Anda di halaman 1dari 14

TUGAS SELAM

“ Kompetensi Selam Dalam Bidang Oseanografi ’’

Oleh :
Ferdian Agung Baskoro
26050118120025
OSEANOGRAFI – A

Dosen :
Ir. Hariyadi, M.T.
NIP. 195605151991031001

DEPARTEMEN OSEANOGRAFI
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
SEMARANG
2019
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG    
Menyelam (diving) merupakan kegiatan yang saat ini semakin populer. Kegiatan
penyelaman dilakukan untuk berbagai macam tujuan antara lain olahraga, rekreasi, penelitian,
fotografi bawah air dan tujuan lainnya. Menyelam membutuhkan pelatihan yang intensif,
terkontrol dan berkelanjutan. Dalam hal ini menyelam bukan hanya sekedar menggunakan alat-
alat selam untuk kemudian terjun ke air, namun harus mengikuti aturan-aturan yang benar dan
aman agar risiko dari kegiatan penyelaman dapat diminimalkan. Untuk dapat melakukan
aktivitas penyelaman dengan baik dan benar, dibutuhkan pelatihan selam secara komprehensif
dan berjenjang
Didalam ilmu oseanografi mempelajari tentang semua aspek mulai dari kelautan dunia
hingga samudra, meliputi sifat fisik dan kimia, asal mula dan kerangka geologi serta bentuk
kehidupan yang terdapat dilingkungan laut. Oleh sebab itu diperlukan pemahaman dan
kemampuan selam yang mumpuni , hal ini di karenakan akan berguna nantinya pada saat
proses pengambilan data penelitian yang dilakukan dilautan

BAB II
PEMBAHASAN

Pengertian
Menyelam adalah kegiatan yang dilakukan dibawah permukaan air dengan atau tanpa
menggunakan peralatan selam, dengan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dalam kegiatan
penyelaman terdapat dua jenis kegiatan selam menurut kebutuhan dan kelengkapannya, yaitu
skin diving dan scuba diving. Skin diving merupakan penyelaman yang dilakukan dengan
menggunakan peralatan selam dasar (masker, snorkel dan fins). scuba diving merupakan
penyelaman yang menggunakan peralatan selam lengkap atau biasa disebut peralatan SCUBA
(Self Breathing Underwater Breathing Apparatus)
Oseanografi (gabungan kata Yunani oceanos yang berarti "samudra" dan graphos yang
berarti "menulis"), juga disebut oseanologi atau ilmu kelautan, adalah cabang ilmu Bumi yang
mempelajari samudra atau lautan. Ilmu ini mencakup berbagai topik seperti organisme laut dan
dinamika ekosistem; arus samudra, gelombang, dan dinamika cairan geofisika; tektonik lempengdan
geologi dasar laut, dan arus berbagai zat kimia dan fisika di dalam lautan dan perbatasannya. 

Kegiatan menyelam dapat dibedakan menjadi beberapa jenis tergantung antara lain
kepada, kedalaman, tujuan dan jenis peralatan yang digunakan. Jika kedalaman yang dijadikan
tolok ukur, penyelaman dapat dibedakan menjadi:
 Penyelaman dangkal, yaitu penyelaman dengan kedalaman maksimum 10 m
 Penyelaman sedang, yaitu penyelaman dengan kedalaman < 10 m s/d 30 m
 Penyelaman dalam, yaitu Penyelaman dengan kedalaman > 30 m.
Jika didasarkan kepada tujuan yang hendak dicapai dalam kegiatan itu, penyelaman bisa
dibedakan menjadi :
Penyelaman untuk kepentingan pertahanan dan keamanan negara, antara lain:
 Tactical (Combat) diving yaitu penyelaman untuk tugas-tugas tempur
 Submarine Rescue, penyelamatan kapal selam
 Search & Rescue (SAR)
  Inspection & Repair (inspeksi dan perbaikan)
 Ship Salvage

Penyelaman-penyelaman jenis ini pada umumnya dilaksanakan oleh para penyelam Angkatan
Bersenjata.
 Penyelaman komersial, yaitu penyelaman professional antara lain untuk kepentingan
konstruksi dibawah permukaan air, penambangan lepas pantai (Off shore drilling),
salvage, dll.
 Penyelaman Ilmiah (Scientific Diving), yaitu Penyelaman yang dilakukan untuk
kepentingan ilmiah, antara lain : penelitian biologi, geologi, arkeologi dan kelautan pada
umumnya.
 Penyelaman Olah Raga (Sport Diving, yaitu Penyelaman yang dilakukan untuk
kepentingan mempertahankan atau meningkatkan kondisi kesehatan dan kebugaran
jiwa dan raga.

