F. Mahasiswa Dilarang
1. Membawa buku laporan praktikum mahasiswa angkatan sebelumnya ke dalam ruang
praktikum
2. Makan, minum dan merokok di dalam ruang praktikum.
G. Hal-hal lain yang belum tercantum dalam tata tertib ini diatur kemudian.
Koordinator Praktikum
Dasar Teknologi Benih
1. PENDAHULUAN
2
MODUL PRAKTIKUM DASAR-DASAR TEKNOLOGI BENIH GANJIL 2019-2020
Menurut bentuknya biji terbentuk dari bakal biji (Ovule) masak. Yang mengandung
embrio dan cadangan makanan serta dibagian luarnya terdapat pelindung biji atau kulit biji.
Embrio :
Embrio yang perkembangannya sempurna pada umumnya terdiri dari struktur-struktur
sebagai berikut:
1) Epikotil atau plumula, yaitu calon pucuk
2) Kotiledon, yaitu keping biji
3) Hipokotil, yang merupakan daerah transisi antara akar dan pucuk
4) Radikel, yaitu calon akar
Cadangan makanan
Pada umumnya cadangan makanan pada biji tanaman terdiri dari karbohidrat, lemak,
protein, atau mineral. Struktur yang berfungsi sebagai jaringan penyimpan cadangan makanan
antara lain: endosperm, kotiledon, perisperm.
Pelindung biji
Pada umumnya kulit biji berasal dari integumen bakal biji yang mengalami modifikasi
selama berlangsungnya proses pembentukan biji. Fungsinya untuk melindungi biji terutama dari
faktor luar yang dapat merugikan kelangsungan hidup embrio. Oleh karena itu biasanya bagian
luar kulit biji terdiri dari jaringan yang kuat dan keras, sedangkan bagian dalamnya tipis dan
berselaput. Pengetahuan dasar tenteng struktur biji sangat penting untuk dapat menangani
berbagai masalah dibidang teknologi benih, misalnya benih keras dalam perkecambahan.
2. TUJUAN PRAKTIKUM
Mahasiswa dapat mengenal sifat-sifat anatomi dan morfologi dari biji-biji tanaman sub
kelas monokotiledon dan dikotiledon, yang diamati secara makroskopis dan mikroskopis atau
dengan mencari dan melihat dari pustaka.
Bahan yang dipergunakan antara lain: biji tanaman dari jenis berikut:
Jenis biji tanaman pangan:
1) Sub kelas monokotiledon: jagung, padi, tebu
2) Sub kelas dikotiledon: kacang hijau, kedelai, kacang tanah, kacang bogor.
3
MODUL PRAKTIKUM DASAR-DASAR TEKNOLOGI BENIH GANJIL 2019-2020
4. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
5. HASIL PENGAMATAN
4
MODUL PRAKTIKUM DASAR-DASAR TEKNOLOGI BENIH GANJIL 2019-2020
Irisan
Membujur
Benih utuh
5
MODUL PRAKTIKUM DASAR-DASAR TEKNOLOGI BENIH GANJIL 2019-2020
Irisan
Membujur
Benih utuh
1. PENDAHULUAN
Uji mutu fisik benih meliputi: kemurnian benih, kadar dan berat 1000 butir benih.
KEMURNIAN BENIH
Dalam pengertian benih murni termasuk semua varietas dari spesies yang dinyatakan
oleh pengirim atau berdasarkan penemuan dalam pengujian laboratorium. Dan yang termasuk
dalam kategori benih murni adalah:
1) Benih (spesies/varietas) seperti tertulis dalam label
2) Benih masak dan utuh
3) Benih belum masak (immature, berukuran kecil (undersized) dan mengkerut (shrivelled)
4) Benih yang berkecambah sebelum diuji
5) Benih yang terserang hama/penyakit tapi tidak atau belum berubah bentuk
6) Pecahan benih yang ukurannya lebih besar dari setengah ukuran benih sesungguhnya,
asalkan dapat dipastikan bahwa pecahan benih tersebut termasuk dalam spesies yang
dimaksud.
BIJI GULMA
Meliputi semua biji ataupun bagian vegetatif tanaman yang termasuk dalam kategori
gulma, baik yang utuh maupun pecahan biji gulma tapi masih mempunyai embrio.
7
MODUL PRAKTIKUM DASAR-DASAR TEKNOLOGI BENIH GANJIL 2019-2020
Termasuk semua pecahan benih yang tidak memenuhi syarat, baik dari komponen benih
murni, bagian tanaman seperti ranting, daun, partikel tanah, jerami dan sebagainya.
