A. Kompetensi Inti
KI 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif
dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui proses mengamati, menanya, mencoba, menalar dan mngkomunikasikan, peserta
didik dapat:
1. Menyebutkan pengertian fluida statis
2. Menyebutkan pengertian tekanan
3. Menghitung besarnya tekanan
4. Menjelaskan pengertian tekanan Hidrostatis
5. Menghitung besarnya tekanan hidrostatis
6. Menjelaskan hukum Pascal dan penerapannya dalam kehidupan sehari- hari
7. Menjelaskan bunyi hukum Archimedes dan penerapannya dalam kehidupan sehari- hari
8. Menjelaskan tegangan permukaan zat cair dan viskositas fluida serta penerapannya
dalam kehidupan sehari- hari.
D. Materi Pembelajaran
A. Hukum- Hukum pada Fluida Statis
Zat yang dapat mengalir digolongkan sebagai fluida. Dengan demikian, zat
cair dan gas termasuk fluida. Contoh fluida yang paling banyak dijumpai dalam
kehidupan sehari- hari adalah air. Tidak seperti zat lainnya, air merupakan benda yang
memiliki karakter khusus karena dapat berada di ketiga wujud zat. Dalam wujud
padat, air berupa es, dalam wujud cair, air disebut air, dan dalam wujud gas, air adalah
uap air.
Fluida dibagi menjadi dua studi, yaitu statika fluida dan dinamika fluida.
Statika fluida mempelajari fluida yang ada dalam keadaan diam (disebut fluida
statik). Jika yang diamati adalah zat cair, disebut hidrostatik.
Dalam fluida statis kita akan mempelajari hukum- hukum dasar yang antara
lain dapat menjawab pertanyaan- pertanyaan berikut. Mengapa semakin dalam
menyelam, semakin besar tekanannya? Mengapa kapal laut yang terbuat dari besi
dapat mengapung dipermukaan laut? Mengapa balon udara yang berisi gas panas
dapat naik ke udara? Sebelumnya kita bahas dahulu besaran paling penting dalam
fluida statis, yaitu tekanan.
1. Tekanan
Di SMP kita telah mempelajari tentang besaran tekanan yang didefinisikan
sebagai gaya normal (tegak lurus) yang bekerja pada suatu bidang dibagi dengan
luas bidang tersebut.
Rumus tekanan
𝐹
P= 𝐴
Suatu SI untuk tekanan adalah pascal (disingkat Pa) untuk memberi
penghargaan kepada Blaise Pascal, penemu hukum pascal, dengan konversi
sebagai berikut.
1 Pa = 1 N/m2
Untuk keperluan cuaca digunakan satuan atmosfer (atm), cmHg atau mmHg,
dan milibar (mb) dengan konversi sebagai berikut.
1 mb = 0,001 bar
1 bar = 105 Pa
1 atm = 76 cmHg = 1,01 x 105 Pa = 1,01 bar
Untuk menghormati Torricelli, fisikawan Italia penemu Barometer,
ditetapkan satuan tekanan dalam torr dengan konversi sebagai berikut.
1 torr = 1 mmHg
Jika pemain ski menggunakan sepatu luncur es, pisau akan memberi
tekanan besar pada lapisan salju sehingga lapisan sajlu mencair dan pemain
ski justru tidak dapat meluncur di atas salju. Pemain ski justru harus
menggunakan sepatu ski yang memiliki luas bidang cukup besar (gambar
2.7b) agar tekanan yang diberikan pemain ski yang berdiri pada sepatu ski
tidak membuat salju mencair dan pemain ski dapat meluncur di atas salju.
Gaya gravitasi menyebabkan zat cair dalam suatu wadah selalu tertarik
ke bawah. Semakin tinggi zat cair dalam wadah, semakin berat zat cair
tersebut sehingga semakin besar juga tekanan zat cair pada dasar wadahnya.
Tekanan zat cair yang hanya disebabkan oleh beratnya sendiri disebut
tekanan hidrostatis.
Misalnya, kita anggap zat cair terdiri atas beberapa lapis. Lapisan bawah
ditekan oleh lapisan- lapisan di atasnya sehingga mendapat tekanan yang lebih
besar. Lapisan paling atas hanya ditekan oleh udara, sehingga tekanan pada
permukaan zat cair sama dengan tekanan atmosfer (lihat gambar 2.8).
c. Tekanan Gauge
Tekanan gauge adalah selisih antara tekanan yang tidak diketahui
dengan tekanan atmosfer (tekanan udara luar). Nilai tekanan yang diukur oleh
alat pengukur tekanan adalah tekanan gauge. Adapun tekanan sesungguhnya
disebut tekanan mutlak.
