PRAKTIKUM XI
PARAFIN TUMBUHAN
OLEH :
A. Latar Belakang
hampir semua jaringan dapat dipotong dengan metode ini. Pengamatan secara
mikroskopis dari suatu jaringan dalam berbagai kondisi dan berbagai elemen
jaringan dapat diamati atau diteliti melalui preparat permanen yang dibuat dengan
metode parafin. Pembuatan preparat dengan metode parafin adalah metode yang
hanya untuk membedakan antara bagian inti dan sitoplasmanya. Jenis pewarna
agar dapat mempertajam dan memperjelas berbagai elemen jaringan terutama sel-
yang ada dalam jaringan menggunakan medium paraffin, sehingga jaringan tetap
utuh dan terlihat sama mendekati aslinya saat dilakukan pengamatan pada
Parafin Tumbuhan.
B. Rumusan Masalah
metode parafin ?
C. Tujuan Praktikum
Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
parafin.
D. Manfaat Praktikum
Manfaat yang dapat diperoleh pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
parafin.
metode parafin.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Parafin
komponen utama gas alam. Metana, etana, propane dan butane adalaha gas-gas
hidrokaron parafin juga merupakan teknis untuk sebuah alkan pada umumnya,
tetapi dalam beberapa hal kata ini merujuk pada suatu linear atau alkan normal.
Minyak bumi jenis parafin adalah senyawa hidrokarbon rantai terbuka. Minyak
bumi jenis ini dimanfaatkan untuk bahan bakar karena merupakan sumber
B. Metode Parafin
Metode parafin adalah suatu cara pembutan sediaan baik tumbuhan ataupun
metode yang paling umum digunakan untuk pembuatan preparat permanen, baik
pada tumbuhan ataupun pada hewan. Metode parafin termasuk metode irisan yang
merupakan metode rutin atau standar. Pengamatan secara mikrokopis dari sesuatu
(patologis). Kelebihan metode ini ialah irisan jauh lebih tipis daripada
menggunakan metode beku atau metode seloidin. Kelemahan dari metode ini ialah
disiapkan yaitu materi segar dalam pengamatan mikroskopis yaitu fiksasi. Tujuan
dengan cara memasukan sampel ke dalam larutan dehidrasi secara berseri dari
seperti xilol atau toluol, kemudian infiltrasi dengan infiltrasi kedalam larutan
D. Larutan FAA
proses yang krusial agar dapat membuat sediaan histopatologi yang layak untuk
dibaca. Larutan FAA merupakan larutan untuk memfiksasi daun yang terdiri dari
campuran formaldehid, asam asetat glasial dan alkohol 70% dengan perbandingan
tanaman. Fiksasi bertujuan untuk mematikan sel tanaman tanpa merusak struktur
jaringan. Fiksasi dilakukan selama 24 jam setelah itu di dibias dengan aquades
(Aliah, 2015).
E. Kersen (Muntingia calabura) dan Jagung (Zea mays)
yang kecil dan manis. Buah kersen (Muntingia calabura) berbentuk bulat, jika
masak buah berwarna merah sedangkan saat belum masak berwarna hijau dan
keras. Biji kersen (Muntingia calabura) terdapat di dalam buah dan berukuran 0,5
beberapa zat metabolit di antaranya flavonoid, tannin, saponin dan minyak esesial.
Jagung (Zea mays) merupakan tanaman rumput-rumptan yang berbiji tunggal atau
yang sering disebut monkotil. Biji jagung (Zea mays) dikenal sebagai kernel
dimana terdiri atas dinding sel , endosperm dan embrio. Daun jagung (Zea mays)
terbentuk dari pelepah daun dan menutupi hampir semua batang jagung. Akar
jagung (Zea mays) terdiri atas akar-akar seminal, koronal dan akar udara (Zahara,
2018).