Ada lima tipe umum selam sesuai metode, yaitu:


1. Breatholding atau Free Diving
Disebut juga skin diving atau snorkeling, merupakan penyelaman yang paling
mudah dan paling tua. Tidak menggunakan suplai udara, sehingga waktu menyelam
tergantung lamanya penyelam dapat menahan napas. Umumnya penyelam
menggunakan masker untuk melihat dalam air, fin untuk mengayuh, dan snorkel untuk
bernapas ketika berenang dengan muka menghadap ke bawah air. Lebih baik lagi
menggunakan baju wet suit, selain menghindari hipotermi, juga dapat menambah daya
apung.

2. Scuba diving
Menggunakan tabung dan regulator tekanan. Penyelam biasanya menggunakan
tabung selam yang berisi 72 atau 90 cubic feet (cuft) dengan tekanan 2200 atau 3300
pound per square inch gauge (PSIG). Seperti snorkeling, penyelam menggunakan
masker, fin, snorkel, pemberat, BC, jam selam, dan depth gauge. Untuk menghindari
hipotermia, penyelam menggunakan wet suit. Jika suhu air < 10 OC, biasanya
menggunakan dry suit. Selain peralatan dasar, peralatan tambahan juga diperlukan
untuk keamanan, navigasi, dan komunikasi.
 
3. Surface Supplied or Tethered diving
Penyelaman ini memerlukan suplai udara dari permukaan secara terus menerus
biasanya untuk tujuan militer atau komersial.
4. Saturation diving
Konsep penyelaman ini adalah bahwa dalam 24 jam pada kedalaman tertentu,
jaringan tubuh telah menyeimbangkan tekanan sehingga waktu  dan profil dekompresi
tetap sama walaupun penyelam berhari-hari dalam air.
Sebelum melakukan penyelaman, biasanya penyelam akan tinggal di dalam
ruang yang bertekanan sama dengan kedalaman, setelah itu baru akan diangkut ke
dalam kapsul atau lonceng selam ke kedalaman yang diinginkan.

5. One Atmosphere diving


Pada penyelaman ini, tekanan udara yang diihrup penyelam diatur supaya sama
dengan permukaan laut (1 ATM). Leonardo Da Vinci telah mendesain gambaran yang
sama dengan model modern (lihat Armored Diving Suit), tetapi baru direalisasikan pada
abad 20.

6. Rebreather diving
Konsepnya yaitu dengan mensirkulasikan kembali udara yang telah dibuang
penyelam, dengan membuang karbondioksida, dan menambah oksigen sebelum masuk
ke dalam tubuh penyelam kembali. Dengan adanya konsep ini, menyelam akan lebih
dalam dan lebih lama, dan gelembung udara tidak ada yang mungkin mengganggu
pandangan. Tetapi peralatan selam ini sangat berbahaya jika tidak digunakan dan
dipelihara dengan baik.

7. Mixed Gas diving


Pada penyelaman ini tidak menggunakan udara bebas, tetapi menggunakan
udara dengan komposisi tertentu. Udara dengan komposisi yang diatur ini dapat
dipergunakan dalam berabagai tipe selam lain.

Ada tiga macam campuran udara yang dipakai dalam penyelaman:


a. Enhanced Nitrox (I,II)
Nitrox adalah campuran gas yang terdiri dari oksigen dan nitrogen. Yang sering
digunakan ada dua, yaitu Nitrox1 (32 % oksigen, 68 % nitrogen) dan Nitrox II (36 %
oksigen, 64 %). Hanya Nitrox I yang boleh digunakan dalam penyelaman olahraga.
Sebenarnya kata Nitrox berarti campuran gas dengan komposisi oksigen < 21 %.
Biasanya dipergunakan dalam selam, dan penyelaman saturasi, dimana efek samping
keracunan oksigen dapat dihindarai. Secara teknis, jika kadar oksigen > 20 % maka
disebut “enrich air nitrox” (EAN) atau “oxygen enrich air” (OEA). Tapi dalam prakteknya
istilah EAN dan Nitrox sering tertukar.
Dengan adanya EAN maka kemungkinan terjadinya penyakit dekompressi
menjadi berkurang, namun efek samping keracunan oksigen akan lebih besar. Untuk
penyelaman rekreasi, penggunaannya masih dalam perdebatan. Penggunaan EAN
pada kedalaman 50-130 fsw:

