Anda di halaman 1dari 5

SKARIFIKASI BENIH

(Laporan Praktikum Silvika)

Oleh

Ferli Hartati
1614151034

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Benih merupakan biji yang dipergunakan untuk bahan tanaman. Secara umum

semua benih akan segera berkecambah jika ditabur pada media yang cocok dan

dengan kondisi lingkungan yang sesuai. Jika benih telah diperlakukan dengan

baik tetapi masih tidak mau tumbuh berarti benih yang bersangkutan dalam

keadaan dorman. Masa dormansi merupakan masa istirahat yang khusus dan

hanya dapat diakhiri oleh isyarat-isyarat lingkungan tertentu secara tepat.

Dormansi benih dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain kedewasaan

embrio, keadaan kulit benih, dan adanya zat penghambat yang menyelubungi

benih.

Pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang paling utama di mulai dari proses

perkecambahan biji. Embrio yang belum dewasa memerlukan waktu tertentu

untuk dapat berkecambah. Benih dikatakan dorman apabila benih tersebut

sebenarnya hidup tetapi tidak mampu untuk berkecambah sempurna. Benih yang

mempunyai kulit terlalu keras atau terlalu tebal dan tidak permeabel terhadap air

dan oksigen juga mengalami masa dormansi. Kondisi benih yang demikian dapat

diatasi dengan memberikan perlakuan tertentu. Perlakuan untuk menghilangkan

dormansi kulit benih dinamakan skarifikasi.


Skarifikasi merupakan suatu perlakuan terhadap kulit benih untuk mematahkan

masa dormansi benih yang disebabkan oleh keadaan kulit benih. Sebelum

diskarifikasi, benih harus di ekstraksi terlebih dahulu. Skarifikasi dapat dilakukan

dengan 3 cara yang lazim yaitu cara mekanis, cara fisik, dan cara kimiawi. Untuk

dapat lebih memahami tentang cara melakukan skarifikasi terhadap benih suatu

tanaman, maka dilakukanlah praktikum ini.

B. Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum ini adalah:

1. agar mahasiswa mengenal dan memahamisifat-sifat kulit benih dari benih

beberapa pohon,

2. agar mahasiswa mengetahui dan memahami cara-cara yang lazim dilakukan

dalam skarifikasi,

3. agar mahasiswa dapat menentukan dan melakukan skarifikasi sesuai dengan

kondisi benihnya.
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Skarifikasi

Skarifikasi adalah salah satu proses atau perlakuan buatan yang bertujuan untuk

membantu biji mematahkan masa dormansinya dan mempercepat masa

perkecambahan. Perlakuan ini diterapkan pada biji yang bersifat tidak permeabel

terhadap air atau gas. Ada 3 cara skarifikasi yaitu cara mekanis, cara fisik, dan

cara kimiawi. Proses skarifikasi secara mekanis dilakukan dengan cara mengikir

atau mengamplas kulit benih. Proses skarifikasi secara fisik dilakukan dengan

cara merendam benih ke dalam air dingin atau air panas dalam jangka waktu

1x12jam atau 1x24jam. Sedangkan proses skarifikasi secara kimiawi dilakukan

dengan cara merendam benih ke dalam larutan kimia tertentu seperti H2SO4.

(Harjadi,1996).
III. METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah lembar kerja mahasiswa

untuk mencatat hasil pengamatan, gelas plastic ukuran 0,25-0,5 liter untuk

meletakkan benih yang akan di skarifikasi, kertas saring untuk meniriskan benih

dengan air, dan bak kecambah untuk tempat perkecambahan benih yang sudah di

skarifikasi. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan adalah biji lamtoro (, air

biasa, dan pasir.

B. Cara Kerja

Cara kerja dari praktikum ini adalah :

1. mengambil 200 benih petai cina (Leucaena glauca Benth) dan mengamati

kondisi kulit benihnya sebelum di skarifikasi,

2. memasukkan 200 benih petai cina (Leucaena glauca Benth) tersebut ke dalam

gelas, kemudian mengisi air biasa ke dalam gelas sampai benih terendam air

dan membiarkannya selama 12 jam,

3. meniriskan benih dengan kertas saring dan mengamati kondisi kulit benihnya,

4. mengecambahkan benih yang sudah diberi perlakuan tersebut dengan cara

meletakkan benih di dalam bak kecambah menggunakan media pasir.

Anda mungkin juga menyukai