PRAKTIKUM I
PREPARAT APUSAN (Smear Preparation)
OLEH :
NAMA : WA TEO
STAMBUK : F1D119070
KELOMPOK : I (SATU)
ASISTEN PEMBIMBING : DIKI CANDARA
A. Latar Belakang
dan dipasang pada meja mikroskop. Objek yang diamati biasanya berukuran
kecil atau berupa potongan kecil (sayatan) suatu makhluk hidup. Sediaan
preparat dapat dibagi menjadi beberapa metode yaitu sediaan utuh, sediaan
irisan, sediaan uraian, sediaan apus, sediaan rentang, sediaan gosok, sediaan
maserasi, sediaan remas dan sediaan supravital. Sediaan irisan yaitu membuat
suatu irisan dengan tebal tertentu sehingga dapat diamati dibawah mikroskop.
Ada dua macam metode irisan yaitu metode irisan dengan menggunakan
membawah nutrisi-nutrisi yang diserap dari makanan melalui usus halus yang
yang mengandung sel-sel darah. Plasma darah terlarut berbagai macam zat
antara lain zat makanan, protein, zat sekresi dan gas. Plasma darah
Komponen darah ada tiga yaitu eritrosit (sel darah merah), leukosit (sel darah
mengidentifikasi fase siklus estrus yang sedang dialami oleh individu betina
dengan cara mengamati tipe sel dan proporsi masing-masing sel yang
ditemukan pada apusan. Fase estrus merupakan periode antara satu fase estrus
estrus dapat dibagi menjadi beberapa fase yaitu fase proestrus, estrus, metetrus
B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana cara mengetahui pembuatan film darah tipis pada manusia dan
C. Tujuan Praktikum
Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum ini adalah sebagi berikut:
a. Untuk mengetahui cara pembuatan film darah tipis pada manusia dan hewan
berikut:
a. Dapat mengetahui cara pembuatan film darah tipis pada manusia dan hewan
A. Darah
mengangkat oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Drah juga
menjadi dua bagian besar yaitu korpuskula darah dan plasma darah.
Korpuskula darah berbagi menajdi eritrosit (sel darah merah) yang berfungsi
darah berfungsi membantu proses pembekuan darah dan Leukosit (sel darah
virus yang mencoba masuk ke dalam tubuh. Plasma darah adalah larutan air
apusan darah tepi. Secara makroskopis bentuk dan tampilan preparat, sediaan
kering yang tipis dan telah dipulas memungkinkan untuk mempelajari sel
darah. Eritrosit meliputi bentuk, warna dan ukuran, leukosit meliputi bentuk
dan jumlah sedangkan trombosit meliputi jumlah dan warna. Trombosit
merupakan salah satu komponen darah yang terdapat pada tubuh manusia yang
inti dengan ukuran diameter 1-4 mikrometer dan volumenya 7-8. (Anwar,
2018).
giemsa merupakan campuran antara larutan metilen blu dengan larutan eosin,
bila sediaan darah diwarnai dengan larutan tersebut sehingga terlihat eritrosit
berwarna merah muda, inti leukosit berwarna lembayung tua. Variasi kosentrai
giemsa yang masih dipakai di sarana kesehatan antra lain 5 % dengan lama
pewrnaan 45 menit, 10% dengan lama waktu 20-25 menit dan 20% dengan
lama waktu 15 menit. Larutan giemsa merupakan campuran dari eosin yang
berwarna merah, metilen biru yang berwarna biru dan metilen azur yang
berwarna ungu. Pewarnaa eosin berfungsi untuk memberi warna pada eritrosit.
