SEJARAH PENYELAMAN
Dalam sejarah tidak tercatat siapa orang yang pertama kali menelam. Diduga bahwa teknik
penyelaman pada zaman dahulu kala tidaklah berbeda dengan cara yang dilakukan oleh penyelam
mutiara alam sekarang. Penyelaman purbakala mungkin menggunakan batu pemberat agar dapat lebih
cepat turun kedalam air, tetapi diperkirakan mereka tidak pernah menyelam lebih dari 30 meter dan
lamanya tidak lebih dari 2 menit. Penyelaman pada mulanya digunakan bagi kepentinga militer dan
penyelamatan kapal. Pada tahun 33M, dilaporkan bahwa Alexander yang agung melakukan penyelaman
di dalam sebuah lonceng penyelaman (diving bell). Pada peperangan laut antara tahun 400M-1800
diketahui bahwa penyelam telah berperan secara aktif.
Pada sejarah romawi kuno tercatat penggunaan alat selam dengan suplai udara dari permukaan
yang pertama kalinya 77 M, liny menggunakan pipa udara ke permukaan untuk penyelamannya. Alat
ini mungkin berupa snorkel yang pertama kali. Penggunaan alat ini terbatas pada penyelaman di dekat
permukaan karena adanya ruang hampa di dalam pipa yang tidak boleh terlalu panjang. Leonardo da
Vinci pernah membuat beberapa sketsa pakaian selam. Sejak tahun 1500 telah banyak dibuat rancangan
pakaian selam, akan tetapi kebantyakan tidak dapat digunakan untuk kedalaman yang melebihi
beberapa meter saja.
Namun demikian hal tersebut menunjukan betapa besarnya hasrat manusia untuk berada si
permukaan air walaupun hanya untuk beberapa menit saja. Pada tahun 1680 seorang italia bernama
Borelli merancang suatu alat yang secara kasar menyerupai alat selam dengan sirkulasi udara nafas.
Walaupun kurang praktis ide tersebut mendapat sambutan hangat pada masa itu. Dari berbagai fakta
tersebut teryata hampir semua alat selam yang dirancang mempunyai bentuk yang primitif dan tidak
bisa berfungsi dengan baik. Namun demikian, sejak abad ke-17 penggunaan lonceng penyelaman
(diving bell) telah berhasil dan memuaskan. Penyelaman dengan helmet lambat laun mulai di terima
sebagai salah satu teknik penyelaman bersamaan dengan ditemukannya alat pemompa udara yang cukup
efisien pada tahun 1800an.
Pada masa itu pemompaan udara cara utama unruk mensuplai udara bagi penyelam. Cara ini
memungkinkan penyelaman yang lebih dalam dan lebih lama, dan sekaligus menimbulkan problema
fisiologis pada lingkungan bawah air. Pada tahun 1837, Agustus Siebe merancang pakaian selam yang
merupakan cikal bakal dari pakaian modern yang sekarang. Namun demikian penemuan alat
selamdengan udara nafas yang dibawa sendiri oleh penyelam tidaklah ddisertai dengan
tersedianyakompresor dan reservoir udara yang cukup kuat. Pada tahun 1865 Benoist Rouquayrol dan
Denayruze dari Prancis menemukan regulator yang dapat digunakan pada alat selam SCUBA (Self
Containned Underwater Breathhing Apparatus). Tapi oleh karena juga belum ditemukan kompresor
dan reservoir udara yang baik, penggunaannya masih terbtas untuk penyelaman dengan suplai udara
dari permukaan. Pada taun 1878 H.A. Fleuss membuat alat selam sirkuit tertutup dengan oksigen
sebagai media nafas. Ia menggunakan potassium soda untuk menyerap CO2 yang dikeluarkan dari
pernafasan. Penemuan ini merupakan dasar dari pembuatan alat selam sirkuit tertutup yang modern.
2 Pendidikan Akademis Penyelaman
Penyelaman pada akhir tahun 1800an mampu mencapai pada kedalaman 50 meter, akan tetapi
penyakit Dekompresi (bends) muncul sebagai problema utama yang banyak menyebabkan cedera pada
penyelam. Barulah pada awal abad ke-20 ini Dr. J. S. Haldane merumuskan tabel dekompresi untuk
mengatasi problema tersebut. Tabel tersebutt didasarkan pada dugaan bahwa penyakit dekompresi dapat
diakibatkan apabila melakukan penghentian untuk dekompresi pada setiap perbandingan pengurangan
tekanan 2:1. Hal ini didasarkan pada perhitungan matematis dari tingkahlaku gas-gas lembam dalam
tubuh. Tabel Haldale ini merupakan dasar dari tabel pentahapan dekompresi yang ada sekarang. Pada
penyelidikan selanjutnya diketahui bahwa pada kedalaman yang lebih besar teryata tebel kurang
bermanfaat. Akan tetapi penggunaan tabel ini telah banyak menyelamatkan jiwa penyelam.
Penyelidikan pada tahun 1900an telah banyak membawa kemajuan pada bentuk dari alat selam,
dan sejak tahun 1940 penggunaan alat selam tersebut semakin meningkat. Rancangan dari regulator
suplai udara dari silinder udara tekan yang di bawa pada punggung penyelam oleh Cousteau dan Gagnan
(1943) belum banyak mengalami perubahan hingga saat ini kecuali beberapa modifikasi kecil. Alat
selam sirkuit tertutup yang menggunakan oksigen atau campuran oksigen/nitrogen sebagai media nafas
telah banyak mengalami perubbahan sejak pertama kali digunakan oleh penyelam Angkatan Laut Italia
pada perang Giblatar tahun 1941. Dengan makin bertambah dalamnya penyelaman, faktor ekonomi dari
gas yang digunakan untuk bernafas menjadi salah satu problema utama dan oleh karenannya sistem
tertutup menjadi sangat penting. Penyelaman yang melebihi kedalaman 100 meter tidak hanya
memerlukan allat selam sirkuit tertutup ataupun setengah tertutup yang khusus. Tetapi juga campuran
dari gas lembam dengan oksigen atau gas-gas lainnya. Oleh karena efek narkotiknya yang tinggi pada
kedalaman yang lebih besar, penggunaan yang lebih besar, penggunaan nitrogen telah diganti oleh gas
lembam lainnya seperti helium dan hydrogen. Namun penggunaan kedua jenis gas ini juga masih
menimbulkan komplikasi karena pada prinsipnya semua jenis gas menyebabkan terjadinya problema
fisiologis yang khas.
