x 100
Lampiran Penilaian Keterampilan
PENILAIAN KINERJA
Materi Pokok :
Kelas/Semester :
Waktu :
Nama Siswa :
 Kompetensi Dasar
4.3 Merancang dan melakukan percobaan yang memanfaatkan sifat fluida statik berikut hasil
percobaan dan pemanfaatannya
 Indikator Pencapaian Kompetensi
Melakukan percobaan yang memanfaatkan sifat fluida statik berikut hasil percobaan dan
pemanfaatannya
 Tujuan
Setelah melakukan eksperimen ini, siswa diharapkan mampu :
1. Menjelaskan manfaat fluida statik
2. Menganalisis percobaan fluida statik
LEMBAR PENILAIAN KINERJA

Skor
No Aspek Pengamatan
4 3 2 1
A Tahap Persiapan
1. Mempersiapkan alat dan bahan
2. Memeriksa alat dan bahan
B Tahap Pelaksanaan
3. Menimbang massa kubus materi dan plastisin
4. Memasukkan kubus materi yang telah digantungkan pada
neraca pegas ke dalam gelas berpancur
5. Mengukur volume kubus yang dipindahkan menggunakan
air yang tumpah melalui gelas berpancur
6. Memasukkan plastisin bulat yang telah digantungkan pada
neraca pegas ke dalam gelas berpancur
7. Mengukur volume plastisin bulat yang dipindahkan
menggunakan air yang tumpah melalui gelas berpancur
8. Memasukkan plastisin bentuk perahu yang telah
digantungkan pada neraca pegas ke dalam gelas berpancur
9. Mengukur volume plastisin bentuk perahu yang
dipindahkan menggunakan air yang tumpah melalui gelas
berpancur
10. Membaca neraca pegas setiap memasukkan kubus materi
dan plastisin ke dalam gelas berpancuran
C Tahap Hasil
1. Tabulasi data
2. Analisis dan interpretasi data
Skor
No Aspek Pengamatan
4 3 2 1
3. Kesimpulan
Jumlah skor

Petunjuk
Berikan tanda (√) sesuai dengan skor yang diperoleh siswa
Skor Maksimum Ideal :
Keterangan Penskoran
1 = Tidak Tepat
2 = Kurang Tepat
3 = Tepat
4 = Sangat Tepat
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
Nilai Praktikum = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 x 10

Bitung, 29 Oktober 2019


Guru Pamong Mahasiswa PPL

Florensi Landeng, M.Pd Valentino Y. Toe


NIP : 19690214 200212 2 005 NIM 16 505 038
.
Mengetahui,

Dosen Pembimbing Kepala SMA N 2 BITUNG

Dra. Jeane C. Rende, M.Si Drs. Jootje Robert Tumiwa


NIP. 19631008 198703 2 001 NIP. 19591019 198210 1 001

Anda mungkin juga menyukai