Anda di halaman 1dari 12

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Daun merupakan organ pada tumbuhan yang tersusun oleh beberapa

jaringan, salah satu jaringan penyusun daun yakni jaringan epidermis. Jaringan

epidermis terdapat celah terutama pada helaian daun permukaan sebelah

bawah. Celah tersebut merupakan stomata yang berperan dalam transpirasi

pada tumbuhan. Stomata pada tumbuhan memiliki tipe-tipe yang ditinjau dari

bentuk dan letak sel tetangga terhadap sel penutup stomata seperti tipe diasitik,

parasitic anomositik, dan anisositik. Tipe-tipe stomata ini lebih jauh dapat

ditinjau bentuk maupun fungsinya pada daun dengan cara pembuatan preparat.

Preparat yang biasa digunakan untuk mengamati struktur utuh stomata adalah

dengan menggunakan preparat whole mount.

Whole mount merupakan metode pembuatan preparat yang nantinya

akan diamati dengan mikroskop tanpa didahului adanya proses pemotongan.

Preparat yang diamati adalah preparat yang utuh baik itu berupa sel, jaringan,

organ maupun individu. Gambar yang dihasilkan oleh preparat whole mounth

ini terlihat dalam wujud utuhnya seperti ketika organisme tersebut masih hidup

sehingga pengamatan yang dapat dilakukan hanya terbatas terhadap morfologi

secara umum saja. Salah satu bagian dari tanaman yang dapat dibuat preparat

menggunakan preparat whole mount adalah daun.

Pembuatan preparat whoul mount stomata dapat dilakukan dengan

beberapa tahapan, dan keuntungan dari pembuatan preparat ini, struktur

stomata dapat diamati secara jelas sehingga tipe-tipe stomata pada suatu daun
dapat dibedakan antara satu dengan lainnya. Perbedaan struktur stomata

merupakan modifikasi dari jaringan epidermis dengan lingkungan luar,

sehingga perbedaan struktur dapat mempengaruhi fungsi dari stomata.

Berdasarkan uraian di atas, maka perlu diadakan percobaan Preparat Whole

Mount Stomata.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada praktikum ini adalah bagaimana cara membuat

sediaan organisme atau bagian tumbuhan secara utuh?

C. Tujuan Praktikum

Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum ini adalah untuk mengetahui

cara membuat sediaan organisme atau bagian tumbuhan secara utuh.

D. Manfaat Praktikum

Manfaat yang diproleh pada praktikum ini adalah dapat mengetahui cara

membuat sediaan organisme atau bagian tumbuhan secara utuh.


II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Stomata

Stomata merupakan modifikasi dari sel epidermis daun berupa sepasang

sel penjaga yang bisa menimbulkan celah sehingga uap air dan gas dapat

dipertukarkan antara bagian dalam dari stomata dengan lingkungan. Stomata

biasanya ditemukan pada bagian tumbuhan yang berhubungan dengan udara

terutama di daun, batang dan rizoma. Stomata umumnya terdapat pada bagian

bawah daun, tetapi ada beberapa jenis tumbuhan, stomata dapat dijumpai pada

permukaan atas dan bawah daun. Ada pula tumbuhan yang hanya mempunyai

stomata pada permukaan atas daun, yaitu pada bunga lili air. Bentuk atau tipe

stomata dibedakan atas empat yaitu anomositik, anisositik, parasitik dan

diasitik (Anu, 2017).

Pengamatan karakter anatomi stomata daun dilakukan secara

mikroskopis terhadap preparat irisan paradermal epidermis bawah daun.

Struktur daun diamati melalui preparat irisan melintang daun. Preparat

paradermal dibuat melalui metode whole mount stomata memiliki sel penjaga

berbentuk seperti ginjal, dikelilingi oleh dua sel tetangga dengan dinding

bersama dari kedua sel tetangga itu tegak lurus terhadap sumbu melalui

panjang sel penutup serta celah (diasitik) (Ningsih, 2011).

B. Tipe-tipe Stomata

Stomata mempunyai tipe-tipe yang bervariasi. Tipe stomata pada

diklasifikasikan berdasarkan hubungannya dengan sel epidermis yang


berdekatan dengan sel penjaga yaitu tipe anomositik, anisositik, parasitik,

diasitik, aktinositik, dan siklositik. Tipe stomata pada beberapa penelitian

biasanya digunakan sebagai indikator untuk melihat kekerabatan jenis suatu

tanaman. Ukuran stomata saling berhubungan dengan jumlahnya pada daun

tanaman. Jika ukuran stomata kecil maka jumlah stomata yang terdapat pada

daun banyak, sedangkan apabila stomata berukuran besar jumlah stomata pada

daun sedikit (Utami, 2018).

C. Metode Whole Mount

Preparat dibagi menjadi dua yaitu, preparat mikroskopis (preparat smear,

preparat polen, preparat squash, preparat whole mount, dan preparat irisan) dan

preparat makroskopis (preparat kering dan preparat basah/ segar). Preparat

whole mount merupakan preparat dari suatu objek yang disajikan secara utuh

atau bagian-bagian tertentu dari objek tanpa melakukan pengirisan menjadi

irisan tipis, seperti preparat cacing hati, preparat protozoa, preparat alga, dan

lainnya (Devi, 2015).

