Anda di halaman 1dari 10

Nama : Yuzi Rustam

NIM : 121811025
Prodi : S1 Keperawatan
MK : Matra Laut

FISIKA SELAM
Pengetahuan tentang hukum fisika yang erat berhubungan dengan penyelaman adalah
syarat penting bagi teknik penyelaman aman. Banyak masalah kesehatan penyelaman yang
secara langsung diakibatkan oleh pengaruh fisiologi dari hukum-hukum tersebut terhadap
manusia.
Untuk memahami berbagai prinsip-prinsip dasar penyelaman yang aman, penyelam harus
mengenal aspek-aspek fisika yang berhubungan tekanan dan berat jenis zat cair dan gas-gas.
Pengetahuan inipun amat berguna untuk para dokter yang menangani kasus para penyelam.

1. Tekanan
Tekanan udara pada permukaan laut pada suhu 0o C, pada dasarnya adalah tekanan yang
disebabkan oleh berat asmofir diatasnya. Tekanan ini konstan yaitu sekitar 760 mmHg (14,7 psi)
dan dijadikan dasar hukum atmosfir (1 ATA).

2. Hokum
a. Hukum Pascal
Berdasarkan hokum pascal yang menyatakan bahwa tekanan yang terdapat pada
permukaan cairan akan menyebar ke seluruh arah secara merata dan tidak berkurang.
Pada setiap tempat dibawah permukaan air tekanan akan meningkat sebesar 760
mmHg (1 Atmosfir) untuk setiap kedalaman 10 meter.

b. Hukum Boyle
Hukum yang menegaskan hubungan antara tekanan dan volume. Volume dari suatu
kumpulan gas akan berbanding terbalik dengan absolut.
Hal ini berarti bahwa bilamana tekanan meningkat, maka volume dari suatu
kumpulan gas akan berkurang.
c. Hukum Charles
Adalah hukum yang menyatakan bahwa bila tekanan tetap konstan, maka
volume dari sejumlah gas berbanding lurus dengan suhu absolut, apabila volume
konstan/tetap dan suhu meningkat maka tekanan akan meningkat pula. Hukum ini
berhubungan dengan kompresi dari kumpulan gas yaitu terhadap peralatan selam:
tabung, regulator, chamber dll.

d. Hukum Dalton
Menurut hukum ini, Tekanan Total suatu gas campuran adalah jumlah dari
tekanan parsial gas-gas di dalam campuran tsb.
Hal ini berarti oksigen yang kita hirup pada kedalaman 40 meter sama dengan
menghirup oksigen murni di permukaan. Nitrogen yang dihirup juga semakin banyak
hamper 5 kali lipat daripada berada du permukaan laut

e. Hukum Henry
Hukum ini mengekspresikan tentang daya larut gas pada suatu cairan. Daya larut ini juga
tergantung pada temperatur dan tipe cairan.Makin dalam dan makin lama kita menyelam maka
gas yang diserap tubuh makin banyak karena tekanan parsial gas semakin tinggi. Semakin dingin
suhu air, maka semakin banyak gas yang terlarut di dalamnya.

3. Daya Apung
Hukum Archimedes berbunyi bahwa jika suatu benda masuk ke dalam suatu cairan maka
benda tersebut mendapat daya apung yang sebanding dengan jumlah cairan yang dipindahkan.
Untuk mengetahui apakah suatu benda terapung atau tidak maka kita harus mengetahui berat
jenis (berat/volume) benda tersebut. Jika berat jenis benda lebih kecil daripada air maka benda
tersebut akan mengapung, begitu pula sebaliknya.
Semakin padat suatu cairan maka semakin besar daya apungnya karena memiliki berat jenis yang
besar.
Hal ini berhubungan dengan air tawar dan air laut, dimana mempunyai kepadatan yang
berbeda. Air laut lebih padat daripada air tawar, sehingga penyelam-penyelam dan kapal-kapal
mengapung lebih tinggi dari air laut daripada air tawar.

Daya apung (bouyancy) ada 3 macam yaitu:


Daya apung positif (positive bouyancy) : bila suatu benda mengapung.
Daya apung negatif (negative bouyancy) : bila suatu benda tenggelam.
Daya apung netral (neutral bouyancy) : bila benda dapat melayang.

