merupakan gerakan yang tidak menyentuh dasar atau substrat ketika melakukan
senantiasa dekat dengan obyek (terumbu karang, ikan, moluska dan lainnya).
Gaya apung atau buoyance disebabkan oleh benda atau tubuh seseorang yang
berada dalam fluida dan gaya dinamika dikarenakan adanya gerakan relatif dalam
Buoyancy atau biasa disebut gaya apung adalah gaya keatas yang
dikerjakan oleh fluida yang melawan berat dari benda yang direndam. Besarnya
gaya apung sebanding dengan besarnya beda tekanan antara permukaan dan dasar
kolom, dan setara dengan berat fluida yang terpindahkan (displacement) yang
seharusnya mengisi ruang yang ditempati oleh benda. Sehingga benda yang
memiliki massa jenis (ρobject) lebih besar dari masa jenis fluida (ρfluid) maka
objek akan tenggelam, dan benda yang memiliki massa jenis lebih rendah dari
berat benda yang dibawah permukaan air sama dengan gaya apung pada benda
ketika tenggelam. Adanya sifat air yang mengikuti prinsip Archimedes ini
prinsip atau hukum “Archimedes” yang menyatakan bahwa, bila sebuah benda
berada dalam air, benda akan mendapatkan tekanan ke atas yang besarnya sama
dengan berat air yang dipindahkan oleh benda tersebut. Berbeda dengan di
daratan, berat benda di udara akan dipengaruhi berat jenis dari air, menyebabkan
berat benda tersebut menjadi berkurang sebesar air yang dipindahkan oleh benda
tersebut. Berdasar prinsip hukum Archmedes tersebut, maka bila perenang masuk
bekerja tegak lurus ke bawah yang berada pada titik berat badan (center gravity).
Sedangkan bila di air, akanmemiliki gaya apung. Gaya apung adalah dorongan
yang bekerja tegak lurus ke atas, sebaliknya dari gaya berat. Gaya apung bekerja
pada titik pusat yang disebut titik apung (center of buoyance) (Mashud, 2019).
sebagian atau seluruhnya ke dalam zat cair, maka ia akan mendapat gaya tekan ke
atas sebesar berat zat cair yang dipindahkannya” Kepadatan cairan akan
mempengaruhi besarnya gaya tekan ke atas. Semakin padat cairan tersebut (Berat
Jenis nya), maka akan semakin besar gaya tekan ke atas yang diberikan terhadap
benda, dan artinya daya apung benda akan semakin besar pula. Penyelam akan
mendapatkan daya apung yang lebih besar di air laut dari pada di air tawar.
orang akan dapat mengambang di permukaan air laut. Kondisi ini disebut
memiliki daya apung positif. Daya apung positif adalah apabila sebuah benda
benda cenderung tenggelam, dan daya apung netral (nol) adalah bila benda
lain:
mengakibatkan ia mempunyai daya apung negatif. Tabung yang berisi udara tekan
akan mempunyai daya apung yang lebih positif bila isinya (udara) semakin
berkurang.
- Pakaian Selam (wet suit): Pakaian selam terbuat dari sel-sel karet busa
yang berisikan udara. Bila kedalaman bertambah, volume udara. yang ada di sel-
Compensator Device) bila diisi udara akan menambah daya apung, sebaliknya bila
udara dikeluarkan maka akan mengurangi daya apung. Tanpa menggunakan BCD,
saat penyelam menghirup udara, volume di dada akan meningkat dan cenderung
mengurangi daya apung. Memanfaatkan efek daya apung yang timbul merupakan
aplikasi dasar dalam tehnik penyelaman. Menurut Kuntjoro, 2015, Selain itu
baik.
Menurut (Hadi, 1991) Bouyance vest atau alat peralatan apung adalah
di permukaan air.
2. Untuk memberikan daya apung guna istirahat atau menyangga seorang
diakibatkan hilangnya daya apung dari baju selam (wet suit) atau tas koleksi
banyak pula Nitrogen yang larut dalani jaringan tubuh penyelani. Tinggi kadar
kedalaman dan lamanya penyelanian. Oleh karena itu semakin dalani dan
lama suatu penyelanian semakin tinggi pula kadar N~ yang larut ke dalani
menyelam dalam dan lama) harus mematuhi prosedur tertentu (prosedur de-
kompresi) untuk mengeluarkan gas N^ dari tubuh penyelani yang terlarut. Bila
oleh semua jenis penyelam misalnya serangan jantung, binatang laut yang
berbahaya baik yang berbisa maupun yang beracun. Binatang laut ada yang
nienggigit tapi ada pula yang menyengat. Luka yang diakibatkan oleh gigitan
(1976) akibat tusukan gigi parut dari "Ka-lajengking laut" (Conus) terasa
setelah 4 atau 5 jam kemudian dan AZIZ (1976) menyebutkan bahwa daya
racun atau "virulensi" dari ular laut relatif lebih kuat dari ular biasa yang hidup
di darat. Kekuatannya dapat niencapai 10 sanipai 20 kali lebih kuat dari ular
cobra. Beberapa binatang laut yang berbahaya yang perlu diwaspadai oleh
penyelani adalah :
1. Ubur-ubur "Kapal perang Portugis"
2. Kerondong
3. Gurita
4. Ikan Pari
5. Dean alu-alu
6. Ikan Hiu
7. Dean lepu batu
8. Karang api
9. Jelatang laut, dll.
Tentang bahaya menyelam di daerah terumbu karang telah ditulis
cukup jelas oleh AZIZ (1976). Tenggelam adalah salah satu resiko yang
karena itu kepada semua calon penyelani dan juga penyelani diharuskan dapat
berenang dan disarankan pula semua penyelam memakai rompi apung yang
dilengkapi tabung CCL atau yang dihubungkan dengan scuba sehingga dapat
bebas" (skin diver) sebelum anda menjadi penyelani "scuba". Hal ini akan
sertifikat selam.
10. Rencanakan dengan baik penyelaman anda
11. Kenalilah medan penyelaman dimana anda mengadakan penyelaman, dan
selama penyelaman.
14. Kembangkan sendiri dan gunakan selalu komunikasi bawah air dengan
selesai menyelam.
20. Gunakan hanya udara yang bersih
21. Rawat dan perlakukan tabung udara sebagaimana mestinya.
22. Service seluruh peralatan sesuai dengan batas waktu yang telah
ditentukan.
DAFTAR PUSTAKA
Hadi, N., 1991, Tinjauan Tentang Penyelaman, Jurnal Oseana, 16(4): 1-12
Irawan, F dan Yulianto, A., 2015, Perancangan Prototype Robot Observasi Bawah
Air dan Kontrol Hovering menggunakan Metode Pid Control, Jurnal
Sains dan Informatika, 1(1): 63-70
Kuntjoro, B.F.T., 2015, Analisis Biomekanika pada Olahraga Renang Gaya Bebas,
Jurnal Phedheral, 11(2): 1-15
Mashud, Dr., 2019, Variasi dan Kombinasi Dasar Gerak Renang, Pj JPOK FKIP
ULM Press, Banjarbaru
Sunandarti, H., 2017, Mekanika Gaya Apung pada Olahraga Renang, Jurnal Imiah
Pendidikan Jasmani, 1(1): 14-19
Wetik, M., 2005, Diver Underwater, Jotc Diving Team and Born Free Diving
Club.