“OPEN RECRUITMENT”
UNIT KEGIATAN SELAM - 387 (UKSA-387)
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
I. SEJARAH PENYELAMAN
Dalam sejarah tidak tercatat siapa orang yang pertama kali menelam. Diduga bahwa teknik
penyelaman pada zaman dahulu kala tidaklah berbeda dengan cara yang dilakukan oleh penyelam
mutiara alam sekarang. Penyelaman purbakala mungkin menggunakan batu pemberat agar dapat lebih
cepat turun kedalam air, tetapi diperkirakan mereka tidak pernah menyelam lebih dari 30 meter dan
lamanya tidak lebih dari 2 menit. Penyelaman pada mulanya digunakan bagi kepentinga militer dan
penyelamatan kapal. Pada tahun 33M, dilaporkan bahwa Alexander yang agung melakukan
penyelaman di dalam sebuah lonceng penyelaman (diving bell). Pada peperangan laut antara tahun
400M-1800 diketahui bahwa penyelam telah berperan secara aktif.
Pada sejarah romawi kuno tercatat penggunaan alat selam dengan suplai udara dari
permukaan yang pertama kalinya 77 M, liny menggunakan pipa udara ke permukaan untuk
penyelamannya. Alat ini mungkin berupa snorkel yang pertama kali. Penggunaan alat ini terbatas pada
penyelaman di dekat permukaan karena adanya ruang hampa di dalam pipa yang tidak boleh terlalu
panjang. Leonardo da Vinci pernah membuat beberapa sketsa pakaian selam. Sejak tahun 1500 telah
banyak dibuat rancangan pakaian selam, akan tetapi kebantyakan tidak dapat digunakan untuk
kedalaman yang melebihi beberapa meter saja.
Namun demikian hal tersebut menunjukan betapa besarnya hasrat manusia untuk berada si
permukaan air walaupun hanya untuk beberapa menit saja. Pada tahun 1680 seorang italia bernama
Borelli merancang suatu alat yang secara kasar menyerupai alat selam dengan sirkulasi udara nafas.
Walaupun kurang praktis ide tersebut mendapat sambutan hangat pada masa itu. Dari berbagai fakta
tersebut teryata hampir semua alat selam yang dirancang mempunyai bentuk yang primitif dan tidak
bisa berfungsi dengan baik. Namun demikian, sejak abad ke-17 penggunaan lonceng penyelaman
(diving bell) telah berhasil dan memuaskan. Penyelaman dengan helmet lambat laun mulai di terima
sebagai salah satu teknik penyelaman bersamaan dengan ditemukannya alat pemompa udara yang
cukup efisien pada tahun 1800an.
Pada masa itu pemompaan udara cara utama unruk mensuplai udara bagi penyelam. Cara ini
memungkinkan penyelaman yang lebih dalam dan lebih lama, dan sekaligus menimbulkan problema
fisiologis pada lingkungan bawah air. Pada tahun 1837, Agustus Siebe merancang pakaian selam yang
merupakan cikal bakal dari pakaian modern yang sekarang. Namun demikian penemuan alat
selamdengan udara nafas yang dibawa sendiri oleh penyelam tidaklah ddisertai dengan
tersedianyakompresor dan reservoir udara yang cukup kuat. Pada tahun 1865 Benoist Rouquayrol dan
Denayruze dari Prancis menemukan regulator yang dapat digunakan pada alat selam SCUBA (Self
Containned Underwater Breathhing Apparatus). Tapi oleh karena juga belum ditemukan
kompresor dan reservoir udara yang baik, penggunaannya masih terbtas untuk penyelaman dengan
suplai udara dari permukaan. Pada taun 1878 H.A. Fleuss membuat alat selam sirkuit tertutup dengan
oksigen sebagai media nafas. Ia menggunakan potassium soda untuk menyerap CO 2 yang dikeluarkan
2
Pendidikan Akademis Penyelaman
dari pernafasan. Penemuan ini merupakan dasar dari pembuatan alat selam sirkuit tertutup yang
modern.
Penyelaman pada akhir tahun 1800an mampu mencapai pada kedalaman 50 meter, akan tetapi
penyakit Dekompresi (bends) muncul sebagai problema utama yang banyak menyebabkan cedera
pada penyelam. Barulah pada awal abad ke-20 ini Dr. J. S. Haldane merumuskan tabel dekompresi
untuk mengatasi problema tersebut. Tabel tersebutt didasarkan pada dugaan bahwa penyakit
dekompresi dapat diakibatkan apabila melakukan penghentian untuk dekompresi pada setiap
perbandingan pengurangan tekanan 2:1. Hal ini didasarkan pada perhitungan matematis dari
tingkahlaku gas-gas lembam dalam tubuh. Tabel Haldale ini merupakan dasar dari tabel pentahapan
dekompresi yang ada sekarang. Pada penyelidikan selanjutnya diketahui bahwa pada kedalaman yang
lebih besar teryata tebel kurang bermanfaat. Akan tetapi penggunaan tabel ini telah banyak
menyelamatkan jiwa penyelam.
Penyelidikan pada tahun 1900an telah banyak membawa kemajuan pada bentuk dari alat
selam, dan sejak tahun 1940 penggunaan alat selam tersebut semakin meningkat. Rancangan dari
regulator suplai udara dari silinder udara tekan yang di bawa pada punggung penyelam oleh Cousteau
dan Gagnan (1943) belum banyak mengalami perubahan hingga saat ini kecuali beberapa modifikasi
kecil. Alat selam sirkuit tertutup yang menggunakan oksigen atau campuran oksigen/nitrogen sebagai
media nafas telah banyak mengalami perubbahan sejak pertama kali digunakan oleh penyelam
Angkatan Laut Italia pada perang Giblatar tahun 1941. Dengan makin bertambah dalamnya
penyelaman, faktor ekonomi dari gas yang digunakan untuk bernafas menjadi salah satu problema
utama dan oleh karenannya sistem tertutup menjadi sangat penting. Penyelaman yang melebihi
kedalaman 100 meter tidak hanya memerlukan allat selam sirkuit tertutup ataupun setengah tertutup
yang khusus. Tetapi juga campuran dari gas lembam dengan oksigen atau gas-gas lainnya. Oleh
karena efek narkotiknya yang tinggi pada kedalaman yang lebih besar, penggunaan yang lebih besar,
penggunaan nitrogen telah diganti oleh gas lembam lainnya seperti helium dan hydrogen. Namun
penggunaan kedua jenis gas ini juga masih menimbulkan komplikasi karena pada prinsipnya semua
jenis gas menyebabkan terjadinya problema fisiologis yang khas.
Sampai sekarang belum ditemukan campuran gas yang benar-benar ideal. Berkembangnya
penyelaman saturasi membawa perubahan besar yang cukup menguntungkan, baik ditinjau dari segi
kemampuan untuk mencapai kedalaman yang lebih dalam maupun kemampuan bekerja yang lebih
efektif dan efisien di kedalaman yang dalam. Yang dengan sendirinya secara ekonomis lebih
menguntungkan. Prinsip dari sistem ini adalah tercapainya kejenuhan seluruh jaringan tubuh oleh gas
lembam pada suatu kedalaman tertentu. Apabila kedalaman tersebut telah tercapai tubuh tidak akan
mampu lagi menyerap gas lembam walaupun untuk jangka waktu yang lama. Dengan demikian
lamanya penyelam an tidak akan memperpanjang waktu dekompresi. Cara ini digunakan pada hampir
semua penyelaman yang membutuhkan waktu lama pada kedalaman melebihi 100 meter.
