Oleh :
Team dosen TPB
Foto
LEMBAR PENGESAHAN
No
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
MATERI
ASISTEN
LAPORAN
Tanggal
Tanggal
Diserahkan
Disetujui
Catatan :
KETERANGA
N
Asisten
Nilai :
DAFTAR ISI
Daftar Isi
Kata Pengantar
Tata Tertib Praktikum Teknologi
Benih
PENDAHULUAN
I. Pengenalan Anatomi dan
Morfologi Biji Tanaman
II. Penetapan Kadar Air Benih
III.Analisis Kemurnian Benih
IV.Pengujian Daya Kecambah
V. Tipe-tipe Perkecambahan Benih
VI.Pemecahan Dormansi
VII. Ekstraksi dan Pengeringan
Benih
.
.
.
i
ii
iv
.
.
1
2
.
.
.
.
.
.
6
9
13
20
22
24
F. Mahasiswa Dilarang :
Membawa buku laporan praktikum mahasiswa angkatan sebelumnya
kedalam ruang praktikum.
Makan, minum dan merokok didalam ruang praktikum.
G. Hal-hal lain yang belum tercantum dalam tata tertib ini diatur
kemudian
Malang, September 2011
Koordinator Praktikum Teknologi Produksi Benih
PENDAHULUAN
Berdasarkan sistem UU Republik Indonesia No 12 tahun 1992
tentang Sistem Budidaya Tanaman, benih didefinisikan sebagai berikut :
Benih tanaman yang selanjutnya disebut benih adalah tanaman atau
bagiannya yang digunakan untuk memperbanyak dan atau mengembangbiakan tanaman.
Berdasarkan definsi diatas maka yang dimaksud dengan benih
adalah hasil perkembang-biakan secara generatif maupun vegetatif yang
akan dipakai untuk memperbanyak tanaman atau dipakai untuk usaha tani.
PENGUJIAN BENIH
Tujuan analisis benih adalah untuk mengetahui kualitas benih,
meliputi kualitas genetis, fisik atau morfologis, dan fisiologis benih.
Pengujian atau analisis benih dilaksanakan dalam rangka pemberian
sertifikat sebelum benih tersebut dipasarkan, agar petani pengguna benih
memperoleh benih yang baik dan benar serta bermutu.
PENDAHULUAN
Menurut bentuknya, biji terbentuk dari suatu bakal biji (ovule) masak, yang
mengandung embrio dan cadangan makanan serta dibagian luarnya
terdapat pelindung biji atau kulit biji.
Embrio:
Embrio yang perkembangannya sempurna pada umumnya terdiri dari
struktur-struktur sebagi berikut :
Epikotil atau plumula, yaitu calon pucuk
Kotiledon, yaitu keping biji
Hipokotil, yang merupakan daerah transisi antara akar dan pucuk
Radikel, yaitu calon akar.
Cadangan makanan :
Pada umumnya cadangan makanan pada biji tanaman terdiiri dari
karbohidrat, lemak, protein atau mineral. Struktur yang berfungsi sebagai
jaringan penyimpanan cadangan makanan antara lain : emdosperm,
kotiledon dan perisperm.
Pelindung biji :
Pada umumnya kulit biji berasal dari integumen bakal biji yang mengalami
modifikasi selama berlangsungnya proses pembentukan biji.
Fungsinya untuk melindungi biji terutama dari faktor luar yang dapat
merugikan kelangsungan hidup embrio. Oleh karena itu biasanya bagian
luar kulit biji terdiri dari jaringan yang kuat atau keras, sedangkan bagian
dalamnya tipis dan berselaput. Pengetahuan dasar tentang struktur biji
sangat penting untuk menangani berbagai masalah di bidang teknologi
benih, misalnya benih keras dalam perkecambahan.
2. TUJUAN PRAKTIKUM
Mahasiswa dapat mengenal sifat-sifat anatomi dan morfologi dari biji-biji
tanaman sub-kelas monokotiledon dan dikotiledon, yang diamati secara
makroskopis dan mikroskopis atau dengan mencari dan melihat dari
pustaka.