Sampai sekarang belum ditemukan campuran gas yang benar-benar ideal. Berkembangnya
penyelaman saturasi membawa perubahan besar yang cukup menguntungkan, baik ditinjau dari segi
kemampuan untuk mencapai kedalaman yang lebih dalam maupun kemampuan bekerja yang lebih
efektif dan efisien di kedalaman yang dalam. Yang dengan sendirinya secara ekonomis lebih
menguntungkan. Prinsip dari sistem ini adalah tercapainya kejenuhan seluruh jaringan tubuh oleh gas
lembam pada suatu kedalaman tertentu. Apabila kedalaman tersebut telah tercapai tubuh tidak akan
mampu lagi menyerap gas lembam walaupun untuk jangka waktu yang lama. Dengan demikian lamanya
penyelam an tidak akan memperpanjang waktu dekompresi. Cara ini digunakan pada hampir semua
penyelaman yang membutuhkan waktu lama pada kedalaman melebihi 100 meter.
2.1 MASKER
Masker memberikan suatu rongga udara diantara mata dan air. Masker juga membuat kita dapat
melihat dengan jelas serta melindungi mata terhadap iritasi. Masker akan mengalami tekanan
hidrostatis pada saat menyelam, keadaan ini haruslah diequalisasikan yaitu dengan cara
menghembuskan udara kedalam masker melalui hidung. Hal ini yang menyebabkan hidung harus
diikutsertakan ke dalam masker dan alasan ini mengapa googles perenenag tidak dapat dipakai untuk
menyelam. Disamping kegunaan masker tersebut diatas, masker juga menimbulkan efek yaitu
kombinasi sudut bias dan indeks bias antara air. Jarak kaca dan udara dalam rongga masker akan
menyebabkan benda-benda kelihatan lebih besar dan lebih dekat.
Syarat-syarat
a. Safety glass: Kacanya harus terbuat dari bahan kaca TEMPERED, bukan dari plastik yang
mudah tergores. Kaca / lensa harus terpasang kokoh pada tempatnya.
b. Volume kecil: Dengan volume sekecil mungkin akan memudahkan pada saat equalizing ataupun
mask clearing.
Memilih Masker
Pada suatu diving centre atau toko alat-alat selam tentunya terdapat berbagai jenis masker dan
tidak semua cocok untuk seseorang karena selera tiap orang berbeda. Pada prinsipnya pilihlah masker
yang masih baik dan enak dipakai. Mula-mula pilihlah masker yang anda sukai, kemudian tanpa
menggunakan strapnya, pasanglah masker tersebut pada muka anda dan hisaplah udara didalamnya
dengan hidung sedikit mungkin, kemudian tahanlah nafas anda, jika masker anda bertahan pada muka
anda tanpa sedikit kesukaran-pun, mungkin masker tersebut yang cocok untuk wajah anda.
Jenis-jenis
a. Ditinjau dari bahan: rubber atau silicon plastic
b. Ditinjau dari kaca: single, double, triple atau quadruple
c. Nose Pocket: dilengkapi katup buang atau tidak. Sebaiknya hindari sebuah masker dengan katup
buang sebab pada saat menyelam jika katupnya tidak berfungsi maka air akan masuk ke dalam
masker melalui katup tersebut. Hal ini sangat tidak menyenangkan saat penyelaman.
Pemakaian :
a. Beri cairan anti FOG atau saliva
b. Bebaskan rambut yang tergurai ke wajah
c. Pasang mask diwajah
d. Tarik strap kebelakang
e. Atur mask strap tidak terlalu longgar
f. Sesuaikan strap tidak terlalu ketat
Pemeliharaan :
a. Cuci air tawar
b. Keringkan
c. Seka sisa bercak air dengan kain pembersih
2.2 SNORKEL
Snorkel adalah sebuah pipa untuk bernafas yang sederhana, dimana akan berguna untuk skin
diving atau beristirahat di permukaan air. Mengggunakan snorkel, seorang penyelam dapat bernafas
dengan mudah tanpa harus menegakkan kepalanya keluar dari air pada saat berada di permukaan air.
Snorkel membuat penyelam bebas mengamati keadaan di bawah air secara terus menerus. Jika ada air
yang masuk kedalam snorkel melalui ujung yang terbuka, maka si penyelam harus mampu meniup air
keluar sebelum mengambil nafas berikutnya.
Jenis-jenis
1. Ditinjau dari bahan: rubber atau silikon
2. Ditinjau dari bentuk:
• J shaped: Tipe ini cukup baik udara cukup udara lancar melalui pipa tanpa hambatan.
• Tipe counter: Tipe ini lebih efisien dari pada tipe J, sebab bagian ujungnya yang melengkung
memudahkan pergerakan tangan.
• Fleksible hose: pipa pada bagian yang melengkung terbuat dari bahan fleksible, sisi dalamnya
ada yang bergelombang dan ada juga yang licin.
