Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI HEWAN

PRAKTIKUM II
KELAS AMPHIBI : KATAK BATU (Limnonectes macrodon)

OLEH :

NAMA : VERANDA SUSANTI


STAMBUK : F1D1 15 086
KELOMPOK : IV (EMPAT)
ASISTEN PEMBIMBING : NIARTIN

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

OKTOBER 2016

I PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Vertebrata adalah istilah untuk menyebut hewan yang bertulang

belakang. Salah satu hewan bertulang belakang adalah amphibi. Amphibi

berasal dari bahasa Yunani yaitu amphi yang berarti dua dan bios yang

berarti hidup. Amphibi merupakan hewan yang hidup dengan dua habitat,

termasuk hewan poikiloterm atau berdarah dingin. Pembagian tubuh terdiri

atas kepala, badan dan ekor. Kulit lembab berlendir, terdiri dari dermis dan

epidermis.

Tubuh hewan terdiri dari beberapa organ tubuh. Organ-organ bekerja

sama dalam melakukan fungsi yang lebih tinggi yaitu membentuk sistem

organ. Hewan dibagi ke dalam dua golongan, yaitu hewan vertebrata dan

hewan invertebrata. Salah satu hewan vertebrata adalah sawah (Rana

limnocharis). Amphibia merupakan kelompok hewan yang mempunyai fase

kehidupan di air dan di darat. Amphibia terdiri dari empat ordo yaitu ordo

uredela, ordo apoda, ordo anura, tetapi sekarang ordo proanura sudah

dinyatakan punah.

Amphibi memiliki dua alat pernapasan yaitu dengan menggunakan

paru-paru pada saat berada di daratan dan dengan menggunakan kulitnya

pada keadaan basah (pada saat berada dalam air). Kulit bersifat permiabel

terhadap air dan gas, serta kaya akan persediaan pembuluh darah. Adanya dua

alat pernapasan ini disebabkan karena faktor lingkungan hidupnya.

Berdasarkan latar belakang di atas maka, dilakukan praktikum Amphibia.

B Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada praktikum ini adalah bagaimana mengamati

berbagai bentuk, susunan, tipe dan letak dari sistem anatomi katak batu

(Limnonectes macrodon) secara insectio dan sectio ?


C Tujuan Praktikum
Tujuan pada praktikum ini adalah untuk mengamati berbagai bentuk,

susunan, tipe dan letak dari sistem anatomi katak batu (Limnonectes

macrodon) secara insectio dan sectio.


D Manfaat Praktikum
Manfaat pada praktikum ini adalah untuk mengamati berbagai bentuk,

susunan, tipe dan letak dari sistem anatomi katak batu (Limnonectes

macrodon) secara insectio dan sectio.

I. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Amphibi

Amphibi merupakan salah satu kelompok fauna yang kurang dikenal

dalam keanekaragaman hayati, di dalam ekosistem, amfibi memiliki peranan

yang penting dalam menjaga keseimbangan lingkungan dan memiliki nilai

ekologis yang cukup tinggi. Amphibi adalah kelompok binatang yang sangat

peka terhadap perubahan lingkungan seperti pencemaran air, pengrusakan

habitat asli, introduksi spesies eksotik, penyakit dan parasit (trijoko, 2012)
Amphibi adalah vertebrata pertama yang mampu hidup di darat dan

juga kelompok yang kemudian menunjang berkembangnya reptil, aves, dan

mamalia, oleh karena itu, amphibi merupakan salah satu kelompok yang

penting untuk dipelajari. Adaptasi dan perubahan struktur amfibi dari nenek

moyangnya yang hidup di air sampai menjadi penghuni daratan, meliputi

perkembangan sirip yang berdaging menjadi kaki primitif yang digunakan

untuk bergerak dari suatu perairan ke tempat lain, paru-paru sebagai alat untuk

bernafas (Hartati dan Palennari, 2008).


Istilah amphibia memiliki dua alam, yaitu di air dan daratan.

