Anda di halaman 1dari 24

MODUL PRAKTIKUM DASAR-DASAR TEKNOLOGI BENIH GANJIL 2019-2020

TATA TERTIB PRAKTIKUM TEKNOLOGI BENIH

A. Ketentuan Sebelum Praktikum


1. Peserta praktikum datang tepat waktu, bagi yang terlambat lebih dari 10 menit tidak
diperkenankan mengikuti praktikum pada hari itu.
2. Setiap kali praktikum, praktikan membawa jas lab dan modul praktikum
3. Sebelum masuk ruang praktikum, praktikan menyerahkan laporan praktikum
sementara

B. Ketentuan Selama dan Sesudah Praktikum


1. Setelah praktikum, setiap kelompok membereskan semua alat yang dipakai dan
mengembalikannya kepada laboran sesuai dengan jumlahnya.
2. Setiap praktikan atau kelompok mengganti alat yang rusak atau hilang selama
dipinjam sebelum Ujian Akhir Praktikum (UAP)
3. Post test/pre test diadakan sebelum dan sesudah praktikum
4. Hasil pengamatan selama praktikum dilaporkan segera setelah praktikum selesai hari
itu sebagai laporan sementara. Untuk laporan yang melibatkan kelompok lain
(kolektif) setiap kelompok harus menempelkan hasil pengamatannya di papan
pengumuman yang telah disediakan.

C. Laporan Praktikum dan Tugas


1. Laporan praktikum dikerjakan dirumah dan dikumpulkan satu minggu setelah
pengamatan terakhir dilakukan, dikumpulkan secara kolektif menurut asisten yang
membimbing pada saat praktikum
2. Laporan sementara praktikum boleh ditulis tangan dengan syarat tulisan harus rapi,
dan asisten berhak untuk mengembalikan laporan tersebut jika laporan itu dianggap
tidak layak untuk dikumpulkan dan koreksi
3. Laporan dan tugas yang diberikan dikumpulkan tepat waktu, keterlambatan dalam
mengumpulkan akan dikenai sanksi pengurangan nilai.

D. Tidak Dapat Mengikuti Praktikum


1. Praktikan yang dengan terpaksa tidak dapat mengikuti praktikum yang sudah
dijadwalkan pada kelompoknya, harus melapor kekoordinator asisten untuk
mendapatkan ijin mengikuti praktikum pada kelompok lain.
2. Praktikan yang tidak dapat mengikuti praktikum sampai tiga kali tanpa keterangan
dianggap mengundurkan diri dan praktikumnya dianggap gugur.

E. Mengikuti Praktikum Pada kelompok Lain


1. Mahasiswa yang mengikuti praktikum pada kelompok lain harus sudah seijin asisten
kelompok yang akan diikuti, sebelumnya sudah melapor ke asisten kelompok asal,
dan telah mengkonfirmasi dengan koordinator asisten.
2. Praktikan yang sudah selesai mengikuti praktikum pada kelompok lain, melapor
kembalai ke asisten kelomok asal dan menyerahkan laporannya ke asisten asal.
1
MODUL PRAKTIKUM DASAR-DASAR TEKNOLOGI BENIH GANJIL 2019-2020

F. Mahasiswa Dilarang
1. Membawa buku laporan praktikum mahasiswa angkatan sebelumnya ke dalam ruang
praktikum
2. Makan, minum dan merokok di dalam ruang praktikum.

G. Hal-hal lain yang belum tercantum dalam tata tertib ini diatur kemudian.

Gresik, September 2019

Koordinator Praktikum
Dasar Teknologi Benih

I. PENGENALAN ANATOMI DAN MORFOLOGI BIJI TANAMAN

1. PENDAHULUAN

2
MODUL PRAKTIKUM DASAR-DASAR TEKNOLOGI BENIH GANJIL 2019-2020

Menurut bentuknya biji terbentuk dari bakal biji (Ovule) masak. Yang mengandung
embrio dan cadangan makanan serta dibagian luarnya terdapat pelindung biji atau kulit biji.

Embrio :
Embrio yang perkembangannya sempurna pada umumnya terdiri dari struktur-struktur
sebagai berikut:
1) Epikotil atau plumula, yaitu calon pucuk
2) Kotiledon, yaitu keping biji
3) Hipokotil, yang merupakan daerah transisi antara akar dan pucuk
4) Radikel, yaitu calon akar

Cadangan makanan
Pada umumnya cadangan makanan pada biji tanaman terdiri dari karbohidrat, lemak,
protein, atau mineral. Struktur yang berfungsi sebagai jaringan penyimpan cadangan makanan
antara lain: endosperm, kotiledon, perisperm.