3. ALAT DAN BAHAN
Alat yang diperlukan untuk melaksanakan praktikum antara lain :
- cawan petri
- pisau skalpel / cutter
- pinset
- kaca pembesar
- mikroskop binokuler
Bahan yang dipergunakan antara lain :
- sub-kelas monokotiledon : jagung, padi, sorghum, gandum
- sub-kelas dikotiledon : kacang hijau, kedelai, kacang tanah
4. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Pelaksanaan secara makroskopis :
1. Contoh biji yang disediakan diletakkan diatas cawan petri, kemudian
lakukan pengamatan makroskopis dengan bantuan kaca pembesar.
2. Catat bentuk, ukuran, tekstur permukaan dan warna
3. Buat gambar berdasarkan pengamatan makroskopis terutama
mengenai bentuk biji. Dapat diperbesar untuk kejelasan gambar
4. Potong biji, buat gambar penampang melintang dan membujur dari
biji contoh, sebutkan bagian-bagiannya.
Pelaksanaan secara mikroskopis :
1. Contoh biji diletakkan dibawah mikroskop dengan pembesaran yang
sesuai
2. Buat gambar berdasarkan pengamatan mikroskopis mengenai :
bentuk, tekstur permukaan dan ciri-ciri lain yang ada
3. Lakukan irisan melintang dan membujur pada contoh biji. Amati
dibawah mikroskop dan gambarkan serta sebutkan bagianbagiannya.
5. HASIL PENGAMATAN
A. Pelaksanaan secara makroskopis
Gambar 1
Irisan Melintang
Dikotil
Monokotil
Irisan Membujur
Benih Utuh
Dikotil
Monokotil
Irisan Membujur
Benih Utuh
1. PENDAHULUAN
Kadar air benih selalu berubah tergantung kadar air lingkungannya,
karena benih mempunyai sifat selalu berusaha mencapai kondisi yang
equilibrium dengan keadaan sekitarnya.
Kadar air benih yang selalu
berubah dengan keadaan sekitarnya teersebut sangat membahayakan
kondisi benih karena berkaitan dengan laju deteriorasi (kemunduran) benih
yang pada akhirnya akan berpengaruh pada viabilitas benih.
Untuk
mengatasi masalah perubahan kadar air benih, setelah benih diproses
dengan kadar air tertentu maka benih tersebut harus dikemas dengan
bahan pengemas yang dapat mempertahankan kadar airnya untuk jangka
waktu tertentu.
Benih tersebut harus disimpan di ruangan dengan
kelembaban udara relatif (RH) tertentu dengan tujuann agar kadar air
benih tetap stabil.
Definisi kadar air benih adalah berat air yang hilang karena
pemanasan sesuai dengan aturan yang dinyatakan dalam persentase
terhadap berat awal contoh benih.
Prinsip dalam metode yang digunakan untuk penetapan kadar air
benih adalah metode yang ditetapkan sedemikian rupa sehingga
memungkinkan penguapan air sebanyak mungkin tetapi dapat menekan
terjadinya oksidasi, dekomposisi atau hilangnya zat-zat yang mudah
menguap.
2. TUJUAN PRAKTIKUM
Praktikum penetapan kadar air benih bertujuan agar mahasiswa
mengetahui dan mampu melakukan penetapan kadar air benih dengan
menggunakan metode yang sesuai bagi keperluan pengujian.
3. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM
- Berbagai jenis benih (padi, kacang hijau, kacang tanah dan jagung)
- Mortar dan pestle
- Timbangan digital
- Oven
- Wadah porselen + tutup
- Penjepit dan sarung tangan
- Saringan (0.50 mesh; 1.00 mesh; dan 4.00 mesh)
4. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
A. Persiapan
1. Penentuan kadar air dilakukan dengan 2 (dua) ulangan dari contoh
benih yang ada.