Tekanan mutlak = Tekanan gauge + Tekanan atmosfer
P = Pgauge + Patm
Misalnya sebuah ban yang mengandung udara dengan tekanan gauge 2
atm (diukur oleh alat ukur) memiliki tekanan mutlak kira- kira 3 atm. Hal
tersebut disebabkan tekanan atmosfer pada permukaan laut kira- kira 1 atm.
d. Tekanan Mutlak Pada Suatu Kedalaman Zat Cair
Telah disebutkan sebelumnya bahwa pada lapisan atas zat cair bekerja
tekanan atmosfer. Atmosfer adalah lapisan udara yang menyelimuti bumi. Pada
tiap bagian atmosfer bekerja gaya tarik gravitasi. Semakin ke bawah, semakin
rendah suatu tempat, semakin tinggi tekanan atmosfernya. Di permukaan laut,
tekanan atmosfer bernilai kira- kira 1 atm atau 1,01 x 105 Pa.
Perhatikan gambar 2.10.
Tekanan pada permukaan zat cair adalah tekanan atmosfer P0. Tekanan
hidrostatis zat cair pada kedalaman h adalah ρ g h. Berapakah tekanan mutlak
pada kedalaman h?
P = P0 + ρ g h
Perhatian:
Jika disebut tekanan pada suatu kedalaman tertentu, yang dimaksud
adalah tekanan mutlak.
Jika tidak diketahui dalam soal, gunakan tekanan udara luar P0 = 1 atm =
76 cmHg = 1,01 x 105 Pa.
Misalnya, tekanan pada kedalaman 1.000 m di bawah permukaan
laut (ambil g = 9,8 m/s2) dapat dihitung sebagai berikut.
P = (1,01 x 105 Pa) + (103 kg/m3) (9,8 m/s2) (1.000 m)
= 9,9 x 106 Pa
Perhatikan Gambar dibawah ini. Pada bidang batas yang melalui titik A pada
kaki kiri dan titik B pada kaki kanan, zat cairnya masih sejenis, yaitu air. Sesuai
hukum pokok hidrostatika, teknaan di kedua titik tersebut adalah sama. Tekanan
hidrostatis karena ketinggian adalah ρgh, sehingga di peroleh hasil sebagai berikut.
PA = PB
P0 + ρmghm = P0 + ρagha
ρmghm = ρagha
𝜌𝑚 ℎ𝑚
ha = 𝜌𝑎
(0,8 𝑔/𝑐𝑚3 )(10 𝑐𝑚)
= 1 𝑔/𝑐𝑚3
= 8 cm
Perbedaan ketinggian permukaan minyak dan air pada kedua kaki adalah
sebagai berikut.
h = hm – ha = 10 cm – 8 cm = 2 cm
Titik A dan B berada pada ketinggian yang sama dan berada dalam cairan
sejenis, yaitu raksa. Sesuai hukum hidrostatika adalah sebagai berikut.
P B = PA
Pudara + 8 cmHg = 76 cm Hg
Pudara = 68 cmHg
3. Hukum Pascal
Di SMP, kita telah melakukan percobaan seperti Gambar 2.14.
Ketika kita memeras ujung kantong plastik berisi air yang memiliki banyak
lubang, air memancar dari setiap lubang dengan sama kuat. Hasil percobaan inilah
yang diamati oleh Blaise Pascal yang kemudian menyimpulkannya dalam hukum
Pascal seperti berikut.
Tekanan yang diberikan pada zat cair dalam ruang tertutup diteruskan sama besar
ke segala arah.
Sebuah penerapan sederhana dari hukum Pascal adalah dongkrak hidrolik
seperti pada Gambar 2.15. Dongkrak hidrolik terdiri atas bejana dengan dua kaki
(kaki 1 dan 2) yang masing- masing diberi pengisap. Pengisap 1 memiliki luas
penampang A1 (lebih kecil) dan pengisap 2 memiliki luas penampang A2 (lebih
besar). Bejana diisi dengan cairan (misalnya oli).
𝜋𝐷12 𝜋𝐷22
A1 = dan A2 =
4 4
𝜋𝐷22
𝐴2 𝐷
= 4
𝜋𝐷2
= (𝐷2 )2
𝐴1 1 1
4
Jika nilai perbandingan tersebut kita masukkan ke persamaan F2, kita akan
dapatkan hasil sebagai berikut.
𝐴
𝐹 2 = 𝐴2 F1
1
𝐷
F2 = (𝐷2 )2 F1
1
Persamaan di atas menyatakan bahwa perbandingan gaya sama dengan
perbandingan kuadrat diameter. Artinya, jika diameter pengisap 2 adalah 10 kali
diameter pengisap 1, gaya tekan 100 N pada pengisap 1 dapat mengangkat mobil
yang memiliki berat (10)2 x 100 N = 10.000 N pada pengisap 2.
Penerapan hukum pascal pada kehidupan sehari- hari
Berdasarkan hukum Pascal, kita ketahui bahwa dengan memberikan gaya yang
kecil pada pengisap (piston) berdiameter (atau luas penampang) kecil, dapat
diperoleh gaya yang besar pada pengisap berdiameter besar. Prinsip inilah yang
dimanfaatkan pada peralatan teknik yang banyak membantu pekerjaan kita.
