Anda di halaman 1dari 38

PENDIDIKAN AKADEMIS PENYELAMAN (PAP)

“OPEN RECRUITMENT”
UNIT KEGIATAN SELAM - 387 (UKSA-387)
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
I. SEJARAH PENYELAMAN

Dalam sejarah tidak tercatat siapa orang yang pertama kali menelam. Diduga bahwa teknik
penyelaman pada zaman dahulu kala tidaklah berbeda dengan cara yang dilakukan oleh penyelam
mutiara alam sekarang. Penyelaman purbakala mungkin menggunakan batu pemberat agar dapat lebih
cepat turun kedalam air, tetapi diperkirakan mereka tidak pernah menyelam lebih dari 30 meter dan
lamanya tidak lebih dari 2 menit. Penyelaman pada mulanya digunakan bagi kepentinga militer dan
penyelamatan kapal. Pada tahun 33M, dilaporkan bahwa Alexander yang agung melakukan
penyelaman di dalam sebuah lonceng penyelaman (diving bell). Pada peperangan laut antara tahun
400M-1800 diketahui bahwa penyelam telah berperan secara aktif.
Pada sejarah romawi kuno tercatat penggunaan alat selam dengan suplai udara dari
permukaan yang pertama kalinya 77 M, liny menggunakan pipa udara ke permukaan untuk
penyelamannya. Alat ini mungkin berupa snorkel yang pertama kali. Penggunaan alat ini terbatas pada
penyelaman di dekat permukaan karena adanya ruang hampa di dalam pipa yang tidak boleh terlalu
panjang. Leonardo da Vinci pernah membuat beberapa sketsa pakaian selam. Sejak tahun 1500 telah
banyak dibuat rancangan pakaian selam, akan tetapi kebantyakan tidak dapat digunakan untuk
kedalaman yang melebihi beberapa meter saja.
Namun demikian hal tersebut menunjukan betapa besarnya hasrat manusia untuk berada si
permukaan air walaupun hanya untuk beberapa menit saja. Pada tahun 1680 seorang italia bernama
Borelli merancang suatu alat yang secara kasar menyerupai alat selam dengan sirkulasi udara nafas.
Walaupun kurang praktis ide tersebut mendapat sambutan hangat pada masa itu. Dari berbagai fakta
tersebut teryata hampir semua alat selam yang dirancang mempunyai bentuk yang primitif dan tidak
bisa berfungsi dengan baik. Namun demikian, sejak abad ke-17 penggunaan lonceng penyelaman
(diving bell) telah berhasil dan memuaskan. Penyelaman dengan helmet lambat laun mulai di terima
sebagai salah satu teknik penyelaman bersamaan dengan ditemukannya alat pemompa udara yang
cukup efisien pada tahun 1800an.
Pada masa itu pemompaan udara cara utama unruk mensuplai udara bagi penyelam. Cara ini
memungkinkan penyelaman yang lebih dalam dan lebih lama, dan sekaligus menimbulkan problema
fisiologis pada lingkungan bawah air. Pada tahun 1837, Agustus Siebe merancang pakaian selam yang
merupakan cikal bakal dari pakaian modern yang sekarang. Namun demikian penemuan alat
selamdengan udara nafas yang dibawa sendiri oleh penyelam tidaklah ddisertai dengan
tersedianyakompresor dan reservoir udara yang cukup kuat. Pada tahun 1865 Benoist Rouquayrol dan
Denayruze dari Prancis menemukan regulator yang dapat digunakan pada alat selam SCUBA (Self
Containned Underwater Breathhing Apparatus). Tapi oleh karena juga belum ditemukan
kompresor dan reservoir udara yang baik, penggunaannya masih terbtas untuk penyelaman dengan
suplai udara dari permukaan. Pada taun 1878 H.A. Fleuss membuat alat selam sirkuit tertutup dengan
oksigen sebagai media nafas. Ia menggunakan potassium soda untuk menyerap CO 2 yang dikeluarkan

2
Pendidikan Akademis Penyelaman
dari pernafasan. Penemuan ini merupakan dasar dari pembuatan alat selam sirkuit tertutup yang
modern.
Penyelaman pada akhir tahun 1800an mampu mencapai pada kedalaman 50 meter, akan tetapi
penyakit Dekompresi (bends) muncul sebagai problema utama yang banyak menyebabkan cedera
pada penyelam. Barulah pada awal abad ke-20 ini Dr. J. S. Haldane merumuskan tabel dekompresi
untuk mengatasi problema tersebut. Tabel tersebutt didasarkan pada dugaan bahwa penyakit
dekompresi dapat diakibatkan apabila melakukan penghentian untuk dekompresi pada setiap
perbandingan pengurangan tekanan 2:1. Hal ini didasarkan pada perhitungan matematis dari
tingkahlaku gas-gas lembam dalam tubuh. Tabel Haldale ini merupakan dasar dari tabel pentahapan
dekompresi yang ada sekarang. Pada penyelidikan selanjutnya diketahui bahwa pada kedalaman yang
lebih besar teryata tebel kurang bermanfaat. Akan tetapi penggunaan tabel ini telah banyak
menyelamatkan jiwa penyelam.
Penyelidikan pada tahun 1900an telah banyak membawa kemajuan pada bentuk dari alat
selam, dan sejak tahun 1940 penggunaan alat selam tersebut semakin meningkat. Rancangan dari
regulator suplai udara dari silinder udara tekan yang di bawa pada punggung penyelam oleh Cousteau
dan Gagnan (1943) belum banyak mengalami perubahan hingga saat ini kecuali beberapa modifikasi
kecil. Alat selam sirkuit tertutup yang menggunakan oksigen atau campuran oksigen/nitrogen sebagai
media nafas telah banyak mengalami perubbahan sejak pertama kali digunakan oleh penyelam
Angkatan Laut Italia pada perang Giblatar tahun 1941. Dengan makin bertambah dalamnya
penyelaman, faktor ekonomi dari gas yang digunakan untuk bernafas menjadi salah satu problema
utama dan oleh karenannya sistem tertutup menjadi sangat penting. Penyelaman yang melebihi
kedalaman 100 meter tidak hanya memerlukan allat selam sirkuit tertutup ataupun setengah tertutup
yang khusus. Tetapi juga campuran dari gas lembam dengan oksigen atau gas-gas lainnya. Oleh
karena efek narkotiknya yang tinggi pada kedalaman yang lebih besar, penggunaan yang lebih besar,
penggunaan nitrogen telah diganti oleh gas lembam lainnya seperti helium dan hydrogen. Namun
penggunaan kedua jenis gas ini juga masih menimbulkan komplikasi karena pada prinsipnya semua
jenis gas menyebabkan terjadinya problema fisiologis yang khas.
Sampai sekarang belum ditemukan campuran gas yang benar-benar ideal. Berkembangnya
penyelaman saturasi membawa perubahan besar yang cukup menguntungkan, baik ditinjau dari segi
kemampuan untuk mencapai kedalaman yang lebih dalam maupun kemampuan bekerja yang lebih
efektif dan efisien di kedalaman yang dalam. Yang dengan sendirinya secara ekonomis lebih
menguntungkan. Prinsip dari sistem ini adalah tercapainya kejenuhan seluruh jaringan tubuh oleh gas
lembam pada suatu kedalaman tertentu. Apabila kedalaman tersebut telah tercapai tubuh tidak akan
mampu lagi menyerap gas lembam walaupun untuk jangka waktu yang lama. Dengan demikian
lamanya penyelam an tidak akan memperpanjang waktu dekompresi. Cara ini digunakan pada hampir
semua penyelaman yang membutuhkan waktu lama pada kedalaman melebihi 100 meter.

3
Pendidikan Akademis Penyelaman
II. PENGENALAN PERALATAN SELAM

Untuk mengadaptasikan keadaan tubuh kita pada suatu lingkungan cair, maka dibutuhkan
beberapa jenis peralatan. Telah kita sadari bahwa pengaruh-pengaruh air menimbulkan kebutuhan
akan :
1. Sebuah rongga udara di depan kedua mata kita.
2. Suatu bentuk isolasi (pelindung) untuk tubuh.
3. Suatu pertolongan untuk mengatur keterapungan.
Sebuah peralatan yang memungkinkan manusia dapat bertahan lama di dalam air. Dengan
demikian manusia menciptakan berbagai peralatan untuk dapat menyesuaikan dirinya terhadap
lingkungan cair tersebut.

2.1 MASKER
Masker memberikan suatu rongga udara diantara mata dan air. Masker juga membuat kita
dapat melihat dengan jelas serta melindungi mata terhadap iritasi. Masker akan mengalami tekanan
hidrostatis pada saat menyelam, keadaan ini haruslah diequalisasikan yaitu dengan cara
menghembuskan udara kedalam masker melalui hidung. Hal ini yang menyebabkan hidung harus
diikutsertakan ke dalam masker dan alasan ini mengapa googles perenenag tidak dapat dipakai untuk
menyelam. Disamping kegunaan masker tersebut diatas, masker juga menimbulkan efek yaitu
kombinasi sudut bias dan indeks bias antara air. Jarak kaca dan udara dalam rongga masker akan
menyebabkan benda-benda kelihatan lebih besar dan lebih dekat.

Syarat-syarat
a. Safety glass: Kacanya harus terbuat dari bahan kaca TEMPERED, bukan dari plastik yang
mudah tergores. Kaca / lensa harus terpasang kokoh pada tempatnya.
b. Volume kecil: Dengan volume sekecil mungkin akan memudahkan pada saat equalizing
ataupun mask clearing.
c. Penglihatan luas: Akan sangat menyenangkan bila medan penglihatan seluas mungkin. Hal ini
didapatkan dengan dua cara yaitu dengan kaca yang luas atau dengan kaca yang tidak terlalu
luas akan tetapi sedekat mungkin dengan mata.
d. Nose Pocket: Merupakan bagian terpenting dari masker, sebab diperlukan pada saat equalisasi
tekanan yang terjadi pada masker saat menyelam.
e. Edge Seal: Adalah bagian masker yang menempel ke kulit wajah untuk menahan terhadap
kebocoran. Masker masa kini dilengkapi double seal, jauh lebih baik dari pada masker lama
yang masih single seal.
f. Lensa koreksi: Sekarang telah banyak masker yang dijual dipasaran dengan bagian kacanya

4
Pendidikan Akademis Penyelaman
dapat diganti dengan lensa koreksi yang sangat membantu bagi penyelam yang berkacamata.

Memilih Masker
Pada suatu diving centre atau toko alat-alat selam tentunya terdapat berbagai jenis masker dan
tidak semua cocok untuk seseorang karena selera tiap orang berbeda. Pada prinsipnya pilihlah masker
yang masih baik dan enak dipakai. Mula-mula pilihlah masker yang anda sukai, kemudian tanpa
menggunakan strapnya, pasanglah masker tersebut pada muka anda dan hisaplah udara didalamnya
dengan hidung sedikit mungkin, kemudian tahanlah nafas anda, jika masker anda bertahan pada muka
anda tanpa sedikit kesukaran-pun, mungkin masker tersebut yang cocok untuk wajah anda.