10
11
12
100
keterangan :S1= kadar air pada pengeringan 1
S2= kadar air pada pengeringan II
Toleransi antara kedua contoh kerja tidak lebih dari 0,2%,
perbedaannya > 0,2% maka pengerjaannya harus diulang
menggunakan contoh kerja yang baru.
apabila
dengan
5. HASIL PENGAMATAN
Tabel . Penetapan kadar air berdasarkan metode oven
Kadar air benih ulangan
Toleransi beda
N
(%)
ulangan 1 dan 2
Jenis Benih
o
(%)
1
2
1. Jagung
2. Padi
3. Kacang hijau
4. Kedelai
13
f.
2. TUJUAN PRAKTIKUM :
1. Mahasiswa mampu menentukan komponen benih berdasarkan
persentase komponen dalam contoh benih yang mencerminkan
komposisi benih dalam lot.
2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi benih tanaman lain dan kotoran
pada contoh benih
14
15
% BTL =
% KB
BM
---------------------------( BM + BTL + KB )
x 100%
BTL
---------------------------( BM + BTL + KB )
x 100%
KB
---------------------------( BM + BTL + KB )
x 100%
x 100% 5%
16
5. HASIL PENGAMATAN :
Hasil analisis kemurnian ditulis dalam persentase dengan 1 desimal (1
angka dibelakang koma), Jumlah persentase berat dan semua komponen
harus 100,0%. Komponen yang beratnya kurang dari 0,05% ditulis trace
yang berarti ada tetapi jumlahnya sedikit. Apabila ditemukan hasil nihil dari
suatu komponen harus ditulis dengan angka 0,0% pada kolom yang
disediakan (kolom kolom pada kartu analisis tidak boleh dibiarkan
kosong).
Bila total komponen tidak 100,0% (misalnya 99,9% atau 100,1%), maka
tambahkan atau kurangkan 0,1% pada komponen yang nilainya terbesar,
biasanya pada fraksi benih murni.
Nama ilmiah dari benih murni dan benih tanaman lain serta macam kotoran
benih harus dilaporkan.
17
1. PENDAHULUAN
Perkecambahan benih merupakan salah satu kriteria yang berhubungan
dengan kualitas benih. Namun perkecambahan benih juga merupakan
salah satu tanda dari beniih yang telah mengalami penuaan. Tujuan
pengujian daya kecambah benih antara lain : untuk memperoleh informasi
yang berkaitan dengan nilai penanaman benih, yaitu persentase
perkecambahan dan jumlah benih yang dapat tumbuh ke permukaan
tanah, melihat penurunan viabilitas benih dalam penyimpanan, menghitung
kebutuhan benih dalam usaha tani, menilai kualitas benih serta
menentukan batas daluarsa sertifikat benih.
Pengujian daya berkecambah bertujuan untuk menentukan potensi
perkecambahan maksimum dari suatu lot benih, yang dapat digunakan
untuk membandingkan mutu benih dari lot yang berbeda, dan untuk
menduga the field planting value daya tumbuh dilapang.
Pengujian pada kondisi lapang biasanya tidak memberikan hasil yang
memuaskan karena tidak dapat diulang dengan hasil yang akurat. Oleh
karena itu metode pengujian di laboratorium telah dikembangkan dimana
kondisi lingkungan dikendalikan sedemikian rupa untuk mendapatkan
tingkat
perkecambahan yang optimal pada lot benih jenis tanaman
tertentu.
2. TUJUAN
Mahasiswa akan mengetahui cara melakukan dan mengevaluasi pengujian
daya perkecambahan dan kekuatan tumbuh berbagai jenis benih tanaman.
Definisi :
1. Perkecambahan.
Adalah proses perkembangan struktur esensial kecambah melalui
tahapan-tahapan
dimana
struktur
esensial
menunjukkan
kemampuan untuk berkembang secara normal dalam kondisi
lingkungan yang sesuai (Favourable).
2. Persentase daya berkecambah.
Proporsi berdasarkan jumlah (dinyatakan dalam persentase) yang
menghasilkan kecambah normal dalam kondisi yang sesuai selama
periode tertentu.
3. Struktur esensial kecambah.
18
19
a. Benih keras.