B. KADAR AIR
Pengukuran kadar air benih selain digunakan sebagai tolak ukur dalam menentukan saat
panen, mempunyai arti yang penting untuk benih yang disimpan. Hal tersebut berkaitan dengan
laju kemunduran benih yang dipengaruhi oleh kadar air yang dikandungnya. Kadar air benih
selalu berubah tergantung kadar air lingkungannya, karena benih bersifat selalu berusaha
mencapai kondisi equilibrium dengan keadaan sekitarnya.
Dalam batas tertentu semakin rendah kadar air benih akan semakin lama daya hidup
benih yang disimpan. Kisaran kadar iar benih yang aman bagi penyimpanan tergantung kepada
jenis benih dan tujuan dari penyimpanan benih.
Tujuan pengujian kadar air benih adalah untuk menghitung kadar air benih. Kadar air
benih berkaitan dengan:
1) Kualitas benih
2) Daya simpan (storabilitas)
3) Daya kecambah benih
4) Serangan hama dan penyakit
5) Harga benih
2. TUJUAN PRAKTIKUM
Pada praktikum ini mahasiswa akan dibekali ketrampilan mengetahui sifat fisik benih
dalam hubungannya dengan mutu benih, yang meliputi: uji kemurnian benih, kadar air dan berat
1000 butir benih.
3. ALAT DAN BAHAN
Alat-alat yang diperlukan adalah:
1) Timbangan analitik, dengan ketepatan 0,1 mg
2) Timbangan tepat, dengan ketepatan 10 mg
3) Saringan
4) Oven
5) Botol oven atau kaleng oven
6) Pinset
7) Wadah
8) Kaca pembesar
9) Mikroskop
8
MODUL PRAKTIKUM DASAR-DASAR TEKNOLOGI BENIH GANJIL 2019-2020
4. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
y-z
KADAR AIR BENIH = x 100 %
y-x
9
MODUL PRAKTIKUM DASAR-DASAR TEKNOLOGI BENIH GANJIL 2019-2020
10
MODUL PRAKTIKUM DASAR-DASAR TEKNOLOGI BENIH GANJIL 2019-2020
Nama benih :
Nama ilmiah :
Tanggal praktikum :
a. Benih murni
11
MODUL PRAKTIKUM DASAR-DASAR TEKNOLOGI BENIH GANJIL 2019-2020
c. Biji gulma
Nama benih :
Nama ilmiah :
Tanggal praktikum :
12
MODUL PRAKTIKUM DASAR-DASAR TEKNOLOGI BENIH GANJIL 2019-2020
Nama benih :
Nama ilmiah :
Tanggal praktikum :
CARA 1
Ulangan Berat 1000 X X2 Berat 1000 butir
(n) butir (a) (a-α) (a-α) 2 sebenarnya
1 α = ±√x2
2 n-1
3
4
CARA 2
n Berat 1000 butir x=y-ỹ x = (y - ỹ)2 Berat 1000 butir
ulangan yang diharapkan sebenarnya
(y)
1 y± x2
2
13
MODUL PRAKTIKUM DASAR-DASAR TEKNOLOGI BENIH GANJIL 2019-2020
n(n-1)
3
4
5
6
7
8
1. Pendahuluan
Perkecambahan didefinisikan sebagai pemunculan dan perkembangan dari embrio
menjadi struktur-struktur yang menunjukkan akan berkembang menjadi tanaman normal pada
kondisi yang memungkinkan. Perkembangan dimulai setelah adanya kondisi yang mendukung,
yaitu ketersediaan air, oksigan, cahaya, suhu serta medium. Uji daya hidup benih memberikan
informasi tentang kemampuan sebenarnya dari benih untuk dapat tumbuh baik secara kuantitas
yang dinyatakan dalam persentase perkecambahan; maupun kualitas yang dinyatakan sebagai
kekuatan tumbuhnya.
Daya hidup (viabilitas) benih dapat dicerminkan oleh daya kecambah, kekuatan tumbuh
atau daya simpan benih. Dalam pengujian daya hidup benih di laboratorium yang perlu
diperhatikan adalah hasil yang diperoleh dapat berkorelasi positif dengan hasil pada kondisi
lapang. Untuk itu diperlukan adanya standarisasi kondisi lingkungan dan metode evaluasi.
Parameter yang digunakan dalam pengujian daya hidup benih di laboratorium antara lain:
persentase per kecambahan, laju perkecambahan atau nilai perkecambahan.
2. Tujuan praktikum
Mahasiswa akan mengetahui dan mempraktikan cara melakukan dan mengevaluasi
pengujian daya kecambah dan kekuatan tumbuh berbagai jenis benih tanaman.