Keuntungan:
  Menurunkan risiko penyakit dekompresi.
  Menurunkan kejadian keracunan nitrogen.
  Mengurangi waktu nitrogen sisa (residual nitrogen).
  Waktu surface interval lebih pendek.
  Mengurangi waktu dekompresi jika bottom time maksimum terlewati.
  Mengurangi waktu survace interval antara menyelam dan terbang.
Kerugian:
  Memerlukan pelatihan khusus.
  Menggunakan peralatan khusus Nitrox.
  Meningkatkan oksidasi tabung scuba menjadi cepat berkarat.
  Mempercepat kerusakan peralatan.
  Meningkatkan risiko kebakaran.
  Risiko keracunan oksigen lebih besar.

b. Heliox
Selain nitrox, yang sering digunakan adalah heliox, yaitu campuran helium dan
oksigen. Helium merupakan gas inert, yang menggantikan nitrogen. Penggunaannya
menghilangkan efek keracunan oksigen dan menurunkan keracunan oksigen. Heliox
disarankan dalam penyelaman > 130 fsw. Heliox sangat mahal.

c. Trimix
Trimix adalah campuran gas helium, nitrogen dan oksigen. Komposisinya
tergantung dari profil waktu selam yang dipakai. Angkatan Laut AS menggunakan pada
kedalaman > 190 fsw, dan selalu digunakan pada kedalaman ekstrim > 600 fsw.
Yang digunakan dalam penyelaman rekreasi adalah jenis helitrox yaitu trimix
yang diperkaya oksigen. Campuran yang sering digunakan adalah TX 26/17 (26 %
oksigen, 17 % helium, dan 57 % nitrogen). Beberapa kematian penyelam olahraga
berkaitan dengan penggunaan heliox, sehingga penggunaan trimix helitrox untuk
penyelaman rekreasi masih diperdebatkan.
 
Fisika Penyelaman (Physics Of Diving )
Pengetahuan tentang hukum fisika yang erat berhubungan dengan penyelaman adalah
syarat penting bagi teknik penyelaman aman. Banyak masalah kesehatan penyelaman yang
secara langsung diakibatkan oleh pengaruh fisiologi dari hukum-hukum tersebut terhadap
manusia. Untuk memahami berbagai prinsip-prinsip dasar penyelaman yang aman, penyelam
harus mengenal aspek-aspek fisika yang berhubungan tekanan dan berat jenis zat cair dan
gas-gas. Pengetahuan inipun amat berguna untuk para dokter yang menangani kasus para
penyelam.
A. Tekanan
Tekanan udara pada permukaan laut pada suhu 0o C, pada dasarnya adalah tekanan yang
disebabkan oleh berat asmofir diatasnya. Tekanan ini konstan yaitu sekitar 760 mmHg (14,7
psi) dan dijadikan dasar hukum atmosfir (1 ATA).
Persamaan tekanan 1 Atmosfir
= 10.07 (10) *meter air laut
= 33.05 (33) * kaki air Laut
= 33.93 (34) * kaki air tawar
= 1.033 kg/cm2
= 14.696 (14.7) * Lbs/ins2
= 1.013 bars
= 101 kilopascals
= 760 mm air raksa ( mm Hg)
= 760 torr
Berdasarkan hukum Pascal yang
menyatakan bahwa tekanan yang
terdapat pada permukaan cairan akan
menyebar ke seluruh arah secara merata
dan tidak berkurang. Pada setiap tempat
di bawah permukaan air tekanan akan
meningkat sebesar 760 mmHg (1
Atmosfir) untuk setiap kedalaman 10
meter. Dengan demikian penambahan
tekanan air permukaan dengan tekanan
kedalaman air disebut Tekanan Atmosfir
Absolut (ATA).
B. Hukum-Hukum Gas
Udara yang dihirup manusia adalah udara biasa yang terdiri dari komponen-komponen
sebagai berikut:

 78 % Nitrogen (N2)
 21 % Oksigen (O2)
 0,93 % Argon (Ar)
 0,04 % Karbondioksida (CO2)
 Sisanya gas-gas mulia (He, Ne,dll)
Dalam penyelaman maka hukum-hukum gas berlaku karena tekanan dan volume gas yang
keluar masuk tubuh manusia berubah sesuai keadaan. Ada beberapa hukum gas yang harus
dipahami antara lain:
1.Hukum Boyle