Terdapat juga jenis snorkel yang mempunyai katup buang pada bagian bawahnya, serta bagian
mouth piece yang khusus disesuaikan dengan bentuk mulut pemakai. Selain itu juga terdapat snorkel
model dry, saat menyelam air tidak akan memasuki pipa snorkel.
Prinsip memilih snorkel yang mempunyai pipa dengan maksimum panjang 17 inch serta
diameter 2,5cm agar mempermudah si pemakai untuk bernafas. Bagian dalamnya licin (tidak
bergelombang) sehingga tidak ada air yang tersisa pada saat mengeluarkan dari pipa. Bentuk mouth
piece cocok dan nyaman dumulut anda.
2.3 FINS
Fins menambah efisiensi serta mobilitas anda didalam air serta juga menambah laju pergerakkan
dengan usaha seminimal mungkin. Hal ini akan membuat tangan kita bebas melakukan aktivitas lainnya
daripada dipergunakan untuk berenang. Tujuan utama dari memakai fins adalah memudahkan jelajah
dan mendapatkan daya dorong untuk bergerak maju dan konstan dan bukan kecepatan. Hal ini dilakukan
dengan kayuhan kaki yang perlahan namun kuat serta santai, tentu saja kecepatan dapat ditambah akan
tetapi hal ini bukan menjadi alasan fin digunakan dalam kegiatan selam rekreasi.
Jenis-jenis
a. Full foot: Tipe ini mempunyai ukuran yang serupa dengan
sepatu. Umumnya mempunyai ukuran yang lebih kecil
dibandingkan dengan tipe yang lainnya. Fins tipe ini lebih
enak dipakai jika hanya berkaki telanjang. Namun karena
bagian tumitnya terbuat dari bahan yang tipis akan lebih
cepat rusak.
b. Open Heel: Fins tipe ini umumny a mempunyai strap yang
bisa diatur sesuai dengan kaki si pemakai dan dapat
dilonggarkan saat akan dilepas, selain itu disain yang akhir-
akhir ini muncul dilengkapi dengan 'buckle' yang dapat
dengan mudah dilepas dan dipasang kembali. Fins ini
mempunyai bidang yang lebih luas, panjang dan bentuknya
lebih kokoh. Fins tipe ini didesain untuk dipergunakan
dengan boot.
Kedua tipe fins ini biasanya terbuat dari bahan-bahan antara lain: rubber, polyurethane, thermoplastic
dan berbagai campuran plastic. Selain 2 tipe dasar tersebut, bentuk rancangan fins sangat bervariasi.
Memilih Fins
Hal utama dalam memilih fins adalah pilihan karakter design fins sesuai peruntukkannya dan
cocok buat kaki serta nyaman saat dipakai.
2.4 BOOT
Beberapa alasan kita memakai boot, antara lain adalah untuk menghindari kaki lecet saat
memakai fins open heel serta memperkokoh posisi pemakaian fins dan menghindari kaki cedera jika
berjalan di atas batu karang. Memilih boot sebaiknya jangan terlalu ketat atau longgar.
2.5 LIFEVEST
Rompi apung adalah suatu alat yang biasa dipergunakan pada keadaan darurat. Namum rompi
apung pada selam dipergunakan untuk:
a. Netralisasi keterapungan pada setiap kedalaman.
b. Terapung dipermukaan air sambil berenang
c. Beristirahat terlentang di permukaan air dengan mengembangkan secara maksimal
d. Menyelamatkan diri sendiri ataupun menyelamatkan orang lain.
Untuk skin diving, umumnya dikenal dengan nama lifevest. Bentuk ini mempunyai volume
yang kecil dan dilengkapi dengan pipa peniup udara kecil dan sebuah tali pengikat tunggal. Terdapat
dua jenis vest yang langsung digantungkan di leher dan langsung di gantung keleher. Jenis vest yang
kedua dilengkapi resliting di bagain tengahnya. Lifevest juga dilengkapi catridge berisi gas CO2 yang
berfungsi mengembangkan vest secara cepat dengan cara menarik katup pembuka cartridge (inflation
tab). Agar dapat melakukan penyelaman lebih dalam dan lebih lama, maka diperlukan peralatan lainnya
selain peralatan dasar selam. Peralatan-peralatan berikut dikenal sebagai peralatan dasar SCUBA
diving. Peralatan dasar dari SCUBA diving terdiri dari:
a. Compensator Device (BCD)
b. Sistem Pemberat
c. Tabung SCUBA
d. Regulator
8 Pendidikan Akademis Penyelaman
e. Gauge Instrument (Pressure & Deep)
Seluruh peralatan dasar ini merupakan satu kesatuan yang disebut "SCUBA Unit"
BOUYANCY COMPENSATOR DEVICE (BCD) Saat penyelam turun lebih dalam, meningkatnya
tekanan akan mengurangi daya apung dari wet suit
(neoprene) & volume BCD, sehingga keadaan daya apung
penyelam yang sebelumnya netral menjadi negative. Hal ini
menimbulkan ketidak nyamanan dalam bergerak di bawah
air. Udara dapat ditambahkan kedalam BCD untuk kembali
mendapatkan daya apung netral, demikian sebaliknya saat
penyelam Scuba naik daerah dangkal, udara dapat
dikurangi dari dalam BCD agar mengurangi kecepatan naik
atau menetralkan daya apung pada kedalaman tertentu.
BCD juga bermanfaat untuk mempertahankan daya apung
positif, saat berenang atau istirahat di permukaan. BCD dapat dimanfaatkan sebagai alat bantu apung
diri sendiri atau penyelam lain saat keadaan darurat terjadi.
Secara umum BCD di design dalam satu kesatuan dengan "Back pack" (bagain untuk
menyandang tabung SCUBA). Ada 2 Konstruksi BCD yaitu: "Single Bladder" dan "Double Bladder.
Double Bladder BCD memiliki lapisan bagian dalam dan bagian luar. Bagian dalam umumnya terbuat
dari bahan urethrane sedang bagian luar terbuat dari bahan nylon. Single Bladder BCD hanya terdiri
dari 1 lapisan. Bahan lapisan BCD umumnya memakai lembaran nylon dengan lapisan kedap air dari
campuran plastic. Jenis bahan campuran yang umum dipakai adalah "Denier Nylon" dengan ukuran
ketebalan yang bervariasi.
Syarat kelengkapan BCD standar untuk selam olahraga antara lain memiliki:
a. Low pressure power inflator dan Oral inflator
b. Over expansion relief valve, Dump valve, Tombol "deflator" manual.
c. Back pack yang cukup kokoh untuk menyanggah tabung SCUBA
d. "Buckle" dan "Strap" yang mudah disetel
e. Ring atau tempat untuk mengkaitkan peralatan seperti "Console", Octopus, dll
f. Adanya kantung-kantung untuk membawa perlengkapan-perlengkapan kecil
Perangkat SCUBA akan menghasilkan mobilitas yang tinggi, namun mempunyai keterbatasan
waktu, tergantung jumlah udara yang dapat dimasukkan kedalam tabung logam kecil (SCUBA) itu.
Umumnya tabung SCUBA terbuat dari bahan Steel (Baja) dan Alluminium Alloys. Yang terbuat dari
bahan steel lebih berat dan tekanan kompresinya lebih kecil dari yang terbuat dari Alluminium.
Terdiri dari berbagai ukuran antara lain yang mempunyai volume 50, 71.2, 80, 90 dan 100 Cuft
(Cubic Feet). Sebuah tabung SCUBA mempunyai tulisan/tanda-tanda yang masing-masing mempunyai
arti, seperti DOT-3AI-3000 P 353463 LUXFER 7 87 H 7 92 dimana:
DOT = Department of Transportation yaitu badan yang berwenang di AS yang mengawasi
eredaran tabung gas bertekanan :
3 AL = Kode logam aluminium yang dipakai
3000 = Tabung udara bisa diisi sampai dengan tekanan 3000 psi
P353403 = Nomor serial tabung sedangkan huruf P untuk tabung 80 cuft, Y untuk 71,2 cuft
dan R untuk 50 cuft sedangkan KK untuk tabung 15 cuft (pony tank)
LUXFER = Pabrik yang mengeluarkan tabung
7 87 = Test hidrostatis yang pertama (di pabrik). Yang melakukan adalah Authorized
Testing dengan simbol A besar dengan huruf T di dalamnya.
H 7 92 = Test hidrostatis yang terakhir dilakukan.
Tidak semua tabung udara bertanda DOT (DOT hanya tabung yang dikeluarkan di AS), kalau
yang bertanda DOT/CTC untuk yang dikeluarkan di AS atau Canada (CTC = Canadian Transportation
Commision). Pabrik yang mengeluarkan tabung SCUBA antara lain LUXFER di Amerika dan CIG di
Australia.
Perawatan :
a. Janganlah mengisi Tabung SCUBA melebihi tekanan yang diijinkan.
b. Isilah tabung dengan udara yang bersih
c. Setelah penyelaman, maka tabung haruslah dibilas / dicuci dengan air bersih untuk
menghilangkan sisa-sisa air laut. Sewaktu-waktu tank boot dilepas untuk memeriksa
kemungkinan korosi pada dasar tabung.
d. Pemeriksaan secara visual bagian dalam tabung SCUBA dilakukan tiap tahun atau lebih sering,
tergantung udara lembab yang mungkin masuk kedalamnya.
e. Test hidrostatis harus dilakukan tiap 5 tahun
11 Pendidikan Akademis Penyelaman
f. Lindungilah tabung terhadap benturan saat transportasi maupun penyimpanan.
g. Pakailah tank boots yang berlubang bagian bawahnya untuk melindungi tabung
h. Janganlah sekali-kali memakai tabung sampai habis sama sekali, apalagi di dalam air sebab air
/ uap air dapat masuk kedalamnya.
i. Untuk penyimpanan jangka panjang, letakkanlah tabung secara tegak dan berisi tekanan
kirakira 500 psi, sebab jika tabung dalam keadaan kosong sama sekali maka uap air dapat masuk
kedalamnya.
j. Usahakanlah agar tabung berisi udara segar sehabis disimpan lama sekali.
k. Janganlah membawa / menyimpan tabung di bawah sinar matahari atau tempat yang panas
(udara di dalam tabung akan mengembang dan melebihi tekanan yang diijinkan sehingga
membahayakan)
l. Janganlah men-cat ulang kembali tabung dengan cara membakar cat yang lama, sebab ini akan
mengubah struktur logam tabung (panas akan mengubah struktur logam).
m. Lindungilah bagian luar tabung dengan memakai tank protector.
Tank Valve
Perangkat yang menjadi bagian dari tabung SCUBA.
Valve dipasang pada mulut tabung yang dilengkapi dengan
Oring. Valve bekerja seperti keran pembuka & penutup aliran
udara dari dalam tabung. Bentuk mulut valve disesuaikan
dengan model regulator yang akan dipasangkan. Ada model
”yoke” bersistem jepit atau ”Din” dengan ulir.
Jenis Valve:
a. K-Valve: adalah tipe valve yang paling sederhana dengan sebuah katup putar untuk membuka
dan menutup aliran udara.
b. J-Valve: merupakan valve tipe lama dimana selain memiliki katup putar buka dan tutup aliran
udara juga dilengkapi tambahan katup cadangan mekanis (reserve). Reserve mekanis ini
diaktifkan saat tekanan tabung turun sampai di bawah batas yang ditentukan (+ 500-700 psi)
akan mengalirkan udara sebagai tanda segera akhiri penyelaman dan menuju ke permukaan.
