Anda di halaman 1dari 10

APLIKASI BIOCHAR SEKAM PADI DAN PUPUK KANDANG AYAM

Disusun Oleh:

Maya Choresty C1051181047

Marsiana Oktriana C1051181065

Fransiskus Robetsi C1051171046

PROGRAM STUDI ILMU TANAH

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS TANTUNGPURA

PONTIANAK
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Luas lahan salin di Indonesia mencapai ±27,4 juta hektar dan perkirakan akan terus
meningkat akibat tidak langsung dari perubahan iklim (BBSDLP, 2012). Lahan salin paling
banyak ditemui di daerah dengan curah hujan yang rendah, irigasi dan kondisi drainase yang
kurang baik sehingga memperburuk sifat tanah dan berakibat hilangnya kesuburan tanah
secara permanen (Mindari, 2009).
Kandungan Na yang berlebih pada tanah salin menyebabkan rusaknya struktur tanah,
terganggunya keseimbangan hara, serta menurunkan ketersediaan air yang dibutuhkan
pertumbuhan tanaman (Rachman et.al., 2008). Salinitas tanah menyebabkan
ketidakseimbangan ion, dan kandungan hara dan efek osmotic yang berpengaruh terhadap
penurunan produktivitas suatu tanaman (Ashraf, 2009). Biochar memberikan efek yang
sangat positif pada tanah salin dengan mengurangi efek racun yang diakibatkan oleh tanah
salin. Hasil penelitian (Chan et.al., 2007) menunjukan bahwa pemberian biochar dengan
jumlah lebih dari 50 ton/ha dapat memperbaiki kualitas tanah, termasuk pH, karbon organiK
dan tukar kation. Sedangkan menurut penelitian (Aziz et.al., 2015)penggunaan biochar pada
dosis 10 ton/ha dapat meningkatkan hasil tanaman sebanyak 0,93 ton/ha.
Limbah ternak sebagai hasil akhir dari usaha peternakan memiliki potensi untuk di kelola
menjadi pupuk organik seperti kompos yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan daya
dukung lingkungan, meningkatkan produksi tanaman dan mengurangai dampak pencemaran
terhadap lingkungan.
Selain itu pengelolaan limbah kotoran ayam menjadi kompos juga yang dapat menambah
penghasilan dan meningkatkan kesejahteraannya petani/peternak.
Tanah sebagai media tumbuh tanaman, tanah harus memiliki karakteristik sifat fisik, kimia,
dan biologi yang mendukung pertumbuhan dan produksi tanaman. Pemberian berbagai jenis
kompos limbah kotoran ternak dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah dan
meningkatkan daya dukungannya sehingga pemanfaatannya sebagai lahan pertanian akan
dapat meningkatkan produksi tanaman. Pupuk organik dapat menambah unsur hara di mana
pupuk kandang ayam dan biochar.
Biochar adalah arang hitam hasil proses pemanasan bio massa pada keadaan oksigen
terbatas atau tanpa oksigen. Biochar merupakan bahan organik yang memiliki sifat stabil
dapat dijadikan pembenahan tanah lahan kering. Penggunaan biochar sebagai suatu pilihan
selain sumber bahan organik segar dalam pengelolaan tanah untuk tujuan pemulihan dan
peningkatan kualitas kesuburan tanah terdegradasi atau tanah lahan pertanian kritis semakin
berkembang dan sekarang ini mendapatkan fokus perhatian penting para ilmuan tanah dan
lingkungan.

1.2 Rumusan Masalah


Sampai saat ini para petani masih banyak menggunakan pupuk anorganik sebagai salah
satu cara dalam meningkatkan hasil produksi pertanian. Pemanfaatan bahan organik masih
sangat rendah digunakan para petani di Indonesia. Dalam pemanfaatan pupuk organik,
kotoran ayam dapat dapat digunakan sebagai pupuk kompos karena mengandung unsur hara
makro dan unsur hara mikro yang lengkap. Sejauh ini pemamfaatan kotoran ayam kurang
dimanfaatkan petani.