Amphibia, seperti pada ikan adalah hewan poikiloterm. Artinya, suhu tubuhnya

dapat beradaptasi dengan lingkungannya. Amphibia mempunyai ciri-ciri umum

yaitu hidup di darat dan air, mengalami metamorfose dan juga memiliki tubuh

yang ditutupi oleh kulit yang tipis, licin, dan berlendir yang banyak

mengandung pembuluh darah. Kelas amphibia terbagi menjadi 3 ordo yaitu

ordo anura, ordo gymnophiona dan ordo caudata (Astuti, 2007).


B. Respirasi Amphibi

Amfibi memiliki kulit yang tipis, banyak pembuluh darah dan

selalu basah. Kondisi kulit tersebut pada amfibi berperan sebagai alat

respirasi. Beberapa jenis amfibi paru-parunya mereduksi sehingga sistem

respirasi hanya menggunakan kulit saja atau disebut repirasi cutaneous.

Kulit amfibi dapat selalu basah karena didalamnya terdapat banyak

kelenjar-kelenjar sekresi. Sekresi dari kelenjar kulit amfibi mengandung

berbagai senyawa yang kaya akan protein, peptida steroid, alkaloid, amina

biogenik dan lipid (Qurniawan, 2013).


C. Pengertian Kodok

Kodok merupakan kelas amphia, salah satu jenis kodok yaitu

kodok Fejervarya cancrivora yang habitatnya sangat dipengaruhi oleh

perubahan kondisi habitat dan aktivitas manusia. Jenis-jenis kodok yang

bersifat akuatik ataupun semi-akuatik selalu melakukan pergerakan pindah

tempat untuk menjauhi atau mendekati perairan. Salah satu upaya untuk

mempertahankan keanekaragaman hayati yaitu memanfaatkan teknologi

reproduksi buatan dengan melakukan induksi pematangan gonad

menggunakan hormon hipofisa dan ovarium (Putri dkk., 2013).

IIIMETODE PRAKTIKUM

A Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, 13 Oktober 2016 pukul

07.30-10.00 WITA dan bertempat di Laboratorium Zoologi, Jurusan Biologi,

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo,

Kendari.

B Alat dan Bahan

1 Alat

Alat yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Alat dan kegunaan


No. Nama Alat Kegunaan
1. Gunting bedah Untuk memotong organ pengamatan
2. Silet Untuk mengiris objek pengamatan
3. Jarum pentul Untuk menjepit objek pengamatan
4. Pisau bedah Untuk membedah objek pengamatan
5. Gabus Sebagai papan bedah
Untuk mendokumentasikan objek
6. Kamera digital
pengamatan
7. Pinset Untuk mengambil organ
8. Alat tulis Untuk mencatat hasil pengamatan

2 Bahan

Bahan yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Bahan dan kegunaan


No. Nama Bahan Kegunaan
1. Katak batu (Limnonectes Sebagai bahan pengamatan
macrodon)
1. Kloroform Untuk membius objek pengamatan
2. Alkohol 70% Untuk sterilisasi objek pengamatan
3. Alkohol absolut Sebagai larutan fisiologi agar objek
pengamatan tidak mengeluarkan darah
4. Air Untuk membersihkan alat
Untuk menyimpanan larutan kloroform
5. Kapas
dalam pembiusan

C Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada praktikum ini yaitu sebagai berikut:

1 Menyiapkan alat dan bahan.

2 Membius seekor katak batu (Limnonectes macrodon) dengan memasukkan

di dalam toples yang berisi kapas yang telah di basahi dengan kloroform.

3 Mengambil katak tersebut kemudian meletakkan diatas papan bedah.

4 Mengamati secara insectio.

5 Mendokumentasikan hasil pengamatan.


6 Menjepit katak tersebut dengan jarum pentul.

7 Membedah organ tersebut tampa merusak organ-organnya.

8 Mengamati secara sectio, sytem eksresi, system muscular, system

urogenitale dan system cardiovaskuler.