4. Hukum Archimedes
Di SMP, kita telah mengetahui bahwa suatu benda yang dicelupkan dalam zat
cair mendapat gaya ke atas sehingga benda kehilangan sebagian beratnya (beratnya
menjadi berat semu). Gaya ke atas ini disebut gaya apung, yaitu suatu gaya ke atas
yang dikerjakan oleh zat cair pada benda. Munculnya gaya apung yang merupakan
konsekuensi dari tekanan zat cair yang meningkat dengan bertambahnya
kedalaman. Dengan demikian, berlaku pernyataan berikut.
Gaya apung = berat benda yang di udara – berat benda dalam zat cair
Untuk memahami gaya apung, mari kita ikuti bagaimana Arcimedes mula-
mula menemukan hukumnya. Pertama, sebaiknya kita memahami arti dari
“volume air yang dipindahkan”. Jika kita celupkan batu ke dalam sebuah bejana
berisi air, permukaan air akan naik (Gambar 2.17). Hal tersebut disebabkan volume
batu menggantikan volume air. Jika batu kita celupkan pada bejana yang penuh
berisi air, sebagian air akan tumpa dari bejana (Gambar 2.18).
Gambar 2.17 Batu dicelupkan Gambar 2.18 Percobaan
dalam air memahami gaya apung
Volume air tumpah yang ditampung tepat sama dengan volume batu yang
menggantikan air. Teknik ini telah kita gunakan di SMP untuk mengukur volume
benda padat yang bentuknya tidak teratur (misalnya batu dan gunting). Jadi, suatu
benda yang dicelupkan seluruhnya dalam zat cair selalu menggantikan volume zat
cair yang sama dengan volume benda itu sendiri.
Kedua, Archimedes mengaitkan antara gaya apung yang dirasakannya dengan
volume zat cair yang dipindahkan benda. dari sinilah Archimedes (287 – 212),
ilmuwan Yunani Kuno, berhasil menemukan hukum Archimedes yang berbunyi
sebagai berikut.
Hukum Archimedes
Gaya apung yang bekerja pada suatu benda yang dicelupkan sebagian atau
seluruhnya ke dalam suatu fluida sama dengan berat fluida sama dengan berat
fluida yang dipindahkan oleh berat tersebut.
Perhatian
Hukum Archimedes berlaku untuk semua fluida (zat cair dan gas).
Vbf adalah volume benda yang tercelup dalam fluida. Jika benda tercelup
seluruhnya, Vbf = volume benda yang tercelup dalam fluida saja. Tentu saja
untuk kasus ini, Vbf < volume benda.
b. Mengapung, Tenggelam, dan Melayang
Perhatikan Gambar 2.20 berikut.
Perhatian:
Syarat mengapung sama dengan syarat melayang, yaitu berat benda sama
dengan gaya apung (w = Fa). Perbedaan keduanya terletak pada volume benda
yang tercelup dalam zat cair (Vbf). Pada peristiwa mengapung, hanya sebagian
benda yang tercelup dalam zat cair sehingga Vbf < Vb (Gambar 2.22a). Pada
peristiwa melayang, seluruh benda tercelup dalam zat cair, sehingga Vbf = Vb
(Gambar 2.22b).
Persamaan hidrometer
𝑚
Hbf = 𝐴 𝜌
𝑓
2. Kapal Laut
Massa jenis besi lebih besar daripada massa jenis air lat, tetapi mengapa
kapal laut yang terbuat dari besi dapat mengapung di atas laut?
Badan kapal yang terbuat dari besi dibuat berongga. Hal tersebut
menyebabkan volume air laut yang dipindahkan oleh badan kapal menjadi
sangat besar. Gaya apung sebanding dengan volume air yang dipindahkan
sehingga gaya apung menjadi sangat besar. Gaya apung ini mampu mengatasi
berat total kapal sehingga kapal laut mengapung di permukaan laut. Jika
dijelaskan berdasarkan konsep massa jenis, massa jenis rata- rata besi berongga
dan udara yang menempati rongga masih lebih kecil daripada massa jenis air
laut. Itulah sebabnya kapal mengapung.
3. Kapal Selam
Sebuah kapal selam memiliki tangki pemberat yang terletak di antara
lambung sebelah dalam dan lambung sebelah luar. Tangki ini dapat diisi udara
atau air. Tentu saja udara lebih ringan daripada air. Mengatur isi tangki
pemberat berarti mengatur berat total kapal. Sesuai dengan konsep gaya apung,
berat kapal selam akan menentukan apakah kapal akan mengapung atau
menyelam. Seperti kita ketahui, semakin dalam kapal selam menyelam,
semakin besar tekanan hidrostatis yang dialaminya. Manusia tidak dapat
menyelam lebih dari kedalaman 120 m karena tekanan hidrostatis air akan
menghancurkan. Kapal selam dapat menyelam jauh ke dalam laut karena
memiliki lambung yang tebal untuk menahan tekanan hidrostatis air yang
besar.