Perpaduan antara eosin dan metilen azur berfungsi untuk memberi warna
merah pada inti sel parasit dan metilen biru berfungsi untuk memberi warna
Apusan vagina atau vagina smear adalah salah satu metode untuk
mengamati tipe sel dan proporsi masing-masing sel yang di temukan pada
apusan vagina. Siklus berahi terbagi menjadi 4 fase yaitu proestrus, estrus,
metetrus dan diestrus. Proestrus adalah fase persiapan. Fase ini biasanya
perubahan alat kelamin bagian luar. Estrus adalah fase yang terpenting dalam
siklus berahi karena dalam fase ini hewan betina memperlihatkan yang khusus
untuk tiap-tiap jenis hewan. Metetrus adalah fase dalam siklus berahi yang
terjadi setelah estrus selesai dan Fase diestrus adalah fase yang terlama diantara
metode oles dengan menggunakan cotton bud. Cotton bud dicelupkan kedalam
dan diputar perlahan-lahan. Ujung cotton bud kemudian dioleskan pada objek
glass yang telah ditetesi larutan NaCL 0,9% lalu dibuat apusan tipis dan
lalu ditetesi dengan pewarna gemsa 5% dan dibiarkan selama dua menit agar
mikroskop. Fase estrus hanya ditemukan pada sel epitel kornifikasi sedangkan
pada mencit (Mus muscullus) yang sedang dalam fase proestrus, metetrus dan
Morfologi sperma ada tiga yaitu kepala (capsul)leher (collum) dan ekor
(cauda). Kepala spermatozoa terdiri atas sel berinti padat dengan sedikit
sitoplasma dan lapisan membrane sel disekitar permukaannya. Bagian luar, dua
pertiga anterior terdapat selubung tebal disebut akrosom yang dibentuk oleh badan
dan ekor. Eker spermatozoa yang disebut flagellum memiliki tiga komponen
utama yaitu rangka pusat, membrane sel, dan sekelompok mitokondria yang
terdapat pada proximal. Bagian ekor spermatozoa terdiri dari leher, pangkal, ekor
utama dan ujung ekor. Pada bagian pangkal terdapat mitokondria yang berfungsi
Praktikum ini di laksanakan pada hari Sabtu, 7 November 2020 pukul 7:30
B. Bahan Praktikum
Bahan yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 1.
C. Alat Praktikum
Alat yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 2.
D. Prosedur Kerja
berikut:
darah dengan jarum frankle, sebelumnya mengurut jari agar darah mudah
keluar.
2. Meneteskan darah yang keluar pada tissue, lalu tetes beruikutnya pada
kaca objek.
membentuk sudut 45. Menarik kaca objek dengan kuat dan cepat hingga
0.25.
2. Preparat Apus Vagina
sebagai berikut:
5 menit.
sebagai berikut :
bedah.
norvegicus).
11. Meneteskan larutan tersebut diatas kaca objek dan diamkan hingga
kering.
keringkan.
kering.
(Syaifudin, 2018)
Pembahasan
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup yang
pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Pengamatan pada apusan darah
diteteskan diatas kaca objek pada tetesan ketiga, setelah itu darah tersebut
digeser dengan menggunakan kaca objek lain agar terbentuk film darah yang
tipis dan rata, di fiksasi dengan alkohol dan dikeringkan beberapa menit lalu
Eritrosit, Neutrofit, Monosit dan Limfosit. Neutrofit adalah bagian sel darah
putih dari kelompok granulosit bersama dengan dua sel granulosit lain yaitu
berfungsi mencerna sel-sel mati atau yang rusak dan memberikan perlawanaan
menemukan dan merusak beberapa sel kanker dan membentuk sel-sel yang
2
Fase estrus
(Busman, 2013)
Pembahasan
Apusan vagina merupakan salah satu metode untuk mengamati tipe sel
dioleskan NaCl 0,9 %, memasukan cotton bud ke dalam lubang vagina mencit
dan diputar secara perlahan lalu diapus diatas kaca objek dan diberi pewarnaan
difase estrus. Fase estrus adalah perubahan sisiologis yang terjadi secara
berkala pada mamalia betina. Periode estrus adalah masa puncak keinginan
untuk kawin ditandai manifestasi birahi secara fisik. Hal ini ditandai dengan
adanya leukosit, epitel berinti dan sel kornifikasi dimana leukosit adalah sel
darah putih yang berfungsi sebagai sistem imun. Sel kornifikasi adalah sel
(Ahmad, 2009) Pada apusan vagina akan terlihat banyak sel epitel berinti dan
sel leukosit. Uterus terdapat banyak mucus, kelenjar menciut dan tidak aktif,
ukuran uterus kesci dan terdapat banyak lendir. Perubahan struktur epitel
terjadi selama satu siklus estrus terutama hormone estrogen. Mencit yang
mengalami fase estrus pada preparat apusan vagina terlihat bayak sel epitel
2019)
Pembahasan
atau membuat selaput tipis dari cairan atau bukan cairan diatas kaca objek.
pada apusan sperma tikus putih (Rattus norvegicus). Meneteskan satu tetes
suspansi spermatozoa diatas kaca perarat lalu difiksai dengan etanol dan
morfologi sperma yaitu kepala (capsul), leher (collum) dan ekor (cauda).