3
Pendidikan Akademis Penyelaman
II. PENGENALAN PERALATAN SELAM
Untuk mengadaptasikan keadaan tubuh kita pada suatu lingkungan cair, maka dibutuhkan
beberapa jenis peralatan. Telah kita sadari bahwa pengaruh-pengaruh air menimbulkan kebutuhan
akan :
1. Sebuah rongga udara di depan kedua mata kita.
2. Suatu bentuk isolasi (pelindung) untuk tubuh.
3. Suatu pertolongan untuk mengatur keterapungan.
Sebuah peralatan yang memungkinkan manusia dapat bertahan lama di dalam air. Dengan
demikian manusia menciptakan berbagai peralatan untuk dapat menyesuaikan dirinya terhadap
lingkungan cair tersebut.
2.1 MASKER
Masker memberikan suatu rongga udara diantara mata dan air. Masker juga membuat kita
dapat melihat dengan jelas serta melindungi mata terhadap iritasi. Masker akan mengalami tekanan
hidrostatis pada saat menyelam, keadaan ini haruslah diequalisasikan yaitu dengan cara
menghembuskan udara kedalam masker melalui hidung. Hal ini yang menyebabkan hidung harus
diikutsertakan ke dalam masker dan alasan ini mengapa googles perenenag tidak dapat dipakai untuk
menyelam. Disamping kegunaan masker tersebut diatas, masker juga menimbulkan efek yaitu
kombinasi sudut bias dan indeks bias antara air. Jarak kaca dan udara dalam rongga masker akan
menyebabkan benda-benda kelihatan lebih besar dan lebih dekat.
Syarat-syarat
a. Safety glass: Kacanya harus terbuat dari bahan kaca TEMPERED, bukan dari plastik yang
mudah tergores. Kaca / lensa harus terpasang kokoh pada tempatnya.
b. Volume kecil: Dengan volume sekecil mungkin akan memudahkan pada saat equalizing
ataupun mask clearing.
c. Penglihatan luas: Akan sangat menyenangkan bila medan penglihatan seluas mungkin. Hal ini
didapatkan dengan dua cara yaitu dengan kaca yang luas atau dengan kaca yang tidak terlalu
luas akan tetapi sedekat mungkin dengan mata.
d. Nose Pocket: Merupakan bagian terpenting dari masker, sebab diperlukan pada saat equalisasi
tekanan yang terjadi pada masker saat menyelam.
e. Edge Seal: Adalah bagian masker yang menempel ke kulit wajah untuk menahan terhadap
kebocoran. Masker masa kini dilengkapi double seal, jauh lebih baik dari pada masker lama
yang masih single seal.
f. Lensa koreksi: Sekarang telah banyak masker yang dijual dipasaran dengan bagian kacanya
4
Pendidikan Akademis Penyelaman
dapat diganti dengan lensa koreksi yang sangat membantu bagi penyelam yang berkacamata.
Memilih Masker
Pada suatu diving centre atau toko alat-alat selam tentunya terdapat berbagai jenis masker dan
tidak semua cocok untuk seseorang karena selera tiap orang berbeda. Pada prinsipnya pilihlah masker
yang masih baik dan enak dipakai. Mula-mula pilihlah masker yang anda sukai, kemudian tanpa
menggunakan strapnya, pasanglah masker tersebut pada muka anda dan hisaplah udara didalamnya
dengan hidung sedikit mungkin, kemudian tahanlah nafas anda, jika masker anda bertahan pada muka
anda tanpa sedikit kesukaran-pun, mungkin masker tersebut yang cocok untuk wajah anda.
Jenis-jenis
a. Ditinjau dari bahan: rubber atau silicon plastic
b. Ditinjau dari kaca: single, double, triple atau quadruple
c. Nose Pocket: dilengkapi katup buang atau tidak. Sebaiknya hindari sebuah masker dengan
katup buang sebab pada saat menyelam jika katupnya tidak berfungsi maka air akan masuk ke
dalam masker melalui katup tersebut. Hal ini sangat tidak menyenangkan saat penyelaman.
Pemakaian :
a. Beri cairan anti FOG atau saliva
b. Bebaskan rambut yang tergurai ke wajah
c. Pasang mask diwajah
d. Tarik strap kebelakang
e. Atur mask strap tidak terlalu longgar
f. Sesuaikan strap tidak terlalu ketat
Pemeliharaan :
a. Cuci air tawar
b. Keringkan
c. Seka sisa bercak air dengan kain pembersih
d. Jauhkan dari sinar matahari langsung
2.2 SNORKEL
Snorkel adalah sebuah pipa untuk bernafas yang sederhana, dimana akan berguna untuk skin
diving atau beristirahat di permukaan air. Mengggunakan snorkel, seorang penyelam dapat bernafas
dengan mudah tanpa harus menegakkan kepalanya keluar dari air pada saat berada di permukaan air.
Snorkel membuat penyelam bebas mengamati keadaan di bawah air secara terus menerus. Jika ada air
yang masuk kedalam snorkel melalui ujung yang terbuka, maka si penyelam harus mampu meniup air
5
Pendidikan Akademis Penyelaman
keluar sebelum mengambil nafas berikutnya.
Jenis-jenis
1. Ditinjau dari bahan: rubber atau silikon
2. Ditinjau dari bentuk:
• J shaped: Tipe ini cukup baik udara cukup udara lancar melalui pipa tanpa hambatan.
• Tipe counter: Tipe ini lebih efisien dari pada tipe J, sebab bagian ujungnya yang melengkung
memudahkan pergerakan tangan.
• Fleksible hose: pipa pada bagian yang melengkung terbuat dari bahan fleksible, sisi dalamnya
ada yang bergelombang dan ada juga yang licin.
Terdapat juga jenis snorkel yang mempunyai katup buang pada bagian bawahnya, serta
bagian mouth piece yang khusus disesuaikan dengan bentuk mulut pemakai. Selain itu juga terdapat
snorkel model dry, saat menyelam air tidak akan memasuki pipa snorkel.
Prinsip memilih snorkel yang mempunyai pipa dengan maksimum panjang 17 inch serta
diameter 2,5cm agar mempermudah si pemakai untuk bernafas. Bagian dalamnya licin (tidak
bergelombang) sehingga tidak ada air yang tersisa pada saat mengeluarkan dari pipa. Bentuk mouth
piece cocok dan nyaman dumulut anda.
Snorkel dipasang dengan pengait dari bahan karet neoprene / silicon / bahan plastic pada sisi
kiri masker dan pengait dijepitkan pada strap masker yang disebut keeper. Setelah aktifitas
penyelaman, snorkel dibilas dengan air tawar, dikeringkan di bawah tempat yang teduh, kemudian
disimpan ditempat yang sejuk.
2.3 FINS
Fins menambah efisiensi serta mobilitas anda didalam air serta juga menambah laju
pergerakkan dengan usaha seminimal mungkin. Hal ini akan membuat tangan kita bebas melakukan
aktivitas lainnya daripada dipergunakan untuk berenang. Tujuan utama dari memakai fins adalah
memudahkan jelajah dan mendapatkan daya dorong untuk bergerak maju dan konstan dan bukan
kecepatan. Hal ini dilakukan dengan kayuhan kaki yang perlahan namun kuat serta santai, tentu
saja kecepatan dapat ditambah akan tetapi hal ini bukan menjadi alasan fin digunakan dalam kegiatan
selam rekreasi.