Hukum yang menegaskan hubungan antara tekanan dan


volume. Volume dari suatu kumpulan gas akan berbanding
terbalik dengan absolut. Hal ini berarti bahwa bilamana
tekanan meningkat, maka volume dari suatu kumpulan gas
akan berkurang.
Aplikasi Hukum Boyle
Seorang penyelam yang bernafas penuh (6 liter) pada kedalaman 10 meter (2 ATA),
dengan menahan napas lalu naik kepermukaan (1 ATA), maka udara di dalam paru-parunya
akan berlipat ganda menjadi 12 liter. Hal ini mengingatkan agar tidak menahan napas saat
muncul kepermukaan bila memakai alat selam scuba. Hukum ini berlaku terhadap rongga yang
ada pada tubuh manusia, dimana penyelam akan mendapat tekanan langsung saat menyelam.
2.Hukum Charles
Hukum Charles merupakan hukum yang menyatakan bahwa bila tekanan tetap konstan,
maka volume dari sejumlah gas berbanding lurus dengan suhu absolut, apabila volume
konstan/tetap dan suhu meningkat maka tekanan akan meningkat pula. Hukum ini berhubungan
dengan kompresi dari kumpulan gas yaitu terhadap peralatan selam: tabung, regulator,
chamber dll.
Aplikasi Hukum Charles
Dalam menyimpan tabung maka tempatnya harus dijaga supaya tidak panas atau hindari
tempat panas. Membawa tabung yang penuh terisi dalam waktu lama sebaiknya di tutup
sehingga terhindar dari sinar matahari langsung. Jika hal ini terabaikan maka suhu tabung akan
meningkat menyebabkan tekanan meningkat sehingga tabung meledak.
3.Hukum Dalton
Menurut hukum ini, Tekanan Total suatu gas
campuran adalah jumlah dari tekanan parsial gas-gas di
dalam campuran tsb. Di permukaan laut maka tekanan
masing-masing gas penyusun atmosfer yaitu:
Maka pada kedalaman 40 meter maka tekanan masing-
masing gas yaitu:
Hal ini berarti oksigen yang kita hirup pada kedalaman
40 meter sama dengan menghirup oksigen murni di
permukaan. Nitrogen yang dihirup juga semakin banyak
hampir 5 kali lipat daripada berada di permukaan laut.

Aplikasi Hukum Dalton


Hal ini berkaitan dengan aspek medis yaitu apabila kita menghirup oksigen yang banyak
maka akan terjadi keracunan oksigen. Banyaknya oksigen akan mendepresi pusat pernapasan
sehingga kontrol pernapasan di otak terganggu dan terjadi penumpukan karbondioksida dalam
tubuh yang menyebabkan kematian. Banyaknya nitrogen yang dihirup akan menurunkan kerja
sistem saraf pusat, sehingga kewaspadaan penyelam menurun. 
4.Hukum Gay-Lussac
Menurut hukum ini, dapat dijelaskan juga tentang ledakan saat mengisi tabung scuba. Bila
kita mengisi tabung scuba, dimana Volume nya konstan, dengan bertambahnya Tekanan
tabung maka Temperaturnya juga meningkat. Hal ini berbahaya karena sebelum mencapai
tekanan yang diinginkan, tabung dapat meledak.
Aplikasi Hukum Gay-Lussac 
Pada saat kita mengisi tabung, sebaiknya tabung tsb diisi sambil direndam di dalam ember
yang berisi air dingin, agar temperatur tabung tetap dingin.
5.Hukum Henry
Hukum ini mengekspresikan tentang daya larut gas pada suatu cairan. Daya larut ini juga
tergantung pada temperatur dan tipe cairan.Makin dalam dan makin lama kita menyelam maka
gas yang diserap tubuh makin banyak karena tekanan parsial gas semakin tinggi. Semakin
dingin suhu air, maka semakin banyak gas yang terlarut di dalamnya.