Valve tipe ini dulunya didesain denga perangkat regulator SCUBA yang belum atau tidak
dilengkapi alat pengukur kedalaman (deep gauge).
Perawatan:
Karena katup-katup ini umumnya terbuat dari suatu logam campuran yang mudah rusak, maka
selama transportasi letakkanlah pada tempat yang tak mudah terguling maupun terbentur. Untuk
menghindari korotan masuk kedalam valve, maka sebelum dan sesudah pemakaian sebaiknya lubang
tempat udara keluar ditutup baik dengan menggunakan isolasi maupun dengan bahan lainnya.
Tank Boot:
Dipasangkan pada bagian bawah dari tabung agar melindungi tabung terhadap benturan
maupun gesekan saat transportasi atau saat digunakan. Sebaiknya tank boot sekali-kali dibuka untuk
melihat kondisi logam bagain bawah tabung. Pilihlah tank boot yang bagian bawahnya berlubang agar
air dapat keluar dari bagian bawah tabung. Supaya melindungi dinding tabung dari terbentur dan
melukai cat tabung, banyak penyelam memasangkan”Tank Net” yang berbentuk seperti kisi-kisi dan
umumnya terbuat dari bahan plastik.
2.10 REGULATOR
Regulator SCUBA adalah sebuah
perangkat penyalur aliran udara bagi
penyelam yang dapat merubah udara
bertekanan tinggi dari tabung SCUBA
menjadi udara yang bertekanan sesuai dengan
kebutuhan penyelam berdasarkan perubahan
tekanan disekelilingnya. Tanpa
regulator, penyelam tidak dapat melakukan aktifitas penyelaman jika hanya menggunakan udara dari
tabung secara langsung.
Kelebihan regulator double hose hanya terletak pada buble (gelembung udara) udara buang
penyelam tidak akan pernah mengganggu pandangan. Namun kelemahan regulator ini, bagi penyelam
yang masih menggunakan peralatan tidak dapat memasangkan selang tambahan untuk inflator BCD
serta SPG dan harus menggunakan tabung dengan tipe J-Valve.
Untuk melindungi bagian first stage dari kemasukan air atau debu, maka first stage juga dilengkapi
dengan sebuah penutup (dust cover) yang dipasangkan pada bagian first stage (tempat udara masuk dari
tabung) bila regulator tidak dipakai. First stage selain menyalurkan ke selang bertekanan rendah pada
second stage, inflator BCD dan Octopus, juga ada selang high pressure (tekanan tinggi dan sesuai
perubahan tekanan dalam tabung) yang dihubungkan ke instrumen pengukur tekanan tabung
(SPG=Submersible Pressure Gauge).
First Stage Regulator pada perkembangannya juga dibedakan berdasarkan “Balanced” dan
“Unbalanced”. First stage regulator masa kini sudah bekerja dengan sistem “Balanced” yang mana first
stage sanggup menyesuaikan perubahan output udara bertekanan rendahnya sesuai dengan perubahan
tekanan kedalaman air. Kita sadari bahwa semakin dalam kita menyelam maka tekanan udara yang kita
tarik akan terasa berat. Teknologi regulator “Balanced first stage” mampu menyesuaikan perubahan
tekanan dengan rata-rata menaikkan tekanan rendah pada first stage sebesar
2 psi jika terjadi penambahan beban tekanan tiap 1 ATM di kedalaman (Contoh: 0-30 ft Æ regulator
Perawatan:
Regulator haruslah dirawat secara benar sehabis dipakai. Kimia air kolam renang maupun air
laut dapat merusak regulator bilamana tidak dibilas dengan air bersih setelah dipakai. Cara terbaik
membilas regulator adalah dengan membiarkan regulator tetap terpasang pada tabung SCUBA dengan
udara tetap bertekanan. Bilaslah dengan air bersih. Jika hal tersebut tidak memungkinkan, maka
letakkan second stage di bawah keran air dan bilas. Jangan sekali-kali menekan purge button yang akan
mengakibatkan air masuk kedalam selang. Jangan lupa memasang dust cover pada lubang first stage.
Kemudian keringkan sebelum disimpan dan waspadai hose jangan tertekuk. Jika digantung, pastikan
bagain mouth piece juga dipasangkan penutup agar
menghindari lipas dan serangga masuk & bersarang dalam
mangkok second stage.
Octopus:
Second stage dengan hose (selang) yang lebih panjang
dan terpasang pada first stage regulator. Dimaksudkan sebagai
second stage alternatif bilamana diperlukan. Antara lain saat menolong
buddy (mitra selam) yang kehabisan udara atau sebagai cadangan jika
second stage utama mengalami kemacetan. Perawatan octopus sama
dengan perawatan regulator.
Instrumen regulator:
Instrumen regulator adalah Pressure Gauge (Pengukur tekanan
tabung) dan Deep Gauge (Pengukur kedalaman penyelaman). Kedua
instrumen ini mutlak terpasang pada regulator single hose dan harus
berkampuan menahan perubahan tekanan kedalaman penyelaman, dan
Pressure gauge juga harus mampu menahan tekanan tinggi langsung
dari tabung dan umum disebut SPG (Submersible Pressure Gauge).
Satuan tekanan dari SPG ini umumnya tertera dalam PSI atau BAR.
