Anda di halaman 1dari 12

I.

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Alam memiliki begitu banyak keindahan yang dapat
dinikmati. Keindahannya ada yang terdapat didaratan dan
dilautan. Keindahan dilautan dapat berupa keindahan pantai,
laut, dan terumbu karang. Keindahan lautan tidak semua dapat
dinikmati dengan mata telanjang, karena keindahan didalam laut
jauh lebih indah daripada keindahan permukaan laut.
Biologi laut adalah ilmu yang mempelajari tentang berbagai organisme
yang hidup di lautan. Melihat beberapa fakta menarik tentang organisme yang ada
didalam laut. Meskipun lautan menutupi 71% dari permukaan planet kita, masih
banyak yang harus dieksplorasi dan ditemukan di dunia laut. Bahkan, kurang dari
10% dari dunia laut telah dieksplorasi sampai saat ini. Biologi laut ini pula
mempelajari spesies, dari zooplankton mikroskopis dan fitoplankton, bagi
organisme besar seperti paus dan hiu. Studi Biologi laut mempelajari semua yang
hidup, bertahan, dan ada, di bawah permukaan laut, termasuk ikan, hewan laut,
tumbuhan, dan lain-lain. Untuk batas tertentu, itu juga mencakup studi antarhubungan antara kehidupan laut, ekologi laut, dan lingkungan.
Snorckeling adalah suatu teknik menikmati keindahan
pesona dasar laut dengan menggunakan peralatan selam dasar,
seperti snorkle, fins (kaki katak), dan mask (kacamata renang).
Ketika snorckeling, ada beberapa peralatan yang digunakan
seperti snorkle, fins (kaki katak), boots (sepatu renang), mask

(kacamata renang), dan lifevest (pelampung). Dalam melakukan


snorckeling digunakan snorkle, yang terdiri atas dua bagian.
Pertama selang udara, yang bersifat keras san memiliki ukuran
diameter sekitar 2cm dan panjang sekitar 30 cm. Kedua
pelindung mulut, yang terbuat dari silikon atau karet dan terdiri
dari penutup berbentuk dan bagian untuk digigit. Berdasarkan
uraian sebelumnya maka perlu dilakukan praktikum Snorckling.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana memahami peralatan dan kegunaan alat-alat snorckling?
2. Bagaimana mengetahui cara menggunakan alat-alat snorkling dengan baik dan
benar?
C. Tujuan Praktikum
Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk memahami peralatan dan kegunaan alat-alat snorckling.
2. Untuk mengetahui cara menggunakan alat-alat snorkling dengan baik dan
benar.
D. Manfaat Praktikum
Manfaat pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Dapat memahami peralatan dan kegunaan alat-alat snorckling.
2. Dapat mengetahui cara menggunakan alat-alat snorkling dengan baik dan
benar.

II. TINJAUAN PUSTAKA


A. Alat Selam
Penyelaman skuba memakai alat yang membenarkan mereka berada di
bawah permukaan air untuk tempoh yang begitu lama. Alat-alat selaman adalah
seperti topeng muka dan alat kawalan apungan. Penyelam bernafas melalui hos
yang bersambung dengan tongki oksigen yang menerangkan mengapa penyelam
tidak perlu berenang ke permukaan air untuk bernafas. Penyelam skuba perlu
menjalani latihan khusus untuk menjalankan aktivitas selaman. Snorckeling juga
merupakan aktiviti renangan di sepanjang permukaan air dengan memakai topeng
muka dan alat snorkel untuk membuat tinjauan di dalam air. Alat snorckel adalah
bernafas ketika muka mereka berada di dalam air (Othman, 2012).
B. Keindahan Bawah Laut
Biota bawah laut sangat menarik untuk diamati mulai dari ikan laut dan
terumbu karang. Banyak orang yang ingin menikmati keindahan bawah laut ini
akan tetapi yang terjadi adalah rusaknya ekosistem bawah laut tersebut. Terumbu
karang memiliki sifat yang sangat sensitif sehingga hanya dengan tersentuh saja
dapat membuat hewan ini mati. Mayoritas disebabkan oleh penyelam awam yang
belum memiliki kemampuan neutral buoyancy sehingga berakhir dengan
menyentuh terumbu karang walapun tidak disengaja. Diperlukan alat bantu untuk

penyelam awam ini agar mengurangi kemungkinan menyentuh terumbu karang


saat menikmati keindahan bawah laut (Makarim, 2013).

