PERCOBAAN III
CRUSTACEAE
OLEH :
A. Latar Belakang
Crustacea adalah hewan akuatik (air) yang terdapat di air laut dan air tawar.
Kata Crustacea berasal dari bahasa latin yaitu kata Crusta yang berarti cangkang
yang keras.Tubuh crustacea terdiri atas dua bagian pokok yaitu kepala dan dada
yang menyatu (sefalothoraks) dan badan bagian belakang (abdomen atau perut).
Setiap ruas tubuhnya terdapat sepasang kaki. Crustacean dibagi menjadi dua kelas
bergerak. Terdiri dari lima pasang kaki yang masing-masing untuk sepasang kaki
paling depan dan paling besar digunakan untuk mencapit sesuatu. Umumnya
crustacea bernapas dengan insang. Kecuali crustacea yang masih kecil yang
dasarnya adalah larva nauplius yang berenang bebas sebagai plankton. Ciri khas
kepala crustacea dewasa ialah adanya sepasang antena pertama, sepasang antena
kedua
udang, lobster dan kepiting. Secara ekologi, hewan yang tergolong zooplankton
menjadi sumber makanan ikan. Sedangkan kerugian dari crustacean yaitu merusak
galangan perahu oleh anggota Isopoda. Parasit pada ikan, kura-kura missal pada
anggota copepoda. Berdasarkan uraian tersebut maka dilakukan praktikum yang
berjudul Crustacea.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Praktikum
Tujuan pada praktikum ini yaitu untuk mengetahui struktur morfologi dan
D. Manfaat Praktikum
Manfaat pada praktikum ini adalah dapat mengetahui struktur morfologi dan
A. Crustacea
berasal dari bahasa latin yaitu crusta atau cangkang keras. Crustacea memiliki
cangkang yang keras disebabkan adanya endapan kalsium karbonat pada kutikula.
kalsium karbonat pada kutikula.Crustacea adalah hewan akuatik yang dapat hidup
di air laut maupun di air tawar. Semua atau sebagian ruas tubuh mengandung
apendik yang aslinya biramus. Bernafas dengan insang atau seluruh permukaan
tubuh. Kelenjar antena (kelenjar hijau) atau kelenjar maxilla merupakan alat
B. Ciri-ciri Crustacea
Jenis Crustacea yang paling umum adalah udang dan kepiting. Tubuh
Crustacea bersegmen (beruas) dan terdiri atas sefalotoraks (kepala dan dada
menjadi satu) serta abdomen (perut). Bagian anterior (ujung depan) tubuh besar
dan lebih lebar, sedangkan posterior (ujung belakang)nya sempit. Pada bagian
kepala terdapat beberapa alat mulut, yaitu: 2 pasang antenna, 1 pasang mandibula,
ke mulut. Alat gerak berupa kaki (satu pasang setiap ruas pada abdomen) dan
2009).
C. Habitat Crustaceae
Spesies dari Crustacea air tawar dibagi menjadi dua kategori yang berbeda
yaitu spesies yang hanya ditemukan pada di air tawar dan spesies yang dapat
berpindah dari air tawar, air payau bahkan asin. Habitat Crustacea sebagian besar
di air tawar dan air laut, hanya sedikit yang hidup di darat. Crustacea air tawar
yang sering ditemui adalah kepiting dan udang air tawar. Crustacea ordo
daerah dengan salinitas rendah dan air tawar. Seperti Arthropoda lainnya,
Crustacea memiliki tali saraf ventral, yang terhubung dengan semua anggota
badan, eksoskeleton ditandai dengan segmen pada tubuh yang sering disebut
D. Udang
bermutu tinggi yang sangat digemari oleh konsumen dalam negeri maupun luar
negeri karena memiliki rasa yang sangat gurih dan karena kadar kolesterolnnya
yang lebih rendah daripada hewan mamalia. Udang memiliki bentuk badan beruas
(trunk) yang pertama adalah ruas yang mempunyai sepasang kaki pertama. Secara
morfologis semua ruas badan bentuknya sama. Batas antara thorax dan abdomen
tidak jelas, adakalanya letak gonopore digunakan sebagai batas (Maharani, dkk.,
2009).
E. Makanan Udang
pula bahwa beberapa jenis mikroalga yakni fitoplankton juga dapat berperan
fitoplankton bagi larva udang adalah kandungan gizi yang tinggi, dapat disediakan
secara berkesinambungan, prosedur kultur yang tidak terlalu rumit dan biaya yang
terjamin dalam kualitas, waktu dan jumlah yang tepat (Panjaitan, dkk., 2014).
III. METODE PRAKTIKUM
B. Bahan Praktikum
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah udang (Cambarus sp.)
C. Alat Praktikum
D. Prosedur Kerja
Maharani, G., Sunarti., Triastuti, J., dan Juniastuti, T., 2009, Kerusakan dan
Jumlah Hemosit Udang Windu (Penaeus monodon Fab.) yang
Mengalami Zoothamniosis, Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan, 1
(1) : 21.
Mahasri, G., Raya, L. A., Mubarak, S., dan Irawan, B., 2008, Gambaran Patologi
Insang dan Kulit Udang Windu (Penaeus monodon Fab.) yang
Terserang Ciliata Patogen (Zoothamnium Sp.), Jurnal Berkala Ilmiah
Perikanan, 3 (1) : 95.
Panjaitan, A. S., Hadie, W., dan Harijati, S., 2014, Pemeliharaan Larva Udang
Vaname (Litopenaeus Vannamei, Boone 1931) Dengan Pemberian
Jenis Fitoplankton Yang Berbeda, Jurnal Manajemen Perikanan dan
Kelautan, 1 (1) : 2.
Tantri N., 2016, Crustacea Air Tawar (Decapoda : Brachyura dan Caridea) di
Kabupaten Sintang Kalimantan Barat, Institut Pertanian Bogor, Bogor.