Deep gauge dipasang berdampingan dengan pressure gauge untuk
memudahkan monitoring secara simultan saat penyelaman yang
terintegrasi pada wadahnya dan disebut ”console”. Satuan
kedalaman diterakan dalam feet (ft) atau meter (m). Deep gauge juga ada yang dipisahkan dari console
dan dipasangkan di tangan. Console yang memuat 2 instrumen pokok (Pressure & Deep) disebut ”Two
Pemeriksaan kondisi dan kemampuan paru-paru secara medis harus dilakukan dengan teliti dan
cermat terutama jika akan melakukan aktifitas penyelaman guna menghindari kecenderungan mengidap
penyakit Pulmonary Barotrauma/Brust Lung (pengkerutan paru). Parameter-parameter diatas menjadi
mekanisme yang penting untuk memahami fisiologi pernafasan yang secara relative memungkinkan
prediksi terhadap kondisi:
a. Resiko barotrauma paru sewaktu descent (bergerak turun dan ascent (bergerak naik)
b. Durasi, konsumsi dan aktifitas yang berhubungan dengan udara tabung terutama jika terpakai
habis.
c. Kedalaman maksimum yang aman saat menyelam skin diving.
d. Kelelahan bernafas dikarenakan peralatan selam kurang berdaya guna.
e. Kekurangan O2 (Hypoxia) dikarenakan ventilasi paru-paru yang tak cukup dan hal-hal lainnya.
Struktur Alveoli berupa kantong kecil dan tipis, melekat erat dengan lapisan
pembuluhpembuluh darah halus (kapiler) yang membawa darah bebas O2 dari jantung. Molekul 02
disaring melalui dinding pembuluh darah tersebut untuk masuk ke aliran darah. Sama halnya dengan
CO2 yang dilepaskan dari aliran darah ke dalam kantong udara untuk dikeluarkan melalui pernafasan.
Saat tersebut akan menentukan jumlah oksigen yang masuk ke dalam darah dan jumlah CO2 yang
dikeluarkan dari darah.
Gas cenderung untuk berdifusi dari daerah dengan tekanan partial tinggi ke daerah dengan
tekanan partial lebih rendah terjadi karena selisih tekanan (pressure gradient). Selisih tekanan O2 dari
aveoli ke aliran darah atau sebaliknya, selisih tekanan CO2 dari saluran darah ke aveoli menentukan
pertukaran gas tersebut di paru-paru. Keseimbangan akan terjadi dengan masuknya O2 ke aliran darah
dari paru-paru dan dengan masuknya CO2 dari aliran darah ke paru-paru.
Selisih tekanan yang sama juga terjadi pada tingkat jaringan darah, dimana CO2 dilepas oleh
jaringan masuk ke aliran darah dan O2 berdifusi di dalam jaringan tubuh. Proses ini berulang di tiap
proses pernafasan dan sirkulasi darah. Pertukaran gas melalui proses difusi yang bergantung pada
tingkatan yang sesuai dengan BJ (berat jenis) gas bersangkutan. Di alveoli, O2 berdifusi lebih cepat dari
CO2 karena BJ-nya lebih rendah. Difusi gas di dalam jaringan tubuh sangat dipengaruhi oleh daya
larutnya di dalam cairan jaringan dan darah. Karena CO2 +24 kali lebih mudah larut di dalam darah
dibandingkan O2, maka keseluruhan kecepatan difusi CO2 akan meningkat + 20 kali lipat. Difusi gas
akan menurun dipengaruhi beberapa faktor seperti kelainan-kelainan dinding alveoli, peredaran
pembuluh darah halus yang tidak sempurna mengurangi suplai darah ke alveoli. Salah satu dari hal
diatas juga menyebabkan kurangnya O2 kedalam darah dan berkurangnya CO2 dari darah.
Jadi Hypoxia (kekurangan O2) / Hypercapnia (kelebihan CO2) dapat terjadi.
3.7 SINUS
Sinus adalah rongga udara yang terdapat di kepala. Terdapat 4 macam sinus di kepala yaitu : a.
Sinus Frontalis
b. Sinus Ethmoidalis
c. Sinus Maxilaris
d. Sinus Splienodalis
Semua sinus tersebut berhubungan dengan nasopharing melalui saluran udara berongga agar
udara dapat masuk dan keluar serta untuk mengeluarkan genangan cairan yang mungkin terjadi. Apabila
saluran ke dalam rongga sinus tersumbat, maka udara pernafasan dari hidung dan tenggorokan tidak
akan dapat masuk ke dalam rongga sinus untuk mengimbangi tekanan pada jaringan. Terjadilah
pembengkakan dan mungkin disusul dengan pendarahan jaringan yang menempati sebagian dari rongga
sinus.
Semua sinus tersebut berhubungan dengan nasopharing melalui saluran udara berongga agar
udara dapat masuk dan keluar serta untuk mengeluarkan genangan cairan yang mungkin terjadi. Apabila
saluran ke dalam rongga sinus tersumbat, maka udara pernafasan dari hidung dan tenggorokan tidak
akan dapat masuk ke dalam rongga sinus untuk mengimbangi tekanan pada jaringan. Terjadilah
pembengkakan dan mungkin disusul dengan pendarahan jaringan yang menempati sebagian dari rongga
sinus. Sumbatan pada saluran udara dapat disebabkan oleh keadaankeadaan berikut :
a. Sinusitis (infeksi atau alergi) dimana pembengkakan dan kongesti (radang) jaringan
menyebabkan hambatan mekanis.
b. Rhinitis (high-fever), prosesnya sama dengan sinusitis.
c. Polip (pertumbuhan jaringan kecil/tulang muda yang dapat menyumbat saluran sinus).
d. Lipatan jaringan yang berlebihan.
e. Sumbatan oleh lendir yang mongering
3.8 TELINGA
Telinga terdiri dari 3 bagian utama yaitu :
a. Telinga bagian luar.
b. Telinga bagian tengah.
c. Telinga bagian dalam
Masing-masing bagian telinga tersebut mempunyai fungsi yang berbeda-beda. Telinga bagian
luar adalah daun telinga yang berperan dalam melindungi saluran auditor. Saluran ini dilindungi rambut
dan kelenjar keringat yang mengeluarkan lilin untuk menangkap partikel asing. Telinga bagian tengah
merupakan rongga udara yang dikelilingi oleh jaringan dan tulang-tulang yang dapat menahan tekanan
udara, di dalamnya terdapat tulang-tulang penghantar yang menghubungkan gendang telinga dengan
telinga bagian dalam.
