Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

MIKROTEKNIK
“Hands Free Section”

Disusun Oleh:

Nama : Novian Wildan Rosyidi


NIM/ Kelas : K44318044 / B
Kelompok :9

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2019
Laporan Resmi Praktikum

Mikroteknik

I. Judul : Hands Free Section


II. Tujuan :
1. Membuat preparat basah/segar dengan metode irisan tipis.
2. Preparasi anatomi stomata dengan teknik replica/cetakan.
III.Alat dan Bahan

Alat : Bahan :
1. Mikroskop elektrik 1. Jaringan segar dari organ
2. Objek glass daun dan batang
3. Cover glass
4. Pipet tetes
5. Kaca arloji
6. Cutter

IV. Skema Langkah (Bagan)


1. Preparat Alar, Batang, dan Daun
yjv1-2
bluh3,cw
tiprdkosM
engam
2. Teknik Replika/cetakan Morfologi Stomata
y
jc2
V. Hasil
m
,M
o
d
p
trsb
h
laik
u
g
en
.
1
x
>
1. Data
N Gambar Keterangan
o
1. Penampang melintang akar Moringa 1. Korteks
oleifera 2. Epidermis
3. Xylem
1
4. Stele
2 5. Floem
3

2. Penampang melintang batang Moringa 1. Epidermis


oleifera 2. Korteks
3. Stele
4. Endodermis
5. Xylem
1 6. Floem
2

3. Penampang melintang daun


Dieffenbachia amoena 1. Parenkim palisade
2. Parenkim bunga
karang
3. Berkas
pengangkut
1

