Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROTEKNIK

PERCOBAAN XI
PARAFIN TUMBUHAN

OLEH :

NAMA : WA ODE SITTI MARDHIYAH


STAMBUK : F1D1 18 015
KELOMPOK : III (TIGA)
ASISTEN : EVA INDRASWARI

PROGRAM STUDI BIOLOGI


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2019
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tubuh tumbuhan tersusun atas sel-sel yang membentuk kelompok

struktural dan fungsional yang disebut jaringan. Jaringan-jaringan ini akan

membentuk organ yang dijadikan sebagai penyusun tubuh tumbuhan. Jaringan

yang menyusun tubuh tumbuhan terdiri dari jaringan muda dan dewasa. Jaringan-

jaringan ini dapat ditemukan pada bagian akar, batang dan daun tumbuhan.

Jaringan ini dapat dilihat dengan membuat suatu preparat penampang dari bagian

atau organ tumbuhan.

Jaringan tumbuhan terbagi atas jaringan meristem (embrionik) dan jaringan

dewasa. Tumbuhan dikotil dan monokotil sama-sama tersusun atas jaringan-jaringan ini,

walaupun letak dan posisinya berbeda, sehingga dapat memengaruhi penampakan

fenotipe dari suatu tumbuhan. Mempelajari perbedaan tersebut biasanya dilakukan

dengan pengamatan pada organ yang bersangkutan. Pengamatan memanfaatkan preparat,

baik itu preparat segar atau preparat irisan organ.

Pembuatan preparat irisan organ umumnya dengan menggunakan metode parafin

yang diketahui sebagai salah satu metode pembuatan preparat permanen. Metode

tersebut memanfaatkan parafin yang berupa bahan dasar dalam pembuatan lilin, sehingga

dinamakan demikian. Praktikum pembuatan preparat dengan metode parafin ini bertujuan

untuk mengetahui pembuatan preparat irisan organ dan mengamati struktur jaringan pada

organ tumbuhan. Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka dilakukan praktikum

preparat irisan organ.


B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada praktikum ini adalah bagaimana membuat preparat organ

tubuh tumbuhan berupa irisan tipis organ atau bagian organ tersebut dan mengamati

struktur dalam sel maupun jaringan penyusunnya?

C. Tujuan Praktikum

Tujuan yang akan dicapai pada praktikum ini adalah untuk mengetahui cara

membuat preparat organ tubuh tumbuhan berupa irisan tipis organ atau bagian organ

tersebut dan mengamati struktur dalam sel maupun jaringan penyusunnya.

D. Manfaat Praktikum

Manfaat yang diperoleh pada praktikum ini adalah dapat mengetahui cara

membuat preparat organ tubuh tumbuhan berupa irisan tipis organ atau bagian organ

tersebut dan mengamati struktur dalam sel maupun jaringan penyusunnya.


II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Organ Tumbuhan

Organ tumbuhan, seperti halnya organ pada hewan, tersusun atas jaringan

(sekelompok sel yang mempunyai keaktifan khas). Organ tumbuhan secara umum

terdiri atas akar, batang, daun dan bunga. Akar tumbuh ke dalam tanah sehingga

memperkuat berdirinya tumbuhan. Akar juga berfungsi untuk mengambil air dan

garam mineral dari dalam tanah dan juga dapat menyimpan cadangan makanan.

Batang ialah ogan yang berperan untuk lewatnya air dan garam mineral dari akar ke

daun dan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan. Bunga adalah alat

perkembangbiakan tumbuhan (Mulyani, 2006).

B. Preparat Jaringan Tumbuhan

Pemahaman mengenai keterkaitan antara struktur dan fungsi jaringan

tumbuhan, serta penerapannya terdapat kompetensi dasar yaitu mengidentifikasi

struktur jaringan tumbuhan dan mengaitkannya dengan fungsi. Kompetensi tersebut

dapat difasilitasi dengan kegiatan praktikum pengamatan jaringan tumbuhan.

Pengamatan jaringan tumbuhan memerlukan media untuk praktikum berupa preparat

atau spesimen. Pembuatan preparat awetan diperlukan pewarna yang bertujuan untuk

membedakan tiap jaringan berdasarkan kemampuan dinding selnya menyerap zat

warna. Pewarna yang umum digunakan dalam mewarnai jaringan tumbuhan adalah

safranin dan fastgreen yang memiliki kelemahan yaitu apabila dicampur dengan

pelarut dan disimpan terlalu lama maka akan mudah rusak dan harganya yang relatif

mahal (Ahmad dkk, 2013).