Gendang telinga adalah selaput yang lentur dan peka yang memisahkan kedua bagian teIinga
ini. Sedangkan telinga bagian dalam tidak mempunyai rongga udara, terletak diantara tulang dan terdiri
dari organ pendengaran dan keseimbangan yang berisi cairan. Telinga bagian tengah dan dalam
dipisahkan oleh dua selaput tipis yaitu tingkap lonjong (oval window) dan tingkap bundar (round
window). Pada saat penyelam turun ke kedalaman, tekanan di kedalaman akan berpengaruh ke telinga
bagian tengah dan secara tidak langsung ke telinga dalam.
Ekualisasi tekanan terhadap rongga telinga tengah perlu dilakukan pada setiap perubahan
tekanan sekeliling dimana penyelam berada. Ekualisasi tekanan dilakukan dengan mengalirkan udara
yang bertekanan sama dengan tekanan sekelilingnya melalui saluran Eustachian (penghubung telinga
tengah dengan tenggorokan)
Tekanan partial dari suatu gas di dalam campuran diperoleh dengan mengalikan prosentase gas
dengan tekanan total pada tekanan kedalamannya. Peningkatan tekanan partial didalam air terjadi
sebagai berikut :
Permukaan = (1 ATA)
= 0,8 ATA N2 + 0,2 ATA 02 (PP02 = 20% x I ATA)
10 meter = (2 ATA)
= 1,6 ATA N2 + 0,4 ATA 02 (PP02 = 20% x 2 ATA)
20 meter = (3 ATA)
= 2,4 ATA N2 + 0,6 ATA 02 (PP02 = 20% x 3 ATA)
40 meter = (5 ATA)
= 4,0 ATA N2 + 1,0 A-rA 02 (PP02 = 20% x 5 ATA)
Dari penjelasan diatas terlihat bahwa pada kedalaman 40 meter (tekanan 5 ATA), penyelam
yang bemafas dengan udara biasa akan menghirup oksigen dengan tekanan partial yang sama (1 ATA)
seperti bila ia sedang menghirup 100% 02 di permukaan air. Pemahaman hukum ini penting untuk
mengetahui efek toksik gas pernafasan pada kedalaman, penyakit dekompresi dan penggunaan oksigen
maupun campuran gas untuk tujuan pengobatan.
Sebagai contoh, seorang penyelam yang menghirup suatu campuran gas 60%-O2 dan 40%-N2
resikonya menderita keracunan O2 pada kedalaman sekitar 30 meter (4 ATA). Tekanan partial
Oksigen (PPO2)
= 60/100 x 4 ATA
= 2,4 ATA (Toksik)
Tekanan partial Nitrogen (PPN2)
= 40/100 x 4 ATA
3. Hukum Charles
Hukum ini menyangkut hubungan antara suhu, volume, dan tekanan. Dinyatakan bahwa bila
tekanan tetap konstan,volume dari sejumlah gas tertentu adalah berbanding lurus dengan suhu absolut.
Hukum ini sangat erat hubungannya dengan sifat kompresi dan dekompresi dari gas-gas yang juga
berkaitan dengan gas-gas dalam aliran darah berwujud cair di tubuh manusia yang dapat menjadi lewat
jenuh saat menyelam dengan udara tekan (tabung).
4.4. SUARA
Suara di dalam air sangat dipengaruhi oleh media penghantarnya yaitu cairan. Karena air lebih
rapat dari pada udara, maka kecepatan suara di dalam air menjadi +4 kali lebih cepat. Suara di udara
akan cepat kehilangan energinya bila dipancarkan ke dalam air. Perbedaan media udara dan air membuat
kita sukar untuk mendengarkan suara yang dibuat di udara dekat permukaan air. Identifikasi jenis suara
(frekwensi) terhadap pendengaran penyelam di dalam air akan berkurang karena air berada langsung ke
selaput gendang telinga bagian luar. Apa lagi jika penyelam mengenakan penutup kepala (hood) yang
lebih mengurangi ambang pendengaran. Telinga manusia telah diciptakan untuk melokalisir arah suara
di udara bila berada di darat. Di dalam air, mekanisme ini akan terganggu oleh karena suara berjalan 4
kali lebih cepat. Akibatnya lokalisir suara menjadi lebih sulit oleh karena di dalam air suara akan
dihantarkan ke organ pendengaran lebih baik melalui tulang kepala dari pada melalui gendang telinga.
V. LINGKUNGAN PENYELAMAN
Memahami daerah dan kondisi lokasi penyelaman disertai latihan yang benar akan membantu
penyelaman anda menjadi aman, walau penyelaman tersebut dilakukan di lautan, danau, dermaga,
25 Pendidikan Akademis Penyelaman
daerah berkarang dan kondisi lainnya. Konsultasi awal dengan penyelam lokal atau para penyelam yang
pernah menyelam di daerah tersebut adalah langkah yang bijak sebelum anda menyelam di daerah yang
baru atau asing. Umumnya, mereka dengan senang hati akan memberikan informasi kepada anda,
mengenai hal-hal yang mungkin harus dihadapi ataupun dihindari.