Jenis-jenis
a. Full foot: Tipe ini mempunyai ukuran yang serupa dengan
sepatu. Umumnya mempunyai ukuran yang lebih kecil dibandingkan dengan tipe yang
lainnya. Fins tipe ini lebih enak dipakai jika hanya berkaki telanjang. Namun karena bagian
tumitnya terbuat dari bahan yang tipis akan lebih cepat rusak.
6
Pendidikan Akademis Penyelaman
b. Open Heel: Fins tipe ini umumny a mempunyai strap yang
bisa diatur sesuai dengan kaki si pemakai dan dapat
dilonggarkan saat akan dilepas, selain itu disain yang akhir-
akhir ini muncul dilengkapi dengan 'buckle' yang dapat
dengan mudah dilepas dan dipasang kembali. Fins ini
mempunyai bidang yang lebih luas, panjang dan bentuknya lebih kokoh. Fins tipe ini didesain
untuk dipergunakan dengan boot.
Kedua tipe fins ini biasanya terbuat dari bahan-bahan antara lain: rubber, polyurethane,
thermoplastic dan berbagai campuran plastic. Selain 2 tipe dasar tersebut, bentuk rancangan fins
sangat bervariasi.
Memilih Fins
Hal utama dalam memilih fins adalah pilihan karakter design fins sesuai peruntukkannya dan
cocok buat kaki serta nyaman saat dipakai.
Perawatan
Seperti juga dengan masker, maka fins harus juga dirawat. Bilaslah dengan air tawar setelah
digunakan, kemudian keringkan dan simpan di tempat yang sejuk dan hindarilah terhadap himpitan.
2.4 BOOT
Beberapa alasan kita memakai boot, antara lain adalah untuk menghindari kaki lecet saat
memakai fins open heel serta memperkokoh posisi pemakaian fins dan menghindari kaki cedera jika
berjalan di atas batu karang. Memilih boot sebaiknya jangan terlalu ketat atau longgar.
2.5 LIFEVEST
Rompi apung adalah suatu alat yang biasa dipergunakan pada keadaan darurat. Namum
rompi apung pada selam dipergunakan untuk:
a. Netralisasi keterapungan pada setiap kedalaman.
b. Terapung dipermukaan air sambil berenang
c. Beristirahat terlentang di permukaan air dengan mengembangkan secara maksimal
d. Menyelamatkan diri sendiri ataupun menyelamatkan orang lain.
Untuk skin diving, umumnya dikenal dengan nama lifevest. Bentuk ini mempunyai volume
yang kecil dan dilengkapi dengan pipa peniup udara kecil dan sebuah tali pengikat tunggal. Terdapat
7
Pendidikan Akademis Penyelaman
dua jenis vest yang langsung digantungkan di leher dan langsung di gantung keleher. Jenis vest yang
kedua dilengkapi resliting di bagain tengahnya. Lifevest juga dilengkapi catridge berisi gas CO2 yang
berfungsi mengembangkan vest secara cepat dengan cara menarik katup pembuka cartridge (inflation
tab). Agar dapat melakukan penyelaman lebih dalam dan lebih lama, maka diperlukan peralatan
lainnya selain peralatan dasar selam. Peralatan-peralatan berikut dikenal sebagai peralatan dasar
SCUBA diving. Peralatan dasar dari SCUBA diving terdiri dari:
a. Compensator
b. Device (BCD)
c. Sistem Pemberat
d. Tabung SCUBA
e. Regulator
f. Gauge Instrument (Pressure & Deep)
Syarat kelengkapan BCD standar untuk selam olahraga antara lain memiliki:
a. Low pressure power inflator dan Oral inflator
8
Pendidikan Akademis Penyelaman
b. Over expansion relief valve, Dump valve, Tombol "deflator" manual.
c. Back pack yang cukup kokoh untuk menyanggah tabung SCUBA
d. "Buckle" dan "Strap" yang mudah disetel
e. Ring atau tempat untuk mengkaitkan peralatan seperti "Console", Octopus, dll
f. Adanya kantung-kantung untuk membawa perlengkapan-perlengkapan kecil
Perangkat SCUBA akan menghasilkan mobilitas yang tinggi, namun mempunyai keterbatasan
9
Pendidikan Akademis Penyelaman
waktu, tergantung jumlah udara yang dapat dimasukkan kedalam tabung logam kecil (SCUBA) itu.
Umumnya tabung SCUBA terbuat dari bahan Steel (Baja) dan Alluminium Alloys. Yang terbuat dari
bahan steel lebih berat dan tekanan kompresinya lebih kecil dari yang terbuat dari Alluminium.
Tidak semua tabung udara bertanda DOT (DOT hanya tabung yang dikeluarkan di AS), kalau
yang bertanda DOT/CTC untuk yang dikeluarkan di AS atau Canada (CTC = Canadian Transportation
Commision). Pabrik yang mengeluarkan tabung SCUBA antara lain LUXFER di Amerika dan CIG di
Australia.
Perawatan :
a. Janganlah mengisi Tabung SCUBA melebihi tekanan yang diijinkan.
b. Isilah tabung dengan udara yang bersih
c. Setelah penyelaman, maka tabung haruslah dibilas / dicuci dengan air bersih untuk
menghilangkan sisa-sisa air laut. Sewaktu-waktu tank boot dilepas untuk memeriksa
kemungkinan korosi pada dasar tabung.
d. Pemeriksaan secara visual bagian dalam tabung SCUBA dilakukan tiap tahun atau lebih
sering, tergantung udara lembab yang mungkin masuk kedalamnya.
e. Test hidrostatis harus dilakukan tiap 5 tahun
f. Lindungilah tabung terhadap benturan saat transportasi maupun penyimpanan.
10
Pendidikan Akademis Penyelaman
g. Pakailah tank boots yang berlubang bagian bawahnya untuk melindungi tabung
h. Janganlah sekali-kali memakai tabung sampai habis sama sekali, apalagi di dalam air sebab
air / uap air dapat masuk kedalamnya.
i. Untuk penyimpanan jangka panjang, letakkanlah tabung secara tegak dan berisi tekanan kira-
kira 500 psi, sebab jika tabung dalam keadaan kosong sama sekali maka uap air dapat masuk
kedalamnya.
j. Usahakanlah agar tabung berisi udara segar sehabis disimpan lama sekali.
k. Janganlah membawa / menyimpan tabung di bawah sinar matahari atau tempat yang panas
(udara di dalam tabung akan mengembang dan melebihi tekanan yang diijinkan sehingga
membahayakan)
l. Janganlah men-cat ulang kembali tabung dengan cara membakar cat yang lama, sebab ini
akan mengubah struktur logam tabung (panas akan mengubah struktur logam).
m. Lindungilah bagian luar tabung dengan memakai tank protector.
Tank Valve
Perangkat yang menjadi bagian dari tabung SCUBA.
Valve dipasang pada mulut tabung yang dilengkapi dengan O-
ring. Valve bekerja seperti keran pembuka & penutup aliran
udara dari dalam tabung. Bentuk mulut valve disesuaikan
dengan model regulator yang akan dipasangkan. Ada model
”yoke” bersistem jepit atau ”Din” dengan ulir.
Jenis Valve:
a. K-Valve: adalah tipe valve yang paling sederhana dengan sebuah katup putar untuk membuka
dan menutup aliran udara.
b. J-Valve: merupakan valve tipe lama dimana selain memiliki katup putar buka dan tutup aliran
udara juga dilengkapi tambahan katup cadangan mekanis (reserve). Reserve mekanis ini
diaktifkan saat tekanan tabung turun sampai di bawah batas yang ditentukan (+ 500-700 psi)
akan mengalirkan udara sebagai tanda segera akhiri penyelaman dan menuju ke permukaan.
Valve tipe ini dulunya didesain denga perangkat regulator SCUBA yang belum atau tidak
dilengkapi alat pengukur kedalaman (deep gauge).
11
Pendidikan Akademis Penyelaman
b. O-ring: adalah sebuah karet cincin penahan kebocoran antara sambungan regulator dengan
valve yang terbuat dari karet atau silicon. Pastikan selalu terdapat o-ring pada valve dan anda
memiliki cadangan o-ring selama merakit peralatan ini.
Perawatan:
Karena katup-katup ini umumnya terbuat dari suatu logam campuran yang mudah rusak,
maka selama transportasi letakkanlah pada tempat yang tak mudah terguling maupun terbentur. Untuk
menghindari korotan masuk kedalam valve, maka sebelum dan sesudah pemakaian sebaiknya lubang
tempat udara keluar ditutup baik dengan menggunakan isolasi maupun dengan bahan lainnya.
Tank Boot:
Dipasangkan pada bagian bawah dari tabung agar melindungi tabung terhadap benturan
maupun gesekan saat transportasi atau saat digunakan. Sebaiknya tank boot sekali-kali dibuka untuk
melihat kondisi logam bagain bawah tabung. Pilihlah tank boot yang bagian bawahnya berlubang agar
air dapat keluar dari bagian bawah tabung. Supaya melindungi dinding tabung dari terbentur dan
melukai cat tabung, banyak penyelam memasangkan”Tank Net” yang berbentuk seperti kisi-kisi dan
umumnya terbuat dari bahan plastik.
2.10 REGULATOR
Regulator SCUBA adalah sebuah
perangkat penyalur aliran udara bagi
penyelam yang dapat merubah udara
bertekanan tinggi dari tabung SCUBA
menjadi udara yang bertekanan sesuai
dengan kebutuhan penyelam berdasarkan
perubahan tekanan disekelilingnya. Tanpa
regulator, penyelam tidak dapat melakukan aktifitas penyelaman jika hanya menggunakan udara dari
tabung secara langsung.
12
Pendidikan Akademis Penyelaman
Regulator sebagai bagian dari perangkat SCUBA dipisahkan kepada sistem ”Open Circuit”
(sisa udara dibuang keluar semuanya dan ”Closed circuit” (sisa udara disaring dan disirkulasikan
kembali). Regulator sistem ”open circuit” dipisahkan lagi pada 2 kategori berdasarkan perangkat
perubahan tekanannya pada model ”Single hose” atau ”Double hose”.
a. Single Hose: adalah tipe regulator open circuit yang umum digunakan semua sport diver.
Single hose regulator mengurangi tekanan di 2 tempat yaitu tingkat pertama / “first stage”
(bagian regulator yang dipasangkan pada valve tabung) dan tingkat kedua / “second stage”
(bagian yang di pasangkan ke mulut = mangkok mouth piece). Pada first stage regulator,
tekanan udara tabung dapat dikurangi hingga +135 psi, dan pada second stage tekanan udara
akan mengalir sesuai tekanan yang dibutuhkan (dan maksimum adalah 80 psi). Mangkok
second stages dilengkapi “Purge Button” (katup kuras) berupa tombol yang berfungsi
membuang sisa air di dalam mouth piece bilamana ditekan.
b. Double Hose: adalah tipe regulator terdahulu dimana fungsi regulator yang mengurangi
tekanan berada pada 1 unit (first stage dan second stage berintegrasi dan dipasang pada valve
tabung). Ada 2 selang keluar dari unit untuk udara bersih dan udara buang. Bagian
mouthpiece hanya dilengkapi 2 katup satu arah. (1 katup untuk udara masuk dan 1 katup lagi
untuk udara buang). Selang penyalur udara bersih datang dari sisi kanan, dan selang udara
buang melalui sisi kiri penyelam yang selanjutnya dikeluarkan di regulator dibelakang kepala.
Kelebihan regulator double hose hanya terletak pada buble (gelembung udara) udara buang
penyelam tidak akan pernah mengganggu pandangan. Namun kelemahan regulator ini, bagi penyelam
yang masih menggunakan peralatan tidak dapat memasangkan selang tambahan untuk inflator BCD
serta SPG dan harus menggunakan tabung dengan tipe J-Valve.
Untuk melindungi bagian first stage dari kemasukan air atau debu, maka first stage juga
dilengkapi dengan sebuah penutup (dust cover) yang dipasangkan pada bagian first stage (tempat
udara masuk dari tabung) bila regulator tidak dipakai. First stage selain menyalurkan ke selang
bertekanan rendah pada second stage, inflator BCD dan Octopus, juga ada selang high pressure
(tekanan tinggi dan sesuai perubahan tekanan dalam tabung) yang dihubungkan ke instrumen
pengukur tekanan tabung (SPG=Submersible Pressure Gauge).
First Stage Regulator pada perkembangannya juga dibedakan berdasarkan “Balanced” dan
“Unbalanced”. First stage regulator masa kini sudah bekerja dengan sistem “Balanced” yang mana
first stage sanggup menyesuaikan perubahan output udara bertekanan rendahnya sesuai dengan
perubahan tekanan kedalaman air. Kita sadari bahwa semakin dalam kita menyelam maka tekanan
udara yang kita tarik akan terasa berat. Teknologi regulator “Balanced first stage” mampu
menyesuaikan perubahan tekanan dengan rata-rata menaikkan tekanan rendah pada first stage sebesar
2 psi jika terjadi penambahan beban tekanan tiap 1 ATM di kedalaman (Contoh: 0-30 ft Æ regulator
140psi, 30-60ft Æ 142psi, 60-90ft Æ 144psi, dst ...). Pengatur tekanan ”Balanced First stage”
13
Pendidikan Akademis Penyelaman
regulator juga dibedakan pada sistem piston atau sistem membran. Masa kini regulator para sport
diver umumnya menggunakan sistem membran.
Perawatan:
Regulator haruslah dirawat secara benar sehabis dipakai. Kimia air kolam renang maupun air
laut dapat merusak regulator bilamana tidak dibilas dengan air bersih setelah dipakai. Cara terbaik
membilas regulator adalah dengan membiarkan regulator tetap terpasang pada tabung SCUBA dengan
udara tetap bertekanan. Bilaslah dengan air bersih. Jika hal tersebut tidak memungkinkan, maka
letakkan second stage di bawah keran air dan bilas. Jangan sekali-kali menekan purge button yang
akan mengakibatkan air masuk kedalam selang. Jangan lupa memasang dust cover pada lubang first
stage. Kemudian keringkan sebelum disimpan dan waspadai hose jangan tertekuk. Jika digantung,
pastikan bagain mouth piece juga dipasangkan penutup agar
menghindari lipas dan serangga masuk & bersarang dalam
mangkok second stage.
Octopus:
Second stage dengan hose (selang) yang lebih panjang
dan terpasang pada first stage regulator. Dimaksudkan sebagai
second stage alternatif bilamana diperlukan. Antara lain saat
menolong buddy (mitra selam) yang kehabisan udara atau sebagai
cadangan jika second stage utama mengalami kemacetan. Perawatan
octopus sama dengan perawatan regulator.
Instrumen regulator:
Instrumen regulator adalah Pressure Gauge (Pengukur tekanan
tabung) dan Deep Gauge (Pengukur kedalaman penyelaman). Kedua
instrumen ini mutlak terpasang pada regulator single hose dan harus
berkampuan menahan perubahan tekanan kedalaman penyelaman,
dan Pressure gauge juga harus mampu menahan tekanan tinggi
langsung dari tabung dan umum disebut SPG (Submersible Pressure
Gauge). Satuan tekanan dari SPG ini umumnya tertera dalam PSI atau
BAR.