4. Suhu
Suhu air yang berada di sekeliling penyelam menentukan kenyamanan dan lamanya
penyelaman secara maksimal. Hampir semua perairan lebih dingin dibandingkan suhu tubuh
manusia yang normal, karena itu seorang penyelam akan kehilangan panas tubuh terhadap air.
Pada penyelaman saturasi, pemeliharaan suhu tubuh penyelam menjadi suatu kebutuhan utama,
suhu air akan makin turun secara nyata bersamaan dengan bertambahnya kedalaman.
Perubahan suhu terbesar terjadi pada 10 meter pertama, dikarenakan hilangnya sebagian
besar panas matahari pada kedalaman yang lebih dalam. Air yang dingin dapat menyebabkan
gangguan fisiologi seperti vertigo dan sakit kepala. Untuk itu dibituhkan pakaian selam sesuai
kebutuhan.

Panas badan dapat hilang bila berada di dalam air melalui beberapa cara :
Konduksi adalah transfer panas langsung dari molekul ke molekul. Air mempunyai kapasitas
konduksi 25 kali dari pada udara. Jadi kecepatan hilangnya panas di air 25 x lebih cepat dari
pada di udara.
Konveksi adalah transfer panas dengan adanya pergerakan arus air.
Radiasi adalah transfer panas dengan cara pancaran tanpa adanya zat perantara.
Evaporasi keringat dari kulit dan keluarnya uap air dari paru menyebabkan hilangnya panas dari
badan secara signifikan.

Bila seoseorang menyelam sangat dalam dengan menggunakan Helium-Oxygen (Heliox),


hilangnya panas badan dapat menimbulkan hypothermia klinis yang serius. Pada penyelaman
sangat dalam dengan gas campuran heliox, gas pernafasan ini dipanaskan untuk menghindari
hypothermia.

5. Penglihatan dan Cahaya


Agar penyelam dapat bekerja dengan baik, maka harus dilengkapi peralatan untuk melihat
sejelas mungkin. Mata manusia memerlukan sinar untuk melihat sesuatu. Apapun yang dilihat
manusia adalah suatu gambaran yang diciptakan oleh pantulan sinar dari benda yang sedang
dilihat. Sinar di dalam air dipengaruhi oleh beberapa faktor sehingga dapat langsung
mempengaruhi kemampuan melihat seorang penyelam dan menginterpretasikan apa yang
dilihatnya. 

Faktor-faktor utama tsb adalah :


 Kekeruhan air.
 Diffusi : pemancaran sinar oleh molekul-molekul air dan partikel.
 Absorpsi : kemampuan untuk merubah warna dan intensitas cahaya.
 Refraksi : pembelokan sinar yang masuk dari satu media ke media yang lain.
 Refleksi : kembalinya sinar matahari ke atmosfer yang mengenai permukaan air; akan
direfleksikan (dipantulkan) tergantung pada sudutnya pada saat mengenai air.

6. Suara
Suara dibawah air sangat dipengaruhi oleh penghantarannya oleh media cairan. Kecepatan
suara di bawah air lebih cepat 4 kali daripada udara, tapi akan lebih cepat kehilangan energinya
bila dipancarkan ke dalam air. Suara di udara akan cepat kehilangan energinya bila dipancarkan
ke dalam air, dengan demikian di dalam air akan sukar mendengarkan suara yang dibuat di udara
dekat permukaan air.
Telinga manusia diciptakan untuk melokalisir arah suara diudara. Pendengaran penyelam di
bawah air akan berkurang akibat pengaruh air terhadap gendang telinga, sehingga sulit bagi
penyelam untuk melokalisir arah suara di dalam air. Di bawah air suara akan dihantarkan ke
organ pendengaran lebih baik melalui tulang kepala daripada gendang telinga. 
Memakai penutup kepala akan lebih mengurangi ambang pendengaran, akanlah sukar bagi
penyelam melokalisir arah suara di dalam air.
Kecepatan suara di udara adalah 1100 ft/detik sedangkan di dalam air rata-rata 4900 ft/detik.
Suara yang dihasilkan oleh pemukulan tabung baja scuba dengan benda logam (misalnya dengan
pisau selam) dapat didengar pada jarak yang cukup jauh oleh penyelam lain.