Pembuatan preparat jaringan tumbuhan menggunakan metode irisan bebas

pada organ akar dan batang dari suatu tumbuhan yang akan diamati. Jaringan yang
umum diamati adalah jaringan pada tanaman dikotil dan monokotil. Pengamatan

jaringan tumbuhan akan lebih mudah jika menggunakan pewarna untuk mewarnai

jaringan tersebut agar sel atau jaringan dapat dibedakan satu sama lain. Proses

pembuatan preparat yang telah dikembangkan ini menggunakan teknik irisan bebas

dan pewarnaan ganda safranin-fastgreen (Nurwanti dkk, 2013).

C. Metode Parafin

Parafin adalah bahan utama pembuatan lilin. Bahan ini merupakan residu

dari minyak bumi yang biasanya dijual dalam bentuk padat. Ada dua jenis parafin

yang beredar di Indonesia, yaitu parafin lokal dan parafin impor. Parafin lokal

bertekstur lembek dan berwarna kekuningan, sementara parafin impor relatif berwarna

putih bening dan mempunyai tingkat kepadatan yang tinggi. Pembuatan sampel

preparat dengan metode parafin sebaiknya menggunakan parafin impor, walaupun

harganya jauh lebih mahal daripada parafin lokal (Apriyatno dan Muhananto, 2004).

Pembuatan preparat permanen dilakukan pada sampel dipotong, kemudian

dimasukkan dalam botol fiksasi. Jaringan kemudian dicuci dan didehidrasi, kemudian

dealkoholisasi, Langkah selanjutnya yaitu dilakukan infiltrasi, kemudian dibiarkan

diudara terbuka sebelum dimasukkan ke dalam oven. Tahap berikutnya disebut

penyelubungan, lalu pengirisan dengan dengan memanfaatkan mikrotom. Perekatan,

pewarnaan tunggal dan pentupan adalah langkah akhir dari pembuatan preparat irisan

organ (Hariyani dkk., 2013).


III. METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, 28 November 2019

pukul pukul 16.00 WITA dan di lanjutkan secara berkala hingga pada hari

Senin, 9 Desember 2019 pukul 17.00 WITA. Bertempat di Laboratorium

Biologi Unit Zoologi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo.

B. Bahan Praktikum

Bahan yang digunakan pada praktikum ini tercantum pada Tabel 1.

Tabel 1. Bahan dan kegunaan


No. Bahan Kegunaan
1 2 3
1. Akar jagung (Zea mays) Sebagai obyek pengamatan
2. Batang (Zea mays) Sebagai obyek pengamatan
3. Daun (Zea mays) Sebagai obyek pengamatan
4. Buah jagung (Zea mays) Sebagai obyek pengamatan
5. Akar kersen (Muntingia calabura) Sebagai obyek pengamatan
6. Batang kersen (Muntingia calabura) Sebagai obyek pengamatan
7. Daun Kersen Sebagai obyek pengamatan
8. Buah kersen (Muntingia calabura) Sebagai obyek pengamatan
9. Larutan fiksatif FAA Untuk memfikasai organ
10. Alkohol 70 % Sebagai larutan washing dan dehidran
11. Alkohol 80 %,90 % dan absolute Sebagai larutan dehidran
12. Xyolol Sebagai larutan penjernih
13. Parafin cair Sebagai larutan infiltran
14. Parafin padat Sebagai media penanaman (embeedding)
15. Aquades Sebagai larutan pembersih
16. Canada balsam Sebagai larutan perekat
17. Etanol absolute Sebagai larutan dehidran
18. Hemaktosilin Eosin Sebagai larutan pewarna
19. Es batu Untuk mempertahankan titik beku paraffin
20. Tissue Untuk menghisap larutan
21. Kertas label Untuk menadai organ
C. Alat Praktikum

Alat yang digunakan pada praktikum ini tercantum pada Tabel 2.