Deep gauge dipasang berdampingan dengan pressure gauge
untuk memudahkan monitoring secara simultan saat penyelaman
yang terintegrasi pada wadahnya dan disebut ”console”. Satuan kedalaman diterakan dalam feet (ft)
atau meter (m). Deep gauge juga ada yang dipisahkan dari console dan dipasangkan di tangan.
Console yang memuat 2 instrumen pokok (Pressure & Deep) disebut ”Two in One” console (2 jadi
14
Pendidikan Akademis Penyelaman
satu) dan two in one console yang ditambahkan Compass (penunjuk arah) disebut ”Three in One”
console (Pressure + Deep + Compass).
15
Pendidikan Akademis Penyelaman
III. FISIOLOGI PENYELAMAN
16
Pendidikan Akademis Penyelaman
c. Residual Volume = RV (Volume tersisa): adalah jumlah gas yang tertinggal di dalam paru-
paru setelah dihembuskan secara maksimal. Umumnya + 1,5 liter. Sehingga secara
pengukuran sederhana maka dapat dihitung dengan cara sebagai berikut :
TLC - VC = RV Jika diperhatikan: RV kurang lebih 25% dari TLC.
d. Tidal Volume = (TV): adalah volume gas yang bergerak masuk dan keluar dari paru-paru
selagi suatu putaran pernafasan sedang istirahat secara normal. Ini biasanya kurang lebih 0,5
liter.
e. Respiration Minute Volume=RMV (Volume pernafasan semenit): adalah jumlah gas yang
bergerak masuk dan keluar dari paru-paru dalam satu menit yaitu
f. TV x frekuensi pernafasan = RMV.
g. Umumnya + 6 liter/menit dalam keadaan istirahat (0,5 liter�12kali), tetapi dapat melebihi 100
liter saat melakukan latihan yang berat. Kondisi tertentu RMV juga disebut Pulmonary
Ventilation (ventilasi paru-paru)
h. Timed Vital Capacity (Kapasitas vital sewaktu): adalah bagian dari VC yang dapat
dihembuskan dalam waktu tertentu, umumnya dalam 1 detik dan sering disebut Forced
Expiratory Volume=FEV (volume ekspirasi yang dipaksakan). Orang dewasa yang sehat VC
harus melebihi 75% dari FEV, tetapi berkurangnya kemampuan karena mengidap penyakit
seperti asma, bronchitis, emphysema, dll, membuat gerakan udara yang melalui saluran udara
melemah karena menyempitnya saluran atau kekenyalan dari paru yang disebabkan oleh
pengerasan, goresan, dan hal lainnya.
Pemeriksaan kondisi dan kemampuan paru-paru secara medis harus dilakukan dengan teliti
dan cermat terutama jika akan melakukan aktifitas penyelaman guna menghindari kecenderungan
mengidap penyakit Pulmonary Barotrauma/Brust Lung (pengkerutan paru). Parameter-parameter
diatas menjadi mekanisme yang penting untuk memahami fisiologi pernafasan yang secara relative
memungkinkan prediksi terhadap kondisi:
a. Resiko barotrauma paru sewaktu descent (bergerak turun dan ascent (bergerak naik)
b. Durasi, konsumsi dan aktifitas yang berhubungan dengan udara tabung terutama jika terpakai
habis.
c. Kedalaman maksimum yang aman saat menyelam skin diving.
d. Kelelahan bernafas dikarenakan peralatan selam kurang berdaya guna.
e. Kekurangan O2 (Hypoxia) dikarenakan ventilasi paru-paru yang tak cukup dan hal-hal
lainnya.
Struktur Alveoli berupa kantong kecil dan tipis, melekat erat dengan lapisan pembuluh-
pembuluh darah halus (kapiler) yang membawa darah bebas O2 dari jantung. Molekul 02 disaring
melalui dinding pembuluh darah tersebut untuk masuk ke aliran darah. Sama halnya dengan CO2
yang dilepaskan dari aliran darah ke dalam kantong udara untuk dikeluarkan melalui pernafasan. Saat
tersebut akan menentukan jumlah oksigen yang masuk ke dalam darah dan jumlah CO2 yang
dikeluarkan dari darah.
17
Pendidikan Akademis Penyelaman
Gas cenderung untuk berdifusi dari daerah dengan tekanan partial tinggi ke daerah dengan
tekanan partial lebih rendah terjadi karena selisih tekanan (pressure gradient). Selisih tekanan O2 dari
aveoli ke aliran darah atau sebaliknya, selisih tekanan CO2 dari saluran darah ke aveoli menentukan
pertukaran gas tersebut di paru-paru. Keseimbangan akan terjadi dengan masuknya O2 ke aliran darah
dari paru-paru dan dengan masuknya CO2 dari aliran darah ke paru-paru.
Selisih tekanan yang sama juga terjadi pada tingkat jaringan darah, dimana CO2 dilepas oleh
jaringan masuk ke aliran darah dan O2 berdifusi di dalam jaringan tubuh. Proses ini berulang di tiap
proses pernafasan dan sirkulasi darah. Pertukaran gas melalui proses difusi yang bergantung pada
tingkatan yang sesuai dengan BJ (berat jenis) gas bersangkutan. Di alveoli, O2 berdifusi lebih cepat
dari CO2 karena BJ-nya lebih rendah. Difusi gas di dalam jaringan tubuh sangat dipengaruhi oleh
daya larutnya di dalam cairan jaringan dan darah. Karena CO2 +24 kali lebih mudah larut di dalam
darah dibandingkan O2, maka keseluruhan kecepatan difusi CO2 akan meningkat + 20 kali lipat.
Difusi gas akan menurun dipengaruhi beberapa faktor seperti kelainan-kelainan dinding alveoli,
peredaran pembuluh darah halus yang tidak sempurna mengurangi suplai darah ke alveoli. Salah satu
dari hal diatas juga menyebabkan kurangnya O2 kedalam darah dan berkurangnya CO2 dari darah.
Jadi Hypoxia (kekurangan O2) / Hypercapnia (kelebihan CO2) dapat terjadi.
18
Pendidikan Akademis Penyelaman
3.5 JANTUNG & FUNGSI PEREDARAN DARAH
Peredaran darah yang dimaksud secara sederhana adalah proses transportasi O2 ke dan dari
jaringan-jaringan tubuh dengan membawa kembali C02 ke paru-paru. Sistem sirkulasi dikedalikan
oleh jantung selayaknya pompa sentral. Darah dari jantung ke jaringan melalui pembuluh darah besar
yang disebut Arteri. Kemudian bercabang-cabang ke pembuluh kecil (Arteriol) hingga ke jaringan
tubuh berupa pembuluh-pembuluh halus (kapiler). Jaringan pembuluh kapiler membawa kembali
darah yang tidak mengandung O2, masuk ke pembuluh-pembuluh darah kecil yang akan bergabung
ke sistem pembuluh darah balik yang lebih besar disebut Vena dan kembali ke jantung. Istilah
sirkulasi muatan darah di paru-paru terbalik dengan organ jantung, karena disini arteri paru-paru
membawa darah yang bebas 02, sedangkan vena paru-paru membawa darah yang mengandung 02
dari paru-paru ke jantung. Pembuluh arteri mensirkulasikan darah pada tekanan tertentu dan memiliki
dinding otot yang tebal. Dinding vena cenderung menipis dan tidak elastic karena tekanan darah di
dalam-nya rendah. Dinding pembuluh kapiler terdiri dari suatu lapisan tunggal dan sel-sel untuk
mempermudah difusi gas.