1.3 Tujuan Penelitian


Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui respon pemberian biochar sekam yang
yang berfungsi sebagai pembenah tanah yang dikombinasikan dengan pupuk kandang ayam
yang berfungsi sebagai pupuk organik terhadap petumbuhan dan produksi tanaman.

1.4 Hipotesis Penelitian


1. Pemberian biochar sekam nyata meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman.
2. Pemberian pupuk kandang ayam nyata meningkatkan pertumbuhan dan produksi
tanaman.
3. Kombinasi pemberian bichar sekam dan pupuk kandang ayam nyata meningkatkan
pertumbuhan dan produksi tanaman.

1.5 Manfaat Penelitian


1. Memberik an informasi kepada petani tentang pemanfaatan limbah pertanian sekam
sebagai salah satu media untuk memperbaiki sifat-sifat tanah.
2. Mengetahui pengaruh kombinasi antara biochar sekam dan pupuk kandang ayam
terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Biochar Sekam Dengan Kotoran Ayam


Bahan utama untuk pembuatan biochar adalah limbah-limbah pertanian dan perkebunan
seperti sekam padi dll.Biochar diproduskai dari bahan-bahan organik yang sulit
terdekomposisi, yang dibakar secara tidak sempurna (pyrolysis) atau tanpa oksigen pada
suhu tinggi. Pupuk organik yang berasal dari tumbuhan mati, kotoran hewan atau limbah
organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa dapat meningkatkan kandungan hara dan
bahan organik tanah serta memperbaiki sifat fisik tanah, kimia, dan biologi tanah. Pemberian
bahan organik pada tanah berpengaruh nyata meningkatkan jumlah anakan tanaman.
Perbaikan sifiat kimia tanah seperti pH, C-organik, dan menurunnya kandungan Fe 2+,
mampu mengoptimalkan penyerapan hara dengan baik. Penambahan bahan organik sangat
diperlukan agar kemampuan tanah dapat di pertahankan atau bahkan ditingkatkan untuk
mendukung upaya peningkatan produktivitas tanaman melalui efesiensi penggunaan pupuk
anorganik atau kimia.
Biochar di buat dengan membakar sekam padi (dalam tembikar tertutup , kondisi oksigen
yang terbatas dalam muflle furnace pada suhu 350oC selama tiga jam. Tanah yang telah
diberi larutan garam dibiarkan kering hijan 7 hari, kemudian biochar sekam padi
dicampurkan sesuai perlakuandan pupuk anorganik yang setra dengan 75 kg Urea, 100 kg
SP36 dan 50 kg KCI per hektar di tambahkan ke setiap pot.

2.2 Pengaruh Biochar terhadap tanaman


Pemberian biochar dapat meningkatkan kandungan C-organik, KTK dan K tersedia
masing-masing hingga 46,8%, 4,5%dan 17,2% dibandingkan tanpa pemberian biochar.
Sebaliknya daya hantar listrik (EC) mengalami turun hingga 45,78%dengan penambah
biochar.Sedangkan kandungan N-total pada setiap-setiap perlakuan tidak berbeda dengan
kandungannya dalam kelas rendah. Hasil ini menurut (Kim et.al.,2015), pemberian biochar
sekam padi 10-50 ton/ha dapat meningkat sifat fisikokimia tanah dan peningkatan
pertumbuhan tanaman. Perubahan sifat kimia tanah karena biochar yang dapat menurunkan
kandungan garam melalui peningkatan KTK dan C-organik serta serta biochar sebagai
nutrisi P dan K. Menurut (Ismail et.al., 2018) peningkatan salinitas dapat merangsang
tanaman untuk muncul bunga lebih cepat dari kondisi normal. Tanaman yang yang ditanam
pada tanah salin yang di beri biochar mempunyai bobot total per tanaman yang lebih tinggi
di bandingkan tanpa peberian biochar, hal ini kemungkinan berkaitan dengan peningkatan
pertumbuhan tanaman dengan aplikasi biochar pada tanah salin. Penelitian Brown 2009
memperlihatkan bahwa pemberian biochar dalam tanah dapat meningkatkan KTK tanah dan
akhirnya meningkatkan hasil tanaman. Pemberian biochar menambah unsur hara pada tanah,
meningkatkan retensi hara dan mempengaruhi dinamika mikroba dalam tanah (Annisa et.al.,
2017). Aplikasi biochar kemungkinan menambah unsur hara K tersedia, bahan organik dan
KTK, yang kesemuanya akan mengurangi/menghilangkan efek buruk salin. Hasil
kesemuanya dari aplikasi biochar adalah peningkatan kesuburan tanah dan selanjutnya
perbaikan pertumbuhan dan hasil tanaman.
BAB III
METODE PELAKSANAAN
3.1 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah penggaris, cangkul, parang, sabit,
gembor, polybag, kantong plastik, ember, seng, pilok, timbangan analitik, timbangan biasa,
baskom,pisau rajang, kamera buku dan alat tulis. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini
antaralain: bibit temulawak varietas Cursina 1, tanah, biochar sekam padi, pupuk kandang
ayam,pupuk dasar SP-36, Urea, KCl, fungisida. Percobaan ini menggunakan Rancangan
Acak Kelompok (RAK), dengan 2 faktorial dan 3 ualangan yaitu:

Faktor pertama adalah biochar sekam padi

 B0 = 0 tanpa biochar (kontrol)


 B1 = Biochar sekam padi 5 ton/hektar = 375 gram/tanaman
 B2 = Biochar sekam padi 10 ton/hektar = 750 gram/tanaman
 B3 = Biochar sekam padi 15 ton/hektar = 1.125 gram/tanaman
Faktor kedua adalah pupuk kandang ayam
 P0 = 0 tanpa pupuk kandang ayam (kontrol)
 P1 = Pupuk kandang ayam 10 ton/hektar = 750 gram/tanaman
 P2 = Pupuk kandang ayam 20 ton/hektar = 1.500 gram/tanaman
 P3 = Pupuk kandang ayam 30 ton/hektar = 2.250 gram/tanaman

Dari kedua faktor perlakuan diatas diperoleh 16 kombinasi percobaan, dan masing-
masingperlakuan diulangi 3 kali, sehingga terdapat 48unit percobaan. Tiap unit percobaan
terdiridari 3 sampel tanaman, sehingga keseluruhan ada 144 sampel (polybag).
Disampingperlakuan akan diberikan pupuk dasar SP-36 (100kg/ha) dan KCL (100kg/ha),
dari dosistersebut akan diberikan pada tiap tanaman 1 kali pada waktu tanam dengan dosis
7,50 gramper tanaman. Sedangkan untuk pupuk Urea (200kg/ha) dengan dosis 15 gram per
tanamandiberikan sebanyak 3 kali yaitu pada waktu 1, 2, 3 Bulan Setelah Tanam (BST),
masing- masing sepertiga bagian yaitu sekitar 5 gram per tanaman. Persiapan penelitian
diawalidengan menyemaikan bibit menggunakan jerami sampai mata tunas muncul,
setiap bibitdiusahakan mempunyai 2 - 3 mata tunas, pengisian polybag dengan media
tanam berupatanah, biochar sekam padi, pupuk kandang ayam, dicampur secara
merata denganperbandingan 2:1:1. Kemudian dimasukkan kedalam polybag ukuran
40 x 40 cm (10kg),penanaman, pemeliharaan, panen. Adapun parameter yang diamati:
Tinggi tanaman, jumlahtunas, jumlah rimpang, bobot basah rimpang, bobot kering
rimpang. Analisis data diujimenggunakanAnalisis of varians(Anova), dan dilanjutkan
dengan uji BNT (Beda NyataTerkecil) taraf 5 %.
BAB 4

ANGGARAN
DAFTAR PUSTAKA

Djaenudin D. 2007. Potensi Sumber Daya Lahan untuk Perluasan Areal Tanaman Pangan di
Kabupaten Merauke. Jurnal Iptek Tanaman Pangan.2(2): 180-194.

Anda mungkin juga menyukai