Tabel 2. Alat dan kegunaan
No. Alat Kegunaan
1 2 3
1. Pisau bedah Untuk memotong dan menyayat organ
2. Silet Untuk memotong dan menyayat organ
3. Cutter Untuk memotong dan menyayat organ
4. Pinset Untuk menjepit organ
5. Pipet tetes Untuk memipet organ
6. Botol balsam Sebagai tempat merendam organ
7. Spatula Untuk mengaduk paraffin
8. Gelas kimia Sebagai wadah parafin
9. Gelas ukur Untuk menakar larutan
10. Inkubator Untuk menginkubasi organ dan
mencairkan paraffin
11. Hot plate Untuk mencairkan parafin
12. Bakul paraffin Sebagai wadah parafin dan organ
13. Slide warmer Untuk mengeringkan organ
14 Kaca obyek Sebagai tempat meletakkan sayatan organ
15. Kaca penutup Untuk menutup kaca obyek
16 Kulkas (Freezer) Untuk membekukan parafin
17 Tissue Untuk mengisap larutan
18. Stopwatch Untuk mencataat waktu
19. Mikroskop Untuk melihat hasil pengamatan
20. Kamera Untuk mendokumentasikan hasil
pengamatan
21. Alat tulis Untuk mencatat hasil pengamatan

D. Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada praktikum ini yaitu sebagai berikut:

1. Menyiapkkan alat dan bahan.

2. Memisahkan akar, batang, daun dan buah tumbuhan kersen (Muntingia

calaburan) dan jagung (Zea mays).

3. Memfiksasi organ dengan menggunakan larutan FAA selama 24 jam.

Komposisi larutan FAA yaitu:

- Etanol 90 %

- Formaldehid 5 %

- Asam asetat glasial 5 %


4. Washing dengan alkohol 70 % selama 1 jam.

5. Dehidrasi dengan alkohol bertingkat :

- Alkohol 70 %

- Alkohol 80 % Masing-masing selama 1 jam

- Alkohol 90 %

- Alkohol absolut selama 2 jam

6. Dealkoholisasi menggunkan Alkohol-Xylol

- Alkohol-Xylol 3:1

- Alkohol-Xylol 1:1 Masing-masing selama 30 menit

- Alkohol-Xylol 1:3

7. Cleaning menggunakn xylol murni selama 1 jam.

8. Infiltrasi organ dengan merendam di dalam larutan xylol-parafin

perbandingan 1:9 di dalam oven pada suhu 57˚C selama 24 jam.

9. Embeeding organ dengan menggunakan parafin di dalam bakul yang

sebelumnya telah diisi oleh parafin sebagai alas.

10.Membekukan parafin di dalam freezer.

11.Menyayat parafin yang berisi organ setipis mungkin, kemudian diletakkan

di kaca obyek lalu meneteskan gliserin albumin selama 15 menit.

12.Perwarnaan, proses ini terdiri dari beberapa tahapan yaitu:

- Merendam menggunakan xylol selama 15 menit.

- Hindrasi dengan etanol absolute selama 10 menit.

13.Hidrasi dengan alkohol bertingkat:

- Alkohol 96 %
- Alkohol 70 %
Masing-masing selama 3 menit
- Alkohol 50 %

- Alkohol 30 %

14.Mencuci dengan aquades selama 2 menit.

15.Memberikan larutan Hemaktosilin Eiosin selama 5 menit.

16.Mencuci dengan aquades selama 2 menit.

17.Dehidrasi bertingkat dengan menggunakan larutan sebagai berikut:

- Alkohol 30 %

- Alkohol 50 %
Masing-masing selama 3 menit
- Alkohol 70 %

- Alkohol 96 %

- Etanol absolut selama 6 menit

- Xylol selama 10 menit

18.Melakukan mounting dengan menggunakan canada balsam

19.Menyimpan organ di slide warmer selama 48 jam dengan suhu 42˚C

20.Mengamati di bawah mikroskop

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, S. N. N., Budiono, J. D. dan Pratiwi, R. P., 2013, Pengembangan Media


Preparat Jaringan Tumbuhan menggunakan Pewarna Alternatif dari
Filtrat Daun Pacar (Lawsonia inermis), Jurnal Bioedu, 2(1): 56
Apriyatno, V. dan Murhananto, 2004, Teknik Dasar Membuat Lilin Hias, Kawan
Pustaka, Jakarta.

Hariyani, T. D., Suranto dan Purwanto, E., 2013, Studi Variasi dan Kandungan
Flavonoid Lima Spesies Anggota Genus Phyllanthus, Jurnal El-vivo, 1
(1): 5-6

Mulyani, S., 2006, Anatomi Tumbuhan, Kanisius, Yogyakarta.

Nurwanti, M., Budiono, J. D. dan Pratiwi, R. P., 2013, Pemanfaatan Filtrat Daun
Muda Jati sebagai Bahan Pewarna Alternatif dalam Pembuatan Preparat
Jaringan Tumbuhan, Jurnal Bioedu, 2(1): 73

Anda mungkin juga menyukai