9 Mendokumentasikan hasil pengamatan.
B. Pembahasan

Amphibia berasal dari kata amphi artinya rangkap dan bios artinya

hidup. Amphibia berarti hewan yang hidup dalam dua fase kehidupan, yaitu

dari kehidupan air menuju kehidupan darat. Katak merupakan salah satu

anggota dari class amphibia yang kedudukannya diantara ikan dan vertebrata

kelas tinggi. Fase strukturnya menunjukkan bahwa amphibi merupakan

kelompok chordata yang pertama kali keluar dari kehidupan air. Amphibi

memiliki kemampuan beradaptasi tinggi karena merupakan hewan berdarah

dingin yang suhu tubuhnya selalu mengikuti suhu sekelilingnya. Ciri khas

dari adalah adanya gendang telinga sebelah belakang matanya pada kedua

sisi kepalanya.

Katak batu atau saklon adalah sejenis katak besar yang kerap diburu

orang untuk diambil dagingnya. Katak ini bertubuh besar, gempal, dengan

kaki yang kuat dan paha yang berotot besar. Punggung berwarna coklat

terang hingga kemerahan atau kehitaman dengan bercak-bercak gelap

kehitaman. Coret atau bercak kehitaman terdapat di antara kedua mata, di

pipi di depan mata, di atas timpanum, di lengan, paha dan betis. Bibir

berbelang-belang hitam dan putih. Kulit punggung halus dengan beberapa

bintil atau tonjolan membujur, terdapat lipatan supratimpanik.Pada hewan

muda, kadang-kadang ada lekukan bentuk V terbalik di tengah pundak.Sisi

ventral berwarna krem pucat keputihan dengan bintik-bintik hitam di dagu

dan sisi bawah selaput renang berwarna hitam.


Pengamatan secara inspectio pada katak batu (Limnonectes

macrodon) dapat dilihat dengan jelas bagian-bagian tubuh yaitu bentuk tubuh

bilateral simetris yaitu antara bagian kanan dan bagian kiri mempunyai

bentuk yang sama persis. Kulit pada katak agak kasar dan lunak dan kulit

yang lemas sebagai penutup tubuh berfungsi menutupi tubuh terhadap

gangguan yang bersifat fisis atau pathologis. Kulit tersusun atas epidermis

yang merupakan lapisan kulit paling luar dan dermis yang terbagi atas

jaringan lain. Kepala (caput) terdapat sepasang mata (organon visus) yang

bulat dan menonjol, di belakang mata terdapat membran tympani untuk

menerima getaran suara, mulut yang agak moncong ke depan yang berfungsi

sebagai alat pencernaan.

Extremitas depan yang berupa kaki atau tangan berukuran pendek,

terdiri atas brachium (lengan atas) yang berupa humerus, antibracium (lengan

bawah) yang berupa radius ulna, pergelangan tangan (carpus), telapak tangan

(menus) yang terdiri atas metacarpus dan phalangus (jarijari) pada telapak

tangan terdapat palm. Extremitas belakang yang berupa kaki belakang terdiri

atas femur (paha), crus (bagian kaki bawah) yang terdiri atas betis (tibia

fibula), pergelangan kaki (tarsus), telapak kaki (pes) yang terdiri atas meta

tarsus dan phalanges (jarijari).

Organ-organ yang berada di dalam katak batu (Limnonectes

macrodon) pada tubuh akan tampak setelah dilakukan proses pembedahan

seperti pada perlakuan secara sectio. Berdasarkan pengamatan yang telah

dilakukan, organ dalam dari katak batu (Limnonectes macrodon) terdiri atas
pankreas, usus halus (Intestinum tenue), usus besar (Intestinum crasum),

kloaka, ventriculus, empedu (Vesica fellea), hati (hepar), spleen, ginjal (ren),

dan jantung (cor). Paru-paru (Pulmo) terletak di dekat hepar, berwarna putih,

mengembung dan didalamnya terdapat gelembung-gelembung kecil. Pulmo

terdapat jantung (cor), berwarna merah kecoklatan yang terdiri dari 2 atrium

dan 1 ventrikel. Tepat dibawah cor terdapat spleen yang warnanya hampir

sama dengan cor yaitu merah kecoklatan. Spleen menyatu dengan hepar yang

berwarna merah cokelat, terdiri dari 2 lobus yaitu lobus dexter dan lobus

sinister yang ukurannya lebih besar dari pada lobus dexter karena memiliki 2

lobuli.