Periksalah terlebih dahulu daerah penyelaman dari dataran di ketinggian agar lebih mudah
untuk mengamati atau observasi, kondisi pergerakan air, visibility (jarak pandang), cuaca di kejauhan,
daerah untuk entry dan exit, dan hal-hal lain yang diperlukan sebagai data untuk mematangkan rencana
penyelaman anda. Tiap daerah dan karakter lingkungannya selalu menyajikan keragaman kondisi dan
lokasi penyelamannya, apakah menyangkut kondisi fisik daratan dan perairan, maupun situasi dan
kondisi mahluk yang bakal dijumpai selama melakukan aktifitas penyelaman tersebut. Mengenal
karakter fisik alami dan perubahan yang terjadi dapat mengantisipasi suatu keadaan darurat. Tentunya
sikap dan tindakan yang harus dilakukan juga perlu di cermati dalam usaha mencegah dan memperkecil
resiko.
5.3 ARUS
Arus adalah perpindahan air dari suatu tempat ketempat lain. Terdapat beberapa penyebab
terjadinya arus antara lain :
a. Geografis
b. Perbedaan Temperatur
c. Perbedaan bentuk relief
d. Pasang Surut
e. Gelombang
f. Perbedaan kadar garam
g. Angin, dll...
Tidal Current
Tidal Current (Arus Pasang Surut): Arus ini terjadi karena adanya pergerakan air laut saat
pasang ke surut atau sebaliknya. Pasang surut di daerah tertentu memainkan peranan yang penting
terhadap kuat arus dan kejernihan air. Air selalunya akan lebih jernih pada keadaan air pasang.
Rip Current
Rip Current atau ‘Arus celah’ terjadi di dekat pantai dan disebabkan karena air di dorong oleh
gelombang atau angin ke pantai dan mengalir kembali ke laut melalui celah yang sempit. Rip current
dapat terjadi pada kondisi seperti di atas dengan di tandai oleh aliran arus dan buih yang mengalir keluar
menjauhi pantai. Air berlumpur dan keruh juga menjadi indikator adanya Rip current ini. Hindarilah
arus jenis ini jika akan menyelam. Apabila anda terbawa arus menjauhi pantai dan sukar untuk kembali
ke pantai, umumnya dikarenakan anda telah terseret oleh Rip Current. Jika terperangkap dalam rip
current, maka untuk melepaskan diri adalah dengan cara berenang sejajar pantai sampai terbebas dari
pengaruh arus, dan kemudian barulah anda berenang menuju pantai melawati jalur lain yang aman.
Natural Rip Current: Pada beberapa daerah karang dan daerah berbatuan legok, arus celah alami dapat
timbul di antara relung-relung, dan formasi landasan serta alur yang menembus karang. Alun arus jenis
ini akan berubah-ubah tergantung dari kondisi pasang surut di daerah tersebut.
5.4 THERMOCLINE
Di dalam air, suhu air sendiri tidak sama dan tetap. Terdapat lapisan-lapisan air yang berbeda
suhunya disebut THERMOCLINE Perbedaan suhu lapisan air membuat kita harus memperhitungkan
jenis pakaian selam yang sesuai. Untuk daerah tropis, kita dapat berenang di permukaan hanya dengan
menggunakan kaos atau tanpa memakai baju. Tetapi jika menyelam lebih dalam lagi maka kita
membutuhkan pakaian selam yang lebih tebal untuk menghindari kehilangan panas tubuh yang
berlebihan secara cepat dimana semakin dalam kita menyelam, maka suhu air akan semakin dingin.
Flora dan fauna di kedalaman juga akan semakin berkurang dan berbeda.
6.1 BARRACUDA
Species Barracuda Sphyraenidae mencapai 20 jenis didunia ini
Ada jenis yang sangat besar yang disebut (Sphyraena
barracuda) yang mampu menyerang manusia
Hidup berkelompok dan ada juga yang menyendiri.
Suka ditempat yang teduh dibawah benda yang terapung atau
terlindungi dari sinar matahari
Giginya sangat tajam,gigitannya meninggalkan bekas huruf "V
Pandangan matanya penuh curiga dan waspada,sangat suka dengan benda berkilau seperti
gelembung udara,sinar lampu atau sesuatu warna yang sangat menyolok,dsb.
Hindari dan lihatlah saja jangan diganggu!!
6.5 RAY
Sting Ray atau Phylum Chordata, Classs Chondrichthyes.
Binatang ini tergolong tidak agresif dan cenderung pemalu
Ekornya memiliki alat semacam pisau yang sangat tajam yang
terletak dibagian belakang.
Suka berdiam diri dipasir pada dasar laut dan cenderung tidak
tampak
Berhati-hati pada saat menginjakkan kaki di daerah pepasiran, karena kecepatan sabet ekornya
dapat mencapai 120km/jam
Ada jenis Ray (Torpedo Ray) yang dapat menghasilkan listrik hingga 80 Volt sebagai cara
untuk melindungi dirinya
6.11 SHARK
Great White Shark (Carcharodon carchanas) atau hiu putih raksasa
merupakan jenis ikan hiu yang sangat buas dan keiam di lautan,terlebih
lagi dimusim melahirkan
Panjang dewasa mencapai 7 meter dan beratnya 3,5 ton.
Berbagai jenis Hiu yang terdapat di didunia ini, salah satunya Reef Shark
(Blacktip , Grey dan Whitetip) kebanyakan hidup pada areal yang berkarang Ukuran
panjang ikan dewasa dapat mencapai 2 meter lebih.
Mereka adalah kategori pemburu cerdas dimalam hari
Sedangkan Hammer Head (Martil) merupakan salah satu dari sekian banyak species ikan hiu
yang sifatnyapun hampir sama