4. Pelaksanaan praktikum
A. UJI DAYA KECAMBAH
METODE UJI DIATAS KERTAS
a) Siapkan contoh uji sebanyak 400 butir benih untuk empat kali ulangan (4
X 100 butir)
b) Siapkan cawan petri yang bersih (diameter petri tergantung jenis benih)
c) Gunting kertas merang sebanyak tiga lapis dengan ukuran sesuai dengan
ukuran cawan petri
d) Letakkan substrat kertas merang diatas cawan petri, kemudian basahi
dengan air sampai meresap secara merata. Kelebihan air dibuang
e) Benih-benih tadi ditanam diatas substrat kertas merang tersebut dengan
mengguankan pinset
f) Jumlah benih dalam setiap cawan petri disesuaikan dengan ukuran benih
dan ukuran cawan petri. Ketentuan untuk menguji 400 butir benih setiap
perlakuan dengan ulangan 4, 8 atau 16 kali (4 X 100 butir; 8 X 50 butir;
atau 16 X 25 butir)
15
MODUL PRAKTIKUM DASAR-DASAR TEKNOLOGI BENIH GANJIL 2019-2020
5. Hasil pengamatan
6. Catatan:
1. Pemilihan benih diusahan sesuai tugas UAS dan makalah
2. Setiap pengamatan usahakan didokumentasikan
3. Pelaksanaan uji daya tumbuh dilakukan didalam ruangan (cukup cahaya)
4. Pelaksanaan uji kekuatan tumbuh diluar ruangan
5. boleh mempergunakan peralatan yang ada/dipunyai
6. kertas merang bisa diganti dengan kapas
7. Terimakasih
16
MODUL PRAKTIKUM DASAR-DASAR TEKNOLOGI BENIH GANJIL 2019-2020
1. Pendahuluan
Proses perkecambahan benih merupakan suatu rangkaian perubahan-perubahan
morfologi, fisiologi dan biokimia. Proses perkecambahan secara umum berkaitan dengan
kecepatan maupun karakteristik benih yang dipengaruhi oleh factor genetic, lingkungan dan
dormansi benih.
Tipe pertumbuhan awal suatu perkecambahan benih tanaman terbagi menjadi dua yaitu:
hypogeal dan epygeal. Dengan mengetahui tipe perkecambahan suatu benih tanaman akan
sangat bermanfaat dalam aplikasi budidaya tanaman, salah satunya adalah cara penanaman benih
dan kedalaman tanaman.
2. Tujuan praktikum
Mahasiswa dapat mengetahui dan membedakan tipe-tipe perkecambahan beberapa jenis
tanaman serta dapat mengamati perubahan dalam fase-fase perkecambahan benih.
4. Pelaksanaan praktikum
a) Bak persemaian diisi pasir sampai ¾ tinggi bak, kemudian disiram air sampai
lembab (tidak tergenang)
b) Benih tanaman ditanam pada bak-bak yang sudah disediakan.
c) Benih yang ditanam tersebut ditutup dengan pasir, kedalaman tanam jangan
terlalu dalam atau terlalu dangkal.
d) Perawatan dilakukan setiap hari
5. Pengamatan
a) Pengamatan dilakukan setiap hari, selama 10 hari, dimulai 1 hari (1 X 24 jam)
setelah penanaman
b) Pelaksanaan pengamatan dengan mencabut benih yang telah berkecambah dengan
hati-hati dan jangan sampai rusak
c) Parameter pengamatan pada tipe perkecambahan benih:
i. Panjang akar dan panjang tunas
17
MODUL PRAKTIKUM DASAR-DASAR TEKNOLOGI BENIH GANJIL 2019-2020
V. PEMECAHAN DORMANSI
18
MODUL PRAKTIKUM DASAR-DASAR TEKNOLOGI BENIH GANJIL 2019-2020
1. PENDAHULUAN
Benih tanaman mengalami dormansi apabila benih tersebut sebenarnya benih masih
hidup, namun belum juga berkecambah walaupun diletakkan pada keadaan yang telah memenuhi
persyaratan untuk perkecambahan benih. Dormansi benih tanaman beragam tergantung jenis
tanaman, dan lamanya mulai dari beberapa hari, musim tau bahkan sampai tahunan.
Dormansi dapat disebabkan beberapa faktor, antara lain:
a. Keadaan embrio, ketidakmasakan embrio dan “after ripening”
b. Keadaan fisik benih, impermeabilitas terhadap air, ketahanan mekanis terhadap
pertumbuhan embrio, permeabilitas rendah terhadap O2 dan CO2
c. Pengaruh faktor fisiologis, keperluan akan cahaya, suhu rendah, zat penghambat
perkecambahan
d. Kombinasi dari beberapa faktor diatas
Keadaan dormansi pada benih dapat mengurangi nilaiuji perkecambahan benih. Oleh
karena itu diperlukan cara-cara untuk dapat memecahkan atau mempersingkat masa dormansi
benih tanaman.