Pelindung biji
Pada umumnya kulit biji berasal dari integumen bakal biji yang mengalami modifikasi
selama berlangsungnya proses pembentukan biji. Fungsinya untuk melindungi biji terutama dari
faktor luar yang dapat merugikan kelangsungan hidup embrio. Oleh karena itu biasanya bagian
luar kulit biji terdiri dari jaringan yang kuat dan keras, sedangkan bagian dalamnya tipis dan
berselaput. Pengetahuan dasar tenteng struktur biji sangat penting untuk dapat menangani
berbagai masalah dibidang teknologi benih, misalnya benih keras dalam perkecambahan.

2. TUJUAN PRAKTIKUM
Mahasiswa dapat mengenal sifat-sifat anatomi dan morfologi dari biji-biji tanaman sub
kelas monokotiledon dan dikotiledon, yang diamati secara makroskopis dan mikroskopis atau
dengan mencari dan melihat dari pustaka.

3. ALAT DAN BAHAN


Alat yang dipergunakan untuk pelaksanaan praktikum antara lain:
1) Cawan petri
2) Pisau skalpel/cutter
3) Pinset
4) Kaca pembesar
5) Mikroskop binokuler

Bahan yang dipergunakan antara lain: biji tanaman dari jenis berikut:
Jenis biji tanaman pangan:
1) Sub kelas monokotiledon: jagung, padi, tebu
2) Sub kelas dikotiledon: kacang hijau, kedelai, kacang tanah, kacang bogor.

3
MODUL PRAKTIKUM DASAR-DASAR TEKNOLOGI BENIH GANJIL 2019-2020

4. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

Pelaksanaan secara mikroskopis:


1) Contoh biji yang telah disediakan diletakkan diatas cawan petri, kemudian lakukan
pengamatan makroskopis dengan bantuan kaca pembesar
2) Pada pengamatan catat: bentuk, ukuran, tekstur permukaan, warna
3) Buat gambar berdasarkan pengamatan makroskopis terutama mengenai bentuk biji,
dapat berdasarkan ukuran asli, diperkecil ataupun dengan pembesaran yang sesuai
dengan maksud agar gambar lebih jelas.
4) Buat juga gambar penampang melintang dan membujur untuk contoh biji yang
diamati, serta sebutkan bagian-bagiannya.

Pelaksanaan secara mikroskopis:


1) Contoh biji yang disediakan diletakkan dibawah mikroskop denga pembesaran yang
sesuai
2) Buat gambar berdasarkan pengamatan mikroskopis mengenai: bentuk, tekstur
permukaan, dan kalau ada ciri khas lain
3) Lakukan irisan melintang ataupun membujur pada contoh biji dan letakkan dibawah
mikroskop, buat gambar penampang melintang dan membujur secara jelas dan
sebutkanbagian-bagiannya.

5. HASIL PENGAMATAN

Gambar 1 DIKOTIL MONOKOTIL


Irisan
Melintang

4
MODUL PRAKTIKUM DASAR-DASAR TEKNOLOGI BENIH GANJIL 2019-2020

Irisan
Membujur

Benih utuh

Gambar 2 DIKOTIL MONOKOTIL


Irisan
Melintang

5
MODUL PRAKTIKUM DASAR-DASAR TEKNOLOGI BENIH GANJIL 2019-2020

Irisan
Membujur

Benih utuh

II. UJI MUTU FISIK BENIH

1. PENDAHULUAN
Uji mutu fisik benih meliputi: kemurnian benih, kadar dan berat 1000 butir benih.

A. UJI KEMURNIAN BENIH


Digunakan untuk mengetahui persentase berat benih murni dari contoh uji, sekaligus
mengetahui komposisi serta identitas dari partikel lain yang mungkin tercampur.
Tujuan Kemurnian Benih adalah:
1) Melindungi konsumen (jika membeli benih tidak tercampur dengan benih atau
kotoran lain)
6
MODUL PRAKTIKUM DASAR-DASAR TEKNOLOGI BENIH GANJIL 2019-2020

2) Mengetahui komposisi benih


3) Mengetahui macam spesies/varietas lain yang tercampur
4) Mengetahui macam kotoran yang tercantum dalam benih

Komponen yang dianalisi

Benih murni (pure seed) Inner matter

Biji lain Kotoran

Biji spesies/varietas lain Biji gulma

KEMURNIAN BENIH
Dalam pengertian benih murni termasuk semua varietas dari spesies yang dinyatakan
oleh pengirim atau berdasarkan penemuan dalam pengujian laboratorium. Dan yang termasuk
dalam kategori benih murni adalah:
1) Benih (spesies/varietas) seperti tertulis dalam label
2) Benih masak dan utuh
3) Benih belum masak (immature, berukuran kecil (undersized) dan mengkerut (shrivelled)
4) Benih yang berkecambah sebelum diuji
5) Benih yang terserang hama/penyakit tapi tidak atau belum berubah bentuk
6) Pecahan benih yang ukurannya lebih besar dari setengah ukuran benih sesungguhnya,
asalkan dapat dipastikan bahwa pecahan benih tersebut termasuk dalam spesies yang
dimaksud.

