Anda di halaman 1dari 9

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Karbohidrat melingkupi senyawa-senyawa yang secara kimia
berupa hidroksi aldehida dan hidroksiketon. Karbohidrat adalah komponen
utama dalam jaringan tanaman. Karbohidrat diklasifikasikan dalam 5 jenis
yaitu monosakarida, disakarida, trisakarida, polisakarida dan mixed
polisakarida. Karbohidrat merupakan makanan sumber energi yang paling
penting. Satu gram karbohidrat dapat menghasilkan energi sebesar 4 kkal.
Molekul karbohidrat terdiri atas atom-atom karbon, hidrogen dan oksigen.
Karbohidrat sangat beraneka ragam sifatnya. Salah satu perbedaan
utama antara berbagai tipe karbohidrat ialah ukuran molekulnya,
diantaranya monosakarida, disakarida, oligosakarida dan polisakarida.
Karbohidrat golongan polisakarida akan memberikan reaksi dengan larutan
iodin

dan

memberikan

karbohidratnya.

Pangan

warna

spesifik

(makanan)

bergantung
yang

pada

jenis

mengandung

karbohidrat dapat dibedakan menjadi 2 golongan, yaitu


pangan

(makanan)

dengan

kandungan

karbohidrat

sederhana (contoh gula pasir, permen, minuman ringan,


beberapa jenis produk bakery, dan makanan yang diolah
dengan panas yang tinggi) dan pangan (makanan) dengan
kandungan karbohidrat kompleks (contoh biji-bijian, umbiumbian, serealia dan kacang-kacangan).

Amilosa dengan iodin akan berwarna biru, amilopektin dengan


iodin akan berwarna merah violet, glikogen maupun dekstrin dengan iodin
akan berwarna merah coklat. Pereaksi Benedict terdiri dari tembaga sulfat
dalam larutan natrium karbonat dan natrium sitrat yang dapat mereduksi
glukosa, dimana glukosa terlebih dahulu dioksidasi dalam bentuk garam
asam glukoronat. Reaksi ini juga akan membentuk endapan merah bata
Cu2O dan produk oksidasi lainnya. Berdasarkan latar belakang tersebut,
maka dilakukan praktikum uji karbohidrat.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang terdapat pada praktikum ini yaitu sebagai
berikut :
1. Bagaimana cara mengidentifikasi karbohidrat melalui uji benedict ?
2. Bagaimana cara mengidentifikasi karbohidrat melalui uji iodin ?
C. Tujuan Praktikum
Tujuan pada praktikum ini yaitu sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui cara mengidentifikasi karbohidrat melalui uji
benedict.
2. Untuk mengetahui cara mengidentifikasi karbohidrat melalui uji iodin.
D. Manfaat Praktikum
Manfaat yang dapat diperoleh pada praktikum ini yaitu sebagai
berikut :
1. Dapat mengetahui cara mengidentifikasi karbohidrat melalui uji
benedict.
2. Dapat mengetahui cara mengidentifikasi karbohidrat melalui uji iodin.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Karbohidrat

Karbohidrat merupakan senyawa yang terbentuk dari molekul


karbon, hidrogen dan oksigen. Karbohidrat merupakan salah satu jenis zat
gizi yang fungsi utamanya adalah penghasil energi di dalam tubuh. Tiap 1
gram karbohidrat yang dikonsumsi akan menghasilkan energi sebesar 4
kkal dan energi hasil proses oksidasi (pembakaran) karbohidrat ini
kemudian akan digunakan oleh tubuh untuk menjalankan berbagai fungsifungsinya seperti bernafas, kontraksi jantung dan otot serta juga untuk
menjalankan berbagai aktivitas fisik seperti berolahraga atau bekerja
(Irawan, 2007).
Karbohidrat terdapat dalam tubuh manusia karbohidrat yang
dibentuk dari beberapa asam amino dan sebagian dari gliserol lemak, akan
tetapi sebagian besar karbohidrat diperoleh dari bahan makanan yang
berasal dari tumbuh-tumbuhan. Karbohidrat pada tanaman dibentuk dari
reaksi CO2 dan H2O dengan bantuan sinar matahari melalui proses
fotosintesis dalam sel tanaman yang berklorofil, dalam proses tersebut, O2
dilepas dari CO2 dan dikembalikan ke atmosfir pada waktu karbohidrat
terbentuk dalam tanaman yang hijau dan sebagian besar disimpan dalam sel
tanaman

sebagai

selulosa

dan

pati

(polisakarida)

serta

glukosa

(monosakarida) (Iryani, 2013).


Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi manusia, yaitu
menyediakan 50% dan 65% dari total energi yang dibutuhkan. Setiap satu
gram karbohidrat menghasilkan empat kalori, energi sangat dibutuhkan
untuk otak, aktivitas fisik dan semua fungsi organ tubuh seperti jantung dan

paru-paru. 60% asam amino dalam protein tubuh yang dapat diubah
menjadi karbohidrat, karena protein dibutuhkan untuk pertumbuhan, jadi
karbohidrat tidak boleh kurang sehingga tidak terjadi reaksi perubahan
protein menjadi karbohidrat yang digunakan untuk energi (Devi, 2010).
B. Pati
Pati merupakan polisakarida hasil sintesis dari tanaman hijau
melalui proses fotosintesis, dimana pati memiliki bentuk Kristal
bergranulayang tidak larut dalam air pada temperatur ruangan yang
memiliki ukuran dan bentuk tergantung pada jenis tanamannya. Pati
digunakan sebagai pengental dan penstabil makanan, dimana sebagian
besar pati alami seperti jagung, gandum, tapioka, kentang dan sagu
mengandung persentase yang tinggi dari rantai percabangan amilopektin
(Nikeh, 2013).
C. Uji Benedict
Modifikasi pereaksi fehling adalah pereaksi benedict, yang
merupakan campuran 17,3 gram kupri sulfat, 173 gram natrium sitrat dan
100 gram natrium karbonat dalam 100 gram air. Pemanasan karbohidrat
pereduksi dengan reaksi benedict kan terjadi perubahan warna dari biru
sehingga menjadi hijau, kuning, kemerah-merahan dan akhirnya terbentuk
endapan merah bata kupri oksida, apabila konsentrasi karbohidrat pereduksi
cukup tinggi. Karbohidrat pereduksi akan teroksidasi menjadi asam onat,
sedangkan pereaksi benedict (sebagai Cu++) akan tereduksi menjadi kupri
oksida (Sumardjo, 2009).

B. Pembahasan
Glukosa memiliki sifat dapat mereduksi ion Cu 2+ menjadi ion Cu+
yang ada pada larutan Benedict sehingga menjadi Cu2O yang terbentuk
endapan. Semakin meningkatnya konsentrasi glukosa pada uji benedict ini,

endapan yang terjadi makin banyak. Pereaksi benedict berupa larutan yang
mengandung kuprisulfat, natrium karbonat dan natrium sitrat. Adanya
natrium karbonat dan natrium sitrat membuat peraksi benedit bersifat basa
lemah yang menyebabkan terjadinya endapan pada monosakarida
(glukosa), hal ini disebabkan oleh adanya gugus aldehid (glukosa) bebas
dalam molekul karbohidrat yang diuji tersebut. Asam polisakarida atau
disakarida akan terhidrolisis pasial menjadi sebagian kecil monomernya,
hal inilah yang dijadikan dasar untuk membedakan polisakarida, disakarida,
dan monosakarida.
Larutan benedict terdiri dari campuran Na2Co3 + CuSO4 + Natrium
sitrat. Reaksi Benedict akan menyebabkan larutan yang berwarna biru
akan berubah menjadi orange atau kuning. Beberapa glukosa pada pati
memiliki gugus gula pereduksi. Hal ini dapat dibuktikan dengan pengujian
Benedict yang akan memberikan warna kehijauan jika hasil reaksi tersebut
positif. Larutan glukosa yang dipanaskan setelah diteteskan pada reagen
benedict akan memberi warna kehijauan. Warna hijau ini menandakan pati
mengandung karbohidrat. Sedangkan fruktosa yang ditambahkan dengan
benedict dan dipanaskan warnanya akan menjadi merah bata, hal tersebut
juga menandakan pati mengandung karbohidrat.
Uji Iodin digunakan untuk menunjukkan adanya polisakarida.
Reaksi antara polisakarida dengan iodin akan membentuk rantai poliiodida.
Polisakarida umumnya membentuk rantai heliks (melingkar), sehingga
dapat berikatan dengan iodin, sedangkan karbohidrat berantai pendek
seperti disakarida dan monosakaraida tidak membentuk struktur heliks