4. Balon Udara
Seperti halnya dengan zat cair, udara (termasuk fluida) juga melakukan
gaya apung pada benda. Gaya apung yang dilakukan udara pada benda sama
dengan berat udara yang dipindahkan oleh benda. Prinsip gaya apung yang
dikerjakan udara inilah yang dimanfaatkan pada balon udara.
Pada Gambar 2.24 ditunjukkan sebuah balon udara yang diisi dengan gas
panas. Prinsip kerjanya adalah sebagai berikut. Mula- mula balon diisi dengan
gas panas hingga menggelembung dan volumenya bertambah. Bertambahnya
volume balon berarti bertambah pula volume udara yang dipindahkan oleh
balon. Artinya, gaya apung bertambah besar. Suatu saat gaya apung sudah
lebih berat daripada berat total balon (berat balon dan muatan), sehingga balon
mulai bergerak naik.
Gambar 2.24 Balon udara naik berdasarkan prinsip gaya apung yang
dikerjakan fluida
Awak balon udara terus menambah gas panas sampai balon tersebut
mencapai ketinggian tertentu. Setelah ketinggian yang diinginkan tercapai,
awak balon mengurangi gas panas sampai tercapai gaya apung sama dengan
berat balon. Pada saat itu, balon melayang di udara. Sewaktu awak balon ini
menurunkan ketinggian, sebagian isi gas panas dikeluarkan dari balon. Hal
tersebut menyebabkan volume balon berkurang, yang berarti gaya apung
berkurang. Akibatnya, gaya apung lebih kecil daripada berat balon, dan balon
bergerak turun.
Perhatian :
Pada cairan bisa terjadi hanya sebagian benda yang tercelup dalam cairan,
hingga Vbf belum tentu sama dengan Vb. Pada udara, volume benda yang
tercelup selalu sama dengan volume benda ( Vbf = Vb).
Massa jenis gas panas lebih kecil daripada massa jenis udara.
B. Tegangan Permukaan Zat Cair dan Viskositas Fluida
Mengapa serangga dapat hinggap di permukaan air? Mengapa mencuci
pakaian menggunakan air hangat menghasilkan cucian yang lebih bersih? Mengapa
air dalam pipa kapiler naik, tetapi raksa justru turun?
Pada subbab ini kita juga akan mempelajari viskositas fluida, yang antara lain
agar dapat menjawab pertanyaan berikut. Mengapa kelereng yang jatuh bebas di
dalam suatu wadah berisi oli (fluida kental), mula- mula semakin cepat dan akhirnya
bergerak dengan kecepatan tetap?
Gambar 2.25 (a). Tetes embun yang jatuh pada sarang laba- laba berbentuk bola,
(b). Tetes air yang jatuh dari keran air mendekati bentuk bola, dan (c). Serangga
dapat hinggap pada permukaan air.
Partikel A ditarik oleh gaya yang sama besar ke segala arah oleh partikel-
partikel di dekatnya. Sebagai hasilnya, resultan gaya pada partikel- partikel di
dalam zat cair (diwakili oleh A) adalah sama dengan nol dan di dalam zat cair
tidak ada tegangan permukaan.
Bagaimana dengan partikel- partikel di permukaan zat cair (diwakili oleh B)?
Partikel B ditarik oleh partikel- partikel yang ada di samping dan di bawahnya
dengan gaya- gaya yang sama besar, tetapi B tidak ditarik oleh partikel- partikel di
atasnya (karena di atas B tidak ada partikel zat cair). Sebagai hasilnya, terdapat
resultan gaya berarah ke bawah yang bekerja pada permukaan zat cair. Resultan
gaya ini menyebabkan lapisan- lapisan atas seakan- akan tertutup oleh hamparan
selaput elastis yang ketat. Selaput ini cenderung menyusut sekuat mungkin. Oleh
karena itu, sejumlah tertentu cairan cenderung mengambil bentuk dengan
permukaan sesempit mungkin. Inilah yang kita sebut dengan tegangan
permukaan.
Akibat tegangan permukaan ini, setetes cairan cenderung berbentuk bola
karena dalam bentuk bola, cairan mendapatkan daerah permukaan yang tersempit.
Inilah yang menyebabkan tetes air yang jatuh dari keran dan tetes- tetes embun
yang jatuh pada sarang laba- laba berbentuk bola.
Tarikan pada permukaan cairan membentuk semacam kulit penutup yang tipis.
Nyamuk dapat berjalan di atas air karena berat nyamuk dapat diatasi oleh kulit ini.
Peristiwa yang sama dapat terjadi pada klip kertas yang perlahan- lahan kita
letakkan di permukaan air.
Ketika kita menambahkan detergen atau larutan sabun ke dalam air, kita
menurunkan tegangan permukaan air. Sebagai hasilnya, berat klip kertas tidak
dapat lagi ditopang oleh permukaan air, dan klip kertas segera tenggelam.