Benih yang tetap keras sampai akhir periode pengujian yang telah
ditetapkan, jika diakibatkan oleh kekerasan atau kekedapan kulitnya
hingga tidak mampu berimbibisi (menyerap air).
Benih keras merupakan salah satu bentuk dormansi, misalnya benih
dari Fabaceae (Leguminoceae)
b. Benih segar
Benih-benih yang tidak dapat berkecambah dalam kondisi
perkecambahan yang optimum, mampu berimbi bisi dan masih
bersih, kuat serta memiliki potensi untuk berkembang menjadi
kecambah normal.
c. Benih mati
Benih yang pada akhir pengujian tidak termasuk benih keras atau
segar, biasanya ditandai dengan benih busuk, lunak, berubah warna
atau
bercendawan
dan
tidak
menunjukkan
tanda-tanda
perkembangan kecambah.
Kategori-kategori lain
Kategori ini dapat ditemukan pada semua jenis tanaman, khususnya
benih tanaman pohon
1.Benih hampa
Benih yang benar-benar kosong atau hanya berisi jaringan
sisa/residu;
2. Benih tidak berembrio
Benih yang tidak berisi endosperma segar atau jaringan gametofit
yang tidak memperlihatkan aktivitas sebagai embrio;
3. Benih rusak karena serangga
benih yang berisi larva serangga atau memperlihatkan bentukbentuk serangan serangga lainnya yang mempengaruhi kemapuan
benih berkecambah;
c.Prinsip
Pengujian daya berkecambah harus dilakukan pada benih murni kecuali
pada pengujian berdasarkan berat benih. Benih murni dapat diambil dari
fraksi benih murni pada analisis kemurnian atau fraksi yang mewakili
contoh kirim
Benih yang diuji sebaiknya tidak diberi perlakuan kecuali benih-benih yang
direkomendasikan
20
Uji ulang dapat dilakukan, jika uji ulang dilakukan setelah pemberian
perlakuan benih maka hasil uji dan perlakuan benih harus dilaporkan pada
laporan hasil uji
Dalam pengujian daya berkecambah, contoh kerja dibagi dalam beberapa
ulangan dan diuji pada kondisi yang optimum.
3. ALAT DAN BAHAN
Peralatan yang diperlukan untuk daya berkecambah adalah:
1. Alat penghitung
2. Alat Pengecambahan benih
3. Meja daya berkecambah
Bahan yang diperlukan :
1. Benih Jagung, padi dan kedele
Alat Penghitung Benih
Dua tipe penghitung benih yang sering digunakan : Counting boards dan
Vacuum counters.
a.Counting Boards.
Sering digunakan untuk menghitung benih-benih besar seperti
jagung dan kacang-kacangan. Alat ini biasnya terbuat dari
stainless, bentuk persegi panjang atau bujur sangkar yang terdiri
dari dua plat. Plat I bagian bawah tidak berlubang dan Plat II
bagian atas berlubang sebesar ukuran biji yang dimaksud.
Ukuran plat II kecil dari plat I sehingga dapat ditarik.
Jumlah lubang pada plat II biasanya 50 untuk benih ukuran besar
seperti kedelai, jagung dan kacang-kacangan lainnya, sedang bila
untuk padi dan gandum biasnya berjumlah 100 lubang.
Cara pengoperasian : Plat I dan II pada posisi sejajar dengan plat
II diatas plat I, hamparkan benih diatasnya agar lubang-lubang
tersebut terisi penuh. Setelah lubang terisi penuh, buang sisa benih
dan plat II ditarik keluar sedemikain rupa sehingga benih tersebut
tertata rapi diatas substrat yang akan digunakan.
b. Vacuum Counters
Umumnya alat ini digunakan untuk benih yang bentuknya seragam
seperti serealia (misalnya gandum atau padi, Brassica (kubiskubisan) dan Trifolium
Alat ini terdiri dari 3 bagian, yaitu :
1.System Vacuum, termasuk pipa;
2.Ring penghitung (kepala/head) untuk menempatkan ring
penghitung benih yang ukurannya sedikit lebih kecil dibanding
dengan ukuran/ luas substrat. Ring penghitung berisi 50 100
lubang.