III. METODE PRAKTIKUM
pukul pukul 16.00 WITA dan di lanjutkan secara berkala hingga pada hari
B. Bahan Praktikum
D. Prosedur Kerja
- Etanol 90 %
- Formaldehid 5 %
- Alkohol 70 %
- Alkohol 90 %
- Alkohol-Xylol 3:1
- Alkohol-Xylol 1:3
- Alkohol 96 %
- Alkohol 70 %
Masing-masing selama 3 menit
- Alkohol 50 %
- Alkohol 30 %
- Alkohol 30 %
- Alkohol 50 %
Masing-masing selama 3 menit
- Alkohol 70 %
- Alkohol 96 %
Metode parafin tumbuhan terdiri dari beberapa tahap, yaitu tahap pertama yaitu
pengambilan organ. Organ tumbuhan yang digunakan adalah akar, batang, daun,
buah dan biji. Organ-organ tersebut digunakan untuk mewakili organ generatif
dan vegetatif. Tahap kedua, yaitu fiksasi dengan menggunakan larutan fiksatif
berupa FAA yang terdiri dari formaldehid, asam astetat glasial dan alkohol.
sehingga tidak mengalami perubahan bentuk maupun ukuran, mematikan sel dan
alkohol 70% sebanyak dua kali selama masing-masing 1 jam. Washing dilakukan
untuk menghilangkan sisa-sisa larutan fiksatif dari organ. Tahap selanjutnya yaitu
dehidrasi dengan menggunakan alkohol bertingkat yang terdiri dari alkohol 70%,
80%, 90%, alkohol absolut I dan alkohol absolut II yang masing-masing selama 1
jam berfungsi sebagai zat untuk mendehidrasi atau menghilangkan kadar air yang
terkandung dalam sel atau jaringan pada organ. Penggunaan alkohol 70% pada
bertujuan agar pengeluaran kadar air pada organ tidak secara drastis namun secara
bertahap, mengingat tumbuhan memiliki dinding sel yang sangat kuat. Tahap
kelima, yaitu dealkoholisasi dengan menggunakan alkohol-xylol 3:1, 1:1 dan 1:3
alkohol yang masih tersisa atau terserap di dalam sel atau jaringan tumbuhan.
Tahap keenam, yaitu clearing dengan menggunakan xylol murni selama 1 jam.
dan dioven dengan suhu 57˚C selama 24 jam, kemudian campuran xylol-parafin
diganti dengan parafin murni selama 24 jam. Tahap kedelapan, yaitu penanaman
atau embedding pada bakul parafin dengan posisi tertentu. Sayatan yang
jam. Safranin berfungsi sebagai larutan pewarna yang memberi warna merah pada
sel atau jaringan sehingga bentuk sel atau jaringan dapat terlihat fokus dan lebih
xylem dan floem. Pengamatan pada akar pada kersen (Muntingia calabura) terdiri
Hasil pengamatan selanjutnya yaitu pada jagung (Zea mays) yang bagian-
bagiannya terdiri dari batang, akar dan biji. Pengamatan pada batang jagung (Zea
parenkim. Pengamatan pada akar jagung (Zea mays) terdiri dari epidermis,
korteks, stele, xylem, floem dan pith. Biji jagung (Zea mays) terlihat hanya
(2018), jaringan histologi yang terdapan pada batang jagung (Zea mays) berbeda-
beda, tergantung dari letak dan cara penyatannya. Jaringan yang terlihat pada
pengamatan histologi batang jagung (Zea mays) dengan sayatan melintang terdiri
dari floem, xylem, parenkim emplur, kolenkim dan epidermis, sedangkan pada
pengamatan dengan sayatan membujur hanya terlihat inti sel dan bagian
epidermis.
V. PENUTUP
A. Simpulan
Simpulan yang dapat diambil pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
dari daun dan batang. Daun kersen (Muntingia calabura) memiliki epidermis
xylem dan floem. Sedangkan pada jagung (Zea mays) yang bagian-bagiannya
terdiri dari daun, batang, akar dan biji. Daun jagung (Zea mays) memiliki
endodermis, xylem, floem dan pith. Akar jagung (Zea mays) memiliki
epidermis, korteks, stele, xylem, floem dan pith. Biji jagung (Zea mays)
B. Saran