PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Karbohidrat melingkupi senyawa-senyawa yang secara kimia
berupa hidroksi aldehida dan hidroksiketon. Karbohidrat adalah komponen
utama dalam jaringan tanaman. Karbohidrat diklasifikasikan dalam 5 jenis
yaitu monosakarida, disakarida, trisakarida, polisakarida dan mixed
polisakarida. Karbohidrat merupakan makanan sumber energi yang paling
penting. Satu gram karbohidrat dapat menghasilkan energi sebesar 4 kkal.
Molekul karbohidrat terdiri atas atom-atom karbon, hidrogen dan oksigen.
Karbohidrat sangat beraneka ragam sifatnya. Salah satu perbedaan
utama antara berbagai tipe karbohidrat ialah ukuran molekulnya,
diantaranya monosakarida, disakarida, oligosakarida dan polisakarida.
Karbohidrat golongan polisakarida akan memberikan reaksi dengan larutan
iodin
dan
memberikan
karbohidratnya.
Pangan
warna
spesifik
(makanan)
bergantung
yang
pada
jenis
mengandung
(makanan)
dengan
kandungan
karbohidrat
sebagai
selulosa
dan
pati
(polisakarida)
serta
glukosa
paru-paru. 60% asam amino dalam protein tubuh yang dapat diubah
menjadi karbohidrat, karena protein dibutuhkan untuk pertumbuhan, jadi
karbohidrat tidak boleh kurang sehingga tidak terjadi reaksi perubahan
protein menjadi karbohidrat yang digunakan untuk energi (Devi, 2010).
B. Pati
Pati merupakan polisakarida hasil sintesis dari tanaman hijau
melalui proses fotosintesis, dimana pati memiliki bentuk Kristal
bergranulayang tidak larut dalam air pada temperatur ruangan yang
memiliki ukuran dan bentuk tergantung pada jenis tanamannya. Pati
digunakan sebagai pengental dan penstabil makanan, dimana sebagian
besar pati alami seperti jagung, gandum, tapioka, kentang dan sagu
mengandung persentase yang tinggi dari rantai percabangan amilopektin
(Nikeh, 2013).
C. Uji Benedict
Modifikasi pereaksi fehling adalah pereaksi benedict, yang
merupakan campuran 17,3 gram kupri sulfat, 173 gram natrium sitrat dan
100 gram natrium karbonat dalam 100 gram air. Pemanasan karbohidrat
pereduksi dengan reaksi benedict kan terjadi perubahan warna dari biru
sehingga menjadi hijau, kuning, kemerah-merahan dan akhirnya terbentuk
endapan merah bata kupri oksida, apabila konsentrasi karbohidrat pereduksi
cukup tinggi. Karbohidrat pereduksi akan teroksidasi menjadi asam onat,
sedangkan pereaksi benedict (sebagai Cu++) akan tereduksi menjadi kupri
oksida (Sumardjo, 2009).
B. Pembahasan
Glukosa memiliki sifat dapat mereduksi ion Cu 2+ menjadi ion Cu+
yang ada pada larutan Benedict sehingga menjadi Cu2O yang terbentuk
endapan. Semakin meningkatnya konsentrasi glukosa pada uji benedict ini,
endapan yang terjadi makin banyak. Pereaksi benedict berupa larutan yang
mengandung kuprisulfat, natrium karbonat dan natrium sitrat. Adanya
natrium karbonat dan natrium sitrat membuat peraksi benedit bersifat basa
lemah yang menyebabkan terjadinya endapan pada monosakarida
(glukosa), hal ini disebabkan oleh adanya gugus aldehid (glukosa) bebas
dalam molekul karbohidrat yang diuji tersebut. Asam polisakarida atau
disakarida akan terhidrolisis pasial menjadi sebagian kecil monomernya,
hal inilah yang dijadikan dasar untuk membedakan polisakarida, disakarida,
dan monosakarida.