Jantung itu sendiri merupakan satu unit yang terdiri dari dua bilik (ventrikel) dan dua serambi
(atrium). Katup-katup (valves) menjaga agar darah tidak mengalir balik ke dalam atrium bila ventrikel
mengerut. Setiap sisi jantung bebas dari pada yang lainnya, tetapi masing-masing mengkerut secara
bersamaan pada setiap putaran. Kecepatan mengkerut jantung berbeda pada tiap-tiap orang, rata-rata
kecepatan normal pada saat istirahat adalah 60-80 per menit dan pada saat bekerja antara 80-150 per
menit.
Pada umumnya di dalam tubuh terdapat + 6 liter darah yang terdiri dari cairan serum, zat
pembeku darah (plasma), sel-sel darah merah yang mengandung 02 dan C02, serta sel-sel darah putih
yang berguna untuk melawan infeksi. Volume darah biasanya konstan, tetapi kecepatan peredaran
darah sangat berbeda dan tergantung pada kebutuhan 02 oleh jaringan. Oleh karena itu, pada waktu
kerja, denyut nadi atau jantung akan meningkat agar dapat mensuplai lebih banyak darah dengan O2
ke dalam jaringan. Saat yang bersamaan, lebih banyak C02 yang dilepaskan jaringan. Pengisian
jantung juga akan meningkat pada setiap siklusnya yang meningkatkan kompresi suplai darah. liter
darah per menit pada waktu istirahat, dan bisa mencapai 25 liter pada saat latihan atau bekerja.
Tekanan darah dan volume darah harus tetap berada dalam batas tertentu agar jaringan tubuh tidak
kekurangan 02 dan mencegah pecahnya arteri. Tekanan darah tergantung pada kecepatan dan
kekuatan pengerutan jantung dan daya tahan arteri terhadap aliran darah.
Faktor-faktor ini masuk dalam pengawasan susunan saraf yang pada gilirannya dipengaruhi
oleh organ-organ tubuh yang peka terhadap perubahan tekanan. Tekanan darah saat istirahat,
normalnya 120 s/d 140 mmHg selagi jantung mengkerut (sistolik) dan 70-80 mmHg sewaktu jantung
mengembang (diastolik). Tekanan darah ini diukur pada saat yang sama dan tertulis sistolik / diastolik,
contohnya 120/70. Apabila tekanan darah turun, peredaran darah berkurang dan terjadi penyusutan
19
Pendidikan Akademis Penyelaman
kadar 02 ke jaringan tubuh yang membutuhkan. Peredaran darah yang terlalu cepat dapat mengurangi
volume darah yang berdampak pada penurunan tekanan darah.
Shock akan dialami jika terjadi penurunan tekana darah yang hebat. Bila shock tidak dapat
diatasi, akan mengakibatkan kematian karena suplai darah yang membawa 02 ke jaringan berkurang,
terutama ke jaringan otak. Mengatasi shock antara lin dengan memberikan cairan (infus) melalui
pembuluh darah (intra vena) agar meningkatkan volume darah dan tekanan darah.
3.7 SINUS
Sinus adalah rongga udara yang terdapat di kepala. Terdapat 4 macam sinus di kepala yaitu :
a. Sinus Frontalis
b. Sinus Ethmoidalis
c. Sinus Maxilaris
d. Sinus Splienodalis
20
Pendidikan Akademis Penyelaman
Semua sinus tersebut berhubungan dengan nasopharing melalui saluran udara berongga agar
udara dapat masuk dan keluar serta untuk mengeluarkan genangan cairan yang mungkin terjadi.
Apabila saluran ke dalam rongga sinus tersumbat, maka udara pernafasan dari hidung dan
tenggorokan tidak akan dapat masuk ke dalam rongga sinus untuk mengimbangi tekanan pada
jaringan. Terjadilah pembengkakan dan mungkin disusul dengan pendarahan jaringan yang
menempati sebagian dari rongga sinus.
Sumbatan pada saluran udara dapat disebabkan oleh
keadaan-keadaan berikut :
a. Sinusitis (infeksi atau alergi) dimana
pembengkakan dan kongesti (radang) jaringan
menyebabkan hambatan mekanis.
b. Rhinitis (high-fever), prosesnya sama dengan
sinusitis.
c. Polip (pertumbuhan jaringan kecil/tulang muda yang dapat menyumbat saluran sinus).
d. Lipatan jaringan yang berlebihan.
e. Sumbatan oleh lendir yang mongering
Semua sinus tersebut berhubungan dengan nasopharing melalui saluran udara berongga agar
udara dapat masuk dan keluar serta untuk mengeluarkan genangan cairan yang mungkin terjadi.
Apabila saluran ke dalam rongga sinus tersumbat, maka udara pernafasan dari hidung dan
tenggorokan tidak akan dapat masuk ke dalam rongga sinus untuk mengimbangi tekanan pada
jaringan. Terjadilah pembengkakan dan mungkin disusul dengan pendarahan jaringan yang
menempati sebagian dari rongga sinus. Sumbatan pada saluran udara dapat disebabkan oleh keadaan-
keadaan berikut :
a. Sinusitis (infeksi atau alergi) dimana pembengkakan dan kongesti (radang) jaringan
menyebabkan hambatan mekanis.
b. Rhinitis (high-fever), prosesnya sama dengan sinusitis.
c. Polip (pertumbuhan jaringan kecil/tulang muda yang dapat menyumbat saluran sinus).
d. Lipatan jaringan yang berlebihan.
e. Sumbatan oleh lendir yang mongering
3.8 TELINGA
Telinga terdiri dari 3 bagian utama yaitu :
a. Telinga bagian luar.
b. Telinga bagian tengah.
c. Telinga bagian dalam
Masing-masing bagian telinga tersebut mempunyai fungsi yang berbeda-beda. Telinga bagian
luar adalah daun telinga yang berperan dalam melindungi saluran auditor. Saluran ini dilindungi
rambut dan kelenjar keringat yang mengeluarkan lilin untuk menangkap partikel asing. Telinga bagian
21
Pendidikan Akademis Penyelaman
tengah merupakan rongga udara yang dikelilingi oleh jaringan dan tulang-tulang yang dapat menahan
tekanan udara, di dalamnya terdapat tulang-tulang penghantar yang menghubungkan gendang telinga
dengan telinga bagian dalam.
Gendang telinga adalah selaput yang lentur dan peka yang memisahkan kedua bagian teIinga
ini. Sedangkan telinga bagian dalam tidak mempunyai rongga udara, terletak diantara tulang dan
terdiri dari organ pendengaran dan keseimbangan yang berisi cairan. Telinga bagian tengah dan dalam
dipisahkan oleh dua selaput tipis yaitu tingkap lonjong (oval window) dan tingkap bundar (round
window). Pada saat penyelam turun ke kedalaman, tekanan di kedalaman akan berpengaruh ke telinga
bagian tengah dan secara tidak langsung ke telinga dalam.