Kepala sperma pada tikus putih (Rattus norvegicus) memiliki ciri morfologi
yang seperti bulan sabit, bagian ujungnya terdapat struktur menyerupai
pengait. Kepala sperma berisi inti, dua pertiga bagian inti diselimuti tutup
akrosom, jika terjadi pembuahan maka tutup akrosom pecah dari akrosomnya
Persambungan itu berbentuk semacam sendi peluruh pada rangka, dalam leher
sentriol belakang berbentuk cincin dan ekor sperma pada tikus putih (Rattus
leher maupun kepala. Ekor (cauda) dibedakan atas tiga bagian yaitu bagian
tengah, bagian utama dan bagian ujung. Pada bagian tengah ekor di sebuah
luar serat padat, ada cincin mitokondria yang tersusun rapat dengan arah
spiral. Pada bagian utama di sebuah luar serat padat, tadak ada cincin
mitokindria tetapi digantikan oleh seludung serat. Seludung ini tipis dan
menonjol.
V. PENUTUP
A. Simpulan
Simpulan yang dapat di tarik dari pada paraktikum ini adalah sebagai
berikut :
metode oles yang merupakan suatu sedian dengan jalan mengoles atau
membuat selaput (film). Film darah dapat diwarnai dengan berbagai macam
b. Korpuskula darah terdiri dari sel darah merah (eritrosit) yang mengandung
dalam proses pembekuan darah dan yang terakhir sel darah putih (leukosit)
c. Apusan vagina atau vagina merupakan salah satu metode untuk mengamati
tipe sel dan proporsi masing-masing sel yang ditemukan pada apusan
d. Sperma pada hewan adalah sel yang diproduksi oleh organ kelamin jantan
dan bertugas membawah informasi genetika jantan ke sel telur dalam tubuh
betina.
B. Saran
Saran yang dapat saya sampaikan pada praktikum ini adalah sebagai
berikut:
2. Untuk praktikan, agar selalu mendengarkan apa yang dikatakan oleh asisten.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, A, Y dan Nurhamsiah., 2018, Penentuan Kriteria Penilaian Kesan Jumlah
Trombosit Pada Pemeriksaan Apusan Darah Tepi, Jurnal Kesehatan
Panrita Nusada, 3(2): 95
Fitryadi, K dan Sutikno., 2016, Pengenalan Jenis Golongan Darah Menggunakan
Jaringan Syaraf Tiruan Perceptron, Jurnal Masyarakat Informatika, 7(1):
1-2
Huda, N, K., Sumarmin, R dan Ahda, Y., 2017, Pengaruh Ekstrak Sambiloto
(Adrographis paniculata Nees) Terhadap Siklus Estrus Mencit (Mus
muscullus L. Swiss Webster), 18(2):71
Puasa, R., 2017, Studi Perbandingan Jumlah Parasit Malaria Menggunakan
Variasi Waktu Pewarnaan Pada Kosentrasi Giemsa 3% Di Laboratorium
Rsud Dr. H. Chasan Boesoirie Ternate, Jurnal Riset Kesehatan, 6(2): 24-27
Sulastri, S., Wiratmini, N, I dan Suriani, N, L., 2014, Panjang Siklus Estrus
Mencit (Mus muscullus L.) Yang Diberi Pemanis Buatan Aspartam Secara
Oral, Jurnal Biologi, 18(2): 69-72
Yulianto, R, T., 2013. Pengaruh Vitamin E Terhadap Kualitas Sperma Tikus Putih
Yang Dipapar Timbal. Skripsi, Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri
Semarang. Dra. Wiwi Isnaeni, MS dan Dr. drh. R. Susanti, MP.