Kita misalkan panjang kawat kedua adalah L. Larutan sabun yang menyentuh
kawat kedua memiliki dua permukaan sehingga gaya tegangan permukaan bekerja
sepanjang 2L panjang permukaan. Tegangan permukaan (𝛾) dalam larutan sabun
didefinisikan sebagai perbandingan antara gaya tegangan permukaan (F) dan
panjang permukaaan (d) tempat gaya tersebut bekerja. Secara matematis, kita tulis
sebagai berikut.
Tegangan Permukaan
𝐹
𝛾=𝑑
Dalam kasus ini, d = 2l sehingga persamaannya menjadi seperti berikut.
𝐹
𝛾 = 2𝑙
Perhatikan, tegangan permukaan bukanlah besaran gaya, melainkan
merupakan gaya dibagi dengan panjang sehingga satuan tegangan permukaan
adalah N/m (atau N m-1). Tabel di bawah ini mendaftar tegangan permukaan
beberapa zat cair yang umum dijumpai dalam keseharian.
Tabel Nilai hasil pengukuran permukaan tegangan.
Zat cair yang kontak Suhu (℃) Tegangan permukaan
dengan udara (x 10-3 N/m)
Air 0 75,6
Air 25 72,0
Air 80 62,6
Etil alkohol 20 22,8
Aseton 20 23,7
Gliserin 20 63,4
Raksa 20 435
4. Merumuskan Kenaikan/ Penurunan Permukaan Zat Cair dalam Pipa
Kapiler
Masih ingatkah anda bahwa zat cair yang membasahi dinding (misalnya air)
akan naik dalam pipa kapiler (tabung dengan diameter dalam relatif kecil)? Lihat
Gambar 2.28.
Contoh dalam keseharian dapat kita lihat pad itik yang berenang di air. Itik
dapat berenang di air karena bulu- bulunya tidak basah oleh air. Jika air diberi
detergen, tegangan permukaan air berkurang dan itik yang berusaha berenang
bulu- bulunya akan basah oleh air. Akibatnya, itik akan tenggelam.
Antiseptik yang dipakai untuk mengobati luka, selain memiliki daya bunuh
kuman yang baik, juga memiliki tegangan permukaan yang rendah, sehingga
antiseptik dapat membasahi seluruh luka. Jadi, alkohol dan hampir semua
antiseptik memiliki tegangan permukaan yang rendah.
6. Viskositas Fluida
a. Hukum Stokes untuk Fluida Kental
Pada suatu fluida ideal (fluida tidak kental) tidak ada viskositas
(kekentalan) yang menghambat lapisan- lapisan fluida ketika lapisan- lapisan
tersebut menggeser satu di atas lainnya. Pada suatu pipa dengan luas
penampang seragam (serba sama), setiap lapisan fluida ideal bergerak dengan
kecepatan yang sama. Demikian juga, lapisan fluida yang dekat dengan
dinding pipa seperti pada Gambar 2.30a. Ketika viskositas (kekentalan) ada,
kecepatan lapisan- lapisan fluida tidak seluruhnya sama, seperti pada Gambar
2.30b. Lapisan fluida yang terdekat dengan dinding pipa bahkan sama sekali
tidak bergerak (v = 0), sedangkan lapisan fluida pada pusat pipa memiliki
kecepatan terbesar.
Gambar 2.30 (a) Dalam aliran fluida ideal, semua partikel fluida yang
melintasi pipa memiliki kecepatan sama. (b) dalam aliran fluida kental,
kecepatan fluida pada permukaan dinding adalah nol dan bertambah
hingga mencapai maksimum sepanjang sumbu pusat.
Viskositas pada aliran fluida kental sama saja dengan gesekan pada
gerak benda padat. Untuk fluida ideal, viskositas 𝜂 = 0 sehingga kita selalu
menganggap benda yang bergerak dalam fluida ideal tidak mengalami gesekan
yang disebabkan oleh fluida. Namun, jika benda tersebut bergerak dengan
kelajuan tertentu dalam fluida kental, gerak benda akan dihambat oleh gaya
gesekan fluida pada benda tersebut. Besar gaya gesekan fluida dirumuskan
sebagai berikut.
Ff = kηv
Koefisien k bergantung pada bentuk geometris benda. Untuk benda
yang memiliki benda geometris berupa bola dengan jari- jari r, dari
perhitungan laboratorium di peroleh nilai berikut.
k = 6πr
Dengan memasukkan nilai k tersebut ke dalam persamaan di atas, kita
peroleh persamaan berikut.
Hukum Stokes
Ff = 6πηrv
Dengan η = koefisien viskositas yang dinyatakan dalam kg/ m s atau Pa s.
Sebagai contoh, pada suhu 20℃ , ηair = 1,00 x 10-3 Pa s, sedangkan ηoli motor =
30 x 10-3 Pa s. Persamaan di atas pertama kali dinyatakan oleh Sir George
Stokes pada tahun 1845 sehingga persamaan tersebut dikenal sebagai hukum
stokes.
b. Kecepatan Terminal
Perhatikan sebuah kelereng yang dilepaskan jatuh bebas dalam suatu fluida
kental. Jika hanya gaya gravitasi yang bekerja pada kelereng, kelereng akan
bergerak dipercepat dengan percepatan sama dengan percepatan gravitasi g.