Ekualisasi tekanan terhadap rongga telinga tengah perlu dilakukan pada setiap perubahan
tekanan sekeliling dimana penyelam berada. Ekualisasi tekanan dilakukan dengan mengalirkan udara
yang bertekanan sama dengan tekanan sekelilingnya melalui saluran Eustachian (penghubung telinga
tengah dengan tenggorokan)
22
Pendidikan Akademis Penyelaman
IV. FISIKA PENYELAMAN
Tekanan partial dari suatu gas di dalam campuran diperoleh dengan mengalikan prosentase
gas dengan tekanan total pada tekanan kedalamannya. Peningkatan tekanan partial didalam air terjadi
sebagai berikut :
Permukaan = (1 ATA)
= 0,8 ATA N2 + 0,2 ATA 02 (PP02 = 20% x I ATA)
10 meter = (2 ATA)
= 1,6 ATA N2 + 0,4 ATA 02 (PP02 = 20% x 2 ATA)
20 meter = (3 ATA)
= 2,4 ATA N2 + 0,6 ATA 02 (PP02 = 20% x 3 ATA)
40 meter = (5 ATA)
= 4,0 ATA N2 + 1,0 A-rA 02 (PP02 = 20% x 5 ATA)
Dari penjelasan diatas terlihat bahwa pada kedalaman 40 meter (tekanan 5 ATA), penyelam
yang bemafas dengan udara biasa akan menghirup oksigen dengan tekanan partial yang sama (1 ATA)
seperti bila ia sedang menghirup 100% 02 di permukaan air. Pemahaman hukum ini penting untuk
mengetahui efek toksik gas pernafasan pada kedalaman, penyakit dekompresi dan penggunaan
oksigen maupun campuran gas untuk tujuan pengobatan.
Sebagai contoh, seorang penyelam yang menghirup suatu campuran gas 60%-O2 dan 40%-
N2 resikonya menderita keracunan O2 pada kedalaman sekitar 30 meter (4 ATA).
Tekanan partial Oksigen (PPO2)
= 60/100 x 4 ATA
= 2,4 ATA (Toksik)
Tekanan partial Nitrogen (PPN2)
23
Pendidikan Akademis Penyelaman
= 40/100 x 4 ATA
= 1,6 ATA
Jumlah tekanan
= 2,4 ATA + 1,6 ATA
= 4 ATA
3. Hukum Charles
Hukum ini menyangkut hubungan antara suhu, volume, dan tekanan. Dinyatakan bahwa bila
tekanan tetap konstan,volume dari sejumlah gas tertentu adalah berbanding lurus dengan suhu absolut.
Hukum ini sangat erat hubungannya dengan sifat kompresi dan dekompresi dari gas-gas yang juga
berkaitan dengan gas-gas dalam aliran darah berwujud cair di tubuh manusia yang dapat menjadi
lewat jenuh saat menyelam dengan udara tekan (tabung).
24
Pendidikan Akademis Penyelaman
menyebabkan gangguan-gangguan fisiologi yang bisa menjadi kritis seperti gangguan irama
pernafasan, vertigo (pusing) dan sakit kepala berdenyut-denyut.
4.4. SUARA
Suara di dalam air sangat dipengaruhi oleh media penghantarnya yaitu cairan. Karena air
lebih rapat dari pada udara, maka kecepatan suara di dalam air menjadi +4 kali lebih cepat. Suara di
udara akan cepat kehilangan energinya bila dipancarkan ke dalam air. Perbedaan media udara dan air
membuat kita sukar untuk mendengarkan suara yang dibuat di udara dekat permukaan air. Identifikasi
jenis suara (frekwensi) terhadap pendengaran penyelam di dalam air akan berkurang karena air berada
langsung ke selaput gendang telinga bagian luar. Apa lagi jika penyelam mengenakan penutup kepala
(hood) yang lebih mengurangi ambang pendengaran. Telinga manusia telah diciptakan untuk
melokalisir arah suara di udara bila berada di darat. Di dalam air, mekanisme ini akan terganggu oleh
karena suara berjalan 4 kali lebih cepat. Akibatnya lokalisir suara menjadi lebih sulit oleh karena di
dalam air suara akan dihantarkan ke organ pendengaran lebih baik melalui tulang kepala dari pada
melalui gendang telinga.
25
Pendidikan Akademis Penyelaman
V. LINGKUNGAN PENYELAMAN
Memahami daerah dan kondisi lokasi penyelaman disertai latihan yang benar akan membantu
penyelaman anda menjadi aman, walau penyelaman tersebut dilakukan di lautan, danau, dermaga,
daerah berkarang dan kondisi lainnya. Konsultasi awal dengan penyelam lokal atau para penyelam
yang pernah menyelam di daerah tersebut adalah langkah yang bijak sebelum anda menyelam di
daerah yang baru atau asing. Umumnya, mereka dengan senang hati akan memberikan informasi
kepada anda, mengenai hal-hal yang mungkin harus dihadapi ataupun dihindari.
Periksalah terlebih dahulu daerah penyelaman dari dataran di ketinggian agar lebih mudah
untuk mengamati atau observasi, kondisi pergerakan air, visibility (jarak pandang), cuaca di kejauhan,
daerah untuk entry dan exit, dan hal-hal lain yang diperlukan sebagai data untuk mematangkan
rencana penyelaman anda. Tiap daerah dan karakter lingkungannya selalu menyajikan keragaman
kondisi dan lokasi penyelamannya, apakah menyangkut kondisi fisik daratan dan perairan, maupun
situasi dan kondisi mahluk yang bakal dijumpai selama melakukan aktifitas penyelaman tersebut.
Mengenal karakter fisik alami dan perubahan yang terjadi dapat mengantisipasi suatu keadaan darurat.
Tentunya sikap dan tindakan yang harus dilakukan juga perlu di cermati dalam usaha mencegah dan
memperkecil resiko.
26
Pendidikan Akademis Penyelaman
(ombak hempasan). Sedangkan aliran air yang kembali ke laut sebagai akibat Up-rush disebut
BACKRUSH (ombak tarik). Backrush ini dapat dengan mudah menjatuhkan seorang penyelam
(Diver) yang berpelengkapan berat. Backrush akan mengalir kembali ke laut dengan jarak yang
pendek di bawah gelombang yang sedang menuju kepantai. Pantai dengan kelandaian agak curam
akan berpotensi beraliran backrush yang kuat.
5.3 ARUS
Arus adalah perpindahan air dari suatu tempat ketempat lain. Terdapat beberapa penyebab
terjadinya arus antara lain :
a. Geografis
b. Perbedaan Temperatur
c. Perbedaan bentuk relief
d. Pasang Surut
e. Gelombang
f. Perbedaan kadar garam
g. Angin, dll...
Tidal Current
Tidal Current (Arus Pasang Surut): Arus ini terjadi karena adanya pergerakan air laut saat
pasang ke surut atau sebaliknya. Pasang surut di daerah tertentu memainkan peranan yang penting
terhadap kuat arus dan kejernihan air. Air selalunya akan lebih jernih pada keadaan air pasang.
Rip Current
Rip Current atau ‘Arus celah’ terjadi di dekat pantai dan disebabkan karena air di dorong oleh
gelombang atau angin ke pantai dan mengalir kembali ke laut melalui celah yang sempit. Rip current
dapat terjadi pada kondisi seperti di atas dengan di tandai oleh aliran arus dan buih yang mengalir
keluar menjauhi pantai. Air berlumpur dan keruh juga menjadi indikator adanya Rip current ini.