Jenis-jenis
a. Ditinjau dari bahan: rubber atau silicon plastic
b. Ditinjau dari kaca: single, double, triple atau quadruple
c. Nose Pocket: dilengkapi katup buang atau tidak. Sebaiknya hindari sebuah masker dengan
katup buang sebab pada saat menyelam jika katupnya tidak berfungsi maka air akan masuk ke
dalam masker melalui katup tersebut. Hal ini sangat tidak menyenangkan saat penyelaman.

Pemakaian :
a. Beri cairan anti FOG atau saliva
b. Bebaskan rambut yang tergurai ke wajah
c. Pasang mask diwajah
d. Tarik strap kebelakang
e. Atur mask strap tidak terlalu longgar
f. Sesuaikan strap tidak terlalu ketat

Pemeliharaan :
a. Cuci air tawar
b. Keringkan
c. Seka sisa bercak air dengan kain pembersih
d. Jauhkan dari sinar matahari langsung

2.2 SNORKEL
Snorkel adalah sebuah pipa untuk bernafas yang sederhana, dimana akan berguna untuk skin
diving atau beristirahat di permukaan air. Mengggunakan snorkel, seorang penyelam dapat bernafas
dengan mudah tanpa harus menegakkan kepalanya keluar dari air pada saat berada di permukaan air.
Snorkel membuat penyelam bebas mengamati keadaan di bawah air secara terus menerus. Jika ada air
yang masuk kedalam snorkel melalui ujung yang terbuka, maka si penyelam harus mampu meniup air

5
Pendidikan Akademis Penyelaman
keluar sebelum mengambil nafas berikutnya.

Jenis-jenis
1. Ditinjau dari bahan: rubber atau silikon
2. Ditinjau dari bentuk:
• J shaped: Tipe ini cukup baik udara cukup udara lancar melalui pipa tanpa hambatan.
• Tipe counter: Tipe ini lebih efisien dari pada tipe J, sebab bagian ujungnya yang melengkung
memudahkan pergerakan tangan.
• Fleksible hose: pipa pada bagian yang melengkung terbuat dari bahan fleksible, sisi dalamnya
ada yang bergelombang dan ada juga yang licin.

Terdapat juga jenis snorkel yang mempunyai katup buang pada bagian bawahnya, serta
bagian mouth piece yang khusus disesuaikan dengan bentuk mulut pemakai. Selain itu juga terdapat
snorkel model dry, saat menyelam air tidak akan memasuki pipa snorkel.
Prinsip memilih snorkel yang mempunyai pipa dengan maksimum panjang 17 inch serta
diameter 2,5cm agar mempermudah si pemakai untuk bernafas. Bagian dalamnya licin (tidak
bergelombang) sehingga tidak ada air yang tersisa pada saat mengeluarkan dari pipa. Bentuk mouth
piece cocok dan nyaman dumulut anda.
Snorkel dipasang dengan pengait dari bahan karet neoprene / silicon / bahan plastic pada sisi
kiri masker dan pengait dijepitkan pada strap masker yang disebut keeper. Setelah aktifitas
penyelaman, snorkel dibilas dengan air tawar, dikeringkan di bawah tempat yang teduh, kemudian
disimpan ditempat yang sejuk.

2.3 FINS
Fins menambah efisiensi serta mobilitas anda didalam air serta juga menambah laju
pergerakkan dengan usaha seminimal mungkin. Hal ini akan membuat tangan kita bebas melakukan
aktivitas lainnya daripada dipergunakan untuk berenang. Tujuan utama dari memakai fins adalah
memudahkan jelajah dan mendapatkan daya dorong untuk bergerak maju dan konstan dan bukan
kecepatan. Hal ini dilakukan dengan kayuhan kaki yang perlahan namun kuat serta santai, tentu
saja kecepatan dapat ditambah akan tetapi hal ini bukan menjadi alasan fin digunakan dalam kegiatan
selam rekreasi.

Jenis-jenis
a. Full foot: Tipe ini mempunyai ukuran yang serupa dengan
sepatu. Umumnya mempunyai ukuran yang lebih kecil dibandingkan dengan tipe yang
lainnya. Fins tipe ini lebih enak dipakai jika hanya berkaki telanjang. Namun karena bagian
tumitnya terbuat dari bahan yang tipis akan lebih cepat rusak.

6
Pendidikan Akademis Penyelaman
b. Open Heel: Fins tipe ini umumny a mempunyai strap yang
bisa diatur sesuai dengan kaki si pemakai dan dapat
dilonggarkan saat akan dilepas, selain itu disain yang akhir-
akhir ini muncul dilengkapi dengan 'buckle' yang dapat
dengan mudah dilepas dan dipasang kembali. Fins ini
mempunyai bidang yang lebih luas, panjang dan bentuknya lebih kokoh. Fins tipe ini didesain
untuk dipergunakan dengan boot.

Kedua tipe fins ini biasanya terbuat dari bahan-bahan antara lain: rubber, polyurethane,
thermoplastic dan berbagai campuran plastic. Selain 2 tipe dasar tersebut, bentuk rancangan fins
sangat bervariasi.

Memilih Fins
Hal utama dalam memilih fins adalah pilihan karakter design fins sesuai peruntukkannya dan
cocok buat kaki serta nyaman saat dipakai.

Perawatan
Seperti juga dengan masker, maka fins harus juga dirawat. Bilaslah dengan air tawar setelah
digunakan, kemudian keringkan dan simpan di tempat yang sejuk dan hindarilah terhadap himpitan.

2.4 BOOT

Beberapa alasan kita memakai boot, antara lain adalah untuk menghindari kaki lecet saat
memakai fins open heel serta memperkokoh posisi pemakaian fins dan menghindari kaki cedera jika
berjalan di atas batu karang. Memilih boot sebaiknya jangan terlalu ketat atau longgar.

2.5 LIFEVEST
Rompi apung adalah suatu alat yang biasa dipergunakan pada keadaan darurat. Namum
rompi apung pada selam dipergunakan untuk:
a. Netralisasi keterapungan pada setiap kedalaman.
b. Terapung dipermukaan air sambil berenang
c. Beristirahat terlentang di permukaan air dengan mengembangkan secara maksimal
d. Menyelamatkan diri sendiri ataupun menyelamatkan orang lain.

Untuk skin diving, umumnya dikenal dengan nama lifevest. Bentuk ini mempunyai volume
yang kecil dan dilengkapi dengan pipa peniup udara kecil dan sebuah tali pengikat tunggal. Terdapat

7
Pendidikan Akademis Penyelaman
dua jenis vest yang langsung digantungkan di leher dan langsung di gantung keleher. Jenis vest yang
kedua dilengkapi resliting di bagain tengahnya. Lifevest juga dilengkapi catridge berisi gas CO2 yang
berfungsi mengembangkan vest secara cepat dengan cara menarik katup pembuka cartridge (inflation
tab). Agar dapat melakukan penyelaman lebih dalam dan lebih lama, maka diperlukan peralatan
lainnya selain peralatan dasar selam. Peralatan-peralatan berikut dikenal sebagai peralatan dasar
SCUBA diving. Peralatan dasar dari SCUBA diving terdiri dari:
a. Compensator
b. Device (BCD)
c. Sistem Pemberat
d. Tabung SCUBA
e. Regulator
f. Gauge Instrument (Pressure & Deep)

Seluruh peralatan dasar ini merupakan satu kesatuan


yang disebut "SCUBA Unit" BOUYANCY COMPENSATOR
DEVICE (BCD) Saat penyelam turun lebih dalam, meningkatnya
tekanan akan mengurangi daya apung dari wet suit (neoprene) &
volume BCD, sehingga keadaan daya apung penyelam yang
sebelumnya netral menjadi negative. Hal ini menimbulkan ketidak
nyamanan dalam bergerak di bawah air. Udara dapat ditambahkan
kedalam BCD untuk kembali mendapatkan daya apung netral,
demikian sebaliknya saat penyelam Scuba naik daerah dangkal,
udara dapat dikurangi dari dalam BCD agar mengurangi kecepatan
naik atau menetralkan daya apung pada kedalaman tertentu. BCD juga bermanfaat untuk
mempertahankan daya apung positif, saat berenang atau istirahat di permukaan. BCD dapat
dimanfaatkan sebagai alat bantu apung diri sendiri atau penyelam lain saat keadaan darurat terjadi.
Secara umum BCD di design dalam satu kesatuan dengan "Back pack" (bagain untuk
menyandang tabung SCUBA). Ada 2 Konstruksi BCD yaitu: "Single Bladder" dan "Double Bladder.
Double Bladder BCD memiliki lapisan bagian dalam dan bagian luar. Bagian dalam umumnya terbuat
dari bahan urethrane sedang bagian luar terbuat dari bahan nylon. Single Bladder BCD hanya terdiri
dari 1 lapisan. Bahan lapisan BCD umumnya memakai lembaran nylon dengan lapisan kedap air dari
campuran plastic. Jenis bahan campuran yang umum dipakai adalah "Denier Nylon" dengan ukuran
ketebalan yang bervariasi.

Syarat kelengkapan BCD standar untuk selam olahraga antara lain memiliki:
a. Low pressure power inflator dan Oral inflator

8
Pendidikan Akademis Penyelaman
b. Over expansion relief valve, Dump valve, Tombol "deflator" manual.
c. Back pack yang cukup kokoh untuk menyanggah tabung SCUBA
d. "Buckle" dan "Strap" yang mudah disetel
e. Ring atau tempat untuk mengkaitkan peralatan seperti "Console", Octopus, dll
f. Adanya kantung-kantung untuk membawa perlengkapan-perlengkapan kecil

Kelengkapan khusus lain:


a. "Inflator Integrated Air Source"
b. "Integrated Weight System"
c. “Velcro strap" dan tambahan-tambahan ring, buckle, untuk mengaitkan peralatan-perlatan
selam pendukung.

2.6 WEIGHT BELT / SABUK PEMBERAT


Tubuh manusia akan mendapat gaya tekan ke atas di dalam air
kira-kira sebesar 3 kg atau lebih. Pakaian selam yang terbuat dari
bahan neoprene akan menambah daya apung tersebut. Untuk
menetralisir keadaan ini, maka penyelam membutuhkan suatu
pemberat untuk dapat masuk kedalam air dengan mudah. Jika sistem
pemberat menggunakan sabuk pemberat, maka gespernya harus
bekerja secara quick release yaitu dengan mudah dilepaskan jika
terjadi keadaan darurat guna mendapatkan daya apung yang lebih
besar.

2.7 SCUBA TANK


Untuk menetralisir akibat-akibat tekanan air pada tubuh, kita butuh udara untuk
mengequalisasikan tekanan dalam tubuh kita. Kita lakukan hal ini dengan menghirup udara yang
bertekanan sama dengan tekanan air disekeliling kita. Dengan cara ini, bukan saja mengatasi problem
tekanan air tadi, tetapi juga kita dapat tetap bertahan di dalam air untuk waktu yang lama. Ada dua
cara untuk memberikan udara yang bertekanan kepada penyelam yaitu :
a. Dengan memompakan udara kedalam air dari sebuah kompresor udara yang berada di atas
permukaan air. Dengan sistem ini tentu saja penyelam mempunyai ruang gerak yang sangat
terbatas karena adanya pipa udara dan cara ini dikenal dengan tehnik peralatan SSBA
(Surface Supply Breathing Apparatus)
b. Dengan suatu tabung udara yang dapat dibawa kemana saja. Ini dikenal dengan nama SCUBA
(Self Contained Underwater Breathing Apparatus).