Hati (hepar) terletak di ventro caudal, diantara lobus hepar, terdapat

empedu (Vessica fellea) yang berwarna hijau kehitaman, di bawah hepar

ditemukan ventriculus yang berwarna merah muda dan berhubungan dengan

Intestinum crasum serta Intestinum tenue yang keduanya berwarna abu-abu

terletak di lateral ventral. Diantara ventriculus dan Intestinum melekat pada

pankreas yang berwarna kuning dan berukuran kecil. Ginjal (ren) melekat

pada columna vertebralis berjumlah 2 pasang dan berwarna merah cokelat.

Ginja (ren) ini juga terhubung pada cloaka yang berada di daerah caudal.

Alat peredaan darah terdiri atas jantung. Jantung katak terletak di

dalam rongga dada. Jantung terdiri atas 3 ruang, yaitu 2 serambi (atrium kiri

dan kanan) dan 1 bilik (ventrikel). Bilik jantung tidak memiliki sekat.

Terdapat dua aorta yaitu aorta kiri dan kanan. Peredaran darah tertutup

karena beredar dalam pembuluh darah dan ganda karena dalam satu kali
beredar darah melewati jantung dua kali. Darah yang mengandung CO2 dari

seluruh tubh masuk ke jantung melalui vena cava (pembuluh balik tubuh).
V. PENUTUP
A. Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, maka dapat diperoleh

kesimpulan yaitu sistem anatomi dari katak batu (Limnonectes macrodon)

terdiri dari morfologi sawah (Rana limnocharis) yang terdiri atas kaki

belakang (Ekstremis posterior), badan (Trunchus), kaki depan (Ekstremis

anterior), kepala (Caput), mulut (Cavum oris), jari kaki (Digiti), mata

(Oculus), sensor getar (Tympanum), paha (Femur, dan betis (Tibia).

Pengamatan secara sectio diperoleh hasil pengamatan yaitu sistem pernafasan

berupa paru-paru, sistem pencernaan (Digestorium), saluran pencernaan

(Tractus digestivus) terdiri atas lambung(ventriculus), kerongkongan

(Esopagus), dan usus (Intestinum). Kelenjar pencernaan (Glandula

digestoria) berupa kantung empedu (Vesica fellea) dan hati (Hepar). Sistem

kadiovaskuler terdiri atas jantung (Cor). Sistem reproduksi terdiri atas testis

dan cloaka.

B. Saran
Saran yang dapat diajukan pada praktikum ini adalah sebaiknya pada

saat praktikum praktikan dibagi dalam pengamatan agar semua praktikan

aktif.

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, L.S., 2007, Klasifikasi Hewan, PT Kawan Pustaka, Jakarta.


Hartati dan Palennari, M., 2008, Eksplorasi Jenis-Jenis Kodok Beracun Endemik
Sulawesi Selatan, Jurnal Bionature, 8 (1) : 1

Putri, A.R.I., Kurniawan, Nia, dan Marhendra, A.P.W., 2013, Pengaruh Hormon
Hipofisa dan Ovaprim Terhadap Ovulasi Kodok Serta Perbedaan Pakn
Terhadap Pertumbuhan Berudu Kodok Fejevarya cancrivora,Jurnal
Biotropika, 1(5): 193

Qurniawan, T.F., dan Pramana, D.A., 2013, Mikroanatomi Kelenjar Kulit


Duttaphrynus melanostictus (Schneider, 1799) dan Kalaoula baleata
(Muller, 1836) (Amphibia, Anura), Jurnal Buletin Anatomi dan Fisiologi,
11 (2) : 1-2

Qurniawan, T.F., dan Trijoko, 2012, Species Composition Of Amphibian In


Gunungkelir Stream, Jatimulyo Village, Kulon Progo, Jurnal Teknosains,
2 (1) : 55-56

Anda mungkin juga menyukai