BENIH SPESIES LAIN


Komponen ini mencakup semua biji dari tanaman pertanian yang ikut tercampur dalam
contoh uji tetapi tidak dimaksudkan untuk diuji.

BIJI GULMA
Meliputi semua biji ataupun bagian vegetatif tanaman yang termasuk dalam kategori
gulma, baik yang utuh maupun pecahan biji gulma tapi masih mempunyai embrio.

BAHAN LAIN ATAU KOTORAN

7
MODUL PRAKTIKUM DASAR-DASAR TEKNOLOGI BENIH GANJIL 2019-2020

Termasuk semua pecahan benih yang tidak memenuhi syarat, baik dari komponen benih
murni, bagian tanaman seperti ranting, daun, partikel tanah, jerami dan sebagainya.

B. KADAR AIR
Pengukuran kadar air benih selain digunakan sebagai tolak ukur dalam menentukan saat
panen, mempunyai arti yang penting untuk benih yang disimpan. Hal tersebut berkaitan dengan
laju kemunduran benih yang dipengaruhi oleh kadar air yang dikandungnya. Kadar air benih
selalu berubah tergantung kadar air lingkungannya, karena benih bersifat selalu berusaha
mencapai kondisi equilibrium dengan keadaan sekitarnya.
Dalam batas tertentu semakin rendah kadar air benih akan semakin lama daya hidup
benih yang disimpan. Kisaran kadar iar benih yang aman bagi penyimpanan tergantung kepada
jenis benih dan tujuan dari penyimpanan benih.
Tujuan pengujian kadar air benih adalah untuk menghitung kadar air benih. Kadar air
benih berkaitan dengan:
1) Kualitas benih
2) Daya simpan (storabilitas)
3) Daya kecambah benih
4) Serangan hama dan penyakit
5) Harga benih

C. BERAT 1000 BUTIR BENIH


Keterangan tentang berat 1000 butir benih penting, terutama untuk mengetahui sifat
fisik benih dalam hubungannya denga mutu benih, yang meliputi: iji kemurnian benih, kadar air
dan berat 1000 butir benih.

2. TUJUAN PRAKTIKUM
Pada praktikum ini mahasiswa akan dibekali ketrampilan mengetahui sifat fisik benih
dalam hubungannya dengan mutu benih, yang meliputi: uji kemurnian benih, kadar air dan berat
1000 butir benih.
3. ALAT DAN BAHAN
Alat-alat yang diperlukan adalah:
1) Timbangan analitik, dengan ketepatan 0,1 mg
2) Timbangan tepat, dengan ketepatan 10 mg
3) Saringan
4) Oven
5) Botol oven atau kaleng oven
6) Pinset
7) Wadah
8) Kaca pembesar
9) Mikroskop

Bahan yag dipergunakan adalah


1) Benih tanaman pangan: jagung, padi, kacang hijau, kedelai, kacang tanah, sorgum

8
MODUL PRAKTIKUM DASAR-DASAR TEKNOLOGI BENIH GANJIL 2019-2020

2) Benih tanaman hortikultura: bayam, sawi, tomat, pepaya dll


3) Benih tanaman perkebunan: kopi, coklat, tembakau dll

4. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

A. UJI KEMURNIAN BENIH


1) Siapkan benih yang akan diuji dalam sebuah wadah
2) Timbang berat contoh uji tersebut dengan timbangan analitik (berat total)
3) Pisahkan komponen contoh uji, kemudian timbang:
a. Benih murni :ag
b. Benih spesies lain :bg
c. Biji gulma :cg
d. Bahan lain/kotoran : d g
4) Persentase dari masing-masing berat komponen di atas dengan berat totalnya
5) Analisa dilakukan dua kali ulangan dengan beda antar ulangan tidak boleh lebih
tinggi dari 5%

B. KADAR AIR BENIH DENGAN METODE OVEN 130 0C


1) Siapkan contoh uji, minimal sebanyak 15 g untuk benih sebesar bayam atau 100 g
untuk benih sebesar kacang hijau
2) Hancurkan contoh uji dengan penggiling, kemudian disaring
3)Panaskan kaleng oven kosong dengan tutupnya dalam oven pada 130 0C selama 5
menit, dinginkan dan timbang dengan timbangan analitik (x g)
4)Masukkan 4-5 g contoh uji yang telah digiling halus dalam wadah tersebut.
Ratakan sehingga menutupi dasar wadahkemudian tutup wadah tersebut dan
timbang (y g)
5)Letakkan kaleng yang berisi contoh uji dalam oven 130 0C, kaleng tersebut harus
dalam keadaan terbuka, tutup diletakkan disamping atau dibagian bawah kaleng.
6)Lama pemanasan sekitar 60-90 menit, kecuali untuk benih keras pemanasan
selama 120 menit. Pemanasan terhitung mulai dari saat oven kembali mencapai
130 0C.
7)Setelah itu kaleng dikeluarkan dari oven dan ditutup secepatnya, dinginkan selama
10-20 menit.
8)Bila telah dingin, kaleng beserta contoh uji ditimbang (z g)
9)Tetapkan kadar air benih dengan rumus

y-z
KADAR AIR BENIH = x 100 %
y-x

Dengan: x = berat kaleng + tutup


y = x + contoh uji mula-mula
z = x + contoh uji yang telah di oven

9
MODUL PRAKTIKUM DASAR-DASAR TEKNOLOGI BENIH GANJIL 2019-2020

C. BERAT 1000 BUTIR BENIH


CARA 1:
1) Ambil benih sebanyak 1000 butir dan timbang beratnya denga
timbangan analitik untuk benih kecil dan timbangan tepat untuk benih
besar.
2) Kerjakan dengan empat kali ulangan
CARA 2:
1) Ambil benih murni sebanyak 100 butir dan timbang beratnya
2) Kerjakan dengan delapan kali ulangan
3) Berat dari 1000 butir benih dapat dihitung dari berat rata-rata 100
butir benih.
Kemudian dari cara-cara tersebut dibuat tabel sebagai berikut:
CARA 1:
Ulangan Berat 1000 X X2 Berat 1000 butir
2
(n) butir (a) (a-α) (a-α) sebenarnya
1 9,9 g 0,05 0,0025 α = ±√x2
2 10,25 g -0,3 0,0900 n-1

3 9,8 g 0,15 0,0225 α = ±√x2


4 9,85 g 0,10 0,0100 3
2
a = 39,8 g X =
9,95 = ±√0,125
α = 9,95 g 0,1250
3
CARA 2:
Untuk cara 2 perhitungannya sama dengan cara 1, hanya saja jumlah benih yang dipergunakan
sebanyak 100 butir dengan delapan kali ulangan.

n Berat 1000 butir x=y-ỹ x = (y - ỹ)2 Berat 1000 butir


ulangan yang diharapkan sebenarnya
(y)
1 1,00 1000/100 x1,00 0,10 y± x2
n(n-1)
= 10,00
2 1,10 1000/100 x1,10 -0,90 10,10 ± 10,00
= 11,00 8(8-1)
3 1,08 1000/100 x1,08 -0,70 10,10 ± 0,5 g
= 10,80
4 1,15 1000/100 x1,15 -1,40
= 11,50
5 0,80 1000/100 x100 2,10
= 10,00

10
MODUL PRAKTIKUM DASAR-DASAR TEKNOLOGI BENIH GANJIL 2019-2020

6 0,95 1000/100 x0,95 0,60


= 9,50
7 0,90 1000/100 x0,90 1,10
= 9,00
8 1,10 1000/100 x1,10 -0,90
= 11,00
y = 80,80 g x2 = 10,06
ỹ = 10,10 g

HASIL DAN PENGAMATAN

A. UJI KEMURNIAN BENIH

Nama benih :
Nama ilmiah :
Tanggal praktikum :

a. Benih murni

b. Benih spesies lain

11
MODUL PRAKTIKUM DASAR-DASAR TEKNOLOGI BENIH GANJIL 2019-2020

c. Biji gulma

d. Bahan lain atau kotoran

B. KADAR AIR BENIH

Nama benih :
Nama ilmiah :
Tanggal praktikum :

12
MODUL PRAKTIKUM DASAR-DASAR TEKNOLOGI BENIH GANJIL 2019-2020

C. BOBOT 1000 BUTIR

Nama benih :
Nama ilmiah :
Tanggal praktikum :

