Anda di halaman 1dari 4

A.

KONSEP DASAR POSISI HEAD UP 30°

1. Definisi

Head Up 30° merupakan suatu posisi menaikkan kepala 30° dari

tempat tidur dan posisi tubuh dalam kondisi sejajar (Bahrudin, 2016).

2. Prosedur Posisi Head Up 30°

Prosedur kerja pengaturan posisi head 30 derajat adalah sebagai berikut :

a. Meletakkan posisi pasien dalam keadaan terlentang.

b. Mengatur posisi kepala lebih tinggi dan tubuh dalam keadaan datar.

c. Kaki dalam keadaan lurus dan tidak fleksi.

d. Mengatur ketinggian tempat tidur bagian atas setinggi 30 derajat .

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengaturan posisi head up 30

derajat adalah fleksi, ekstensi dan rotasi kepala akan menghambat venous

return sehingga akan meningkatkan tekanan perfusi serebral yang akan

berpengaruh pada peningkatan TIK (Dimitrios dan Alfred, 2017).

3. Manfaat

Manfaat head up 30 derajat yaitu menyebabkan cairan serebro spinal

( CSS) terdisbrusi dari kranial keruang subaracnoid spinal dan

menfasilitasi venous return serebral (Sunardi, 2016).

a. Dapat menurunkan TIK

b. Memberikan kenyamanan pada pasien

c. Memfasilitasi venous drainage dari kepala


4. Waktu

Menurut Waluyo (2017) mengatakan bahwa Pemberian posisi head

up 30° yaitu mula-mula orang yang terserang stroke dibaringkan

terlentang, kepala diganjal bantal membentuk sudut elevasi 30 derajat,

posisi ini membuat aliran darah balik kearah bawah, yaitu sekitar 30

menit, barulah dibawa ke rumah sakit menurut Dokter Spesialis Saraf

Indonesia. Posisi head dapat dilakukan terhadap bebrbagai kelompok

stroke akut (iskemik 85% dan hemoragik).

B. KONSEP DASAR TIK

1. Definisi

Tekanan Intrakranial adalah tekanan total yang didesak oleh otak, darah

dan cairan serebrospinal di dalam kubah intrakranial. Peningkatan TIK

merupakan peningkatan cairan cerebrospinal (CSS) lebih dari 15 mmHg (nilai

normal 3-15 mmHg). Peningkatan TIK juga dapat disebabkan oleh

peningkatan volume darah karena trombosis vena serebral, meningitis

maupun malformasi vaskuler. Peningkatan TIK juga dapat didefinisikan

sebagai peningkatan volume otak karena lesi intrakranial atau edema serebral

sehingga menyebabkan peningkatan tekanan pada kubah intrakranial.

Seringkali gabungan dari ketiga faktor tersebut menghasilkan peningkatan

tekanan intrakranial. Peningkatan TIK dapat menyebabkan menurunnya aliran

darah serebral dan hipoksia jaringan otak sehingga akan menyebabkan

kematian sel. Kematian sel bersifat ireversibel sehingga apabila hal itu terjadi,

akan mengakibatkan edema sekitar jaringan nekrosis dan menyebabkan


peningkatan TIK lebih lanjut sehingga menyebabkan herniasi batang otak dan

berakibat pada kematian (Porter, 2015).

2. Manifestasi Klinis Tekanan Intrakranial

Ketika tubuh tidak bisa lagi mengimbangi peningkatan volume di kubah

tengkorak, dekompensasi dimulai dengan tanda-tanda klinis dari peningkatan

TIK. Tanda awal peningkatan TIK adalah letargis dan penurunan kesadaran

disertai dengan melambatnya berbicara dan keterlambatan dalam menanggapi

isyarat verbal. Ketika TIK naik, hal itu mempengaruhi oksigenasi perfusi

darah dari otak dan terjadi hipoksia. Sel-sel saraf pada umumnya sensitif

terhadap hipoksia dan tidak dapat diganti setelah mereka rusak. Hipoksia

dalam waktu yang lama menyebabkan kematian sel otak. Tubuh berusaha

untuk mengimbangi dengan meningkatkan tekanan darah beroksigen lebih

banyak melalui jaringan otak. Jika TIK terus meningkat jaringan otak akan

mengalami herniasi. Herniasi ini menghasilkan tekanan pada struktur vital

dari otak tengah, pons, dan medula dan menyebabkan perubahan tanda-tanda

vital dan reaksi pupil sebagai karakteristik dari peningkatan TIK (Nayduch D,

2011).

Seperti pembengkakan jaringan otak atau peningkatan volume cairan

dalam kranium, tekanan ditempatkan pada saraf optik. Peningkatan tekanan

atau menyebarnya bekuan darah pada otak dapat mendesak otak pada saraf

okulomotorius dan optikal, yang menimbulkan perubahan pupil. Pupil mulai

bereaksi lebih lambat; ukuran pupil menjadi tidak sama, menuju ke dilatasi

dan kemudian ukuran pupil menjadi tetap sebagai refleks menghilang (Mak
CHKM, Lu YY, Wong GK, 2013).

Tanda dan gejala TIK secara lengkap antara lain ukuran puppil yang

tidak sama, penurunan respon pupil terhadap cahaya, nyeri kepala, muntah,

perubahan pola pernapasan, cushing’s triad (bradikardia, hipertensi sistolik,

bradipnea), refleks batang otak yang berkurang, papil edema, dan ekstensi

atau fleksi abnormal. Muntah berulang dapat terjadi pada peningkatan

tekanan pada pusat refleks muntah di medula (Mak CHKM, Lu YY, Wong

GK, 2013).

Anda mungkin juga menyukai