Aplikasi Hukum Henry


Hal inilah yang mengharuskan kita untuk naik kepermukaan dengan sangat perlahan agar
gas yang larut tidak berubah menjadi gelembung. 
C. Daya Apung
Hukum Archimedes berbunyi bahwa jika suatu benda masuk ke dalam suatu cairan maka
benda tersebut mendapat daya apung yang sebanding dengan jumlah cairan yang dipindahkan.
Untuk mengetahui apakah suatu benda terapung atau tidak maka kita harus mengetahui berat
jenis (berat/volume) benda tersebut. Jika berat jenis benda lebih kecil daripada air maka benda
tersebut akan mengapung, begitu pula sebaliknya.
Daya apung (bouyancy) ada 3 macam yaitu:
1. Daya apung positif (positive bouyancy) : bila suatu benda mengapung.
2. Daya apung negatif (negative bouyancy) : bila suatu benda tenggelam.
3. Daya apung netral (neutral bouyancy) : bila benda dapat melayang.
Bouyancy adalah suatu faktor yang sangat penting di dalam penyelaman. Selama bergerak
dalam air dengan scuba, penyelam harus mempertahankan posisi neutral bouyancy.
Tingkat  daya apung setiap penyelam dipengaruhi oleh beberapa faktor, berat alat-alat
yang dipakai dapat menyebabkan penyelam tenggelam. Silinder berisi udara tekan akan
menjadi lebih terapung bila udara dipakai hingga menjadikannya ringan. Pakaian selam (wet
suit) yang terdiri dari sel-sel karet busa berisi udara, bila kedalamannya bertambah, volume
udara di dalam sel-sel tersebut berkurang dengan demikian mengurangi daya apung. Rompi-
rompi yang dapat mengembang (Buoyancy Compensator's) dapat diisi udara untuk mendapat
daya apung positif. Bila penyelam menghirup nafas volume di dada akan meningkat, yang
cenderung membuatnya mengapung, sedang bila ia menghembuskan akan cenderung
tenggelam. Maka sering seorang penyelam menghembuskan nafasnya pada saat
meninggalkan permukaan untuk memanfaatkan pengaruh tersebut dan hal itu membantunya
untuk turun.
Dengan pengetahuan tersebut diatas, diharapkan seorang penyelam akan dapat
menentukan daya apungnya sendiri sesuai kebutuhan dan dapat memperkirakan peralatan
selam yang akan dipakainya, sehingga seorang penyelam akan mampu untuk mengatur daya
apungnya untuk kenyamanan serta keamanan penyelaman.
D. Suhu
Suhu air yang berada di sekeliling penyelam menentukan kenyamanan dan lamanya
penyelaman secara maksimal. Hampir semua perairan lebih dingin dibandingkan suhu tubuh
manusia yang normal, karena itu seorang penyelam akan kehilangan panas tubuh terhadap air.
Pada penyelaman saturasi, pemeliharaan suhu tubuh penyelam menjadi suatu kebutuhan
utama, suhu air akan makin turun secara nyata bersamaan dengan bertambahnya kedalaman.
Panas badan dapat hilang bila berada di dalam air melalui beberapa cara :

 Konduksi adalah transfer panas langsung dari molekul ke molekul. Air mempunyai
kapasitas konduksi 25 kali dari pada udara. Jadi kecepatan hilangnya panas di air 25 x
lebih cepat dari pada di udara.
 Konveksi adalah transfer panas dengan adanya pergerakan arus air.
 Radiasi adalah transfer panas dengan cara pancaran tanpa adanya zat perantara.
 Evaporasi keringat dari kulit dan keluarnya uap air dari paru menyebabkan hilangnya panas
dari badan secara signifikan.

E. Penglihatan dan Cahaya


Agar penyelam dapat bekerja dengan baik, maka harus dilengkapi peralatan untuk melihat
sejelas mungkin. Mata manusia memerlukan sinar untuk melihat sesuatu. Apapun yang dilihat
manusia adalah suatu gambaran yang diciptakan oleh pantulan sinar dari benda yang sedang
dilihat. Sinar di dalam air dipengaruhi oleh beberapa faktor sehingga dapat langsung
mempengaruhi kemampuan melihat seorang penyelam dan menginterpretasikan apa yang
dilihatnya.  Faktor-faktor utama tersebut adalah :
1. Kekeruhan air.
2. Diffusi : pemancaran sinar oleh molekul-molekul air dan partikel.
3. Absorpsi : kemampuan untuk merubah warna dan intensitas cahaya.
4. Refraksi : pembelokan sinar yang masuk dari satu media ke media yang lain.
5. Refleksi : kembalinya sinar matahari ke atmosfer yang mengenai permukaan air; akan
direfleksikan (dipantulkan) tergantung pada
sudutnya pada saat mengenai air.
Penglihatan dibawah air sangat buruk
diakibatkan oleh perbedaan-perbedaan dalam
pembiasan sinar di bawah air. Masalah ini
sebagian dapat diatasi dengan pemakaian
masker, dimana terdapat suatu lapisan udara
antara mata dan air, meskipun memperbaiki
penglihatan di bawah air tetapi dapat
mengakibatkan kesan palsu akan jarak dan
menjadikan benda-benda yang terlihat jauh
akan terlihat dekat (3/4nya) dan yang kecil
akan terlihat lebih besar (1,5 kalinya). Udara
mempunyai indeks bias 1, kaca masker
berindeks  bias 1,5-1,8, sedangkan air
berindeks bias 1,33.

