PERCOBAAN VI
DORMANSI
OLEH
A. Latar Belakang
Istilah benih biasanya dipakai bila bahan dasar ini berukuran jauh lebih
kecil daripada ukuran hasil akhimya (dewasa). Dalam budidaya tanaman, benih
atau perbanyakan aseksual dan disebutjuga bahan tanam. Benih atau bahan
Dormansi adalah suatu keadaan biji tidur atau tidak dapat berkecambah
dikarenakan banyak faktor antara lain keadaan fisik biji, lingkungan biji dan
faktor fisiologis biji itu sendiri. Dormansi benih dapat disebabkan oleh kulit
benih yang keras dan keadaan fisiologis embrio. Dormansi ditunjukan dengan
disebabkan oleh struktur yang menyelimuti embrio yang disebut kulit benih
beberapa tahun tergantung pada jenis tanaman dan tipe dari dormansinya.
dormansi pada biji karena kulit biji yang keras dengan perlakukan fisik dan
kimia?
C. Tujuan Praktikum
dormansi pada biji karena kulit biji yang keras dengan perlakukan fisik dan
kimia.
D. Manfaat Praktikum
cara mematahkan dormansi pada biji karena kulit biji yang keras dengan
A. Dormansi
dapat terjadi yang disebabkan adanya pengaruh dari dalam dan luar biji.
disebabkan oleh sifat atau tekstur kulit biji yang keras. Terdapat dua tipe
yang keras dan kedap sehingga menjadi penghalang masuknya air dan gas untuk
ada sedikit pertumbuhan atau tidak adanya pertumbuhan sama sekali yang
apikal dan hambatan korelatif serta yang ketiga yaitu kondisi yang ada pada
waktu yang lebih awal akan menyebabkan perubahan pada jaringan yang
tunas di musim dingin akibat kondisi pertumbuhan pada saat musim panas
pada waktu dan tempat yang paling menguntungkan bagi pertumbuhan biji. Biji
benih bisa muncul menembus permukaan tanah. Beberapa biji memiliki kulit
terbawa hingga jarak yang cukup jauh sebelum berkecambah. Lama waktu
dimana biji dorman masih hidup dan mampu berkecambah bervariasi dari
beberapa hari hingga beberap decade atau bahkan lama lagi, bergantung pada
karena itu diperlukan cara-cara agar dormansi dapat dipecahkan atau sekurang-
bahan kimia misalnya KNO3 sebagai pengganti fungsi cahaya dan suhu serta
juga sitokinin serta 2,4-D dan giberelin (GA) dapat digunakan untuk
memulihkan kembali vigor benih yang telah menurun, HCl untuk mengurangi
Kendari.
B. Bahan Praktikum
Bahan yag digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 1.
C. Alat Praktikum
Alat yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 2.
kemudian segera dicuci dengan air dan dikecambahkan dengan air dalam
petridish.
4. Kelompok III merendam dalam H2SO4 atau HCl pekat selama 10 menit,
7. Air untuk perkecambahan diganti setiap hari dan diamati kapan biji mulai
setelah 2 minggu.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
2 Direndam
dengan H2SO4
selama 10 menit
3 Direndam
dengan H2SO4
selama 15 menit
B. Pembahasan
benih dapat disebabkan oleh keadaan fisik dari kulit, keadaan fisiologis dari
embrio, atau kombinasi dari kedua keadaan tersebut. Dormansi bukan berarti
benih tersebut mati atau tidak dapat tumbuh kembali, dimana hanya terjadi masa
istirahat dari pada benih itu sendiri. Peristiwa dormansi ini dapat dipatahkan
dengan berbagai cara, seperti cara mekanis atau kimiawi. Dormansi dengan cara
mekanis menggunakan sumber daya alat atau bahan mekanis yang ada seperti
amplas, jarum, pisau dan sebagainya. Dormansi dengan cara kimiawi dengan
menggunakan bahan-bahan kimia seperti asam sulfat pekat dan HNO3 pekat.
Cara-cara tersebut dilakukan agar terdapat celah agar air dan gas udara untuk
dengan cara menggosok, merendam biji dalam larutan H2SO4 selama 10 menit
dan merendam biji dalam larutan H2SO4 selama 15 menit, dimana perlakuan ini
dilakukan secara fisik dan kimia. Perlakuan secara fisik yaitu dengan
dalam cawan petri dengan kapas basah yaitu adanya terjadi perkecambahan
pada biji yang karena biji telah masuknya air dan gas pada biji yang sebelumnya
H2SO4 selama 10 menit dan merendam biji dalam larutan H2SO4 selama 15
Perlakuan pada perendaman biji dalam larutan H2SO4 bertujuan agar kulit biji
yang keras dapat terkelupas, dimana asam sulfat pekat dapat menyebabkan
proses korosis pada biji. Hal ini dapat terjadi karena asam sulfat pekat dapat
melunakkan dan memecahkan kulit biji, dengan demikian proses imbibisi air ke
dalam biji akan terjadi secara maksimal. Perlakuan perendaman biji dalam
larutan H2SO4 selama 10 menit dan perlakuan merendam biji dalam larutan
H2SO4 selama 15 menit yaitu tidak adanya terjadi perkecambahan pada biji, hal
A. Kesimpulan
kimia, dimana perlakuan secara fisik yaitu menghilangkan kulit biji dengan
cara menggosok dan perlakuan secara kimia yaitu merendam biji dalam larutan
H2SO4.
B. Saran
Saran yang dapat diajukan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut.
pembuatan tinjauan pustaka apa-apa saja yang akan dicari literaturnya agar
tidak menyita waktu ketika setelah konsultasi untuk mencari literature baru.
Campbell, N., Reece, J.B. dan Mitchel, L.G., 2003, Biologi, Erlangga, Jakarta.
Mulyana, D., Asmarahman, C. dan Fahmi, I., 2012, Petunjuk Praktis Penbibitan
Jabon dan Sengon, Agromedia Pustaka, Jakarta.
Yuliarti, N., 2010, Kultur Jaringan Tanaman Skala Rumah Tangga, ANDI,
Yogyakarta.
Manurung, D., Putri, L.A.P. dan Bangun, M.K., 2013, Pengaruh Perlakuan
Pematahan Dormansi Terhadap Viabilitas Benih Aren (Arenga pinnata
Merr.), Jurnal Online Agroeteknologi, 1(3), 770.