21
4. PELAKSANAAN
1. Contoh kerja; 400 benih diambil secara acak dari traksi benih murni.
Jika sebelumnya tidak melakukan pengujian kemurnian benih, maka
400 benih diambil secara acak dari contoh kirim.
Benih yang
terambil tersebut sesuai dengan klasifikasi benih murni.
22
23
Evaluasi Kecambah
Evaluasi kecambah dilaksanakan terhadap kecambah yang tumbuh dengan
kondisi optimum di laboratorium.
Kecambah yang dievaluasi terbagi dalam 5 (lima) kategori:
1.Kecambah normal
Tiga kategori yang termasuk kecambah normal
a.Kecambah dengan pertumbuhan sempurna
Tergantung jenis benih yang diuji, kecambah sempurna menunjukkan
kombinasi spesifik pertumbuhan struktur penting seperti tersebut dibawah
ini :
1. Sistem perakaran berkembang baik
a). Akar primer
- Panjang dan ramping
- Dipenuhi dengan bulu akar
- Ujung akar sehat/runcing
b). Akar sekunder
- Merupakan tambahan akar primer
- Tumbuh selama periode pengujian (Zea mays, Cucurbitae)
c) Beberapa akar seminal
Dapat dianggap sebagai pengganti akar primer pada beberapa
genera
(Triticum, Cyclamen, Avena, Hordeum, Secale,
Triticosecale)
2.Batang yang berkembang baik
a). Hipokotil yang lurus dan langsing pada perkecambahan epigeal
b). Hipokotil pendek atau tidak terlihat. Tapi dengan perkembangan
epikotil yang baik (Pisum, Asparagus) pada kecambah dengan
perkecambahan hipogeal.
c). Hipokotil dan epikotil memanjang pada beberapa genera
perkecambahan epigeal
d. Mesokotil yang pendek atau memanjang pada beberapa genera
tertentu (Poaceae / Gramineae)
24
25
1. PENDAHULUAN
Proses perkecambahan benih merupakan suatu rangkaian perubahan
perubahan morfologi, fisiologi dan biokimia. Proses perkecambahan secara
umum berkaitan dengan kecepatan maupun karakterisitik benih yang
dipengaruhi oleh faktor genetik, lingkungan dan dormansi benih.
Tipe pertumbuhan awal suatu perkecambahan benih tanaman terbagi
menjadi dua, yaitu : epigeal dan hipogeal. Dengan mengetahui tipe
perkecambahan suatu benih tanaman akan sangat bermanfaat dalam
aplikasi budidaya tanaman, salah satunya adalah cara penanaman benih
dan kedalaman tanam.
2.TUJUAN PRAKTIKUM
Mahasiswa dapat mengetahui dan membedakan tipe-tipe perkecambahan
beberapa jenis tanaman serta dapat mengamati perubahan dalam fase-fase
perkecambahan benih.
26
- panjang akar
- panjang tunas
- letak benih ( didalam media, dipermukaan, atau diatas media pasir)
- gambarkan fase-fase perkecambahan benih mulai saat tanam sampai
hari ke-10
4. HASIL PENGAMATAN
27
1.
PENDAHULUAN
Benih tanaman mengalami dormansi apabila benih tersebut sebenarnya
benih masih hidup, namun belum juga berkecambah walaupun diletakkan
pada keadaan yang telah memenuhi persyaratan untuk perkecambahan
benih. Dormansi benih tanaman beragam tergantung jenis tanaman dan
lamanya mulai dari beberapa hari, musiman bahkan sampai tahunan.
Dormansi dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain :
a. Keadaan embrio ketidakmasakan embrio dan after ripening
b. Keadaan fisik benih impermeabilitas terhadap air, ketahanan
mekanis terhadap pertumbuhan embrio, permeabilitas rendah
terhadap O2 dan CO2.
c. Pengaruh faktor fisiologis keperluan akan cahaya, suhu rendah, zat
penghambat perkecambahan
d. Kombinasi dari beberapa faktor diatas
Keadaan dormansi pada benih dapat mengurangi nilai uji perkecambahan
benih. Oleh karena itu diperlukan cara-cara untuk dapat memecahkan atau
mempersingkat masa dormansi benih tanaman.