Perangkat SCUBA akan menghasilkan mobilitas yang tinggi, namun mempunyai keterbatasan

9
Pendidikan Akademis Penyelaman
waktu, tergantung jumlah udara yang dapat dimasukkan kedalam tabung logam kecil (SCUBA) itu.
Umumnya tabung SCUBA terbuat dari bahan Steel (Baja) dan Alluminium Alloys. Yang terbuat dari
bahan steel lebih berat dan tekanan kompresinya lebih kecil dari yang terbuat dari Alluminium.

2.8 TABUNG SCUBA


Terdiri dari berbagai ukuran antara lain yang mempunyai
volume 50, 71.2, 80, 90 dan 100 Cuft (Cubic Feet). Sebuah tabung
SCUBA mempunyai tulisan/tanda-tanda yang masing-masing
mempunyai arti, seperti DOT-3AI-3000 P 353463 LUXFER 7 87 H
7 92 dimana:
DOT = Department of Transportation
yaitu badan yang berwenang di AS yang
mengawasi eredaran tabung gas bertekanan :
3 AL = Kode logam aluminium yang dipakai
3000 = Tabung udara bisa diisi sampai dengan tekanan 3000 psi
P353403 = Nomor serial tabung sedangkan huruf P untuk tabung 80 cuft, Y untuk 71,2 cuft
dan R untuk 50 cuft sedangkan KK untuk tabung 15 cuft (pony tank)
LUXFER = Pabrik yang mengeluarkan tabung
7 87 = Test hidrostatis yang pertama (di pabrik). Yang melakukan adalah Authorized
Testing dengan simbol A besar dengan huruf T di dalamnya.
H 7 92 = Test hidrostatis yang terakhir dilakukan.

Tidak semua tabung udara bertanda DOT (DOT hanya tabung yang dikeluarkan di AS), kalau
yang bertanda DOT/CTC untuk yang dikeluarkan di AS atau Canada (CTC = Canadian Transportation
Commision). Pabrik yang mengeluarkan tabung SCUBA antara lain LUXFER di Amerika dan CIG di
Australia.

Perawatan :
a. Janganlah mengisi Tabung SCUBA melebihi tekanan yang diijinkan.
b. Isilah tabung dengan udara yang bersih
c. Setelah penyelaman, maka tabung haruslah dibilas / dicuci dengan air bersih untuk
menghilangkan sisa-sisa air laut. Sewaktu-waktu tank boot dilepas untuk memeriksa
kemungkinan korosi pada dasar tabung.
d. Pemeriksaan secara visual bagian dalam tabung SCUBA dilakukan tiap tahun atau lebih
sering, tergantung udara lembab yang mungkin masuk kedalamnya.
e. Test hidrostatis harus dilakukan tiap 5 tahun
f. Lindungilah tabung terhadap benturan saat transportasi maupun penyimpanan.

10
Pendidikan Akademis Penyelaman
g. Pakailah tank boots yang berlubang bagian bawahnya untuk melindungi tabung
h. Janganlah sekali-kali memakai tabung sampai habis sama sekali, apalagi di dalam air sebab
air / uap air dapat masuk kedalamnya.
i. Untuk penyimpanan jangka panjang, letakkanlah tabung secara tegak dan berisi tekanan kira-
kira 500 psi, sebab jika tabung dalam keadaan kosong sama sekali maka uap air dapat masuk
kedalamnya.
j. Usahakanlah agar tabung berisi udara segar sehabis disimpan lama sekali.
k. Janganlah membawa / menyimpan tabung di bawah sinar matahari atau tempat yang panas
(udara di dalam tabung akan mengembang dan melebihi tekanan yang diijinkan sehingga
membahayakan)
l. Janganlah men-cat ulang kembali tabung dengan cara membakar cat yang lama, sebab ini
akan mengubah struktur logam tabung (panas akan mengubah struktur logam).
m. Lindungilah bagian luar tabung dengan memakai tank protector.

Tank Valve
Perangkat yang menjadi bagian dari tabung SCUBA.
Valve dipasang pada mulut tabung yang dilengkapi dengan O-
ring. Valve bekerja seperti keran pembuka & penutup aliran
udara dari dalam tabung. Bentuk mulut valve disesuaikan
dengan model regulator yang akan dipasangkan. Ada model
”yoke” bersistem jepit atau ”Din” dengan ulir.

Jenis Valve:
a. K-Valve: adalah tipe valve yang paling sederhana dengan sebuah katup putar untuk membuka
dan menutup aliran udara.
b. J-Valve: merupakan valve tipe lama dimana selain memiliki katup putar buka dan tutup aliran
udara juga dilengkapi tambahan katup cadangan mekanis (reserve). Reserve mekanis ini
diaktifkan saat tekanan tabung turun sampai di bawah batas yang ditentukan (+ 500-700 psi)
akan mengalirkan udara sebagai tanda segera akhiri penyelaman dan menuju ke permukaan.
Valve tipe ini dulunya didesain denga perangkat regulator SCUBA yang belum atau tidak
dilengkapi alat pengukur kedalaman (deep gauge).

Bagian dari Valve :


a. Safety Plug: adalah sumbat pengaman yang kecil bentuknya yang dipasang pada valve dan
akan pecah jika tabung melebihi suatu tekanan kritikal tertentu. Jelas alat ini melindungi
tabung terhadap bahaya meledak. Untuk pengamanan, maka safety plug ini diganti setiap
tahun atau jika tabung terlalu sering dipakai.

11
Pendidikan Akademis Penyelaman
b. O-ring: adalah sebuah karet cincin penahan kebocoran antara sambungan regulator dengan
valve yang terbuat dari karet atau silicon. Pastikan selalu terdapat o-ring pada valve dan anda
memiliki cadangan o-ring selama merakit peralatan ini.

Perawatan:
Karena katup-katup ini umumnya terbuat dari suatu logam campuran yang mudah rusak,
maka selama transportasi letakkanlah pada tempat yang tak mudah terguling maupun terbentur. Untuk
menghindari korotan masuk kedalam valve, maka sebelum dan sesudah pemakaian sebaiknya lubang
tempat udara keluar ditutup baik dengan menggunakan isolasi maupun dengan bahan lainnya.

Tank Boot:
Dipasangkan pada bagian bawah dari tabung agar melindungi tabung terhadap benturan
maupun gesekan saat transportasi atau saat digunakan. Sebaiknya tank boot sekali-kali dibuka untuk
melihat kondisi logam bagain bawah tabung. Pilihlah tank boot yang bagian bawahnya berlubang agar
air dapat keluar dari bagian bawah tabung. Supaya melindungi dinding tabung dari terbentur dan
melukai cat tabung, banyak penyelam memasangkan”Tank Net” yang berbentuk seperti kisi-kisi dan
umumnya terbuat dari bahan plastik.

2.9 BACK PACK


Back pack ini didesain untuk kepentingan penyelaman kerja dan kasar. Dimana jika memakai
BCD untuk jenis pekerjaan seperti ini akan dapat merusak lapisan rompi apungnya. Jika dikombinasi
dengan sistim BCD maka BCD yang dipakai adalah model vest yg dilengkapi mechanical inflator.
Penyelam kerja dan technical diver banyak menggunakan sistem BCD yang bisa dilepaskan dari back
packnya. Umumnya menggunakan sistem back buoyant agar bagian depan penyelam lebih banyak
peralatan lain yang dapat disangkutkan atau membebaskan mereka bekerja tanpa adanya bantalan
BCD di bagian dada dan perut.

2.10 REGULATOR
Regulator SCUBA adalah sebuah
perangkat penyalur aliran udara bagi
penyelam yang dapat merubah udara
bertekanan tinggi dari tabung SCUBA
menjadi udara yang bertekanan sesuai
dengan kebutuhan penyelam berdasarkan
perubahan tekanan disekelilingnya. Tanpa
regulator, penyelam tidak dapat melakukan aktifitas penyelaman jika hanya menggunakan udara dari
tabung secara langsung.

12
Pendidikan Akademis Penyelaman
Regulator sebagai bagian dari perangkat SCUBA dipisahkan kepada sistem ”Open Circuit”
(sisa udara dibuang keluar semuanya dan ”Closed circuit” (sisa udara disaring dan disirkulasikan
kembali). Regulator sistem ”open circuit” dipisahkan lagi pada 2 kategori berdasarkan perangkat
perubahan tekanannya pada model ”Single hose” atau ”Double hose”.
a. Single Hose: adalah tipe regulator open circuit yang umum digunakan semua sport diver.
Single hose regulator mengurangi tekanan di 2 tempat yaitu tingkat pertama / “first stage”
(bagian regulator yang dipasangkan pada valve tabung) dan tingkat kedua / “second stage”
(bagian yang di pasangkan ke mulut = mangkok mouth piece). Pada first stage regulator,
tekanan udara tabung dapat dikurangi hingga +135 psi, dan pada second stage tekanan udara
akan mengalir sesuai tekanan yang dibutuhkan (dan maksimum adalah 80 psi). Mangkok
second stages dilengkapi “Purge Button” (katup kuras) berupa tombol yang berfungsi
membuang sisa air di dalam mouth piece bilamana ditekan.
b. Double Hose: adalah tipe regulator terdahulu dimana fungsi regulator yang mengurangi
tekanan berada pada 1 unit (first stage dan second stage berintegrasi dan dipasang pada valve
tabung). Ada 2 selang keluar dari unit untuk udara bersih dan udara buang. Bagian
mouthpiece hanya dilengkapi 2 katup satu arah. (1 katup untuk udara masuk dan 1 katup lagi
untuk udara buang). Selang penyalur udara bersih datang dari sisi kanan, dan selang udara
buang melalui sisi kiri penyelam yang selanjutnya dikeluarkan di regulator dibelakang kepala.