Ketajaman penglihatan di bawah air rendah disebabkan penyebaran cahaya yang


membentuk bayang-bayang dari benda halus yang mengambang di dalam air. Di bawah air
juga berpengaruh terhadap warna dimana tidak tampak sama dengan permukaan. Hal ini
disebabkan adanya penyerapan (absorpsi) terhadap panjang gelombang warna yang tidak
sama besar.
Sinar matahari tidak dapat menembus lebih dari
1650 ft, meskipun di air yang sangat jernih. Di udara,
kecepatan sinar adalah 186.000 mil/detik, di dalam
air kecepatan berkurang menjadi 135 mil/detik. Pada
kedalaman, sinar matahari merupakan kombinasi
warna-warna merah, orange, kuning, hijau, biru, dan
ungu akan terlihat sebagai warna biru tua. Karena
penyerapan tersebut dapat berpengaruh terhadap
warna benda di dalam air. Penyerapan air terhadap
sinar matahari adalah sebagai berikut
F. Suara
Telinga manusia diciptakan untuk melokalisir arah suara diudara. Pendengaran penyelam
di bawah air akan berkurang akibat pengaruh air terhadap gendang telinga, sehingga sulit bagi
penyelam untuk melokalisir arah suara di dalam air. Di bawah air suara akan dihantarkan ke
organ pendengaran lebih baik melalui tulang kepala daripada gendang telinga. 
Memakai penutup kepala akan lebih mengurangi ambang pendengaran, akanlah sukar bagi
penyelam melokalisir arah suara di dalam air. Kecepatan suara di udara adalah 1100 ft/detik
sedangkan di dalam air rata-rata 4900 ft/detik. Suara yang dihasilkan oleh pemukulan tabung
baja scuba dengan benda logam (misalnya dengan pisau selam) dapat didengar pada jarak
yang cukup jauh oleh penyelam lain.
FISIOLOGI SELAM
Dalam dunia penyelaman, seorang penyelam harus beradaptasi terhadap lingkungannya
yaitu air, dan harus mempelajari batas-batas kemampuan fisiologinya dalam adaptasi tersebut.
Fisiologi penyelaman mempelajari fungsi-fungsi tubuh di dalam serta bagaimana reaksi tubuh
terhadap lingkungannya.
A. Respirasi (Pernapasan)
Bernapas sangat diperlukan sekali supaya dapat mensuplai darah ke semua jaringan tubuh
dengan okisgen (O2) dan mengeluarkan karbondioksida (CO2) yang dihasilkan oleh jaringan
dari darah melalui paru-paru.
Pada saat inspirasi (menarik napas) dinding dada secara aktif tertarik keluar oleh kontraksi
otot dinding dada dan ke arah bawah oleh diafragma (sekat rongga dada). Tekanan dalam
rongga dada akan menjadi lebih negatif sehingga udara mengalir ke dalam paru-paru. Dengan
upaya maksimal pengurangan tekanan dapat mencapai 60-100 mmHg dibawah tekanan
atmosfir.
Pada saat ekspirasi (pengeluaran napas), rongga dada mengempis karena tulang dada
kembali ke posisi awal. Gerakan ini pasif tanpa upaya otot, mengakibatkan tekanan dalam
rongga dada meningkat memaksa gas keluar dari paru-paru. Ekspirasi dapat dibantu dengan
upaya otot yang dapat dilihat melalui penghembusan napas yang kuat.
Pengukuran fungsi pernapasan banyak dan bermacam-macam, tetapi hanya beberapa hal
penting saja dan ada hubungannya dengan penyelaman yang akan diterangkan, terutama
mengenai volume udara paru-paru.