Hindarilah arus jenis ini jika akan menyelam. Apabila anda terbawa arus menjauhi pantai dan sukar
untuk kembali ke pantai, umumnya dikarenakan anda telah terseret oleh Rip Current. Jika
terperangkap dalam rip current, maka untuk melepaskan diri adalah dengan cara berenang sejajar
27
Pendidikan Akademis Penyelaman
pantai sampai terbebas dari pengaruh arus, dan kemudian barulah anda berenang menuju pantai
melawati jalur lain yang aman. Natural Rip Current: Pada beberapa daerah karang dan daerah
berbatuan legok, arus celah alami dapat timbul di antara relung-relung, dan formasi landasan serta
alur yang menembus karang. Alun arus jenis ini akan berubah-ubah tergantung dari kondisi pasang
surut di daerah tersebut.
Longshore Current
Angin yang bertiup ke pantai dan membentur daratan sehingga angin terbiasa bergerak
sepanjang pantai. Hal ini mengakibatkan permukaan air akan bergerak paralel menjadi arus yang
menyusuri pantai dan disebut ’Longshore Current’ (arus paralel pesisir) Jika saat orientasi dan
mengetahui adanya arus jenis ini dan ternyata tidak terlalu kuat, maka dapat direncanakan titik
masuk (Entry) dan titik keluar (Exit) pada daerah yang sama. Usahakan mengawali penyelaman
dengan melawan arus, sehingga anda dapat melayang- layang santai terbawa arus kembali ke exit
tanpa kesulitan.
5.4 THERMOCLINE
Di dalam air, suhu air sendiri tidak sama dan tetap. Terdapat lapisan-lapisan air yang berbeda
suhunya disebut THERMOCLINE Perbedaan suhu lapisan air membuat kita harus memperhitungkan
jenis pakaian selam yang sesuai. Untuk daerah tropis, kita dapat berenang di permukaan hanya dengan
menggunakan kaos atau tanpa memakai baju. Tetapi jika menyelam lebih dalam lagi maka kita
membutuhkan pakaian selam yang lebih tebal untuk menghindari kehilangan panas tubuh yang
berlebihan secara cepat dimana semakin dalam kita menyelam, maka suhu air akan semakin dingin.
Flora dan fauna di kedalaman juga akan semakin berkurang dan berbeda.
28
Pendidikan Akademis Penyelaman
5.6 BERAT JENIS AIR
Berat jenis air mempengaruhi daya apung dari penyelam. Di air tawar, yang mempunyai berat
jenis (BJ) lebih rendah dari air laut, maka daya apung seseorang akan lebih kecil dari di air laut.
Misalnya seorang penyelam di air tawar memerlukan pemberat sebesar 3 kg, maka di air laut
diperlukan jumlah pemberat yang lebih. Demikian pula jika kita menyelam di laut yang setiap
daerahnya memiliki BJ yang berbeda. BJ air laut di perairan Indonesia rata-rata tempat adalah sama.
29
Pendidikan Akademis Penyelaman
VI. MARINE BIOLOGY
6.1 BARRACUDA
Species Barracuda Sphyraenidae mencapai 20 jenis didunia ini
Ada jenis yang sangat besar yang disebut (Sphyraena barracuda)
yang mampu menyerang manusia
Hidup berkelompok dan ada juga yang menyendiri.
Suka ditempat yang teduh dibawah benda yang terapung atau
terlindungi dari sinar matahari
Giginya sangat tajam,gigitannya meninggalkan bekas huruf "V
Pandangan matanya penuh curiga dan waspada,sangat suka dengan benda berkilau seperti
gelembung udara,sinar lampu atau sesuatu warna yang sangat menyolok,dsb.
Hindari dan lihatlah saja jangan diganggu!!
30
Pendidikan Akademis Penyelaman
6.4 JELLY FISH
Phylum coelenterata, Class Scyphozoa
Binatang ini termasuk kategori tidak agresif ,suka diperairan yang dangkal
Berwarna bening dan nyaris bagian-bagian terkecilnya pada rumbal tentakel
hampir tidak terlihat oleh mata.
Sengat yang terdapat pada rumbai tentakelnya sangat berbisa
Racunnya bernama :Chironex
Beberapa jenis seperti Portuguese Man O War merupakan koloni hidroid
( Physalia utriculus)
Jelly Box (Sea Wasp) memiliki racun yang sangat mematikan dan panjang tentakelnya hingga
7meter
Hindari renang atau menyelam tanpa pelindung badan,gunakan pakaian pelindung Wetsuit atau Skinsuit
Jangan mencoba coba menyentuh ataupun memegang, hindari!!!
6.5 RAY
Sting Ray atau Phylum Chordata, Classs Chondrichthyes.
Binatang ini tergolong tidak agresif dan cenderung pemalu
Ekornya memiliki alat semacam pisau yang sangat tajam yang
terletak dibagian belakang.
Suka berdiam diri dipasir pada dasar laut dan cenderung tidak
tampak
Berhati-hati pada saat menginjakkan kaki di daerah pepasiran,
karena kecepatan sabet ekornya dapat mencapai 120km/jam
Ada jenis Ray (Torpedo Ray) yang dapat menghasilkan listrik hingga 80 Volt
sebagai cara untuk melindungi dirinya
31
Pendidikan Akademis Penyelaman
6.7 SEA SNAKE
Phylum Chordata, Class Reptilia, atau Hydrophidae
Hidup didua media :laut dan darat, dapat bertahan hingga 8jam didalam air.
Sifatnya pemalu terkadang cenderung ingin tahu
Bermulut sangat kecil karena makanannya nanya ikan-ikan kecil pula
Warnanya bermacam-macam.ada yang berwarna belang kuning hitam
,coklat kuning.hijau dsb
Berekor pipih dibagian ujungnya yang dipakai untuk berenang.
Gigitannya berbisa yang sangat beracun, bisanya mencapai 4 s/d 8 kali lebih
kuat dari bisa ular Cobra
Hindari jangan disentuh dan usahakan menggunakan Wetsuit berukuran tebal minimal 3ml
32
Pendidikan Akademis Penyelaman
sekujur tubuhnya berduri.
Ikan ini sangat beracun yang disebut tetrodotoxin dan racun tersebut sanggup
membunuh 20 orang dewasa,bahkan 1200 kali lebih kuat dari racun cyanide
yang kita kenal.
Bangsa Jepang terkenal dengan seni memasak jenis ikan ini, yang disebut FUGU
untuk dikonsumsi,
Jangan mencoba-coba mengkonsumsi ikan jenis ini,karena racunnya mematikan,
hindari!!!
6.11 SHARK
Great White Shark (Carcharodon carchanas) atau hiu putih raksasa
merupakan jenis ikan hiu yang sangat buas dan keiam di lautan,terlebih lagi
dimusim melahirkan
Panjang dewasa mencapai 7 meter dan beratnya 3,5 ton.
Berbagai jenis Hiu yang terdapat di didunia ini, salah satunya Reef Shark
(Blacktip , Grey dan Whitetip) kebanyakan hidup pada areal yang berkarang
Ukuran panjang ikan dewasa dapat mencapai 2 meter lebih.
Mereka adalah kategori pemburu cerdas dimalam hari
Sedangkan Hammer Head (Martil) merupakan salah satu dari sekian banyak species ikan hiu yang
sifatnyapun hampir sama
33
Pendidikan Akademis Penyelaman
nematocyst.
Sengatan hydroid maupun karang api dapat menimbulkan gatal-gatal yang hebat pada kulit
manusia
Gunakan pakaian pelindung wetsuit atau skinsuit untuk menghindarinya
Jangan dipegang atau hindari sentuhan dengan keduanya
34
Pendidikan Akademis Penyelaman
DIVE TABLE
35
Pendidikan Akademis Penyelaman
36
Pendidikan Akademis Penyelaman
37
Pendidikan Akademis Penyelaman
38
Pendidikan Akademis Penyelaman