Kelebihan regulator double hose hanya terletak pada buble (gelembung udara) udara buang
penyelam tidak akan pernah mengganggu pandangan. Namun kelemahan regulator ini, bagi penyelam
yang masih menggunakan peralatan tidak dapat memasangkan selang tambahan untuk inflator BCD
serta SPG dan harus menggunakan tabung dengan tipe J-Valve.
Untuk melindungi bagian first stage dari kemasukan air atau debu, maka first stage juga
dilengkapi dengan sebuah penutup (dust cover) yang dipasangkan pada bagian first stage (tempat
udara masuk dari tabung) bila regulator tidak dipakai. First stage selain menyalurkan ke selang
bertekanan rendah pada second stage, inflator BCD dan Octopus, juga ada selang high pressure
(tekanan tinggi dan sesuai perubahan tekanan dalam tabung) yang dihubungkan ke instrumen
pengukur tekanan tabung (SPG=Submersible Pressure Gauge).
First Stage Regulator pada perkembangannya juga dibedakan berdasarkan “Balanced” dan
“Unbalanced”. First stage regulator masa kini sudah bekerja dengan sistem “Balanced” yang mana
first stage sanggup menyesuaikan perubahan output udara bertekanan rendahnya sesuai dengan
perubahan tekanan kedalaman air. Kita sadari bahwa semakin dalam kita menyelam maka tekanan
udara yang kita tarik akan terasa berat. Teknologi regulator “Balanced first stage” mampu
menyesuaikan perubahan tekanan dengan rata-rata menaikkan tekanan rendah pada first stage sebesar
2 psi jika terjadi penambahan beban tekanan tiap 1 ATM di kedalaman (Contoh: 0-30 ft Æ regulator
140psi, 30-60ft Æ 142psi, 60-90ft Æ 144psi, dst ...). Pengatur tekanan ”Balanced First stage”

13
Pendidikan Akademis Penyelaman
regulator juga dibedakan pada sistem piston atau sistem membran. Masa kini regulator para sport
diver umumnya menggunakan sistem membran.

Perawatan:
Regulator haruslah dirawat secara benar sehabis dipakai. Kimia air kolam renang maupun air
laut dapat merusak regulator bilamana tidak dibilas dengan air bersih setelah dipakai. Cara terbaik
membilas regulator adalah dengan membiarkan regulator tetap terpasang pada tabung SCUBA dengan
udara tetap bertekanan. Bilaslah dengan air bersih. Jika hal tersebut tidak memungkinkan, maka
letakkan second stage di bawah keran air dan bilas. Jangan sekali-kali menekan purge button yang
akan mengakibatkan air masuk kedalam selang. Jangan lupa memasang dust cover pada lubang first
stage. Kemudian keringkan sebelum disimpan dan waspadai hose jangan tertekuk. Jika digantung,
pastikan bagain mouth piece juga dipasangkan penutup agar
menghindari lipas dan serangga masuk & bersarang dalam
mangkok second stage.

Octopus:
Second stage dengan hose (selang) yang lebih panjang
dan terpasang pada first stage regulator. Dimaksudkan sebagai
second stage alternatif bilamana diperlukan. Antara lain saat
menolong buddy (mitra selam) yang kehabisan udara atau sebagai
cadangan jika second stage utama mengalami kemacetan. Perawatan
octopus sama dengan perawatan regulator.

Instrumen regulator:
Instrumen regulator adalah Pressure Gauge (Pengukur tekanan
tabung) dan Deep Gauge (Pengukur kedalaman penyelaman). Kedua
instrumen ini mutlak terpasang pada regulator single hose dan harus
berkampuan menahan perubahan tekanan kedalaman penyelaman,
dan Pressure gauge juga harus mampu menahan tekanan tinggi
langsung dari tabung dan umum disebut SPG (Submersible Pressure
Gauge). Satuan tekanan dari SPG ini umumnya tertera dalam PSI atau
BAR.
Deep gauge dipasang berdampingan dengan pressure gauge
untuk memudahkan monitoring secara simultan saat penyelaman
yang terintegrasi pada wadahnya dan disebut ”console”. Satuan kedalaman diterakan dalam feet (ft)
atau meter (m). Deep gauge juga ada yang dipisahkan dari console dan dipasangkan di tangan.
Console yang memuat 2 instrumen pokok (Pressure & Deep) disebut ”Two in One” console (2 jadi

14
Pendidikan Akademis Penyelaman
satu) dan two in one console yang ditambahkan Compass (penunjuk arah) disebut ”Three in One”
console (Pressure + Deep + Compass).

2.11 BUDDY SYSTEM


Buddy system (mitra selam) adalah sebuah prosedur dan kode etik ber-partner yang dilakukan
di dalam kegiatan penyelaman. Tujuan dari buddy system ini adalah untuk saling membantu,
mengontrol, dan mengingatkan antar penyelam yang bermula dari masa persiapan, selama
penyelaman hingga berakhirnya tiap kegiatan penyelaman. Manfaat buddy system saat persiapan
antara lain ketika suiting up (merakit, menyetel & mengenakan) peralatan sealm dasar dan SCUBA
akan dapat saling membantu secara bergantian.
Pengecekan peralatan akan semakin lengkap terhadap kealpaan atau kelalaian fungsi
peralatan dan penempatannya sehingga dapat mencegah dan meminilkan resiko saat kegiatan
penyelaman berlangsung. Priorotas tindakan dalam buddy system sebelum terjun ke air dapat
menggunakan
singkatan-singkatan berikut ini:
A.B.C = Air, Buckle dan Compensator (Udara tabung OK, Strap dan buckle OK, BCD OK)
B.W.R.A.F = Buoyancy, Weight, Releases, Air, Friend (BCD OK, Pemberat OK, Strrap &
buckle OK, Udara tabung OK, Buddy OK)
SEABAG = Site survey, Emergency Planning, Activity, Buoyancy, Air, Gear & Go (Lokasi
aman, Rencana tanggap darurat OK, Kegiatan jelas, BCD OK, Udara tabung OK, Pakai & Go)

15
Pendidikan Akademis Penyelaman
III. FISIOLOGI PENYELAMAN

Manusia dan teknologi berkemampuan untuk mengadaptasikan dirinya terhadap lingkungan


dalam dunia penyelaman. Cara beradaptasi dalam lingkungan air tersebut, tentunya melalui proses
pembelajaran terhadap batas-batas kemampuan fisiologinya. Fisiologi penyelaman dalam bab ini
memaparkan fungsi-fungsi tubuh dan reaksi tubuh manusia di dalam air.

3.1 PARU-PARU & FUNGSI PERNAFASAN


Proses bernafas membuat O2 (Oksigen) dari udara yang dihirup dapat disuplai melalui darah
ke semua bagian tubuh dan melepaskan CO2 (Carbon Dioksida). Udara masuk ke paru-paru melalui
airway (jalan nafas) seperti pipa yang makin menyempit (bronchi dan bronchioles) dan bercabang di
kedua sisi paru-paru dari saluran udara utama (trachea). Aliran udara berakhir di alveoli (gelembung
paru-paru) yang merupakan kantong-kantong udara terakhir dimana proses pertukaran O2 dan CO2
dari sirkulasi darah tubuh. Terdapat lebih dari 300 juta kantong alveoli di dalam paru-paru seseorang.
Kantong udara ini dipelihara dalam keadaan terbuka oleh bahan-bahan kimia semacam deterjen yang
dapat menetralkan kecenderungan alveoli untuk mengempis. Permukaan bagian luar paru-paru ditutup
oleh Pleuran (selaput paru) yang licin. Selaput tersebut membatasi permukaan dari dinding dada.
Kedua selaput ini terletak berdekatan sekali dan dipisahkan oleh suatu lapisan tipis cairan yang
dinamakan ‘Intra Pleural Space’ (ruang antara rongga selaput dada). Saat inspirasi (menarik nafas),
dinding dada secara aktif tertarik keluar oleh pengerutan otot dinding sehingga diafragma (sekat
rongga dada) tertarik ke bawah.
Berkurangnya tekanan di dalam rongga dada menyebabkan udara mengalir ke dalam paru-
paru. Terjadi upaya maksimal pengurangan tekanan yang dapat mencapai 60 sampai 100 mmHg
dibawah tekanan 1 atmosfir. Saat ekspirasi (membuang nafas), paru-paru dan dinding dada mengerut.
Tekanan yang meningkat di dalam dada memaksa gas-gas keluar dari paru-paru. Hal tertentu dapat
terjadi tanpa upaya otot, tetapi perlu dibantu melalui tambahan hembusan nafas.

3.2 FUNGSI PERNAFASAN


Pengukuran fungsi pernafasan ada bermacam-macam, tetapi berikut adalah beberapa hal
penting yang berhubungan dengan penyelaman. Adapun pengukuran fungsi pernafasan yang
dimaksud antara lain:
a. Total Lung Capacity = TLC (Kapasitas total paru-paru): dimana jumlah volume gas yang
dapat ditampung oleh kedua paru-paru bila terisi penuh. Umumnya + 5-6 liter.
b. Vital Capacity = VC (Kapasitas vital): adalah volume gas maksimal yang dapat
dihembuskan keluar setelah dihirup secara maksimal. Umumnya + 4-5 liter. Kondisi ini juga
disebut Forced Vital Capacity=FVC (daya tampung vital yang dipaksakan)

16
Pendidikan Akademis Penyelaman
c. Residual Volume = RV (Volume tersisa): adalah jumlah gas yang tertinggal di dalam paru-
paru setelah dihembuskan secara maksimal. Umumnya + 1,5 liter. Sehingga secara
pengukuran sederhana maka dapat dihitung dengan cara sebagai berikut :
TLC - VC = RV Jika diperhatikan: RV kurang lebih 25% dari TLC.
d. Tidal Volume = (TV): adalah volume gas yang bergerak masuk dan keluar dari paru-paru
selagi suatu putaran pernafasan sedang istirahat secara normal. Ini biasanya kurang lebih 0,5
liter.
e. Respiration Minute Volume=RMV (Volume pernafasan semenit): adalah jumlah gas yang
bergerak masuk dan keluar dari paru-paru dalam satu menit yaitu
f. TV x frekuensi pernafasan = RMV.
g. Umumnya + 6 liter/menit dalam keadaan istirahat (0,5 liter�12kali), tetapi dapat melebihi 100
liter saat melakukan latihan yang berat. Kondisi tertentu RMV juga disebut Pulmonary
Ventilation (ventilasi paru-paru)
h. Timed Vital Capacity (Kapasitas vital sewaktu): adalah bagian dari VC yang dapat
dihembuskan dalam waktu tertentu, umumnya dalam 1 detik dan sering disebut Forced
Expiratory Volume=FEV (volume ekspirasi yang dipaksakan). Orang dewasa yang sehat VC
harus melebihi 75% dari FEV, tetapi berkurangnya kemampuan karena mengidap penyakit
seperti asma, bronchitis, emphysema, dll, membuat gerakan udara yang melalui saluran udara
melemah karena menyempitnya saluran atau kekenyalan dari paru yang disebabkan oleh
pengerasan, goresan, dan hal lainnya.

Pemeriksaan kondisi dan kemampuan paru-paru secara medis harus dilakukan dengan teliti
dan cermat terutama jika akan melakukan aktifitas penyelaman guna menghindari kecenderungan
mengidap penyakit Pulmonary Barotrauma/Brust Lung (pengkerutan paru). Parameter-parameter
diatas menjadi mekanisme yang penting untuk memahami fisiologi pernafasan yang secara relative
memungkinkan prediksi terhadap kondisi:
a. Resiko barotrauma paru sewaktu descent (bergerak turun dan ascent (bergerak naik)
b. Durasi, konsumsi dan aktifitas yang berhubungan dengan udara tabung terutama jika terpakai
habis.
c. Kedalaman maksimum yang aman saat menyelam skin diving.
d. Kelelahan bernafas dikarenakan peralatan selam kurang berdaya guna.
e. Kekurangan O2 (Hypoxia) dikarenakan ventilasi paru-paru yang tak cukup dan hal-hal
lainnya.