Artinya, jarak antara dua kedudukan kelereng dalam selang waktu yang sama
haruslah semakin besar. Hasil eksperimen yang ditunjukkan pada Gambar 2.31
menyatakan hal yang berbeda. Mula- mula jarak antara dua kedudukan kelereng
dalam selang waktu yang sama semakin besar, tetapi mulai saat tertentu, jarak
antara kedua kedudukan kelereng dalam selang waktu yang sama adalah sama
besar. Dari hasil eksperimen tersebut disimpulkan bahwa suatu benda yang
dijatuhkan bebas dalam suatu fluida kental, kecepatannya semakin besar hingga
mencapai suatu kecepatan terbesar yang tetap. Kecepatan terbesar yang tetap ini
dinamakan kecepatan terminal.
Gambar 2.31 Gaya gesekan di pada kelereng menyebabkan pada suatu saat
kelereng bergerak dengan kecepatan tetap (gerak lurus beraturan).
Pada suatu benda yang jatuh bebas dalam fluida kental, selama geraknya, pada
benda tersebut bekerja tiga gaya, yaitu gaya berat w = mg, gaya ke atas yang
dikerjakan fluida Fa, dan gesekan yang dikerjakan fluida Ff seperti pada gambar
2.31b.
Gambar 2.31 (a) benda berbentuk bola jatuh bebas dalam fluida kental.
(b) Diagram gaya- gaya yang bekerja pada benda; w adalah gaya berat benda, Fa
adalah gaya ke atas oleh fluida, dan Ff adalah gaya gesekan fluida.
Seperti telah dinyatakan, benda akan bergerak semakin cepat sampai mencapai
kecepatan terminal yang konstan. Pada saat kecepatan terminal vT tercapai, gaya-
gaya yang bekerja pada benda adalah seimbang.
∑F = 0
+ mg – Fa – Ff = 0
Ff = mg - Fa ... (*)
Jika massa jenis benda = ρb, massa jenis fluida ρp dan volume benda Vb, gaya
ke atas Fa = Vb ρb g.
Berat benda mg = (ρb Vb)g
Gaya gesekan Ff = 6π η r vT (benda dianggap berbentuk bola)
Dengan memasukkan besar ketiga gaya tersebut ke dalam (*) kita peroleh hasil
berikut.
6π η r vT = ρbVbg - Vbρf g
6π η r vT = gVb(ρb - ρf)
Kecepatan terminal dalam fluida kental
𝑔𝑉𝑏 (𝜌𝑏 − 𝜌𝑓 )
vT = 6𝜋𝜂𝑟
4
Untuk benda berbentuk bola dengan jari- jari r , volume benda Vb = πr3
3
sehingga persamaannya menjadi seperti berikut.
4
𝑔 ( 𝜋𝑟 3 )(𝜌𝑏 − 𝜌𝑓 )
3
vT = 6𝜋𝜂𝑟
kecepatan terminal dalam fluida kental
2 𝑟2𝑔
vT = 9 (ρb – ρf)
𝜂
Mencoba
Membimbing penyelidikan individual/ Peserta didik bergabung
kelompok dalam kelompoknya.
Mencoba Peserta didik mendengarkan
Guru membagi peserta didik dalam arahan guru dan mencatat
lima kelompok hal – hal penting tentang
Guru memberikan arahan terkait aturan diskusi
Fase 3 aturan diskusi yang akan Peserta didik membaca dan
dilakukan. memahami LKS yang
Guru meminta siswa untuk diberikan oleh guru.
membaca LKS tentang tekanan Peserta didik melakukan
Hidrostatis percobaan seperti
demonstrasi guru dan
mengumpulkan data
Peserta didik melakukan
Menalar kegiatan diskusi dengan
Guru membimbing kegiatan bimbingan guru
diskusi peserta didik Menalar
Guru membimbing peserta didik Peserta didik mengaitkan
untuk menyimpulkan hasil diskusi hasil diskusi dengan
dan mengaitkan dengan hipotesis hipotesis yang diajukan
yang telah disusun sebelumnya. sebelumnya.
Peserta didik
menyimpulkan hasil diskusi
Mengembangkan dan menyajikan
hasil karya
Mengkomunikasikan
Guru membimbing peserta didik Mengkomunikasikan
Fase 4 untuk mempresentasikan hasil Peserta didik atau
diskusi kelompok tentang tekanan perwakilan kelompok
Hidrostatis mempresentasikan hasil
diskusi didepan kelas.