FISIOLOGI SELAM

Dalam dunia penyelaman, seorang penyelam harus beradaptasi terhadap lingkungannya


yaitu air, dan harus mempelajari batas-batas kemampuan fisiologinya dalam adaptasi tersebut.
Fisiologi penyelaman mempelajari fungsi-fungsi tubuh di dalam serta bagaimana reaksi tubuh
terhadap lingkungannya.

1. Respirasi (Pernapasan)
Bernapas sangat diperlukan sekali supaya dapat mensuplai darah ke semua jaringan tubuh
dengan okisgen (O2) dan mengeluarkan karbondioksida (CO2) yang dihasilkan oleh jaringan
dari darah melalui paru-paru.
Udara masuk ke paru-paru melalui suatu sistem berupa pipa yang makin menyempit (bronkus
dan bronkiolus) yang bercabang di kedua belah sisi paru-paru dari saluran udara dalam utama
(trakea). Pipa ini berakhir pada gelembung-gelembung paru-paru (alveoli) yang merupakan
kantong-kantong udara terakhir dimana O2 dan CO2 dipindahkan dari tempat dimana darah
mengalir. Ada lebih 300 juta alveoli di dalam tubuh manusia. Pertukaran O2 dan CO2 pada paru
terjadi pada bronkiolus respiratorius dan alveoli.
Permukaan bagian luar paru ditutup oleh selaput pleura yang licin dan selaput serupa
membatasi ruang dada membatasi permukaan bagian dinding dada. Kedua selaput ini letaknya
berdekatan sekali dan dipisahkan oleh lapisan cairan yang tipis. Karena dapat dipisahkan maka
terdapat  suatu ruangan antara kedua selaput tersebut dinamakan rongga pleura.
Pada saat inspirasi (menarik napas) dinding dada secara aktif tertarik keluar oleh kontraksi
otot dinding dada dan ke arah bawah oleh diafragma (sekat rongga dada). Tekanan dalam rongga
dada akan menjadi lebih negatif sehingga udara mengalir ke dalam paru-paru. Dengan upaya
maksimal pengurangan tekanan dapat mencapai 60-100 mmHg dibawah tekanan atmosfir.
Pada saat ekspirasi (pengeluaran napas), rongga dada mengempis karena tulang dada kembali ke
posisi awal. Gerakan ini pasif tanpa upaya otot, mengakibatkan tekanan dalam rongga dada
meningkat memaksa gas keluar dari paru-paru. Ekspirasi dapat dibantu dengan upaya otot yang
dapat dilihat melalui penghembusan napas yang kuat.
Pengukuran fungsi pernapasan banyak dan bermacam-macam, tetapi hanya beberapa hal
penting saja dan ada hubungannya dengan penyelaman yang akan diterangkan, terutama
mengenai volume udara paru-paru.
 Kapasitas Total Paru (Total Lung Capacity/TLC). Yaitu jumlah volume gas yang dapat
ditampung oleh kedua paru-paru bila terisi penuh biasanya ¡¾ 5-6 liter.
 Volume Tidal (Tidal Volume/TV). Yaitu volume napas biasa yang masuk dan keluar
paru tanpa usaha napas yang kuat/dalam keadaan istirahat. Berkisar ¡¾ 0,5 liter.
 Kapasitas Vital (Vital Capacity/VC). Yaitu volume udara maksimal yang dapat
dihembuskan keluar setelah menghirup udara secara maksimal biasanya ¡¾ 4-5 liter.
Kadang juga disebut daya apung vital yang dipaksa (Forced Vital Capacity/FPC)
 Volume Sisa (Residual Volume/RV). Volume sisa yaitu jumlah gas yang tertinggal di
dalam paru-paru setelah dihembuskan secara maksimal biasanya ¡¾ 1,5 liter dan dapat
dihitung sebagai berikut: TLC-VC= RV, perhatikan RV adalah ¡¾ 25 % dari TLC.
 Volume Pernapasan Semenit (Respiration Minute Volume/RMV). Volume pernapasan
semenit adalah jumlah gas yang bergerak masuk dan keluar dari paru-paru dalam satu