Larutan benedict terdiri dari campuran Na2Co3 + CuSO4 + Natrium
sitrat. Reaksi Benedict akan menyebabkan larutan yang berwarna biru
akan berubah menjadi orange atau kuning. Beberapa glukosa pada pati
memiliki gugus gula pereduksi. Hal ini dapat dibuktikan dengan pengujian
Benedict yang akan memberikan warna kehijauan jika hasil reaksi tersebut
positif. Larutan glukosa yang dipanaskan setelah diteteskan pada reagen
benedict akan memberi warna kehijauan. Warna hijau ini menandakan pati
mengandung karbohidrat. Sedangkan fruktosa yang ditambahkan dengan
benedict dan dipanaskan warnanya akan menjadi merah bata, hal tersebut
juga menandakan pati mengandung karbohidrat.
Uji Iodin digunakan untuk menunjukkan adanya polisakarida.
Reaksi antara polisakarida dengan iodin akan membentuk rantai poliiodida.
Polisakarida umumnya membentuk rantai heliks (melingkar), sehingga
dapat berikatan dengan iodin, sedangkan karbohidrat berantai pendek
seperti disakarida dan monosakaraida tidak membentuk struktur heliks
sehingga tidak dapat berikatan dengan iodin. Iodin bila diadsorpsi oleh
larutan polisakarida akan memberikan warna. Warna yang dihasilkan akan
bergantung pada jenis polisakarida yang mengadsorpsi. Larutan amilum
dengan iodin akan memberikan warna biru, sedangkan laruran glikogen
atau larutan amilum yang terhidrolisa secara parsial akan menghasilkan
warna coklat kemerahan.
Pengamatan pada praktikum uji karbohidrat digunakan dua metode
uji yaitu uji benedict dan uji iodin, dimana uji benedict merupakan metode
uji karbohidrat dengan menguji gula pereduksi pada suatu karbohidrat dan
uji iodin merupakan metode uji karbohidrat dengan melihat adanya gugus
gula polisakarida. Pengamatan uji benedict terdapat tabung I dan tabung II,
pada tabung I dimasukkan 5 mL larutan glukosa dan pada tabung II
dimasukkan 5 mL larutan pati 1%, kemudian menambahkan 8 tetes larutan
benedict pada kedua tabung tersebut lalu menghomogenkan dua tabung
tersebut.
Tahap
selanjutnya
memanaskan
kedua
tabung
tersebut
V PENUTUP
A Simpulan
Berdasarkan hasil praktikum ini yang telah dilakukan maka dapat
disimpulkan bahwa:
1. Mengidentifikasi karbohidrat melalui pengujian benedict di peroleh
hasil bahwa pada uji benedict tidak terjadi perubahan warna karena
larutan sebelum dipanaskan berwarna biru, setelah dipanaskan larutan
tidak berubah dengan artian tetap pada warna semula, maka hal ini
dapat dikatakan larutan tidak bereaksi positif dan bukan gula pereduksi.
2. Mengidentifikasi karbohidrat dengan uji benedict yaitu dengan
menambahan larutan benedict ke dalam tabung reaksi yang beisi larutan
glukosa dan pati, larutan yang dipanaskan mengalami berubahan warna.
Pengamatan yang diperoleh tabung I mengalami perubahan warna dari
DAFTAR PUSTAKA
Devi, N., 2010, Nutrition and Food Gizi untuk Keluarga, Gramedia, Jakarta
Erika, C., 2010, Produksi Pati Termodifikasi dari Beberapa Jenis Pati, Jurnal
Rekayasa Kimia dan Lingkungan, VII (3) : 130
Irawan, M. A., 2007, Karbohidrat, Jurnal Sports Science Brief, 1 (3) : 1
Iryani, A. S., 2013, Pengaruh Jenis Katalis Asam terhadap Studi Kinetika
Proses Hidrolisis Pati dalam Ubi Kayu, Jurnal Ilmu dan Teknologi, 8
(15): 1078
Sumardjo, D., 2006, Pengantar Kimia, EGC, Jakarta