Struktur Alveoli berupa kantong kecil dan tipis, melekat erat dengan lapisan pembuluh-
pembuluh darah halus (kapiler) yang membawa darah bebas O2 dari jantung. Molekul 02 disaring
melalui dinding pembuluh darah tersebut untuk masuk ke aliran darah. Sama halnya dengan CO2
yang dilepaskan dari aliran darah ke dalam kantong udara untuk dikeluarkan melalui pernafasan. Saat
tersebut akan menentukan jumlah oksigen yang masuk ke dalam darah dan jumlah CO2 yang
dikeluarkan dari darah.

17
Pendidikan Akademis Penyelaman
Gas cenderung untuk berdifusi dari daerah dengan tekanan partial tinggi ke daerah dengan
tekanan partial lebih rendah terjadi karena selisih tekanan (pressure gradient). Selisih tekanan O2 dari
aveoli ke aliran darah atau sebaliknya, selisih tekanan CO2 dari saluran darah ke aveoli menentukan
pertukaran gas tersebut di paru-paru. Keseimbangan akan terjadi dengan masuknya O2 ke aliran darah
dari paru-paru dan dengan masuknya CO2 dari aliran darah ke paru-paru.
Selisih tekanan yang sama juga terjadi pada tingkat jaringan darah, dimana CO2 dilepas oleh
jaringan masuk ke aliran darah dan O2 berdifusi di dalam jaringan tubuh. Proses ini berulang di tiap
proses pernafasan dan sirkulasi darah. Pertukaran gas melalui proses difusi yang bergantung pada
tingkatan yang sesuai dengan BJ (berat jenis) gas bersangkutan. Di alveoli, O2 berdifusi lebih cepat
dari CO2 karena BJ-nya lebih rendah. Difusi gas di dalam jaringan tubuh sangat dipengaruhi oleh
daya larutnya di dalam cairan jaringan dan darah. Karena CO2 +24 kali lebih mudah larut di dalam
darah dibandingkan O2, maka keseluruhan kecepatan difusi CO2 akan meningkat + 20 kali lipat.
Difusi gas akan menurun dipengaruhi beberapa faktor seperti kelainan-kelainan dinding alveoli,
peredaran pembuluh darah halus yang tidak sempurna mengurangi suplai darah ke alveoli. Salah satu
dari hal diatas juga menyebabkan kurangnya O2 kedalam darah dan berkurangnya CO2 dari darah.
Jadi Hypoxia (kekurangan O2) / Hypercapnia (kelebihan CO2) dapat terjadi.

3.3 PENGAWASAN PERNAFASAN


Untuk mempertahankan kadar 02 dan C02, volume pernafasan semenit harus seimbang
dengan pemakaian 02 dan kecepatannya dalam menghasilkan C02. Pernafasan diatur oleh pusat
pernafasan utama sesuai kadar C02 di dalam darah. Pengaruh sensor di dalam aorta dan arteri karotis
akan mengamati perubahan-perubahan kadar 02 dalam darah. Hal ini menerangkan mengapa ketidak-
sadaran dapat terjadi bila melakukan hyperventilasi sebelum penyelaman tahan nafas. Hyperventiolasi
dapat membuat pusat pernafasan tidak dirangsang oleh pengeuranagan kadar C02, sehingga
berdampak pada kegagalan bereaksi terhadap bahaya kekurangan kadar 02 juga selama menyelam dan
sewaktu ascent.

3.4 BAHAYA HIPERVENTILASI


Setelah melakukan hyperventilasi, penyelam saat descent masih tetap merasa nyaman. Namun
saat ascent, tekanan partial 02 menurun dengan cepat, penyelam mulai merasa sesak dan perasaan
sukar bernafas. Pada beberapa kasus menyebabkan hilangnya kesadaran yang dikenal dengan istilah
’shallow water black-out’ karena telah terjadi anoxia (kehabisan oksigen).
Teknik hiperventilasi jangan dilakukan berlebihan, cukup dilakukan 2 atau 3 kali saja, dan jangan
memaksakan kondisi diri saat skin diving. Gejala-gejala hiperventilasi yang berlebihan adalah merasa
lemah, pusing, sakit kepala dan berkunang-kunang, bahkan mungkin terjadi black-out (pingsan) di
kedalaman.

18
Pendidikan Akademis Penyelaman
3.5 JANTUNG & FUNGSI PEREDARAN DARAH
Peredaran darah yang dimaksud secara sederhana adalah proses transportasi O2 ke dan dari
jaringan-jaringan tubuh dengan membawa kembali C02 ke paru-paru. Sistem sirkulasi dikedalikan
oleh jantung selayaknya pompa sentral. Darah dari jantung ke jaringan melalui pembuluh darah besar
yang disebut Arteri. Kemudian bercabang-cabang ke pembuluh kecil (Arteriol) hingga ke jaringan
tubuh berupa pembuluh-pembuluh halus (kapiler). Jaringan pembuluh kapiler membawa kembali
darah yang tidak mengandung O2, masuk ke pembuluh-pembuluh darah kecil yang akan bergabung
ke sistem pembuluh darah balik yang lebih besar disebut Vena dan kembali ke jantung. Istilah
sirkulasi muatan darah di paru-paru terbalik dengan organ jantung, karena disini arteri paru-paru
membawa darah yang bebas 02, sedangkan vena paru-paru membawa darah yang mengandung 02
dari paru-paru ke jantung. Pembuluh arteri mensirkulasikan darah pada tekanan tertentu dan memiliki
dinding otot yang tebal. Dinding vena cenderung menipis dan tidak elastic karena tekanan darah di
dalam-nya rendah. Dinding pembuluh kapiler terdiri dari suatu lapisan tunggal dan sel-sel untuk
mempermudah difusi gas.
Jantung itu sendiri merupakan satu unit yang terdiri dari dua bilik (ventrikel) dan dua serambi
(atrium). Katup-katup (valves) menjaga agar darah tidak mengalir balik ke dalam atrium bila ventrikel
mengerut. Setiap sisi jantung bebas dari pada yang lainnya, tetapi masing-masing mengkerut secara
bersamaan pada setiap putaran. Kecepatan mengkerut jantung berbeda pada tiap-tiap orang, rata-rata
kecepatan normal pada saat istirahat adalah 60-80 per menit dan pada saat bekerja antara 80-150 per
menit.
Pada umumnya di dalam tubuh terdapat + 6 liter darah yang terdiri dari cairan serum, zat
pembeku darah (plasma), sel-sel darah merah yang mengandung 02 dan C02, serta sel-sel darah putih
yang berguna untuk melawan infeksi. Volume darah biasanya konstan, tetapi kecepatan peredaran
darah sangat berbeda dan tergantung pada kebutuhan 02 oleh jaringan. Oleh karena itu, pada waktu
kerja, denyut nadi atau jantung akan meningkat agar dapat mensuplai lebih banyak darah dengan O2
ke dalam jaringan. Saat yang bersamaan, lebih banyak C02 yang dilepaskan jaringan. Pengisian
jantung juga akan meningkat pada setiap siklusnya yang meningkatkan kompresi suplai darah. liter
darah per menit pada waktu istirahat, dan bisa mencapai 25 liter pada saat latihan atau bekerja.
Tekanan darah dan volume darah harus tetap berada dalam batas tertentu agar jaringan tubuh tidak
kekurangan 02 dan mencegah pecahnya arteri. Tekanan darah tergantung pada kecepatan dan
kekuatan pengerutan jantung dan daya tahan arteri terhadap aliran darah.
Faktor-faktor ini masuk dalam pengawasan susunan saraf yang pada gilirannya dipengaruhi
oleh organ-organ tubuh yang peka terhadap perubahan tekanan. Tekanan darah saat istirahat,
normalnya 120 s/d 140 mmHg selagi jantung mengkerut (sistolik) dan 70-80 mmHg sewaktu jantung
mengembang (diastolik). Tekanan darah ini diukur pada saat yang sama dan tertulis sistolik / diastolik,
contohnya 120/70. Apabila tekanan darah turun, peredaran darah berkurang dan terjadi penyusutan

19
Pendidikan Akademis Penyelaman
kadar 02 ke jaringan tubuh yang membutuhkan. Peredaran darah yang terlalu cepat dapat mengurangi
volume darah yang berdampak pada penurunan tekanan darah.
Shock akan dialami jika terjadi penurunan tekana darah yang hebat. Bila shock tidak dapat
diatasi, akan mengakibatkan kematian karena suplai darah yang membawa 02 ke jaringan berkurang,
terutama ke jaringan otak. Mengatasi shock antara lin dengan memberikan cairan (infus) melalui
pembuluh darah (intra vena) agar meningkatkan volume darah dan tekanan darah.

3.6 TRANSPORTASI GAS KE JARINGAN TUBUH & PARU-PARU


Tekanan partial dari oksigen relatif rendah pada tekanan atmosfir (1 ATA) maka hanya sedikit
O2 yang terbawa di dalam darah dan terlarut secara fisik). Sebagian besar O2 yang disuplai ke
jaringan tubuh akan dibawa dalam kombinasi dengan protein yang berada dalam sel darah merah
yaitu haemoglobin (Hb). Haemoglobin (Hb) memiliki daya ikat yang besar terhadap O2 dan menjadi
98% jenuh dengan O2 pada tekanan 1 ATA di dalam alveoli. Peningkatan hingga 100% terjadi bila
menghirup atmosfir yang O2-nya sudah diperkaya (30% atau lebih). Penyelam yang menggunakan
udara pernafasan dengan meiningkatkan kadar O2-nya (Enriched Air) sering dilakukan pada
penyelaman yang disebut "NITROX".
Selama tekanan partial dari O2 ke dalam jaringan pada kisaran 40 mmHg, O2 akan dilepaskan
dari sel-sel darah merah ke jaringan tubuh. Tetapi tidak semua Hb melepaskan O2, karena + 75% Hb
tetap jenuh dan larut dalam vena untuk kembali ke jantung. Hb akan mengeluarkan lebih banyak O2
pada tekanan oksigen yang rendah, dengan demikian dapat membantu jaringan tubuh yang
kekurangan O2.
Darah arteri membawa. sejumlah + 20 ml O2 per 100ml darah. Darah di vena dalam keadaan
istirahat, kejenuhan Haemoglobinnya(Hb) +75% dan karena jumlah O2 yang terkandung adalah
+15ml per 100ml darah jaringan-jaringan tubuh akan memindahkan +5ml O2 per 100ml darah.
Jumlah ini akan meningkat saat bekerja. Transportasi CO2 merupakan akibat langsung dari daya larut
O2 di dalam darah dan sel-sel darah merah, dan kemampuan larutnya akan tergantung pada tekanan
partial CO2 di jaringan dan darah. Sejumlah CO2 larut di dalam darah secara fisik, tetapi sebagian
besar terlarut dalam cairan di sel-sel darah merah yang memudahkan C02 untuk bergabung dengan
berbagai macam zat-zat kimia dan air yang membentuk asam karbonat.

3.7 SINUS
Sinus adalah rongga udara yang terdapat di kepala. Terdapat 4 macam sinus di kepala yaitu :
a. Sinus Frontalis
b. Sinus Ethmoidalis
c. Sinus Maxilaris
d. Sinus Splienodalis

20
Pendidikan Akademis Penyelaman
Semua sinus tersebut berhubungan dengan nasopharing melalui saluran udara berongga agar
udara dapat masuk dan keluar serta untuk mengeluarkan genangan cairan yang mungkin terjadi.
Apabila saluran ke dalam rongga sinus tersumbat, maka udara pernafasan dari hidung dan
tenggorokan tidak akan dapat masuk ke dalam rongga sinus untuk mengimbangi tekanan pada
jaringan. Terjadilah pembengkakan dan mungkin disusul dengan pendarahan jaringan yang
menempati sebagian dari rongga sinus.
Sumbatan pada saluran udara dapat disebabkan oleh
keadaan-keadaan berikut :
a. Sinusitis (infeksi atau alergi) dimana
pembengkakan dan kongesti (radang) jaringan
menyebabkan hambatan mekanis.
b. Rhinitis (high-fever), prosesnya sama dengan
sinusitis.
c. Polip (pertumbuhan jaringan kecil/tulang muda yang dapat menyumbat saluran sinus).
d. Lipatan jaringan yang berlebihan.
e. Sumbatan oleh lendir yang mongering

Semua sinus tersebut berhubungan dengan nasopharing melalui saluran udara berongga agar
udara dapat masuk dan keluar serta untuk mengeluarkan genangan cairan yang mungkin terjadi.
Apabila saluran ke dalam rongga sinus tersumbat, maka udara pernafasan dari hidung dan
tenggorokan tidak akan dapat masuk ke dalam rongga sinus untuk mengimbangi tekanan pada
jaringan. Terjadilah pembengkakan dan mungkin disusul dengan pendarahan jaringan yang
menempati sebagian dari rongga sinus. Sumbatan pada saluran udara dapat disebabkan oleh keadaan-
keadaan berikut :
a. Sinusitis (infeksi atau alergi) dimana pembengkakan dan kongesti (radang) jaringan
menyebabkan hambatan mekanis.
b. Rhinitis (high-fever), prosesnya sama dengan sinusitis.
c. Polip (pertumbuhan jaringan kecil/tulang muda yang dapat menyumbat saluran sinus).
d. Lipatan jaringan yang berlebihan.
e. Sumbatan oleh lendir yang mongering

3.8 TELINGA
Telinga terdiri dari 3 bagian utama yaitu :
a. Telinga bagian luar.
b. Telinga bagian tengah.
c. Telinga bagian dalam

Masing-masing bagian telinga tersebut mempunyai fungsi yang berbeda-beda. Telinga bagian
luar adalah daun telinga yang berperan dalam melindungi saluran auditor. Saluran ini dilindungi
rambut dan kelenjar keringat yang mengeluarkan lilin untuk menangkap partikel asing. Telinga bagian

21
Pendidikan Akademis Penyelaman
tengah merupakan rongga udara yang dikelilingi oleh jaringan dan tulang-tulang yang dapat menahan
tekanan udara, di dalamnya terdapat tulang-tulang penghantar yang menghubungkan gendang telinga
dengan telinga bagian dalam.
Gendang telinga adalah selaput yang lentur dan peka yang memisahkan kedua bagian teIinga
ini. Sedangkan telinga bagian dalam tidak mempunyai rongga udara, terletak diantara tulang dan
terdiri dari organ pendengaran dan keseimbangan yang berisi cairan. Telinga bagian tengah dan dalam
dipisahkan oleh dua selaput tipis yaitu tingkap lonjong (oval window) dan tingkap bundar (round
window). Pada saat penyelam turun ke kedalaman, tekanan di kedalaman akan berpengaruh ke telinga
bagian tengah dan secara tidak langsung ke telinga dalam.
Ekualisasi tekanan terhadap rongga telinga tengah perlu dilakukan pada setiap perubahan
tekanan sekeliling dimana penyelam berada. Ekualisasi tekanan dilakukan dengan mengalirkan udara
yang bertekanan sama dengan tekanan sekelilingnya melalui saluran Eustachian (penghubung telinga
tengah dengan tenggorokan)

22
Pendidikan Akademis Penyelaman
IV. FISIKA PENYELAMAN

4.1 HUKUM-HUKUM GAS


1. Hukum Dalton : Tekanan partial dari campuran gas
Hukum ini menyatakan bahwa jumlah tekanan dari suatu campuran gas-gas adalah jumlah
tekanan partial dari tiap gas yang membentuk campuran tersebut, jika gas itu secara sendiri
menempati seluruh ruang (volume). Selama tekanan secara menyeluruh meningkat, tekanan partial
dari tiap-tiap gas pun akan meningkat. Udara adalah suatu campuran yang terdiri dari kurang lebih
80%-N2 dan 20%-02, di permukaan laut tekanan
N2 adalah sebesar : N2 = 80% dari 1 ATA (760 mmHg)
= 0,8 ATA (608 mmHg) 02
= 20% dari 1 ATA
= 0,2 ATA (152 mmHg)

Tekanan partial dari suatu gas di dalam campuran diperoleh dengan mengalikan prosentase
gas dengan tekanan total pada tekanan kedalamannya. Peningkatan tekanan partial didalam air terjadi
sebagai berikut :
Permukaan = (1 ATA)
= 0,8 ATA N2 + 0,2 ATA 02 (PP02 = 20% x I ATA)
10 meter = (2 ATA)
= 1,6 ATA N2 + 0,4 ATA 02 (PP02 = 20% x 2 ATA)
20 meter = (3 ATA)
= 2,4 ATA N2 + 0,6 ATA 02 (PP02 = 20% x 3 ATA)
40 meter = (5 ATA)
= 4,0 ATA N2 + 1,0 A-rA 02 (PP02 = 20% x 5 ATA)

Dari penjelasan diatas terlihat bahwa pada kedalaman 40 meter (tekanan 5 ATA), penyelam
yang bemafas dengan udara biasa akan menghirup oksigen dengan tekanan partial yang sama (1 ATA)
seperti bila ia sedang menghirup 100% 02 di permukaan air. Pemahaman hukum ini penting untuk
mengetahui efek toksik gas pernafasan pada kedalaman, penyakit dekompresi dan penggunaan
oksigen maupun campuran gas untuk tujuan pengobatan.
Sebagai contoh, seorang penyelam yang menghirup suatu campuran gas 60%-O2 dan 40%-
N2 resikonya menderita keracunan O2 pada kedalaman sekitar 30 meter (4 ATA).
Tekanan partial Oksigen (PPO2)
= 60/100 x 4 ATA
= 2,4 ATA (Toksik)
Tekanan partial Nitrogen (PPN2)

23
Pendidikan Akademis Penyelaman
= 40/100 x 4 ATA
= 1,6 ATA
Jumlah tekanan
= 2,4 ATA + 1,6 ATA
= 4 ATA

2. Hukum Henry : Larutan Gas dan Cairan


Ini berhubungan dengan penyerapan gas di dalam cairan. Dinyatakan bahwa pada suhu
tertentu jumlah gas yang terlarut di dalam suatu cairan berbanding lurus dengan tekanan partial dari
gas tersebut diatas cairan. Bila seorang penyelam turun sampai kedalaman 10 meter (2 ATA), tekanan
partial dari Nitrogen yang dihirup menjadi 2 kali lipat dibandingkan dengan dipermukaan dan
akhirnya Nitrogen yang terlarut dalam jaringan juga akan dua kali lipat. daya larut gas di dalam
jaringan dan kecepatan suplai gas ke jaringan oleh darah.
Pengaruh fisiologi dari hukum ini terhadap seorang penyelam berlaku untuk penyakit
dekompresi, keracunan gas dan pembiusan gas lembam (inert gas narcocis) Bilamana tekanan yang
terdapat dalam larutan terlalu cepat berkurang, gas keluar dari larutan dalam bentuk gelembung-
gelembung gas. Pada penyelam, pelepasan gelembung-gelembung ini dapat menyumbat pembuluh
darah atau merusak jaringan tubuh dan menyebabkan berbagai pengaruh dari penyakit dekompresi
atau bends. Penyelam dapat melihat pengaruh yang sama pada CO2 di dalam larutan. Bila ia
membuka botol bir dengan tiba-tiba, maka akan terlihat gelembung-gelembung gas yang naik ke
permukaan botol.

3. Hukum Charles
Hukum ini menyangkut hubungan antara suhu, volume, dan tekanan. Dinyatakan bahwa bila
tekanan tetap konstan,volume dari sejumlah gas tertentu adalah berbanding lurus dengan suhu absolut.
Hukum ini sangat erat hubungannya dengan sifat kompresi dan dekompresi dari gas-gas yang juga
berkaitan dengan gas-gas dalam aliran darah berwujud cair di tubuh manusia yang dapat menjadi
lewat jenuh saat menyelam dengan udara tekan (tabung).

4.2 SUHU (TEMPERATUR)


Suhu air di sekitar tubuh kita akan menentukan kenyamanan penyelaman dan durasi. Semua
perairan bersuhu lebih dingin dari pada suhu tubuh normal (37'C atau 98'F) dan karenanya seorang
penyelam akan kehilangan panas tubuhnya ke air karena faktor konduksi. Lapisan-lapisan isolasi dan
lemak atau baju selam dapat mengurangi pengaruh ini. Pada penyelaman satu-rasi, pemeliharaan suhu
badan seorang penyelam menjadi suatu kebutuhan utama. Suhu air makin berkurang secara nyata
bersamaan dengan bertambahnya kedalaman. Perubahan suhu mulai terjadi setelah 10 meter pertama
disebabkan oleh karena hilangnya sebagian besar panas matahari di kedalaman. Air dingin dapat

24
Pendidikan Akademis Penyelaman
menyebabkan gangguan-gangguan fisiologi yang bisa menjadi kritis seperti gangguan irama
pernafasan, vertigo (pusing) dan sakit kepala berdenyut-denyut.

4.3 PENGLIHATAN DAN CAHAYA


Penglihatan tanpa bantuan alat di bawah air akan buruk diakibatkan oleh terjadinya
pembiasan sinar ke dalam air. Masalah ini dapat diatasi dengan memakai suatu masker (face mask)
dimana terdapat suatu lapisan udara antara mata kita dengan air, walau memakai masker akan member
kesan yang palsu terhadap jarak dan ukuran. Objek akan terlihat kurang lebih tiga perempat jauhnya
daripada jarak yang sebenarnya. Hal ini diperkuat alasan penyelam di darat dengan penglihatan
kurang, namun di bawah air merasa penglihatannya meningkat dikarenakan benda-benda terlihat lebih
dekat dan objek juga tampak lebih besar dari pada ukuran aslinya.
Ketajaman penglihatan di bawah air cenderung lebih rendah dikarenakan penyebaran cahaya
terdistorsi oleh bayang-bayang dari benda halus atau partikel yang melayang di dalam air serta
disebabkan penyerapan cahaya sangat cepat di dalam air. Hal ini membuat penentuan kuat terang
cahaya cukup sulit dan bila kontras berkurang, maka penglihatan juga akan terganggu. Kejernihan air,
cuaca yang terang dan cahaya buatan akan membantu penanggulangan masalah ini. Di bawah air,
warna-warna tidak akan tampak sama seperti di permukaan.
Hal ini disebabkan karakter cahaya berdasarkan gelombang tiap warna tidak sama besar. Di
kedalaman, urutan warna-warna mulai dari merah, oranye, kuning, hijau, indigo, ungu dan makin ke
kedalaman akan menjadi warna biru. Perubahan warna-warna cerah akan cepat sekali hilang di
kedalaman karena spektrum penyerapan cahaya terjadi lebih cepat di dalam air. Benda-benda yang
berwarna merah menyala (oleh karena warna merah paling banyak menyerap cahaya), dibawah air
akan segera terlihat berubah warna dari hijau gelap, kemudian menjadi warna hitam di kedalaman.

4.4. SUARA
Suara di dalam air sangat dipengaruhi oleh media penghantarnya yaitu cairan. Karena air
lebih rapat dari pada udara, maka kecepatan suara di dalam air menjadi +4 kali lebih cepat. Suara di
udara akan cepat kehilangan energinya bila dipancarkan ke dalam air. Perbedaan media udara dan air
membuat kita sukar untuk mendengarkan suara yang dibuat di udara dekat permukaan air. Identifikasi
jenis suara (frekwensi) terhadap pendengaran penyelam di dalam air akan berkurang karena air berada
langsung ke selaput gendang telinga bagian luar. Apa lagi jika penyelam mengenakan penutup kepala
(hood) yang lebih mengurangi ambang pendengaran. Telinga manusia telah diciptakan untuk
melokalisir arah suara di udara bila berada di darat. Di dalam air, mekanisme ini akan terganggu oleh
karena suara berjalan 4 kali lebih cepat. Akibatnya lokalisir suara menjadi lebih sulit oleh karena di
dalam air suara akan dihantarkan ke organ pendengaran lebih baik melalui tulang kepala dari pada
melalui gendang telinga.

25
Pendidikan Akademis Penyelaman
V. LINGKUNGAN PENYELAMAN

Memahami daerah dan kondisi lokasi penyelaman disertai latihan yang benar akan membantu
penyelaman anda menjadi aman, walau penyelaman tersebut dilakukan di lautan, danau, dermaga,
daerah berkarang dan kondisi lainnya. Konsultasi awal dengan penyelam lokal atau para penyelam
yang pernah menyelam di daerah tersebut adalah langkah yang bijak sebelum anda menyelam di
daerah yang baru atau asing. Umumnya, mereka dengan senang hati akan memberikan informasi
kepada anda, mengenai hal-hal yang mungkin harus dihadapi ataupun dihindari.
Periksalah terlebih dahulu daerah penyelaman dari dataran di ketinggian agar lebih mudah
untuk mengamati atau observasi, kondisi pergerakan air, visibility (jarak pandang), cuaca di kejauhan,
daerah untuk entry dan exit, dan hal-hal lain yang diperlukan sebagai data untuk mematangkan
rencana penyelaman anda. Tiap daerah dan karakter lingkungannya selalu menyajikan keragaman
kondisi dan lokasi penyelamannya, apakah menyangkut kondisi fisik daratan dan perairan, maupun
situasi dan kondisi mahluk yang bakal dijumpai selama melakukan aktifitas penyelaman tersebut.
Mengenal karakter fisik alami dan perubahan yang terjadi dapat mengantisipasi suatu keadaan darurat.
Tentunya sikap dan tindakan yang harus dilakukan juga perlu di cermati dalam usaha mencegah dan
memperkecil resiko.

5.1 OMBAK DAN GELOMBANG


Ombak ditimbulkan oleh angin dan bergerak secara bergelombang kearah pantai. Ombak
akan menjadi semakin curam di perairan yang dangkal, dimana tingginya akan sama dengan
dalamnya air dan mulai berjambul (crest) serta patah kedepan yang disebut gelombang pecah
(breaker). Ombak setinggi 2 meter akan memecah di kedalaman 2 meter pula dan ombak setinggi 1
meter akan memecah di air sedalam kira-kira 1 meter juga. Dapat di lihat bahwa jika terdapat ombak
yang pecah pada suatu tempat, maka menunjukkan bahwa di daerah tersebut terdapat air yang
dangkal.
Ombak yang timbul di daerah yang berbeda letaknya mungkin dapat bertemu menjadi satu
dan membentuk alun yang lebih besar yang menghasilkan gelombang yang lebih besar pula.
Rangkaian gelombang ini dapat terdiri dari beberapa gelombang yang normal kemudian disusul
dengan gelombang yang lebih besar. Ombak yang lebih besar ini merayap lebih jauh ke darat dan
mengalir kembali ke laut dengan daya yang lebih besar pula, sehingga menyebabkan ombak normal
berikutnya akan berjambul lebih tinggi dan memecah dengan daya yang sangat kuat. Terjadinya
1 atau 2 gelombang yang besar ditimbulkan oleh gelombang besar yang pertama. Gelombang besar
dapat berbahaya dan menyebabkan jarak pandang (visibility) yang sangat terbatas. Sebaiknya
janganlah menyelam saat terjadi gelombang besar.
Akibat gelombang dan ombak pecah, air terdorong ke arah pantai, makin besar gelombang
maka makin kuat dorongan air tersebut. Aliran air yang ke arah pantai ini dinamakan UP-RUSH

26
Pendidikan Akademis Penyelaman
(ombak hempasan). Sedangkan aliran air yang kembali ke laut sebagai akibat Up-rush disebut
BACKRUSH (ombak tarik). Backrush ini dapat dengan mudah menjatuhkan seorang penyelam
(Diver) yang berpelengkapan berat. Backrush akan mengalir kembali ke laut dengan jarak yang
pendek di bawah gelombang yang sedang menuju kepantai. Pantai dengan kelandaian agak curam
akan berpotensi beraliran backrush yang kuat.

5.2 PASANG DAN SURUT


Pasang surut terjadi akibat adanya gaya tarik bulan dan matahari yang berbeda terhadap bumi.
Besarnya dan lamanya pasang surut terhadap daerah tertentu di bumi akan bergantung pada posisi
bumi, bulan dan matahari. Umumnya suatu daerah di bumi dalam satu hari akan mengalami 2 kali
pasang dan 2 kali surut. Perubahan dari pasang ke surut atau sebaliknya akan berkontribusi dalam
menimbulkan gelombang dan arus.

5.3 ARUS
Arus adalah perpindahan air dari suatu tempat ketempat lain. Terdapat beberapa penyebab
terjadinya arus antara lain :
a. Geografis
b. Perbedaan Temperatur
c. Perbedaan bentuk relief
d. Pasang Surut
e. Gelombang
f. Perbedaan kadar garam
g. Angin, dll...

Tidal Current
Tidal Current (Arus Pasang Surut): Arus ini terjadi karena adanya pergerakan air laut saat
pasang ke surut atau sebaliknya. Pasang surut di daerah tertentu memainkan peranan yang penting
terhadap kuat arus dan kejernihan air. Air selalunya akan lebih jernih pada keadaan air pasang.

Rip Current
Rip Current atau ‘Arus celah’ terjadi di dekat pantai dan disebabkan karena air di dorong oleh
gelombang atau angin ke pantai dan mengalir kembali ke laut melalui celah yang sempit. Rip current
dapat terjadi pada kondisi seperti di atas dengan di tandai oleh aliran arus dan buih yang mengalir
keluar menjauhi pantai. Air berlumpur dan keruh juga menjadi indikator adanya Rip current ini.
Hindarilah arus jenis ini jika akan menyelam. Apabila anda terbawa arus menjauhi pantai dan sukar
untuk kembali ke pantai, umumnya dikarenakan anda telah terseret oleh Rip Current. Jika
terperangkap dalam rip current, maka untuk melepaskan diri adalah dengan cara berenang sejajar

27
Pendidikan Akademis Penyelaman
pantai sampai terbebas dari pengaruh arus, dan kemudian barulah anda berenang menuju pantai
melawati jalur lain yang aman. Natural Rip Current: Pada beberapa daerah karang dan daerah
berbatuan legok, arus celah alami dapat timbul di antara relung-relung, dan formasi landasan serta
alur yang menembus karang. Alun arus jenis ini akan berubah-ubah tergantung dari kondisi pasang
surut di daerah tersebut.

Longshore Current
Angin yang bertiup ke pantai dan membentur daratan sehingga angin terbiasa bergerak
sepanjang pantai. Hal ini mengakibatkan permukaan air akan bergerak paralel menjadi arus yang
menyusuri pantai dan disebut ’Longshore Current’ (arus paralel pesisir) Jika saat orientasi dan
mengetahui adanya arus jenis ini dan ternyata tidak terlalu kuat, maka dapat direncanakan titik
masuk (Entry) dan titik keluar (Exit) pada daerah yang sama. Usahakan mengawali penyelaman
dengan melawan arus, sehingga anda dapat melayang- layang santai terbawa arus kembali ke exit
tanpa kesulitan.

5.4 THERMOCLINE
Di dalam air, suhu air sendiri tidak sama dan tetap. Terdapat lapisan-lapisan air yang berbeda
suhunya disebut THERMOCLINE Perbedaan suhu lapisan air membuat kita harus memperhitungkan
jenis pakaian selam yang sesuai. Untuk daerah tropis, kita dapat berenang di permukaan hanya dengan
menggunakan kaos atau tanpa memakai baju. Tetapi jika menyelam lebih dalam lagi maka kita
membutuhkan pakaian selam yang lebih tebal untuk menghindari kehilangan panas tubuh yang
berlebihan secara cepat dimana semakin dalam kita menyelam, maka suhu air akan semakin dingin.
Flora dan fauna di kedalaman juga akan semakin berkurang dan berbeda.

5.5 KOMPOSISI DASAR


Komposisi dasar juga mempengaruhi kondisi atau suasana saat menyelam. Variasi komposisi
dasar mulai dari yang berlumpur, berpasir hingga berkarang. Dasar yang terdiri dari lumpur akan
membuat visibility cepat berubah karena partikel-partikel dari lumpur mudah tersebar. Dasar yang
berpasir lebih baik dari pada dasar berlumpur. Yang terbaik adalah dasar yang terdiri dari karang-
karang, selain visibility yang relative jernih, juga variasi dari mahluk hidupnya lebih beragam.
Waspadai komposisi dasar yang terdiri dari karang yang terdapat banyak karang tajam sehingga dapat
melukai anda. Komposisi dasar lokasi penyelaman anda juga dapat mempengaruhi prosedur
penyelaman, untuk itu diperlukan latihan-latihan tertentu dan pengalaman dari orang lain yang lebih
mahir dalam negosiasi dengan kondisi-kondisi yang perlu diperhitungkan dengan cermat.