 Kapasitas Total Paru (Total Lung Capacity/TLC). Yaitu jumlah volume gas yang dapat
ditampung oleh kedua paru-paru bila terisi penuh biasanya 5-6 liter.
 Volume Tidal (Tidal Volume/TV). Yaitu volume napas biasa yang masuk dan keluar paru
tanpa usaha napas yang kuat/dalam keadaan istirahat. Berkisar 0,5 liter.
 Kapasitas Vital (Vital Capacity/VC). Yaitu volume udara maksimal yang dapat dihembuskan
keluar setelah menghirup udara secara maksimal biasanya 4-5 liter. Kadang juga disebut
daya apung vital yang dipaksa (Forced Vital Capacity/FPC)
 Volume Sisa (Residual Volume/RV). Volume sisa yaitu jumlah gas yang tertinggal di dalam
paru-paru setelah dihembuskan secara maksimal biasanya 1,5 liter dan dapat dihitung
sebagai berikut: TLC-VC= RV, perhatikan RV adalah 25 % dari TLC.
 Volume Pernapasan Semenit (Respiration Minute Volume/RMV). Volume pernapasan
semenit adalah jumlah gas yang bergerak masuk dan keluar dari paru-paru dalam satu
menit. Yaitu RMV = TV x Frekuensi Pernapasan. Biasanya 6 liter pada saat istirahat, tetapi
dapat melebihi 100 liter pada saat latihan berat. RMV kadang dinamakan Ventilasi Paru
(Pulmonary Ventilation). 
 Kapasitas Vital Sewaktu (Time Vital Capacity). Kapasitas vital sewaktu adalah bagian dari
vital capacity (VC) yang bisa dihembuskan dalam waktu tertentu biasanya 1 detik. Sering
dinamakan volume ekspirasi yang dipaksakan (FEV1/ Forced Expiratory Volume One
Second).

Untuk mempertahankan kadar oksigen dan


karbondioksida volume pernapasan semenit harus
seimbang dengan pemakaian oksigen dan
kecepatannya menghasilkan karbondioksida.
Pernapasan diatur oleh pusat pernapasan di otak.
Dalam otak terdapat sensor yang mendeteksi
perubahan kadar CO2 darah, sensor ini sangat
mempengaruhi pusat pernapasan.  Terdapat
sensor yang sedikit mempengaruhi yang terdapat
pada aorta dan arteri carotis yang mendeteksi
kadar O2 dalam darah.
Hal ini dapat dipahami jika penyelam yang
tahan napas yang melakukan hiperventilasi dapat
terjadi ketidaksadaran. Karena pusat pernapasan tidak dirangsang kadar CO2 yang telah
berkurang akibat hiperventilasi dan gagal untuk bereaksi dengan baik terhadap bahaya
kekurangan O2 selama penyelaman dan selama naik ke permukaan.   
B. Kardiovaskular
Peredaran/suplai darah sangat penting untuk
mentransportasikan O2 yang telah diambil di paru-paru ke
jaringan tubuh.Jaringan tubuh yang memerlukan banyak O2
adalah otak, dimana otak mengambil sekitar 20 % O2 dalam
keadaan normal. Apabila otak kekurangan O2 maka akan
terjadi penurunan kesadaran dan dalam 5 menit akan
berakibat kematian
Jantung merupakan satu organ yang terbagi menjadi dua
bilik dan dua serambi, terdapat katup-katup yang menjaga
darah agar tidak mengalir terbalik selama berkontraksi. Kecepatan kontraksi jantung berbeda-
beda pada tiap orang. Rata-rata 60-80/menit pada saat istirahat dan 80-150/menit pada saat
kerja. Kemampuan jantung memompa darah ¡¾ 4-5 liter darah/menit (saat istirahat) dan 20 liter
darah/menit saat kerja. Tekanan darah saat istirahat adalah 120-140 mmHg pada saat jantung
berkontraksi (sistolik) dan 70-80 mmHg pada saat jantung relaksasi (diastolik).
Darah mengalir dari seluruh tubuh melalui vena, kemudian masuk ke, serambi kanan, bilik
kanan, melalui arteri pulmonalis ke paru-paru mengambil O2 dan melepas CO2. Darah kaya O2
ini kemudian melalui vena pulmonalis masuk ke serambi kiri dan bilik kiri dan kemudian di
pompa ke seluruh tubuh melalui arteri.
C. Sinus
Sinus adalah rongga udara yang terdapat pada kepala. Rongga ini terletak pada tulang-
tulang tengkorak. Fungsi sinus belum jelas di ketahui, tapi dikaitkan dengan proses warna
suara. Sinus sangat berkaitan erat dengan jalan napas. Terdapat 4 macam sinus di kepala
yaitu:

 Sinus Frontalis terdapat di kening.