menit. Yaitu RMV = TV x Frekuensi Pernapasan. Biasanya 6 liter pada saat istirahat,
tetapi dapat melebihi 100 liter pada saat latihan berat. RMV kadang dinamakan Ventilasi
Paru (Pulmonary Ventilation). 
 Kapasitas Vital Sewaktu (Time Vital Capacity). Kapasitas vital sewaktu adalah bagian
dari vital capacity (VC) yang bisa dihembuskan dalam waktu tertentu biasanya 1 detik.
Sering dinamakan volume ekspirasi yang dipaksakan (FEV1/ Forced Expiratory Volume
One Second).
2. Kardiovaskular
Peredaran/suplai darah sangat penting untuk mentransportasikan O2 yang telah diambil di
paru-paru ke jaringan tubuh.
Jaringan tubuh yang memerlukan banyak O2 adalah otak, dimana otak mengambil sekitar 20 %
O2 dalam keadaan normal. Apabila otak kekurangan O2 maka akan terjadi penurunan kesadaran
dan dalam 5 menit akan berakibat kematian
Darah dipompa oleh jantung ke jaringan melalui arteri, bercabang lebih kecil menjadi
arteriol dan kemudian di jaringan dan paru-paru menjadi kapiler-kapiler darah.
Kapiler darah meninggalkan jaringan membawa darah yang miskin oksigen ke vena. Vena
membawa darah balik ke jantung dan kemudian dipompa ke paru-paru. Arteri paru-paru
membawa darah miskin O2, sedangkan vena paru membawa darah yang kaya O2 karena telah
terjadi proses difusi di paru-paru ke jantung yang kemudian dipompa ke seluruh tubuh.
Jantung merupakan satu organ yang terbagi menjadi dua bilik dan dua serambi, terdapat katup-
katup yang menjaga darah agar tidak mengalir terbalik selama berkontraksi. Kecepatan kontraksi
jantung berbeda-beda pada tiap orang. Rata-rata 60-80/menit pada saat istirahat dan 80-
150/menit pada saat kerja.
Di dalam tubuh manusia terdapat 6 liter darah. Darah terdiri dari plasma darah
(komponen cair) dan sel darah (komponen padat). Sel darah merah mengandung hemoglobin
(Hb) yang mengikat O2 dan CO2, sel darah putih untuk melawan infeksi, dan keping darah
untuk pembekuan darah. O2 hanya terikat pada Hb, sedikit yang dapat larut dalam air, sedangkan
CO2 banyak terlarut dalam plasma dalam bentuk ion HCO3, tapi sedikit yang berikatan pada Hb.
Volume darah konstan, tetapi kecepatan peredaran darah sangat berbeda tergantung kebutuhan
jaringan.
Darah mengalir dari seluruh tubuh melalui vena, kemudian masuk ke, serambi kanan,
bilik kanan, melalui arteri pulmonalis ke paru-paru mengambil O2 dan melepas CO2. Darah
kaya O2 ini kemudian melalui vena pulmonalis masuk ke serambi kiri dan bilik kiri dan
kemudian di pompa ke seluruh tubuh melalui arteri.
Kemampuan jantung memompa darah ¡¾ 4-5 liter darah/menit (saat istirahat) dan 20 liter
darah/menit saat kerja. Tekanan darah saat istirahat adalah 120-140 mmHg pada saat jantung
berkontraksi (sistolik) dan 70-80 mmHg pada saat jantung relaksasi (diastolik). Kedua tekanan
bisa diukur saat yang sama dan dapat ditulis sisyolik/diastolik yaitu 120/70. Penurunan sirkulasi
darah yang hebat akibat shock (kekurangan suplai darah yang membawa O2 ke jaringan) dapat
diatasi dengan meningkatkan volume darah dan menaikkan tekanan darah.

Aspek Medis Selam

a. Snorkeling(Skin Diving)
Snorkeling merupakan kegiatan dasar yang harus dikuasai seorang calon penyelam. Ini
bertujuan untuk melatih pernapasan menggunakan mulut dan gerakan kaki yang berguna pada
saat penyelam.