Metode whoul mount dapat dilakukan melalui beberapa tahapan, yakni

fiksasi dalam alkohol 70%, pencucian dan direndam dalam akuades, pelunakan

dengan larutan HNO3 50% selama 24 jam, pencucian dengan akuades,

penyayatan dengan silet, penjernihan untuk menghilangkan klorofil dengan

direndam dalam larutan Bayclean selama beberapa menit dan dibilas dengan

akuades, pewarnaan dengan safranin 1% (aquosa) selama 3–5 menit,

penutupan gelas benda dengan gliserin 10% dan ditutup dengan gelas penutup

(Juairiah, 2014).
.III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat

Praktikum preparat apus dilaksanakan pada hari rabu tanggal 19 Oktober

2019, pukul 13.00-selesai WITA, bertempat di Laboratorium Biologi Unit

Zoologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu

Oleo, Kendari.

B. Bahan Praktikum

Bahan yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Bahan praktikum beserta kegunaannya


No. Nama Bahan Kegunaan
1 2 3
1. Alcohol 70% Untuk mensterilkan alat
2. Aquades
3. Bayclin
4. Safranin 1%
5. Asam nitrat
6. gliserin
7. Daun pandan Sebagai objek pengamatan
8. Daun alang alang Sebagai objek pengamatan
9. Kutek bening

C. Alat Praktikum

Akat yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Alat praktikum beserta kegunaannya


No. Nama Alat Kegunaan
1 2 3
1. Kaca arloji Sebagai tempat objek yang akan diamati
2. Silet goal Untuk memotong objek
3. Cawan petri Untuk menyimpan objek pengamatan
4. Kuas halus Untuk mengambil hasil potongan
5. Pipet tetes Untuk memngambil cairan
Tabel 2. Lanjutan, Alat praktikum beserta kegunaannya
1 2 3
5. Kaca objek +penutup Untuk mengambil larutan
6. tissue Untuk mengamati objek
7. Kertas label Unjtuk menandai
8. mikroskop Untuk mengamati
9. Botol selai Sebagai wadah

D. Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikurt :

1. Memfiksasi daun dalam alcohol 70%

2. Mencuci dengan aquades

3. Melunakkan daun dengan cara direndam dalam larutan HNO3 25%

selama 15-0 menit.

4. Menyayat daun dengan tipis

5. Sayatan diambil dengan kuas

6. Merendam sayatan dalam larutan backlin


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil pengamatan whole mount stomata.


No Nama Gambar Keterangan
bahan Pengamatan Literature
1 2 3 4 5
1. Daun 1. Porus
pandan 2. Sel Tetangga
(Pandanus 1 3. Sel Penutup
sp.) 4. Tipe Stomata
2 (Diasitik)
3

2. Daun
Mahoni 1. Porus
(Swietenia 1 2. Sel Tetangga
mahagoni) 3. Sel Penutup
2 4. Tipe stomata
(Anisositik)
3

3. Akasia 1. Porus
(Acasia sp.) 1 2. Sel tetangga
3. Sel penutup
2 4. Tipe stomata
(Anisositik)
3

4. Adam hawa 1. Porus


(Rhoe 3 2. Sel tetangga
discolor) 3. Sel penutup
2 4. Tipe stomata
(Anomositik)
1
Tabel 3. Lanjutan
1 2 3 4 5
5. Teratai 1. Porus
(Nhympeas 2. Sel tetangga
stella) 1 3. Sel penutup
4. Tipe stomata
2 (Parasitik)
3

1. Porus
6. Alang-alang
1 2. Sel tetangga
(Imperata 3. Sel penutup
cylindrical) 2 4. Tipe stomata
(Aktinositik)
3

B. Pembahasan

Stomata adalah celah atau lubang pada epidermis. Dengan adanya stomata

maka dimungkinkan terdapat hubungan antara bagian tumbuhan dengan

lingkungan luar. Hal ini sangat berguna bagi tumbuhan selain sebagai tempat

berlangsungnya proses fotosintesis, stomata juga berperan dalam penguapan dan

pertukaran gas. Stomata terdapat pada semua bagian tumbuhan kecuali pada akar,

tetapi lebih banyak terdapat pada daun. Stomata sendiri terdiri atas sel penjaga dan

sel tetangga. Dekat sel penjaga terdapat sel-sel yang mengelilinginya disebut sel

tetangga. Sel penjaga dapat membuka dan menutup sesuai dengan kebutuhan

transpirasi tanaman, sedangkan sel-sel tetangga turut serta dalam perubahan

osmotik yang berhubungan dengan pergerakan sel-sel penjaga.

Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan daun dari beberapa

tumbuhan yang berbeda. Daun terlebih dahulu dipotong menjadi ukuran yang

lebih kecil, lalu kemudian difiksasi menggunakan alcohol 70%. Fiksasi


dilakukan dengan tujuan untuk mengawetkan bahan, sebagaimana menurut

Musyarifah (2018) yang mengatakan bahwa Fiksasi adalah langkah dasar di

balik studi patologi dan sangat penting untuk mencegah autolisis dan degradasi

jaringan serta komponen jaringan sehingga mereka dapat diamati baik secara

anatomis dan mikroskopis. Tujuan utama fiksasi adalah untuk menjaga sel dan

komponen jaringan pada keadaan sama seperti masih dalam bentuk utuh. Daun

kemudian dicuci dengan aquades.

Daun kemudian direndam dalam asam sitrat 25%, dengan tujuan agar

jaringan-jaringan daun dapat melunak sehingga mudah untuk disayat. Proses

penyayatan dilakukan dengan silet atupun cutter dengan menyayat setipis

mungkin. Penyayatan pada tumbuhan darat adalah pada bagian bawah daun

karena stomata terletak pada bagian bawah. Hal ini sebagaimana dikatakan

oleh Anu (2016) bahwa stomata umumnya terdapat pada bagian bawah daun,

tetapi ada beberapa jenis tumbuhan, stomata dapat dijumpai pada permukaan

atas dan bawah daun ada pula tumbuhan yang hanya mempunyai stomata pada

permukaan atas daun, yaitu pada bunga lili air. sedangkan pada tumbuhan air,

missal teratai, maka disayat pada bagian atas daun karena stomata terletak pada

bagian atas daun. Hasil sayatan kemudian diberi larutan backlin yang berguna

untuk mengurangi pigmen hijau pada daun, dan kemudian stelah itu dicuci

menggunakan aquades. Daun kmudian diberi pewarna yaitu pewarnaan

gliserin, kemudian Daun pandan (Pandanus sp.) memiliki tipe diasitik,


Hasil pengamatan diperoleh pada stomata terdapat porus, sel Tetangga

dan sel Penutup. Menurut Tumbuhan Dicotyledonae, sel penjaga biasanya

berbentuk seperti ginjal bila dilihat dari atas, sedangkan pada tumbuhan suku

rumput-rumputan (Poaceae) memiliki struktur khusus dan seragam dengan sel

penjaga berbentuk seperti halter dan dua sel tetangga terdapat masing-masing

di samping sebuah sel penjaga. Tipe stomata yang diperoleh pada berbagai dai

yang diamati terdapat 3 tipe daun. Sebagaimana dikatakan oleh Anu (2016)

bahwa Bentuk atau tipe stomata dibedakan atas empat yaitu anomositik,

anisositik, parasitik dan diasitik. Hasil yang diperoleh tipe stomata pada daun

mahoni (Swietenia mahagoni) dan akasia (Acasia sp.) memiliki tipe stomata

anisositik, daun pandan (Pandanus sp.) memiliki tipe diasitik, adam hawa (Rhoe

discolor) tipe stomatanya adalah anomositik, teratai (Nhympeas stella) tipe

stomatanya parasitik dan alang-alang (Imperata cylindrical) tipe stomatanya

aktinositik.
V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan pada praktikum ini adalah pembuatan preparat utuh stomata

dapat dilakukan dengan terlebih dahulu memotong daun menjadi ukuran kecil,

kemudian memfiksasi daun dalam alcohol 70%, mencuci dengan aquades,

melunakkan daun dengan cara direndam dalam larutan HNO3 25% selama 15-

30 menit, menyayat daun dengan tipis, sayatan diambil dengan kuas lalu

kemudian merendam sayatan dalam larutan backlin, setelah itu diberi pewarna

lalu diamati.

B. Saran

Saran yang dapat saya ajukan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk laboratorium menyiapkan cadangan pengganti listrik sehingga ketika

lampu padam, peralatan laboratorium masih dapat digunakan.

2. Untuk asisten pembimbing agar adapat menjelaskan materi praktikum lebih

jelas lagi.

3. Untuk praktikan agar dapat melakukan praktikum dengan baik sehingga

diproleh hasil yang maksimal


DAFTAR PUSTAKA

Anu, O., Henny L.R. dan Johanis J.P., 2017, Struktur Sel Epidermis dan Stomata
Daun beberapa Tumbuhan Suku Euphorbiaceae, Jurnal Mipa Unsrat
Online, 6 (1): 70

Devi, E.R., 2015, Pengembangan LKs Materi Alga dengan Memanfaatkan Media
Preparat Whole Mount Mikroalga, Jurnal Bioedu, 4 (3): 950

Juairiah, L., 2014, Studi Karakteristik Stomata Beberapa Jenis Tanaman


Revegetasi di Lahan Pascapenambangan Timah di Bangka, Jurnal
Widyariset, 17 (2): 214

Ningsih, R., Ireng, D., Rita, M. dan Ika, R., 2011, Karakter Anatomi Daun Kultur
Purwoceng Pascakonservasi In Vitro, Buletin Plasma Nutfah, 17 (1): 32

Utami, R., 2018, Analisis Ukuran dan Tipe Stomata Tanaman di Arboretum Sylva
Indonesia Pc Untan Pontianak, Skripsi, Universitas Tanjungpura,
Pontianak.

Anda mungkin juga menyukai