28
Pendidikan Akademis Penyelaman
5.6 BERAT JENIS AIR
Berat jenis air mempengaruhi daya apung dari penyelam. Di air tawar, yang mempunyai berat
jenis (BJ) lebih rendah dari air laut, maka daya apung seseorang akan lebih kecil dari di air laut.
Misalnya seorang penyelam di air tawar memerlukan pemberat sebesar 3 kg, maka di air laut
diperlukan jumlah pemberat yang lebih. Demikian pula jika kita menyelam di laut yang setiap
daerahnya memiliki BJ yang berbeda. BJ air laut di perairan Indonesia rata-rata tempat adalah sama.

29
Pendidikan Akademis Penyelaman
VI. MARINE BIOLOGY

6.1 BARRACUDA
 Species Barracuda Sphyraenidae mencapai 20 jenis didunia ini
 Ada jenis yang sangat besar yang disebut (Sphyraena barracuda)
yang mampu menyerang manusia
 Hidup berkelompok dan ada juga yang menyendiri.
 Suka ditempat yang teduh dibawah benda yang terapung atau
terlindungi dari sinar matahari
 Giginya sangat tajam,gigitannya meninggalkan bekas huruf "V
 Pandangan matanya penuh curiga dan waspada,sangat suka dengan benda berkilau seperti
gelembung udara,sinar lampu atau sesuatu warna yang sangat menyolok,dsb.
 Hindari dan lihatlah saja jangan diganggu!!

6.2 BLUE O RING OCTOPUS


 Hapalochlaena lunulata atau Phylum Mollusca, Class Cephalopeda
 Terdapat pada lokasi-lokasi perairan dangkai
 Kebanyakan hidup didaerah Sub-Tropis & Tropis seperti Australia dan
Indonesia.
 Bersifat pemalu dan cenderung selalu menghindar
 Berwarna coklat dan mengeluarkan motif bercak kebiruan bila terusik atau
tersentuh
 Memiliki gigitan yang sangat berbisa dan dapat berakibat fatal pada manusia
 Racunnya bernama: maculotoxin
 Hidari dan jangan disentuh ataupun diusik.gunakan wetsuit saat berada berenang ataupun
menyelam

6.3 CONE SNAIL


 Phylum Mollusca, Class Gastropoda, Family Conidae atau Prosobranchia
 Ada yang menyebut the Glory-of-the-Seas Cone (Conus gloriamarisj
 Berwarna dan bercorak sangat indah dan menarik.
 Berukuran hingga 12 cm
 Memiliki sengat semacam anak panah dan sangat kecil dibagian mukanya.
 Racun yang dikandung diketahui sangat komplek dan sangat berbahaya
 Jangan diambil.dipegang maupun dijamah,
 Bila tersentuh ia akan melakukan tindakan perlindungan diri dengan menyengatkan anak panahnya
yang berisikan racun yang sangat kuat dan mematikan

30
Pendidikan Akademis Penyelaman
6.4 JELLY FISH
 Phylum coelenterata, Class Scyphozoa
 Binatang ini termasuk kategori tidak agresif ,suka diperairan yang dangkal
 Berwarna bening dan nyaris bagian-bagian terkecilnya pada rumbal tentakel
hampir tidak terlihat oleh mata.
 Sengat yang terdapat pada rumbai tentakelnya sangat berbisa
 Racunnya bernama :Chironex
 Beberapa jenis seperti Portuguese Man O War merupakan koloni hidroid
( Physalia utriculus)
 Jelly Box (Sea Wasp) memiliki racun yang sangat mematikan dan panjang tentakelnya hingga
7meter
 Hindari renang atau menyelam tanpa pelindung badan,gunakan pakaian pelindung Wetsuit atau Skinsuit
 Jangan mencoba coba menyentuh ataupun memegang, hindari!!!

6.5 RAY
 Sting Ray atau Phylum Chordata, Classs Chondrichthyes.
 Binatang ini tergolong tidak agresif dan cenderung pemalu
 Ekornya memiliki alat semacam pisau yang sangat tajam yang
terletak dibagian belakang.
 Suka berdiam diri dipasir pada dasar laut dan cenderung tidak
tampak
 Berhati-hati pada saat menginjakkan kaki di daerah pepasiran,
karena kecepatan sabet ekornya dapat mencapai 120km/jam
 Ada jenis Ray (Torpedo Ray) yang dapat menghasilkan listrik hingga 80 Volt
sebagai cara untuk melindungi dirinya

6.6 POISONOUS FISH


 Phylum Chordata, Class Osteich, Family Scorpaenidae
 Scorpion Fish (Stone Fish) yang bentuk dan warna tubuhnya mirip
dengan tempat dia berhenti (camouflage) pada karang, penyamarannya
cenderung sempurna dan nampir tidak terlihat oleh mata
 Memiliki duri-duri tajam dan berbisa pada sirip-siripya ,hmdari dengan
berjalan telanjang kaki pada area terumbu karang.gunakan coral boots
 Lion Fish ,bentuknya mirip seekor singa dan gaya renangnya sangat anggun
serta tenang, tidak agresif, berwarna menarik belang-belang
 Bila tersentuh dia akan melakukan proteksi diri dengan menyengatkan duri-
duri pada siripnya yang sangat berbisa

31
Pendidikan Akademis Penyelaman
6.7 SEA SNAKE
 Phylum Chordata, Class Reptilia, atau Hydrophidae
 Hidup didua media :laut dan darat, dapat bertahan hingga 8jam didalam air.
 Sifatnya pemalu terkadang cenderung ingin tahu
 Bermulut sangat kecil karena makanannya nanya ikan-ikan kecil pula
 Warnanya bermacam-macam.ada yang berwarna belang kuning hitam
,coklat kuning.hijau dsb
 Berekor pipih dibagian ujungnya yang dipakai untuk berenang.
 Gigitannya berbisa yang sangat beracun, bisanya mencapai 4 s/d 8 kali lebih
kuat dari bisa ular Cobra
 Hindari jangan disentuh dan usahakan menggunakan Wetsuit berukuran tebal minimal 3ml

6.8 MORAY EEL


 Moray EEL ( Muraenidae) yang tubuhnya berwarna coklat keabu-abuan.
 Panjangnya tubuh dewasa mencapai 2m
 Tinggalnya di lubang-lubang bebatuan pada karang di laut.
 Bergigi sangat tajam, dan jangan mengusiknya, karena bila tergigit dapat
berakibat fatal.
 Ada jenis Eel yang dapat menghasilkan listrik (Electrophorus electricus)
bertegangan sangat tinggi hingga 600 volt, yang dipergunakan untuk
melindungi dirinya
 Jangan menyentuh karena dapat tersengat listrik yang berakibat fatal bagi manusia

6.9 SURGEON & TRIGGER FISH


 Trigger Fish (Balistes capriscus) kadang-kadang bersifat agresif, terutama disaat
bertelur
 Habitat hidupnya pada perairan hangat dan dangkal
 Ikan ini tergolong pemberani (perfect protector) dan suka menyerang bila merasa
terganggu
 Surgeon Fish (Acanthurus bahanius) memiliki ekor yang sangat tajam bagai pisau,
bila tersentuh ekor tersebut dapat melukai
 Keduanya hidup didaerah terumbu karang ,perairan yang hangat dan suka memakan karang-karang yang
telah mati (ruble)

6.10 PUFFER FISH


 Ikan Buntal Duri atau disebut juga blowfish, swellfish, globefish, balloonfish
 Ikan jni memproteksi diri bila terusik dengan menggelembungkan diri bagaikan bola atau baton, dan

32
Pendidikan Akademis Penyelaman
sekujur tubuhnya berduri.
 Ikan ini sangat beracun yang disebut tetrodotoxin dan racun tersebut sanggup
membunuh 20 orang dewasa,bahkan 1200 kali lebih kuat dari racun cyanide
yang kita kenal.
 Bangsa Jepang terkenal dengan seni memasak jenis ikan ini, yang disebut FUGU
untuk dikonsumsi,
 Jangan mencoba-coba mengkonsumsi ikan jenis ini,karena racunnya mematikan,
hindari!!!

6.11 SHARK
 Great White Shark (Carcharodon carchanas) atau hiu putih raksasa
merupakan jenis ikan hiu yang sangat buas dan keiam di lautan,terlebih lagi
dimusim melahirkan
 Panjang dewasa mencapai 7 meter dan beratnya 3,5 ton.
 Berbagai jenis Hiu yang terdapat di didunia ini, salah satunya Reef Shark
(Blacktip , Grey dan Whitetip) kebanyakan hidup pada areal yang berkarang
 Ukuran panjang ikan dewasa dapat mencapai 2 meter lebih.
 Mereka adalah kategori pemburu cerdas dimalam hari
 Sedangkan Hammer Head (Martil) merupakan salah satu dari sekian banyak species ikan hiu yang
sifatnyapun hampir sama

6.12 THORN STAR & SEA URCHIN


 Thorn Star (Acanthaster planci) merupakan musuh terumbu karang no 1
karena ia memangsa segala macam karang yang berakibat warna karang berubah menjadi putih
 Kerang Triton adalah predator utama Mahkota berduri tersebut
 Sea Urchin , (Phylum echinodermata, Class Echinoidea)
 Memiliki duri-duri yang berukuran panjang mirip jarum dan sangat tajam.
 Ada beberapa jenis yang duri-durinya mengandung racun yang dapat menyebabkan amat sakit bila
tertusuk
 Hindari bertelanjang kaki saat berjalan diair dangkal pada pantai.
 Gunakan Coral boots

6.13 STINGING CORAL & HYDROID


 Stinging coral atau yang biasa disebut juga Fire Coral merupakan
koloni terumbu karang yang memiliki sengat yang disebut nematocyst
 Stinging Hydroid merupakan koloni cnidarians yang memiliki juga
senjata sengat yang disebut cnidocytes dan merupakan struktur dari

33
Pendidikan Akademis Penyelaman
nematocyst.
 Sengatan hydroid maupun karang api dapat menimbulkan gatal-gatal yang hebat pada kulit
manusia
 Gunakan pakaian pelindung wetsuit atau skinsuit untuk menghindarinya
 Jangan dipegang atau hindari sentuhan dengan keduanya

6.14 SALTWATER CROCODILE


 Buaya air asin (Crocodylus porosus) ini banyak terdapat di pantai
utara Australia dan beberapa di kawasan Irian , Indonesia
 Tergolong binatang amphibi yang dapat hidup diair laut
 Suka berada dipermukaan air dengan daya apung yang sempurna
 Kemampuan berlari untuk mengejar mangsanya cukup menakjubkan
 Ukuran buaya air asin dewasa dapat mencapai ukuran panjang 7 meter.
 Hindari.karena jenis ini suka menyerang manusia, tercatat di Australia pada tahun1971 jenis ini
telah membunuh 13 orang dewasa

34
Pendidikan Akademis Penyelaman
DIVE TABLE

35
Pendidikan Akademis Penyelaman
36
Pendidikan Akademis Penyelaman
37
Pendidikan Akademis Penyelaman
38
Pendidikan Akademis Penyelaman

Anda mungkin juga menyukai