Yang harus diperhatikan dalam snorkeling yaitu:


1. Dead Air Space
Pada umumnya snorkel yang dipakai penyelam tidak lebih dari 30 cm panjangnya. Hal
ini untuk menghindari Dead Air Space atau volume ruang udara mati yang mengakibatkan udara
hanya bergerak di daerah itu saja dan tidak ke lingkungan bebas. Sehingga bertambah panjang
snorkel akan bertambah besar ruang udara mati.
2. Kekurangan Oksigen (Hypoksia)
Seorang penyelam skin yang berusaha menahan napas untuk dapat berada di dalam air
lebih lama, apabila dipaksakan mengakibatkan penyelam akan mengalami kekurangan oksigen
(anoksia) sehingga jaringan tubuh tidak mendapat O2.
3. Squeeze Paru
Merupakan barotrauma yang sangat jarang yang bisa terjadi pada breath hold diving/skin
diving. Penyelam mengalami sesak napas setelah mencapai permukaan dari kedalaman > 100
FSW. Dapat disertai dengan batuk berdarah/berbuih dan harus diberikan oksigen. Gejala tersebut
menurun dalam beberapa hari.
Hal ini terjadi ketika penyelam turun ke kedalaman dimana Volume Total Paru (TLV)
berkurang kurang dari Volume Residu (RV), pada poin itu tekanan transpulmonal melebihi
tekanan alveoli, hal ini akan menyebabkan pengeluaran cairan dan darah membuat penyelam
sesak napas.
Penyelam normal dengan TLV 6 liter dan RV 1,2 L hanya dapat menyelam hingga tekanan 5
ATA (132 FSW) , lebih dalam dari itu akan mengalami squeeze paru. Akan tetapi beberapa
penyelam dapat menyelam lebih dari itu tanpa masalah.

b. SCUBA Diving

Efek dan Bahaya Perubahan Tekanan pada Tubuh


Karena adanya perbedaan tekanan di kedalaman air, maka penyelam yang menyelam ke
dalam akan mengalami efek langsung tekanan air. Untuk itu diperlukan equalisasi yaitu
penyesuaian tekanan.

 Efek Langsung Tekanan


 Mask Squeeze
 Squeeze Lubang Telinga
 Squeeze Sinus (Barosinusitis)
 Squeeze Gigi (Barodontalgia)
 Squeeze Telinga Tengah (Barotitis Media)

1. Efek Tidak Langsung Tekanan

 Oxygen Toxicity (Keracunan Okisgen)


 Narcose (Pembiusan oleh Nitrogen
 Penyakit Dekompresi (Decompression Sickness)
Efek dan Bahaya Lingkungan Selam Non Tekanan pada Tubuh

Fungsi tubuh manusia berfungsi dengan baik dalam suhu internal dengan kisaran pendek.
Suhu tubuh normal 98.6°F (37°C) dan dipertahankan oleh tubuh, ditambah dengan pakaian dan
mengatur suhu udara di lingkungan bila cuaca terlalu panas atau dingin. Sebelum melakukan
selam ulang sebaiknya tubuh dipanasakan karena absorpsi nitogen meningkat bila suhu tubuh
turun. 

 Sunburn (Terbakar Matahari). 


Hipotermia (Kehilangan Panas Badan). 
Mabuk laut
Dehidrasi

Shock

Shock disebabkan kurangya aliran darah ke jaringan. Kurangnya darah bisa disebabkan
karena pendarahan atau dehidrasi. Tandanya yaitu penderita apatis, gelisah, muka pucat dengan
bibir kebiruan, keringat dingin, lemas, napas lambat, nadi cepat dan tidak teratur dan tekanan
darah rendah dan beda sistol diastol < 20 mmHg. 
Penanganannya yaitu:
Pastikan mendapat udara segar/oksigen yang cukup.
Kontrol pendarahan
Naikkan kaki dan paha sehingga darah yang mengalir ke otak dan jantung meningkat walaupun
sedikit. Tidak boleh menaikkan perut karena korban akan sulit bernapas. Pada trauma kepala dan
dada lebih baik, bagian tubuh atas dinaikkan. Tetapi posisi yang baik adalah tetap telentang.
Korban jangan terlalu banyak bergerak. Fiksasikan.

Anda mungkin juga menyukai