 Sinus Ethmoidalis terdapat diantara kening dan hidung.
 Sinus Maksilaris terdapat di pipi kanan dan kiri.
 Sinus Sphenoidalis terdapat pada pelipis kanan dan kiri.
Semua sinus dihubungkan melalui saluran-
saluran ke hidung agar udara dapat keluar dan
untuk mengeluarkan cairan mukus yang
disekresikan oleh sel dalam rongga sinus.
Apabila saluran yang normal dalam rongga
sinus tersumbat, maka udara pernapasan di
hidung dan ternggorokan tidak dapat masuk ke
dalam rongga tersebut sehingga terjadi
ketidakseimbangan tekanan yang
mengakibatkan pembengkakan dan pendarahan
dari jaringan di dalam sinus. Cairan atau darah yang keluar akan menempati sebagian rongga
udara untuk menyamakan tekanan. Sumbatan pada saluran sinus dapat disebabkan oleh
keadaan sebagai berikut:

 Sinusitis (infeksi/alergi) dimana pembengkakan jaringan menyebabkan penyumbatan


saluran ke hidung.
 Rhinitis (hay fever), prosesnya sama dengan sinusitis.
 Polip, yaitu pertumbuhan jaringan kecil yang dapat menutupi saluran sinus. Polip terdapat
pada rongga hidung.
 Lipatan jaringan yang berlebihan.
 Sumbatan oleh lendir yang mengering. 

D. Telinga
Telinga adalah organ pendengaran yang sangat sensitif terhadap tekanan. Tiga bagian
utama telinga yaitu:
1. Telinga bagian luar.
2. Telinga bagian tengah.
3. Telinga bagian dalam.
Masing-masing bagian telinga mempunyai fungsi-fungsi
yang berbeda. Telinga bagian luar dan tengah terdiri dari
rongga udara yang dibatasi oleh jaringan dan dikelilingi oleh
tulang-tulang yang dapat menahan tekanan udara . Gendang
telinga adalah selaput yang lentur dan peka, yang
memisahkan telinga luar dan tengah. Telinga bagian dalam
tidak mempunyai rongga udara dan terletak diantara tulang
dan terdiri dari organ pendengaran dan keseimbangan yang
berisi cairan. Telinga tengah dan bagian dalam dipisahkan
oleh dua selaput tipis. Pada telinga bagian tengah terdapat
saluran yang menghubungkan dengan tenggorokan yaitu tuba
eustachius.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Menyelam adalah kegiatan yang dilakukan dibawah permukaan air dengan atau tanpa
menggunakan peralatan selam, dengan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dalam kegiatan
penyelaman terdapat dua jenis kegiatan selam menurut kebutuhan dan kelengkapannya, yaitu
skin diving dan scuba diving. Dalam oseanografi mempelajari tentang semua aspek mulai dari
kelautan dunia hingga samudra, meliputi sifat fisik dan kimia, asal mula dan kerangka geologi
serta bentuk kehidupan yang terdapat dilingkungan laut. Oleh sebab itu diperlukan
pemahaman dan kemampuan selam yang mumpuni.
Dalam aspek penyelaman diperlukan pengetahuan tentang hukum fisika yang erat
kaitannya dengan penyelaman, hal ini merupakan syarat penting bagi teknik penyelaman yang
aman. Banyak masalah kesehatan penyelaman yang secara langsung diakibatkan oleh
pengaruh fisiologi dari hukum-hukum tersebut terhadap manusia. Aspek-aspek fisika yang
dimaksud berhubungan dengan tekanan, hukum gas, daya apung , suhu, cahaya dan suara .
Pengetahuan ini pun amat berguna untuk para dokter yang menangani kasus para penyelam
mulai dari masalah pada pernapasan, hidung, telinga maupun tekanan darah .

DAFTAR PUSTAKA

Mujiyanto .2010. Sebuah Pegangan Seorang Penyelam. Jakarta : PT. KESAPURI


Publishers, Inc.
Robert W. Smith,1980, New Science of Skin and Scuba Diving, Sixth Edition, New Century
Santosa.1983.Kesehatan Kelautan, Jakarta.
http://apa-gampong.blogspot.com/2012/04/fisiologi-penyelaman.html
http://uksa387.undip.ac.id/the-type-of-diving-tipe-tipe-penyelaman/

Anda mungkin juga menyukai