Siswa berargumentasi
dalam diskusi.
c. Kegiatan Penutup
Kegiatan Guru Alokasi
Aktivitas Siswa
Waktu
Menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah
Peserta didik
Fase 5 Guru memberikan konfirmasi dari
mendengarkan dan
hasil analisis peserta didik tentang
mencatat konfirmasi dari
materi tekanan Hidrostatis.
guru
Guru membimbing siswa
Peserta didik
menyimpulkan hasil pembelajaran
menyimpulkan hasil
yang telah berlangsung
pembelajaran
Guru memberikan tugas sebagai
Mendengarkan penjelasan
pengayaan materi pembelajaran yang
guru
telah berlangsung
Menginformasikan rencana pem-
belajaran berikutnya tentang Hukum
Pascal
Pertemuan Kedua
d. Pendahuluan (Arahan guru menyiapkan siswa untuk belajar)
Kegiatan Guru Alokasi
Sintaks Aktivitas Peserta Didik
Waktu
Menyiapkan peserta didik untuk belajar
melalui Menjawab ucapan salam
pengkondisian siswa agar : guru
memberikan salam pada Menyiapkan peralatan
awal,menyiapkan kursi, meja dan belajar
peralatan belajar Berdoa sebelum belajar
Berdoa sebelum belajar Peserta didik menyebutkan
Memeriksa kesiapan siswa untuk temannya yang tidak hadir
belajar
Mengecek kehadiran siswa
Orientasi peserta didik kepada masalah
Memberi motivasi belajar secara
kontekstual dengan memberikan
pertanyaan yang menarik minat
belajar siswa, seperti:
Adik – adik, pernahkah kalian
mengamati botol yang berisi air
namun botol tersebut dalam Mendengarkan dengan
keadaan tertutup?Apa kira- kira antusias pertanyaan guru
yang akan terjadi jika tutup botol Menjawab pertanyaan guru
di buka? Menanggapi jawaban teman
Jawabannya : Pernah. Ketika
botol dalam keadaan tertutup,
meskipun ada lubang, air
tidak akan memancar keluar.
Namun ketika tutup botol kita
buka, maka air akan
memancar keluar ke segala
arah dengan sama besar.
(Apersepsi)
Guru memberikan apersepsi terkait jawaban
yang diberikan oleh siswa.
Fase 1
Ya jawaban kalian benar. Ketika botol
dalam keadaan tertutup, meskipun ada
lubang, air tidak akan memancar keluar.
Hal ini karena tidak ada tekanan dari
luar yang mempengaruhi air tersebut.
Namun ketika tutup botol kita buka, maka
Mendengarkan pertanyaan
air akan memancar keluar ke segala arah
guru
dengan sama besar. Hal ini karena adaya
Menjawab pertanyaan guru
tekanan dari luar terhadap air tersebut.
Untuk lebih jelasnya lagi, pada saat ini kita
akan belajar tentang materi hukum Pascal,
dimana di dalamnya kita akan membahas
tentang tekanan. Sebelum kita masuk ke
dalam materi, alangkah baiknya kita
mendengarkan tujuan pembelajaran kita
pada saat ini.
f. Kegiatan Penutup
Kegiatan Guru Alokasi
Aktivitas Siswa
Waktu
Fase 5 Menganalisis dan mengevaluasi proses Peserta didik
pemecahan masalah mendengarkan dan
Guru memberikan konfirmasi dari mencatat konfirmasi dari
hasil analisis peserta didik tentang guru
materi Hukum Archimedes Peserta didik
Guru membimbing siswa menyimpulkan hasil
menyimpulkan hasil pembelajaran pembelajaran
yang telah berlangsung Mendengarkan penjelasan
Guru memberikan tugas sebagai guru
pengayaan materi pembelajaran yang
telah berlangsung
Menginformasikan rencana pem-
belajaran berikutnya tentang Fluida
Dinamis
Pertemuan Ketiga
g. Pendahuluan (Arahan guru menyiapkan siswa untuk belajar)
Kegiatan Guru Alokasi
Sintaks Aktivitas Peserta Didik
Waktu
Menyiapkan peserta didik untuk belajar
melalui Menjawab ucapan salam
pengkondisian siswa agar : guru
memberikan salam pada Menyiapkan peralatan
awal,menyiapkan kursi, meja dan belajar
peralatan belajar Berdoa sebelum belajar
Berdoa sebelum belajar Peserta didik menyebutkan
Memeriksa kesiapan siswa untuk temannya yang tidak hadir
belajar
Mengecek kehadiran siswa
Orientasi peserta didik kepada masalah
Memberi motivasi belajar secara
kontekstual dengan memberikan
pertanyaan yang menarik minat
belajar siswa, seperti:
Mendengarkan dengan
Adik – adik, pernahkah kalian
antusias pertanyaan guru
menggoreng ikan?bahan baku
Menjawab pertanyaan guru
apa yang digunakan? Pernakah
Menanggapi jawaban teman
kalian mencuci piring? Mencuci
piring menggunakan?
Jawabannya : Pernah.
Menggoreng ikan pakai minyak
dan mencuci piring pakai sabun
sunlight
Fase 1 (Apersepsi)
Guru memberikan apersepsi terkait jawaban
yang diberikan oleh siswa.