C. Pengertian Snorckling
Snorkeling (selang permukaan) atau selang dangkal (skin diving) adalah
kegiatan berenang atau menyelam dengan mengenakan peralatan berupa masker
selang dan snorkel. Selain itu, penyelam sering mengenakan alat bantu gerak
berupa kaki katak (sirip selam) untuk menambah daya dorong pada kaki
Snorkeling adalah suatu tehnik menikmati pesona keindahan dasar laut dengan
menggunakan peralatan dasar selam berupa snarkle, fins (kaki katak) dan mask
(kaca mata renang). Jenis penyelaman ini dilakukan pada laut dangkal karena
tidak menggunakan alat bantu pernafasan berupa tabung oksigen (Anton, 2009).
D. Bagian-Bagian Snorckling
Snorkel terdiri dari dua bagian yaitu selang udara dan pelindung mulut.
Selang di buat dari plastik atau karet keras, dengan ukuran diameter sekitar 2 cm
dan panjang sekitar 30 cm. Selang yang terlalu panjang membuat bernapas
menjadi sulit, dan memperbesar kemungkinan penyelam menghisap kembali
karbon dioksida yang tertahan di dalam selang. Pelindung mulut di buat dari
silikone atau karet, dan terdiri dari penutup berbentuk lengkung dan bagian untuk
digigit. Ukuran pelindung mulut juga harus sesuai dengan ukuran mulut. Ketika
menyelam di bawah air, udara di dalam snorcel keluar, dan air masuk ke dalam

snorkel. Ketika sampai di permukaan, air dalam snorcel dikuras dengan cara
menghembuskan udara keras-keras dari dalam mulut (Rando, 2000).

E. Kurangnya Pengetahuan dalam Menggunakan Snorckling


Nelayan penyelam tradisional dan penyelam tradisional banyak terdapat
di wilayah Indonesia terutama di daerah pesisir dan kepulauan, yang kebanyakan
belum pernah mengikuti pendidikan atau pelatihan dalam hal penyelaman secara
formal karena keterbatasan dana dan jangkauan jarak ke tempat pelatihan. Para
nelayan penyelam tradisional umumnya hanya melakukan pekerjaan secara turuntemurun atau mengikuti yang lain, serta tanpa dibekali ilmu kesehatan dan
keselamatan penyelaman yang memadai. Pada umumnya penyelaman yang
dilakukan nelayan penyelam tradisional dan penyelam tradisional adalah
penyelaman tahan napas dan penyelaman dengan mengunakan suplai udara dari
permukaan Laut yang dialirkan melalui kompresor udara (Prasetyo, 2012).

III. METODE PRAKTIKUM


A. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 06 November 2016
pukul 08.00 14.00 WITA dan bertempat di Tanjung Tiram, Kecamatan Moramo
Utara, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Alat dan kegunaan pada praktikum Snorckeling
No
Nama Alat
Kegunaan
.
1. Mask
Untuk melindungi mata dari air laut untuk
mempercepat pergerakan dalam air
2. Fins
Untuk membantu berenang dalam air
3. Snorcle
Membantu bernafas dalam air
2.

Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah wilayah perairan di
Tanjung Tiram.

C. Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada praktikum ini sebagai berikut:
1. Melakukan pemasangan masing-masing peralatan snorckeling sesuai
dengan peruntukannya.
2. Mencelupkan muka kedalam air dan memulai bernafas perlahan-lahan.
3. Melakukannya bersama-sama dengan asisten
4. Mengulangi latihan tersebut sampai merasa nyaman.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 3.


Tabel 3. Hasil pengamatan pada praktikum Latihan Tentang Snorckeling
No
Nama Alat
Gambar
Kegunaan
1.
Snorkel
Alat bantu pernafasan
dipermukaan air tanpa
mengangkat kepala

2.

Mask

3.