CARA 1
Ulangan Berat 1000 X X2 Berat 1000 butir
(n) butir (a) (a-α) (a-α) 2 sebenarnya
1 α = ±√x2
2 n-1

3
4

CARA 2
n Berat 1000 butir x=y-ỹ x = (y - ỹ)2 Berat 1000 butir
ulangan yang diharapkan sebenarnya
(y)
1 y± x2
2
13
MODUL PRAKTIKUM DASAR-DASAR TEKNOLOGI BENIH GANJIL 2019-2020

n(n-1)
3
4
5
6
7
8

III. UJI DAYA HIDUP BENIH

1. Pendahuluan
Perkecambahan didefinisikan sebagai pemunculan dan perkembangan dari embrio
menjadi struktur-struktur yang menunjukkan akan berkembang menjadi tanaman normal pada
kondisi yang memungkinkan. Perkembangan dimulai setelah adanya kondisi yang mendukung,
yaitu ketersediaan air, oksigan, cahaya, suhu serta medium. Uji daya hidup benih memberikan
informasi tentang kemampuan sebenarnya dari benih untuk dapat tumbuh baik secara kuantitas
yang dinyatakan dalam persentase perkecambahan; maupun kualitas yang dinyatakan sebagai
kekuatan tumbuhnya.
Daya hidup (viabilitas) benih dapat dicerminkan oleh daya kecambah, kekuatan tumbuh
atau daya simpan benih. Dalam pengujian daya hidup benih di laboratorium yang perlu
diperhatikan adalah hasil yang diperoleh dapat berkorelasi positif dengan hasil pada kondisi
lapang. Untuk itu diperlukan adanya standarisasi kondisi lingkungan dan metode evaluasi.
Parameter yang digunakan dalam pengujian daya hidup benih di laboratorium antara lain:
persentase per kecambahan, laju perkecambahan atau nilai perkecambahan.

2. Tujuan praktikum
Mahasiswa akan mengetahui dan mempraktikan cara melakukan dan mengevaluasi
pengujian daya kecambah dan kekuatan tumbuh berbagai jenis benih tanaman.

3. Alat dan bahan praktikum


Alat yang dipergunakan adalah:
 Cawan petri
 Baki plastic
 Pinset
 Sprayer
14
MODUL PRAKTIKUM DASAR-DASAR TEKNOLOGI BENIH GANJIL 2019-2020

 Alat pengecambah benih


 Timbangan analitik
Bahan yang dipergunakan adalah:
 Kertas merang
 Pasir
 Benih tanaman

4. Pelaksanaan praktikum
A. UJI DAYA KECAMBAH
METODE UJI DIATAS KERTAS
a) Siapkan contoh uji sebanyak 400 butir benih untuk empat kali ulangan (4
X 100 butir)
b) Siapkan cawan petri yang bersih (diameter petri tergantung jenis benih)
c) Gunting kertas merang sebanyak tiga lapis dengan ukuran sesuai dengan
ukuran cawan petri
d) Letakkan substrat kertas merang diatas cawan petri, kemudian basahi
dengan air sampai meresap secara merata. Kelebihan air dibuang
e) Benih-benih tadi ditanam diatas substrat kertas merang tersebut dengan
mengguankan pinset
f) Jumlah benih dalam setiap cawan petri disesuaikan dengan ukuran benih
dan ukuran cawan petri. Ketentuan untuk menguji 400 butir benih setiap
perlakuan dengan ulangan 4, 8 atau 16 kali (4 X 100 butir; 8 X 50 butir;
atau 16 X 25 butir)

PENGAMATAN DAN PENILAIAN


a) Pengamatan dan penilaian uji daya kecambah untuk mengetahui
persentase perkecambahan dilakukan 2 kali yaitu
1) - Pengamatan pertama pada 3 X 24 jam dilakukan untuk
benih jagung, padi, kacang hijau, kedelai, sawi, kapas. (3 hari
setelah tanam benih baru dilakukan pengamatan)
- Pengamatan pertama pada 5 X 24 jam dilakukan untuk
benih kacang tanah, tomat, papaya, bayam, tembakau dan
kopi. (5 hari setelah tanam benih baru dilakukan
pengamatan)
2) Pengamatan kedua dilakukan 2 X 24 jam setelah pengamat
pertama. (dilakukan setiap dua hari setelah pengamatan
pertama sampai 10 hari)
b) Penilaian atas kecambah normal, abnormal dan mati dilakukan pada
saat pengamatan terakhir, dengan membandingkan antara kecambah
satu denga kecambah yang lain dalam satu substrat
c) Laju perkecambhan dan nilai perkecambahan pengamatan terhadap
munculnya radikel dan plumula dilakukan setiap hari sampai semua
contoh uji berkecambah atau sampai hari yang telah ditentukan untuk
tiap-tiap jenis benih (10-14 hari untuk benih tanaman pangan,

15
MODUL PRAKTIKUM DASAR-DASAR TEKNOLOGI BENIH GANJIL 2019-2020

perkebunan, dan hortikultura, kecuali papaya, tembakau dan kopi


sampai 21 hari)
d) Pada pengamatan terakhir pengukuran terhadap parameter penunjang,
antara lain: panjang tunas batang dan akar kecambah, jumlah daun,
jumlah akar sekunder, berat segar dan berat kering kecambah.

B. UJI KEKUATAN TUMBUH


METODE UJI KEDALAM DENGAN MEDIUM PASIR
a) Siapkan baki atau kotak plastic dengan ukuran disesuaikan dengan ukuran
benih yang dipakai
b) Isilah kotak tersebut dengan pasir yang telah disaring dan disterilkan.
Basahi pasir dengan air secukupnya
c) Tanam benih pada kedalaman tertentu, kemudian tutp dengan pasir halus.
Kedalaman tanam untuk masing-masing jenis benih:
- Padi, tomat , bayam, sawi: 2.5 cm
- Jagung, kacang tanah: 5 cm
- Kacang hijau, terong, kacang panjang: 3.5 cm
- Kedelai: 4 cm
d) Bagian atas kotak plastic ditutp dengan lembaran plastic kimia

PENGAMATAN DAN PENIALAIN


a) DAYA KECAMBAH: hitung jumlah kecambah normal, abnormal dan
mati (%)
b) KEKUATAN TUMBUH: hitung jumlah kecambah tumbuh normal kuat,
normal kurang kuat, abnormal dan mati (%)
c) Hitung dan buatlah grafik dari laju perkecambahan, niali perkecambahan.
d) Gambar kecambah lengkap disertai keterangannya untuk masing-masing
criteria (kecambah normal, kecambah abnormal, benih mati, kecambah
tumbuh normal kuat (Vigor), kecambah normal tumbuh kurang kuat (less
vigor)

5. Hasil pengamatan
6. Catatan:
1. Pemilihan benih diusahan sesuai tugas UAS dan makalah
2. Setiap pengamatan usahakan didokumentasikan
3. Pelaksanaan uji daya tumbuh dilakukan didalam ruangan (cukup cahaya)
4. Pelaksanaan uji kekuatan tumbuh diluar ruangan
5. boleh mempergunakan peralatan yang ada/dipunyai
6. kertas merang bisa diganti dengan kapas
7. Terimakasih

16
MODUL PRAKTIKUM DASAR-DASAR TEKNOLOGI BENIH GANJIL 2019-2020

IV. TIPE-TIPE PERKECAMBAHAN BENIH

1. Pendahuluan
Proses perkecambahan benih merupakan suatu rangkaian perubahan-perubahan
morfologi, fisiologi dan biokimia. Proses perkecambahan secara umum berkaitan dengan
kecepatan maupun karakteristik benih yang dipengaruhi oleh factor genetic, lingkungan dan
dormansi benih.
Tipe pertumbuhan awal suatu perkecambahan benih tanaman terbagi menjadi dua yaitu:
hypogeal dan epygeal. Dengan mengetahui tipe perkecambahan suatu benih tanaman akan
sangat bermanfaat dalam aplikasi budidaya tanaman, salah satunya adalah cara penanaman benih
dan kedalaman tanaman.

2. Tujuan praktikum
Mahasiswa dapat mengetahui dan membedakan tipe-tipe perkecambahan beberapa jenis
tanaman serta dapat mengamati perubahan dalam fase-fase perkecambahan benih.

3. Alat dan bahan


Alat yang digunakan:
- Cetok
- Bak plastic
- Ember
Bahan yang digunakan:
- Pasir
- Benih tanaman
- Air

4. Pelaksanaan praktikum
a) Bak persemaian diisi pasir sampai ¾ tinggi bak, kemudian disiram air sampai
lembab (tidak tergenang)
b) Benih tanaman ditanam pada bak-bak yang sudah disediakan.
c) Benih yang ditanam tersebut ditutup dengan pasir, kedalaman tanam jangan
terlalu dalam atau terlalu dangkal.
d) Perawatan dilakukan setiap hari

5. Pengamatan
a) Pengamatan dilakukan setiap hari, selama 10 hari, dimulai 1 hari (1 X 24 jam)
setelah penanaman
b) Pelaksanaan pengamatan dengan mencabut benih yang telah berkecambah dengan
hati-hati dan jangan sampai rusak
c) Parameter pengamatan pada tipe perkecambahan benih:
i. Panjang akar dan panjang tunas
17
MODUL PRAKTIKUM DASAR-DASAR TEKNOLOGI BENIH GANJIL 2019-2020

ii. Jumlah benih berkecambah


iii. Gambar fase-fase perkecambahan benih mulai saat tanam sampai hari ke-
10.
6. Hasil pengamatan
7. Catatan:
1. Pemilihan benih sama dengan praktikum ke-3
2. Setiap pengamatan usakan didokumentasikan
3. boleh mempergunakan peralatan yang ada/dipunyai
4. Terimakasih

V. PEMECAHAN DORMANSI

18
MODUL PRAKTIKUM DASAR-DASAR TEKNOLOGI BENIH GANJIL 2019-2020

1. PENDAHULUAN
Benih tanaman mengalami dormansi apabila benih tersebut sebenarnya benih masih
hidup, namun belum juga berkecambah walaupun diletakkan pada keadaan yang telah memenuhi
persyaratan untuk perkecambahan benih. Dormansi benih tanaman beragam tergantung jenis
tanaman, dan lamanya mulai dari beberapa hari, musim tau bahkan sampai tahunan.
Dormansi dapat disebabkan beberapa faktor, antara lain:
a. Keadaan embrio, ketidakmasakan embrio dan “after ripening”
b. Keadaan fisik benih, impermeabilitas terhadap air, ketahanan mekanis terhadap
pertumbuhan embrio, permeabilitas rendah terhadap O2 dan CO2
c. Pengaruh faktor fisiologis, keperluan akan cahaya, suhu rendah, zat penghambat
perkecambahan
d. Kombinasi dari beberapa faktor diatas
Keadaan dormansi pada benih dapat mengurangi nilaiuji perkecambahan benih. Oleh
karena itu diperlukan cara-cara untuk dapat memecahkan atau mempersingkat masa dormansi
benih tanaman.

2. TUJUAN PRAKTIKUM
Praktikum ini mahasiswa akan mempelajari beberapa cara yang dapat dipergunakan
untuk memecahkan atau mempersingkat masa dormansi benih tanaman.

3. ALAT DAN BAHAN


Alat-alat yang dipergunakan dalam praktikum dormansi benih adalah:
1) pisau, skalpel atau cutter,
2) pinset,
3) kertas ampelas,
4) gunting
5) cawan petri
6) stop watch
7) panci aluminium
8) kompor listrik
9) beaker glass

bahan yang diperlukan antara lain:


1) substrak kertas merang
2) bahan kimia: H2SO4, HCL, KNO3
3) benih tanaman pangan: padi, sorgum
4) benih tanaman hortikultura: bayam, sawi, flamboyan

4. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Perlakuan Mekanis

19
MODUL PRAKTIKUM DASAR-DASAR TEKNOLOGI BENIH GANJIL 2019-2020

1) Benih contoh uji diambil masing-masing 100 butir. Lakukan pengguntingan pada
bagian ujung kulit benih (clipping), atau pengikisan kulit biji (scratching) dengan
menggunakan kertas amplas.
2) Benih dengan perlakuan (1) di uji daya kecambah dengan metode UDK, masing-
masing perlakuan empat kali ulangan.
3) Pengamatan dilakukan setiap hari.

Perlakuan Perendaman Air Panas (Stratifikasi)


1) Benih contoh uji diambil masing-masing 100 butir. Masukkan contoh uji kedalam
kantong kemudian masukkan dalam air mendidih suhu ± 40 0C selama 1-2 menit
untuk benih padi dan sorgum
2) Kantong diangkat dan dimasukkan dalam mangkok atau wadah selama beberapa
menit, kemudian dicelupkan dalam air dingin selama 10 menit
3) Benih dengan perlakuan (1) diuji daya kecambah dengan metode UDK, masing-
masing perlakuan empat kali ulangan
4) Pemgamatan dilakukan setiap hari sampai semua benih telah berkecambah atau
setelah waktu tertentu. Benih padi dan sorgum 10 hari, benih bayam dan sawi 15
hari, benih flamboyan dan kapas 21 hari. Pengamatan dan penilaian sama seperti
pengamatan pada UDK.

Buat:
1) Grafik persentase perkecambahan untuk masing-masing kriteria normal,
abnormal dan mati
2) Grafik laju perkecambahan
3) Gambar kecambah normal, abnormal dam mati untuk masing-masing
perlakuan.

5. HASIL PENGAMATAN

20
MODUL PRAKTIKUM DASAR-DASAR TEKNOLOGI BENIH GANJIL 2019-2020

VI. EKSTRAKSI DAN PENGERINGAN BIJI

1. PENDAHULUAN
Biji tanaman yang akan dipergunakan sebagai benih, pada saat pemanenan melalui
tahapan pengolahan (prosesing). Pengolahan benih meliputi: perontokan, ekstraksi, dan
21
MODUL PRAKTIKUM DASAR-DASAR TEKNOLOGI BENIH GANJIL 2019-2020

pengerimgan benih. Perontokan dan ekstraksi benih dilakukan untuk memisahkan biji dari
bagian buah atau bagian tanaman lainnya. Perontokan merupakan pengolahan benih pada
tipe buah kering, sedangkan untuk tipe buah basah sistem pengolahan benih dilakukan
dengan cara ekstraksi.
Pengeringan benih dilakukan untuk menurunkan kadar air dalam biji sampai batas
yang telah ditentukan. Biji-biji yang mengalami proses ekstraksi basah, pengeringan harus
secepatnya dilakukan agar biji tidak menjadi rusak, karena selama proses ekstraksi
kandungan air dalam benihnya dapat bertambah.
Tingkat kemasakan benih dan metode ekstraksinya dapat mempengaruhi viabilitas
benih. Benih yang terlalu muda atau terlalu tua biasanya bervigor rendah, demikian pula
halnya dengan metode prosesing benih. Penglahan benih yang tidak tepat dapat merusak
viabilitas benih.

2. TUJUAN PRAKTIKUM
Mahasiswa mengetahu, dapat membedakan, serta dapat melakukan pengolahan benih
dengan cara perontokan untuk tipe buah kering dan ekstraksi untuk tipe buah basah.

3. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM


Alat yang dipergunakan dalam praktikum ini:
 Wadah untuk ekstraksi biji
 Pisau/cutter
 Saringan
 Pengaduk/spatel
 Meja pengeringan
Bahan yang dipergunakan:
 Cara perontokan: kacang tanag, jagung
 Cara ekstraksi basah: tomat, ketimun, jambu air
 Cara ekstraksi kering: cabe, labu, lombok rawit, lengkeng

4. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Ekstraksi Kering
1) Dipilih buah yang telah masak, kemudian dibelah menjadi dua bagian dengan
menggunakan pisau pemotong
2) Ambil biji yang terdapat pada bagian dalam buah tersebut dan letakkan dalam
suatu wadah
3) Apabila biji cukup bersih dapat langsung dikeringkan, apabila belum bersih maka
perlu dicuci dengan air kemudian disaring. Setelah itu dikeringkan.

Ekstraksi Basah
1) Buah yang telah masak dan masih segar, misalnya tomat dipotong-potong dengan
pisau sampai cukup halus. Bilka buah dalam jumlah banyak dapat menggunakan
alat penghancur (mixer)
2) Proses fermentasi:
22
MODUL PRAKTIKUM DASAR-DASAR TEKNOLOGI BENIH GANJIL 2019-2020

Biasa :
 Hancuran daging dan biji diletakkan dalam suatu wadah yang tidak mudah
berkarat, kemudian ditutup. Biarkan selama beberapa hari (1-5 hari atau
lebih).
 Pemeriksaan dilakukan setiap hari untuk melihat cairan berlendir yang
melekat pada biji telah hancur
 Pada saat pemerikasaan hancuran daging dan biji diaduk denga pengaduk
dari bahan yang anti karat, pengadukan dilakukan secara merata.
Bahan Kimia:
 Bahan kimia yang digunakan adalah asam hidroklorit sebanyak 5-8 liter
untuk setiap 100 kg hancuran daging buah dan biji tomat.

DAFTAR PUSTAKA

Kuswanto, H. 1997. Analisis Benih. Andi. Yogyakarta.


Mugnisjah, W.Q., a. Setiawan, Suwarto, dan C. Santiwa. 1994. Panduan Praktikum Dan
Penelitian Bidang Ilmu Teknologi Benih. Raja Grafika Persada. Jakarta
Sutopo, L. 1988. Teknologi Benih. Rajawali. Jakarta
Sutopo, L. 1990. Penuntun Laporan Praktikum Teknologi Benih. Fakultas Pertanian Unibraw
Malang.

23
MODUL PRAKTIKUM DASAR-DASAR TEKNOLOGI BENIH GANJIL 2019-2020

24

Anda mungkin juga menyukai