2.
TUJUAN PRAKTIKUM
Mahasiswa akan mempelajari beberapa cara yang dapat dipergunakan
untuk memecahkan atau mempersingkat masa dormansi benih tanaman.
3.
28
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Perlakuan mekanis
1. Benih contoh uji diambil masing-masing 100 butir, lakukan
pengguntingan pada bagian ujung kulit benih (clipping) atau
pengikisan kulit biji (scratching) dengan menggunakan kertas
gosok/amplas.
2. Benih dengan perlakuan (1) diuji perkecambahan dengan metode
UDK masing-masing perlakuan diulang 4 kali
3. Buat satu ulangan tanpa perlakuan sebagai kontrol
4. Bandingkan antara perlakuan dengan kontrol
5. Lakukan pengamatan setiap hari
Perlakuan fisik, perendaman air panas / stratifikasi
1. Benih contoh uji diambil masing-masing 100 butir. Masukkan contoh
uji kedalam kantong kemudian masukkan dalam air mendidih suhu
40C selama 1-2 menit untuk benih padi dan sorghum.
2. Kantong diangkat selama beberapa menit, kemudian dicelupkan
dalam air dingin selama 10 menit.
3. Benih dengan perlakuan (1) di uji daya perkecambahan dengan
metode UDK, masing-masing perlakuan diulang 4 kali.
Pengamatan dilakukan setiap hari sampai semua benih yang diberi
perlakuan berkecambah atau dalam waktu tertentu
Benih padi dan sorghum = 10 hari
Benih bayam / sawi
= 15 hari
Benih Flamboyan = 21 hari
4. Pengamatan dan penilaian sama seperti pengamatan pada UDK
5. Buat satu ulangan tanpa perlakuan sebagai kontrol
Buat :
1. Grafik persentase perkecambahan untuk masing-masing kriteria
normal, abnormal dan mati
2. Grafik laju perkecambahan
3. Gambar kecambah normal abnormal dan mati untuk masing-masing
perlakuan
29
5.
HASIL PENGAMATAN
30
1.
PENDAHULUAN
Biji tanaman yang akan dipergunakan sebagai benih, pada saat pemanenan
melalui tahapan pengolahan (prosesing). Pengolahan benih meliputi :
perontokan, ekstraksi dan pengeringan benih. Perontokan dan ekstraksi
benih dilakukan untuk memisahkan biji dari bagian buah atau bagian
tanaman lainnya. Perontokan merupakan pengolahan benih pada tipe buah
kering, sedangkan untuk tipe buah basah sistem pengolahan benih
dilakukan dengan cara ekstraksi
Pengeringan benih dilakukan untuk menurunkan kadar air dalam biji
sampai batas yang telah ditentukan. Biji-biji yang mengalami proses
ekstraksi basah, pengeringan harus secepatnya dilakukan agar biji tidak
menjadi rusak, karena selama proses ekstraksi kandungan air dalam
benihnya dapat bertambah.
Tingkat kemasakan benih dan metode ekstraksinya dapat mempengaruhi
viabilitas benih. Benih yang terlalu muda atau terlalu tua biasanya bervigor
rendah, demikian pula dengan metode prosesing benih. Pengolahan benih
yang tidak tepat dapat merusak viabilitas benih
2.
TUJUAN PRAKTIKUM
Mahasiswa mengetahui, dapat membedakan serta dapat
pengolahan benih dengan cara perontokan dan ekstraksi
3.
-
melakukan
PELAKSANAAN
Ekstraksi Kering :
1. Dipilih buah yang telah masak, kemudian dibelah menjadi dua
bagian dengan menggunakan pisau pemotong.
2. Ambil biji yang terdapat pada bagian dalam buah tersebut dan
letakkan dalam suatu wadah.
31
32
5.
HASIL PENGAMATAN
A. Ekstraksi Basah
B. Ekstraksi Kering
33