Fins (Kaki
Katak)

Menciptakan kantong udara


antara mata dan hidung
sehingga memungkinkan
penyelam dapat melihat
pada daerah kolom air,
mencegah air masuk ke
hidung dan mata, sekaligus
mencegah timbulnya iritasi
Memberi kekuatan pada
kaki dan sebuah penggerak
untuk berenang dengan daya
dorong yang lebih kuat di
perairan

B. Pembahasan
Snorckeling (selam permukaan) atau selam dangkal (skin diving) adalah
kegiatan berenang atau menyelam dengan mengenakan perlatan berupa masker,
snorkel, dan fins. Snorkling adalah kegiatan berenang atau menyelam dengan
mengenakan alat berupa masker selam dan snorkel. Selain itu, penyelam sering
mengenakan alat bantu gerak berupa kaki katak (sirip selam) untuk menambah
daya dorong pada kaki.
Snorkel adalah perlatan selam berupa selang berbentuk huruf J
dengan pelindung mulut di bagian ujung sebelah bawah. Alat ini berfungsi sebagai
jalan masuk udara ketika bernapas dengan mulut tanpa harus mengangkat muka

dari permukaan air. Pemandangan bawah air bisa dilihat sambil berenang dengan
wajah menghadap ke permukaan air dan bernapas melalui snorkel. Penyelam bisa
mengambil napas dalam-dalam sebelum menyelam ke bawah air. Penyelam
scuba menggunakan snorkel untuk menghemat udara di dalam tabung sewaktu
berenang di permukaan air. Kegiatan snorkeling bisa dilakukan semua orang.
Penyelam yang tidak bisa berenang atau tidak bisa mengapung bisa
mengenakan baju pelampung. Ketika menyelam di air bersuhu rendah, penyelam
memakai baju selam untuk menjaga tubuh dari kedinginan. Selain itu, baju selam
merupakan pelindung tubuh dari luka tergores terumbu karang atau sengatan uburubur.
Selain menguasai cara bernapas dengan mulut melalui snorkel, kegiatan
snorkeling tidak memerlukan pendidikan khusus. Pemula yang belum pernah
melakukan snorkeling bisa mempelajarinya dalam waktu singkat dari pemandu
selam. Cara mengenakan masker, snorkel, dan kaki katak bisa dipelajari dari
pemandu selam, toko selam, atau tempat penyewaan alat selam di pinggir pantai.
Walaupun demikian, seperti halnya selam scuba, kegiatan snorkeling tidak untuk
dilakukan seorang diri, melainkan bersama teman atau secara berkelompok.
Snorckeling adalah kegiatan rekreasi air yang populer, terutama di resor
pantai tropis dan lokasi selam scuba yang dangkal. Penyelam bisa mengamati
beraneka

ragam

flora

dan

fauna

bawah

laut,

seperti

terumbu

karang, ikan, kerang, bintang laut, rumput laut, ubur-ubur, udang, dan penyu.
Selain itu, snorkeling juga dilakukan orang di danau air tawar atau sungai.

V. PENUTUP
A. Simpulan
Simpulan dari hasil praktikum snorckeling adalah sebagai berikut:
1. Peralatan yang digunakan dalam snorckeling adalah Snorkel, mask, dan
fins
2. Kegunaan dari Snorkel adalah untuk membantu pernafasan di permukaan
air, mask berguna untuk membantu daya lihat di dalam air saat

penyelaman, dan fins berguna untuk membantu daya dorong kaki di


permukaan maupun di dalam air.
B. Saran
Saran yang dapat diajukan pada praktikum Snorckeling adalah agar
praktikan lebih berhati-hati dalam melakukan kegiatan sehingga tidak terjadi
cedera saat melakukan kegiatan snorckeling di bawah laut.

DAFTAR PUSTAKA
Anton, 2002, Ekologi Perairan, Universitas Pasjajaran, Bandung.
Makarim., Fadhlan, 2013, Pengembangan Alat Selam untuk Membantu
Konservasi Terumbu Karang, Jurnal Tingkat Sarjana dan Seni Rupa,
I(1): 1
Prasetyo, A., 2012, pengaruh kedalaman dan lama menyelam terhadap ambang
dengar penyelam tradisional dengan barotraumas telinga, Jurnal ORLI.,
XMII(2): 69-70
Rando, H., 2000. Berenang, PT. Pradnya Paramita. Jakarta.
Othman, N. Bahri, N., Jaafar, S., dan Sidek., 2012, Pelancongan Marin: Impak
Aktiviti Selam Scuba dan Snorckeling terhadap Aktiviti Keusahawaan,
Sosioekonomi dan Alam Sekitar, Jurnal Teknologi, IV (3): 58.

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI LAUT


PRAKTIKUM I
SNORCKELING

OLEH :
NAMA

: IKA FEBRIANI

STAMBUK

: F1D1 13 020

KELOMPOK

: VII (TUJUH)

ASISTEN PEMBIMBING

: LD. ADI PARMAN RUDIA

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2014

Anda mungkin juga menyukai