Mendengarkan pertanyaan
Ya jawaban kalian benar. Dan berhubungan
guru
dengan kekentalan pada saat ini kita
Menjawab pertanyaan guru
akan mempelajari tentang viskositas. Apa
itu viskositas?
i. Kegiatan Penutup
Kegiatan Guru Alokasi
Aktivitas Siswa
Waktu
Fase 5 Menganalisis dan mengevaluasi proses Peserta didik
pemecahan masalah mendengarkan dan
Guru memberikan konfirmasi dari mencatat konfirmasi dari
hasil analisis peserta didik tentang guru
materi viskositas Peserta didik
Guru membimbing siswa menyimpulkan hasil
menyimpulkan hasil pembelajaran pembelajaran
yang telah berlangsung Mendengarkan penjelasan
Guru memberikan tugas sebagai guru
pengayaan materi pembelajaran yang
telah berlangsung
Menginformasikan rencana pem-
belajaran berikutnya tentang Fluida
Dinamis
1. Instrumen Penilaian
Teknik penilaian Instrumen Penilaian
Tes Penilaian pengetahuan (Terlampir)
- Essay
1 2 3 4
Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap peserta didik. Berilah tanda cek (√)
pada kolom skor sesuai sikap yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria
sebagai berikut :
4 = sangat baik
3 = baik
2 = cukup
1 = kurang
1.
2.
3.
2. Penilaian diri
Format Penilaian Diri Untuk Aspek Sikap Partisipasi Dalam Diskusi Kelompok
Nama : -------------------------------
Nama-nama anggota kelompok : -------------------------------
Kegiatan kelompok : -------------------------------
Isilah pernyataan berikut dengan jujur. Untuk No. 1 s.d. 6, tulislah huruf A,B,C atau
D didepan tiap pernyataan:
A : selalu C : kadang-kadang
B : sering D : tidak pernah
1.--- Selama diskusi saya mengusulkan ide kepada kelompok untuk didiskusikan
2.--- Ketika kami berdiskusi, tiap orang diberi kesempatan mengusulkan sesuatu
3.--- Semua anggota kelompok kami melakukan sesuatu selama kegiatan
4.--- Tiap orang sibuk dengan yang dilakukannya dalam kelompok saya
5. Selama kerja kelompok, saya….
---- mendengarkan orang lain
---- mengajukan pertanyaan
---- mengorganisasi ide-ide saya
---- mengorganisasi kelompok
---- mengacaukan kegiatan
---- melamun
6. Apa yang kamu lakukan selama kegiatan?
-----------------------------------------------------------------------
Skala
Pernyataan
1 2 3 4
Teman saya berkata benar, apa adanya kepada
orang lain
Jumlah Skor
4. Jurnal
Format Penilaian Melalui Jurnal
Jurnal
Nama:.........................
Kelas :.........................
Keterangan
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
Nilai = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 x 100
Lampiran Penilaian Keterampilan
PENILAIAN KINERJA
Materi Pokok :
Kelas/Semester :
Waktu :
Nama Siswa :
Kompetensi Dasar
4.3 Merancang dan melakukan percobaan yang memanfaatkan sifat fluida statik berikut hasil
percobaan dan pemanfaatannya
Indikator Pencapaian Kompetensi
Melakukan percobaan yang memanfaatkan sifat fluida statik berikut hasil percobaan dan
pemanfaatannya
Tujuan
Setelah melakukan eksperimen ini, siswa diharapkan mampu :
1. Menjelaskan manfaat fluida statik
2. Menganalisis percobaan fluida statik
LEMBAR PENILAIAN KINERJA
Skor
No Aspek Pengamatan
4 3 2 1
A Tahap Persiapan
1. Mempersiapkan alat dan bahan
2. Memeriksa alat dan bahan
B Tahap Pelaksanaan
3. Menimbang massa kubus materi dan plastisin
4. Memasukkan kubus materi yang telah digantungkan pada
neraca pegas ke dalam gelas berpancur
5. Mengukur volume kubus yang dipindahkan menggunakan
air yang tumpah melalui gelas berpancur
6. Memasukkan plastisin bulat yang telah digantungkan pada
neraca pegas ke dalam gelas berpancur
7. Mengukur volume plastisin bulat yang dipindahkan
menggunakan air yang tumpah melalui gelas berpancur
8. Memasukkan plastisin bentuk perahu yang telah
digantungkan pada neraca pegas ke dalam gelas berpancur
9. Mengukur volume plastisin bentuk perahu yang
dipindahkan menggunakan air yang tumpah melalui gelas
berpancur
10. Membaca neraca pegas setiap memasukkan kubus materi
dan plastisin ke dalam gelas berpancuran
C Tahap Hasil
1. Tabulasi data
2. Analisis dan interpretasi data
Skor
No Aspek Pengamatan
4 3 2 1
3. Kesimpulan
Jumlah skor
Petunjuk
Berikan tanda (√) sesuai dengan skor yang diperoleh siswa
Skor Maksimum Ideal :
Keterangan Penskoran
1 = Tidak Tepat
2 = Kurang Tepat
3 = Tepat
4 = Sangat Tepat
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
Nilai Praktikum = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 x 10