2. TUJUAN PRAKTIKUM
Praktikum ini mahasiswa akan mempelajari beberapa cara yang dapat dipergunakan
untuk memecahkan atau mempersingkat masa dormansi benih tanaman.
4. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Perlakuan Mekanis
19
MODUL PRAKTIKUM DASAR-DASAR TEKNOLOGI BENIH GANJIL 2019-2020
1) Benih contoh uji diambil masing-masing 100 butir. Lakukan pengguntingan pada
bagian ujung kulit benih (clipping), atau pengikisan kulit biji (scratching) dengan
menggunakan kertas amplas.
2) Benih dengan perlakuan (1) di uji daya kecambah dengan metode UDK, masing-
masing perlakuan empat kali ulangan.
3) Pengamatan dilakukan setiap hari.
Buat:
1) Grafik persentase perkecambahan untuk masing-masing kriteria normal,
abnormal dan mati
2) Grafik laju perkecambahan
3) Gambar kecambah normal, abnormal dam mati untuk masing-masing
perlakuan.
5. HASIL PENGAMATAN
20
MODUL PRAKTIKUM DASAR-DASAR TEKNOLOGI BENIH GANJIL 2019-2020
1. PENDAHULUAN
Biji tanaman yang akan dipergunakan sebagai benih, pada saat pemanenan melalui
tahapan pengolahan (prosesing). Pengolahan benih meliputi: perontokan, ekstraksi, dan
21
MODUL PRAKTIKUM DASAR-DASAR TEKNOLOGI BENIH GANJIL 2019-2020
pengerimgan benih. Perontokan dan ekstraksi benih dilakukan untuk memisahkan biji dari
bagian buah atau bagian tanaman lainnya. Perontokan merupakan pengolahan benih pada
tipe buah kering, sedangkan untuk tipe buah basah sistem pengolahan benih dilakukan
dengan cara ekstraksi.
Pengeringan benih dilakukan untuk menurunkan kadar air dalam biji sampai batas
yang telah ditentukan. Biji-biji yang mengalami proses ekstraksi basah, pengeringan harus
secepatnya dilakukan agar biji tidak menjadi rusak, karena selama proses ekstraksi
kandungan air dalam benihnya dapat bertambah.
Tingkat kemasakan benih dan metode ekstraksinya dapat mempengaruhi viabilitas
benih. Benih yang terlalu muda atau terlalu tua biasanya bervigor rendah, demikian pula
halnya dengan metode prosesing benih. Penglahan benih yang tidak tepat dapat merusak
viabilitas benih.
2. TUJUAN PRAKTIKUM
Mahasiswa mengetahu, dapat membedakan, serta dapat melakukan pengolahan benih
dengan cara perontokan untuk tipe buah kering dan ekstraksi untuk tipe buah basah.
4. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Ekstraksi Kering
1) Dipilih buah yang telah masak, kemudian dibelah menjadi dua bagian dengan
menggunakan pisau pemotong
2) Ambil biji yang terdapat pada bagian dalam buah tersebut dan letakkan dalam
suatu wadah
3) Apabila biji cukup bersih dapat langsung dikeringkan, apabila belum bersih maka
perlu dicuci dengan air kemudian disaring. Setelah itu dikeringkan.
Ekstraksi Basah
1) Buah yang telah masak dan masih segar, misalnya tomat dipotong-potong dengan
pisau sampai cukup halus. Bilka buah dalam jumlah banyak dapat menggunakan
alat penghancur (mixer)
2) Proses fermentasi:
22
MODUL PRAKTIKUM DASAR-DASAR TEKNOLOGI BENIH GANJIL 2019-2020
Biasa :
Hancuran daging dan biji diletakkan dalam suatu wadah yang tidak mudah
berkarat, kemudian ditutup. Biarkan selama beberapa hari (1-5 hari atau
lebih).
Pemeriksaan dilakukan setiap hari untuk melihat cairan berlendir yang
melekat pada biji telah hancur
Pada saat pemerikasaan hancuran daging dan biji diaduk denga pengaduk
dari bahan yang anti karat, pengadukan dilakukan secara merata.
Bahan Kimia:
Bahan kimia yang digunakan adalah asam hidroklorit sebanyak 5-8 liter
untuk setiap 100 kg hancuran daging buah dan biji tomat.
DAFTAR PUSTAKA
23
MODUL PRAKTIKUM DASAR-DASAR TEKNOLOGI BENIH GANJIL 2019-2020
24