sehingga tidak dapat berikatan dengan iodin. Iodin bila diadsorpsi oleh
larutan polisakarida akan memberikan warna. Warna yang dihasilkan akan
bergantung pada jenis polisakarida yang mengadsorpsi. Larutan amilum
dengan iodin akan memberikan warna biru, sedangkan laruran glikogen
atau larutan amilum yang terhidrolisa secara parsial akan menghasilkan
warna coklat kemerahan.
Pengamatan pada praktikum uji karbohidrat digunakan dua metode
uji yaitu uji benedict dan uji iodin, dimana uji benedict merupakan metode
uji karbohidrat dengan menguji gula pereduksi pada suatu karbohidrat dan
uji iodin merupakan metode uji karbohidrat dengan melihat adanya gugus
gula polisakarida. Pengamatan uji benedict terdapat tabung I dan tabung II,
pada tabung I dimasukkan 5 mL larutan glukosa dan pada tabung II
dimasukkan 5 mL larutan pati 1%, kemudian menambahkan 8 tetes larutan
benedict pada kedua tabung tersebut lalu menghomogenkan dua tabung
tersebut.

Tahap

selanjutnya

memanaskan

kedua

tabung

tersebut

menggunakan hot plate delama 3 menit, kemudian mendinginkan dua


tabung tersebut lalu mengamati perubahan warna pada kedua tabung
tersebut. Hasil perubahan warna pada uji benedict terlihat pada tabung I
larutan yang sebelumnya berwarna biru menjadi warna oranye dan pada
tabung II terlihat warna sebelumnya biru menjadi biru lagi, jadi pada
tabung ke-II tidak terlihat adanya perubahan warna.
Pengamatan uji iodin terdapat tiga tabung yang diberikan 3 mL
larutan pati 1%, tabung I ditambahkan 8 tetes aquades, tabung II
ditambahkan 8 tetes HCL 6 N dan tabung III ditambahkan 8 tetes NaOH 6

N, lalu menghomogenkan ketiga tabung tersebut. Tahap selanjutnya yaitu


mengamati ketiga tabung tersebut, kemudian menambahkan 8 tetes iodin
lalu memanaskan ketiga tabung tersebut menggunakan hot plate selama 3
menit dan setelah ketiga tabung tersebut, siap untuk mengamati perubahan
warna yang ada pada ketiga tabung tersebut. Hasil perubahan warna pada
uji iodin terlihat pada tabung I dari yang warna sebelumnya bening menjadi
warna merah bata, pada tabung II terlihat dari warna sebelumnya bening
menjadi ungu dan tabung III juga terlihat dari warna bening menjadi kuning
bening.

V PENUTUP
A Simpulan
Berdasarkan hasil praktikum ini yang telah dilakukan maka dapat
disimpulkan bahwa:
1. Mengidentifikasi karbohidrat melalui pengujian benedict di peroleh
hasil bahwa pada uji benedict tidak terjadi perubahan warna karena
larutan sebelum dipanaskan berwarna biru, setelah dipanaskan larutan
tidak berubah dengan artian tetap pada warna semula, maka hal ini
dapat dikatakan larutan tidak bereaksi positif dan bukan gula pereduksi.
2. Mengidentifikasi karbohidrat dengan uji benedict yaitu dengan
menambahan larutan benedict ke dalam tabung reaksi yang beisi larutan
glukosa dan pati, larutan yang dipanaskan mengalami berubahan warna.
Pengamatan yang diperoleh tabung I mengalami perubahan warna dari

biru cerah menjadi warna jingga, sesuai dengan teori membuktikan


bahwa tabung I merupakan gula pereduksi.
B Saran
Saran yang dapat diajukan pada praktikum uji karbohidrat yaitu
sebaiknya praktikum dilaksanakan dengan hati-hati dan lebih teliti agar
diperoleh hasil pengamatan yang akurat.

DAFTAR PUSTAKA
Devi, N., 2010, Nutrition and Food Gizi untuk Keluarga, Gramedia, Jakarta
Erika, C., 2010, Produksi Pati Termodifikasi dari Beberapa Jenis Pati, Jurnal
Rekayasa Kimia dan Lingkungan, VII (3) : 130
Irawan, M. A., 2007, Karbohidrat, Jurnal Sports Science Brief, 1 (3) : 1
Iryani, A. S., 2013, Pengaruh Jenis Katalis Asam terhadap Studi Kinetika
Proses Hidrolisis Pati dalam Ubi Kayu, Jurnal Ilmu dan Teknologi, 8
(15): 1078
Sumardjo, D., 2006, Pengantar Kimia, EGC, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai