Anda di halaman 1dari 21

PERBANYAKAN TANAMAN SECARA VEGETATIF

LAPORAN

Oleh :

M.ARDIAN SYAHPUTRA
2204300117
AGRIBISNIS 3

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN
2023
PERBANYAKAN TANAMAN SECARA VEGETATIF

LAPORAN

Oleh :

M.ARDIAN SYAHPUTRA
2204300117
AGRIBISNIS 3

Laporan Ini Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Mengikuti Mata KuliahPraktikum
Dasar Agronomi di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Dikoreksi Oleh:

Anjas Edowansyah, S.P


Asisten Praktikum

Diketahui Oleh:

Assoc. Prof. Dr. Ir. Alridiwirsah, M.M.


Dosen Penanggung Jawab
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahmat dan karunianya, sehinhgga penulis dapat menyelesaikan Laporan

Praktikum yang berjudul “PERBANYAKAN TANAMAN SECARA

VEGETATIF”.

Pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan banyak terimakasih

kepada:

1. Kedua orangtua dan sahabat yang telah memberikan dukungan dan moral dalam

menyekesaikan Laporan Praktikum ini.

2. Bapak Assoc. Prof. Dr. Ir. Alridiwirsah, M.M. selaku dosen pengampu

praktikum Dasar Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

Sumatera Utara.

3. Bapak Muhammad Al Qomary, S.P., M.P selaku sekretaris penanggungjawab

praktikum Dasar Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

Sumatera Utara.

4. Kakak Monika Sutari S.P selaku Asisten Dasar Agronomi Fakultas Pertanian

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.

5. Abang Anjas Edowansyah S.P selaku Asisten Praktikum Dasar Agronomi

Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.

6. Abang Sunan Afandi selaku Asisten Praktikum Dasar Agronomi Fakultas

Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.

7. Abang Zainal Wahyudi selaku Asisten Dasar Agronomi Fakultas Pertanian

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.

i
Penulis menyadari bahwa Laporan Praktikum ini masih jauh dari sempurna.Oleh

karena itu, Penulis menerima saran dari pembaca untuk Menyempurnakan

Laporan ini.

Medan, 30 Juni 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI
Halaman

KATA PENGANTAR......................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................... iv
PENDAHULUAN............................................................................... 1
Latar Belakang.......................................................................... 1
Tujuan Penelitian...................................................................... 2
Kegunaan Penelitian.................................................................. 2
TINJAUAN PUSTAKA...................................................................... 3
Klasifikasi Tanaman.................................................................. 3
Perbanyakan Vegetatif ............................................................. 4
Kelebihan Perbanyakan Vegetatif............................................. 5
Kekurangan Perbanyakan Vegetatif.......................................... 5
BAHAN DAN METODE.................................................................... 6
Tempat dan Waktu.................................................................... 6
Bahan dan Alat.......................................................................... 6
Pelaksanaan Praktikum………………………………………. 6
HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................... 9
KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................... 12
Kesimpulan............................................................................... 12
Saran.......................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA......................................................................... 14

iii
DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman
1. Gambar 1 Tanaman Belimbing……………………… 11
2. Gambar 2 Tanaman Rambutan………………………. 11
3. Gambar 3 Tanaman Kelengkeng…………………….. 11

iv
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perbanyakan vegetatif adalah perbanyakan tanaman dengan menggunakan

bagian-bagian vegetatif pada tanaman seperti akar, batang, atau daun untuk

menghasilkan tanaman baru yang sama dengan induknya. Prinsip dari

perbanyakan vegetatif adalah merangsang tunas adventif yang ada di bagian-

bagian tersebut agar berkembang menjadi tanaman sempurna yang memiliki akar,

batang, dan daun sekaligus (Baliki dkk., 2020).

Perbanyakan generatif sudah sangat umum dijumpai, bahan yang

digunakan adalah biji. Biji disemaikan untuk dijadikan tanaman baru, ini bisa

dijadikan bibit. Tanaman baru dari biji meskipun telah diketahui jenisnya

kadangkadang sifatnya menyimpang dari pohon induknya, dan bahkan banyak

tanaman yang tidak menghasilkan biji atau jumlah bijinya yang sedikit.

perbanyakan vegetatif dengan stek dapat didefinisikan sebagai suatu perlakuan

pemisahan, pemotongan beberapa bagian dari tanaman seperti akar, batang, daun

dan tunas dengan maksud agar bagian-bagian tersebut membentuk akar

(Khomaeni dkk., 2015).

Stek pucuk merupakan salah satu teknik penggandaan tanaman secara

vegetatif yang telah banyak diaplikasikan pada berbagai tanaman. Hasil analisis

ragam secara umum menunjukkan bahwa perlakuan sumber stek berpengaruh

terhadap peubah persentase stek hidup, jumlah akar, panjang tunas, panjang akar,

jumlah daun, bobot kering akar, bobot kering tajuk dan bobot kering total.

Perlakuan sumber stek berpengaruh tidak nyata terhadap peubah jumlah tunas dan

rasio tajuk akar (Nengsih dkk., 2016).


Sambung pucuk (grafting) adalah teknik menyatukan pucuk yang berfungsi

sebagai calon batang atas dengan calon batang bawah, sehingga dapat diperoleh

batang baru yang memiliki sifat-sifat unggul. Dalam sambung pucuk terdapat

masalah yang timbul dimana pada saat penyungkupan terjadi pengguguran daun pada

pertautan antara batang atas dan batang bawah (Rahman dkk., 2017).

Teknologi sambung pucuk merupakan salah satu teknik perbanyakan secara

vegetative untuk menghasilkan bibit unggul. Kelebihan teknik ini dibandingkan

dengan teknik lainnya adalah, bibit tanaman tumbuh lebih baik, memiliki daya tahan

yang lebih terhadap serangan penyakit dan hama, serta cepat berbuah. Selain itu

dapat memperoleh tanaman baru tanpa penyulanan, sehingga tidak perlu

membongkar tanaman yang sudah ada teknologi perbanyakan yang efektif sehingga,

salah satunya adalah melalui metode sambung pucuk (Limbongan dan Djufry, 2019).

Tujuan Penelitian

Untuk Mengetahui Perbanyakan Tanaman Secara Vegetatif.

Kegunaan Penelitian

1. Sebagai syarat masuk untuk mengikuti Praktikum Dasar Agronomi di

Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.

2. Sebagai syarat masuk untuk mengikuti Praktikal Test Praktikum Dasar

Agronomi di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera

Utara.

3. Sebagai bahan informasi bagi yang membutuhkan.


TINJAUAN PUSTAKA

Klasifikasi Rambutan (Nepheliun lappaceum)

Secara taksonomi tanaman rambutan diklasifikasikan sebagai berikut,

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Subkelas : Rosidae

Ordo : Sapindales

Famili : Sapindaceae

Genus : Nephelium

Spesies : Nephelium lappaceum (Rizal, 2020)

Klasifikasi Belimbing (Averrhoa carambola)

Secara taksonomi tanaman belimbing diklasifikasikan sebagai berikut,

Kingdom : Plantae

Divisi :

Spermatophyta Sub Divisi :

Angiospermae Kelas :

Dicotyledonae

Ordo : Oxilidales

Family : Oxilidaceae

Genus : Averrhoa

Species : Averrhoa Carambola L (Nugroho Whidhiasih dkk., 2021).


4

Klasifikasi Kelengkeng (Dipocarpus Longan)

Secara taksonomi tanaman kelengkeng diklasifikasikan sebagai berikut,

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Class : Magnoliopsida

Subdivisio : Angiosperma

Ordo : Dimocarpus

Famili : Sapindaceae

Genus : Dimiocarpus

Spesies : Dimocarpus longan (Amrulloh, 2022).

Perbanyakan Vegetatif

Perbayakan vegetative dengan cara Sambung pucuk (grafting) adalah

teknik menyatukan pucuk yang berfungsi sebagai calon batang atas dengan calon

batang bawah, sehingga dapat diperoleh batang baru yang memiliki sifat-sifat

unggul. Keunggulan dari grafting duantaranya adalah mengekalkan sifat-sifat

klon, memperoleh tanaman yang kuat karena batang bawahnya tahan terhadap

keadaan tanah yang tidak menguntungkan, temperatur yang rendah, atau gangguan

lain yang terdapat dalam tanah, memperbaiki jenis-jenis tanaman yang telah

tumbuh, sehingga jenis yang tidak diinginkan diubah dengan jenis yang

dikehendaki, dapat mempercepat berbuahnya tanaman Teknik perbanyakan

vegetatif grafting memiliki kelebihan, lebih mudah dibandingkan dengan okulasi

dan produktifitasnya lebih tinggi dibandingkan dengan cangkok dan stek, sifat

induk dapat menurun 100% dan mulai berproduksi buah setelah delapan bulan

sampai dua belas bulan memiliki akar tunggang dan mampu menyerap air
5

(Kusumah dkk., 2019).


6

Kelebihan Perbanyakan Vegetatif

Kelebihan perbanyakan tanaman dengan cara vegetatif antara lain:

Masamuda tanaman relatif pendek, tanaman lebih cepat bereproduk, dapat

diterapkan pada tanaman yang tidak menghasilkan biji, sifat-sifat yang lebih

baik pada induknya dapat diturunkan, dapat tumbuh pada tanah yang

memiliki lapisan tanah dangkal karena memiliki system perakaran yang

dangkal tinggi (Mizary dkk.,2019).

Kekurangan Perbanyakan Vegetatif

Sementara kelemahan perbanyakan tanaman dengan cara vegetatif antara

lain: sistem perakaran kurang kuat karena tidak memiliki akar tunggang, mewarisi

sifat jelek induknya di samping sifat baik induknya, biaya pengadaanbibit mahal,

waktu yang dibutuhkan relatif lama, sulit memperoleh tanaman dalam jumlah yang

besar yang berasal dari satu pohon induk (Rangkuty dkk., 2021).
BAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan di Jl. Tumino, Sampali, Kec. Percut Sei Tuan,

Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.

Praktikum ini dilaksanakan pada hari kamis, 15 Juni 2023 pada pukul 11.00-

12.30 WIB.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan saat praktikum dasar agronomi perbanyakan tanaman

secara vegeatif ini adalah bibit tanaman belimbing, rambutan dan kelengkeng.

Adapun alat yang digunakan saat praktikum dasar agronomi perbanyakan

tanaman secara vegetatif ini adalah alat tulis, cangkul, polybag dan gembor.

Pelaksanaan Praktikum

Cara perbayakan dengan stek

1). Pucuk tanaman yang sehat dan segar.

2). Pisau tajam atau gunting kebun steril.

3). Pot atau wadah kecil berisi media tanam (misalnya campuran tanah dan pasir).

4). Bubuk hormon perakaran (opsional).

5). Plastik bening atau kantong plastik transparan.

6). Setelah beberapa minggu, cek apakah akar baru telah tumbuh dengan mencoba

menggoyang-goyangkan pucuk secara perlahan. Jika ada tahanan, ini

menunjukkan pertumbuhan akar yang baik.

7). Setelah akar cukup tumbuh, Anda dapat memindahkan stek ke pot yang lebih

besar dengan tanah yang sesuai untuk tanaman tersebut.

8). Terus perawatan stek pucuk hingga tumbuh menjadi tanaman dewasa yang kuat.
Cara perbanyakan dengan Okulasi

1). Pilihlah batang induk yang sejajar dengan diameter yang sesuai dengan okul yang akan

ditanamkan.

2). Guntinglah batang induk pada sudut miring dan buatlah sayatan vertikal pada batang

dengan panjang sekitar 2-3 cm.

3). Dalam sayatan vertikal tersebut, buatlah sayatan mendatar kecil di bagian atasnya untuk

membentuk "lidah".

4). Pilihlah okul yang memiliki dua atau tiga daun muda yang sehat.

5). Potong okul dengan panjang sekitar 2-3 cm.

6). Di bagian bawah okul, buat sayatan horizontal kecil pada batang dengan panjang yang

sesuai dengan sayatan vertikal pada batang induk.

7). Masukkan okul yang sudah dipersiapkan ke dalam sayatan vertikal pada batang induk.

8). Pastikan lidah pada batang induk dan sayatan pada okul saling terkait dan pas dengan

baik.

9). Kemudian ikatlah erat dengan menggunakan pita okulasi atau bahan ikat lainnya untuk

mempertahankan kontak yang baik antara okul dan batang induk.

10). Pastikan ikatan tidak terlalu kencang sehingga tidak menghambat pertumbuhan.

11). Setelah okulasi dilakukan, lindungi daerah okulasi dengan menggunakan bahan

pelindung seperti parafin atau lakban untuk mencegah masuknya air atau penyakit.

12). Jaga kelembaban dan pastikan tanaman mendapatkan cahaya yang cukup.

13). Setelah beberapa minggu, Anda dapat memeriksa apakah okulasi berhasil dengan

memeriksa pertumbuhan tunas baru di atas okul.

Cara perbanyakan sambung pucuk

1). Pilih pohon yang ingin Anda sambung pucuknya dan tunjukkan cabang yang ingin

disambungkan.

2). Potong ujung cabang yang ingin disambung dengan sudut miring sejajar.
3). Potong ujung pucuk yang akan disambung dengan sudut miring yang cocok dengan

potongan pada cabang.

4). Letakkan potongan pucuk dengan hati-hati di atas potongan cabang dan pastikan

potongan berdekatan dengan rapat.

5). Gunakan tali rafia atau pita yang lembut untuk mengikat potongan yang disambung

secara rapat tetapi tidak terlalu kencang.

6). Pastikan potongan-potongan tersebut saling berdekatan dan dalam kontak erat.

7). Setelah mengikat, tutup sambungan dengan lilin leleh atau bahan penutup yang cocok

untuk mencegah kehilangan kelembaban.

8). Biarkan sambungan tetap kering selama beberapa minggu hingga potongan-potongan

tersebut tumbuh dan menyatu.

9). Setelah sambungan berhasil, Anda dapat melepaskan ikatan dan membiarkan tanaman

tumbuh dengan bebas.


HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 1. Tanaman Belimbing

Dari tanaman yang diamati oleh peneliti dapat diambil hasil bahwa tanaman

belimbing (Averrhoa Carambola L.) selain dapat diperbanyak secara generatif tanaman

ini juga dapat dikembangbiakkan melalui perbanyakan vegetatif, yaitu dengan

menggunakan stek. Perbanyakan vegetatif belimbing dengan menggunakan akar sebagai

material perbanyakan untuk mendapatkan jumlah bibit yang besar dan seragam dalam

waktu yang relatif singkat. Perbanyakan dapat dilakukan dari biji dalam kotak atau

kantong plastik, ditempel, disambung, atau dicangkok. Kecambah bibit dapat ditanam

setelah tingginya 30-50cm dengan jarak tanam 5-7m. Penyiangan di bawah lingkaran

tajuk diperlukan untuk mematikan gulma. Pupuk perlu diberikan untuk mendapatkan hasil

yang baik. Berdasarkan uji anova taraf 5% menunjukkan bahwa pemberian ekstrak daun

belimbing wuluh tidak berpengaruh nyata terhadap waktu kematian larva Plutella

xylostella .
11

Gambar 2. Tanaman Rambutan

Tanaman rambutan (Nephelium lappaceum) Selain bisa diperbanyak

dengan generatif (biji), rambutan juga dapat diperbanyak dengan perbanyakan

secara vegetatif, yaitu melalui sambung pucuk (grafting). Perbanyakan sambung

pucuk yaitu menggabungkan tanaman yang bersifat batang bagian bawah

(understump) dan batang bagian atas (entris) Prosesnya dimulai dengan

memotong pucuk tanaman yang diinginkan dan memangkas bagian

bawahnya sehingga membentuk bonggol.

Untuk mengetahui tingkat keberhasilan, dilakukan pemeriksaan terhadap

bidang sambung pucuk pada umur 3 minggu setelah penyambungan. Bila bidang

sambungan berwarna hijau segar atau tampak tumbuh tunas baru, pertanda

penyambungan berhasil. Sebaliknya bila bidang sambungan berwarna coklat atau

kering, penyambungan tersebut gagal. Hal tersebut dapat kita lihat dari

pertumbuhan sambung pucuk melalui parameter tinggi tunas, jumlah daun, dan

diameter tunas yang pertumbuhannya lebih cepat.


12

Gambar 3. Tanaman Kelengkeng

Tanaman Kelengkeng (Dimocarpus longan) Selain bisa diperbanyak dengan

generatif (biji), kelengkeng juga bisa diperbanyak dengan perbanyakan secara

vegetatif, yaitu melalui okulasi. Bibit tanaman lengkeng yang baik untuk budidaya

produksi adalah yang berasal dari perbanyakan vegetatif, yaitu sambung pucuk.

Dalam pembuatan bibit kelengkeng melalui okulasi ada dua bagian penting

yang harus siap dalam waktu bersamaan, bagian yang pertama adalah batang bawah

yang bertugas untuk bertanggung jawab dalam sistem perakaran dan yang kedua

adalah mata tunas untuk bakal batang atas yang didapatkan dari pohon induk untuk

kemudian ditempelkan ke batang bawah.


KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian pada saat praktikum dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut:

1. Tanaman dapat melakukan perbanyakan dengan dua cara, yaitu dengan cara

generatif dan juga vegetatif. Generatif adalah cara perbanyakan tanaman

dengan menggunakan biji sedangkan vegetatif adalah cara perbanyakan

tanaman dengan menggunakan selain biji, umumnya vegetatif dibedakan

menjadi dua yaitu vegetatif alami dan buatan.

2. Tanaman belimbing (Averrhoa Carambola L.) selain dapat diperbanyak

melalui cara generatif, juga dapat diperbanyak dengan cara vegetatif buatan

yaitu dengan stek

3. Tanaman rambutan (Nephelium lappaceum) selain dapat diperbanyak dengan

generatif (biji), rambutan juga dapat diperbanyak dengan perbanyakan

vegetatif buatan yaitu melalui sambung pucuk atau grafting .

4. Tanaman kelengkeng (Dimocarpus longan) selain bisa diperbanyak dengan

generatif (biji), kelengkeng juga bisa diperbanyak dengan diperbanyakkan

secara vegetatif buatan yaitu dengan okulasi.

5. Dengan menggunakan metode perbanyakan vegetatif, kita dapat

mempertahankan keunikan karakteristik dan sifat tanaman yang diinginkan. Ini

penting dalam menjaga keragaman genetik dan melindungi tanaman yang

memiliki sifat khusus atau Langka.


14

SARAN

Perlu diperhatikan untuk cara stek, sambung pucuk dan okulasi ketiga

tanaman diatas agmungkar selalu mengikuti setiap arahan yang ada dalam laporan

praktikum ini, agar dalam proses pengerjaan, tidak terjadi kegagalan saat

melakukannya.
DAFTAR PUSTAKA

Amrulloh., A. 2022. Klasifikasi jenis tanaman kelengkeng berdasarkan ciri tekstur daun
menggunakan metode Adaptive Neuro Fuzzy Inference System (AFIS). Jurnal Explore IT,
14(36), 29–38.
Baliki., U. I. Tanduk. D. Ampel K dan Boyolali. K. 2020 . Cordifolia (Ten Steenis) Pada Beberapa
Media Tanam. 09(02), 179–190.
Khomaeni., H. S. Rahadi, V dan Ruhaendi. E. 2015 . Variabilitas Genetik Dan Fenotipik Karakter
Pertumbuhan Dan Komponen Pertumbuhan Benih Hasil Perbanyakan Vegetatif Klon-Klon
Teh Yang Diperoleh Melalui Persilangan Buatan Genetic and Phenotypic Variabilities of
Growth and Growth Components Character of Se. Jurnal Agro, II(1), 10–14.
Kusumah., Y. Karno dan Sutarno. 2019 . Perbanyakan Vegetatif cara Stek Desmodium cinereum
dan Hibiscus rosa ainensis L. dengan Pemberian Zat Pengatur Tumbuh Alami dan Auksin
Sintetis. Animal Agriculture Journal, 1(1), 557–565.
Limbongan., J dan Djufry. F. 2019 . Pengembangan Teknologi Sambung Pucuk Sebagai Alternatif
Pilihan Perbanyakan Bibit Kakao. J. Litbang Pert, 32(4), 166–172.
Mazary., Z. Fins dan Gebi. K. 2019 . Jurnal Kelebihan Perbayakan Vegetatif . Agrohita Jurnal
Agroteknologi, 6(2), 215–221
Nengsih., Y. Marpaung. R dan A. 2016 . Sulur Panjat Merupakan Sumber Stek Terbaik Untuk
Perbanyakan Bibit Lada Secara Vegetatif. Jurnal Media Pertanian, 1(1), 29.
Nugroho Whidhiasih., R. Adi Wahanani. N dan Supriyanto. 2021 . Klasifikasi Buah Belimbing
Berdasarkan Citra Red-Green-Blue Menggunakan KNN Dan LDA | PIKSEL : Penelitian
Ilmu Komputer Sistem Embedded and Logic. Jurnal Penelitian Ilmu Komputer, System
Embedded & Logic, 1(1), 29–35.
Rahman., N. Fitriani. H dan Hartati. N. S. 2017 . Multiplikasi Tunas Kultur Ubi Kayu Dengan
Teknik Sambung Pucuk (Grafting) in Vitro. Prosiding Seminar Nasional 2017 Fakultas
Pertanian UMJ “Pertanian Dan Tanaman Herbal Berkelanjutan Di Indonesia,” 229–236.

Rangkuty., E. Diba. F dan Prayogo. H. 2021. Agrokreatif: Jurnal Ilmiah Pengabdian


Kepada Masyarakat, 8(2), 212–219.
Rizal., F. 2020 . Penerapan Algoritma Backpropagation Untuk Klasifikasi Jenis Buah Rambutan
Berdasarkan Fitur Tekstur Daun. Jurnal Aplikasi Teknologi Informasi Dan Manajemen
(JATIM), 1(2), 1–8.

Anda mungkin juga menyukai