4. Replika morfologi stomata Moringa


oleifera bagian adaksial

1 1. Sel epidermis
2
2. Stomata

5. Replika morfologi stomata Moringa


oleifera bagian abaksial

2. Stomata
3. Sel epidermis

4. Pembahasan
a. Teknik Handling Bahan
1. Preparat akar, batang dan daun
Membersihkan permukaan organ yang akan dibuat preparat
dengan cara mencucinya dengan air mengalir kemudian
mengeringkannya dengan tisu secara perlahan, pencucian bertujan
untuk membersihkan organ dari kotoran. Memotong organ tumbuhan
dengan silet (kondisi baru) sepanjang 1-2 cm, hal ini bertujuan untuk
mempermudah pemotongan dan mendapatkan hasil setipis mungkin.
Sediakan pula gelas arloji sebagai wadah penampungan sementara
irisan organ tumbuhan supaya tidak rusak akibat mongering,
perendaman jangan dilakukan terlalu lama untuk menghindari
kerusakan struktur. Menyediakan objek glass untuk meletakkan
preparat hasil irisan. Memindahkan preparat dari gelas arloji
menggunakan kuas menuju objek glass kemudian menetesi dengan air
dan menutupnya dengan cover glass. Pemindahan dengan kuas
bertujuan untuk menghindari kerusakan struktur organ. Mengamati
preparat dengan mikroskop dari perbesaran rendah menuju tinggi.
Mengambil dokumentasi preparat. Mengulangi pengirisan untuk
organ batang dan daun.
2. Teknik replica/cetakan morfologi stomata
Menyiapkan daun segar, cuci perlahan kemudiankeringkan
dengan tisu. Pencucian bermaksud untuk menghilangkan kotoran serta
trikoma yang berada pada permukaan daun sehingga pengamatan
stomata dapat terlihat jelas. Mengoleskan cat kuku bening dengan
ukuran 2x1 cm secukupnya dan jangan terlalu tebal. Penggunaan cat
kuku bertujuan untuk mempermudah pencetakan replica morfologi
stomata. Hal ini dimungkinkan karena praktikan tidak harus
memotong secara membujur permukaan daun untuk mengamati
morfologi stomata. Kemudian tunggu hingga cat kuku tadi setengah
kering. Menutup cat kuku bening dengan isolasi transparan hingga
melekat sempurna. Menarik dengan kuat dan cepat hingga replica
terlepas dari permukaan daun. Menempelkan replica stomata pada
objek glass dan diamati dengan mikroskop. Mengulanginya pada sisi
yang satunya.
b. Pelaksanaan Penggunaan Teknik
1. Penggunaan teknik hands free section
Sampel yang telah dambil sesegera mungkin dibawa kedalam
lab untuk kemudian langsung dilakukan pembuatan irisan preparat
yang mana seluruhnya selesai dalam waktu 2 jam setelah sample
diambil dari sumbernya(Kurnia & Lestari, 2019). Membersihkan
permukaan organ yang akan dipotong dengan tisu basah untuk
kemudian diiris menggunakan silet (kondisi baru) setipis mungkin
secara melintang sembari menyediakan kaca arloji yang berisi air
untuk menyempan sementara potongan organ tumbuhan yang telah
diiris untuk mencegah terjadinya kekeringan pada irisan organ yang
dapat merusak strukturnya. Kemudian menyediakan objek glass untuk
meletekkan preparat hasil potongan, pindahkan menggunakan kuas
kemudian tetesi dengan air dan tutup denga cover glass. Selanjutnya
amati dibawah mikroskop dengan perbesaran dari rendah menuju
tinggi.
2. Penggunaan teknik replica/cetakan morfologi stomata
Mengambil bagian daun kemudian dibersihkan
dari debu atau kotoran, selanjutnya permukaan bawah
daun diolesi cat kuku transparan , dibiarkan kering kira-
kira 5-10 menit. Menutup bagian daun yang dioles cat
kuku dengan isolasi bening untuk kemudian ditarik atau
diambil dengan kecepatan yang konstan dan stabil.
Replika tersebutdiletakkan atau direkatkan pada objek
glass dan diberi label identitas (Rasyid dan Mimien
2017).Pada daun, stomata ditemukan di kedua
permukaan daun atau pada satu muka saja, biasanya
pada permukaan bawah.(Hidayat, 1995)
c. Alasan Penggunaan Teknik
1. Penggunaan teknik replica/cetakan morfologi stomata
Menggunakan cat kuku bening untuk membuat replica stomata
lebih mudah dilakukan serta lebih mempresentasikan morfologi
stomata daripada teknik lain. Tidak seperti teknik sayatan paradermal
yang tidak selalu dapat dilakukan apabila permukaan daun tidak rata.
Penggunaan cat kuku bening juga memakan waktu yang lebih singkat
karena sebatas menunggu keringnya cat kuku kemudian siap untuk
diamati.kelebihan diantaranya bahan yang dibutuhkan mudah
diperoleh dan murah, proses mencetak juga relatif cepat, dan skill
yang dibutuhkan belum terlalu tinggi (tingkat keberhasilan cenderung
tinggi) (Sari, D. P,. & Harlita, 2018).
2. Preparat akar, batang dan daun
Penggunaan teknik ini untuk membuat preparat organ tanaman
karena teknik ini relative sedikit memakan waktu serta biaya
dalam melakukannya (Lux,et.al, 2015). Teknik ini juga tidak
memerlukan peralatan yang rumit dan menggunakan langkah
kerja yang relative mudah untuk dilakukan ole praktika. Hasil dari
teknik ini sudah dapat diamati dengan jelas sehingga
mempermudah pengamatan, resiko yang timbul dalam
pelaksanaannya juga sangat minimal.

3. Alasan Penggunaan Kemikalia


1. Penggunaan air
Penggunaan air pada teknik hands free section bertujuan untuk
menjaga preparat agar tidak mongering dan merubah bentuk struktur
organ aslinya. Selain itu air mudah untuk didapatkan dan hanya
memerlukan sedikit biaya. Air juga digunakan untuk membersihkan
dan membilas permukaan yang kotor dengan alasan yang sama.
2. Penggunaan cat kuku bening
Penggunaan cat kuku bening pada teknik replica/cetakan
morfologi stomata disebabkan karena sifatnya yang mudah mengisi
permukaan sehingga mampu menjangkau lekukan yang ada pada
permukaan daun. Selain itu sifatnya yang mampu berubah dari bentuk
larutan menjadi padat memungkinkannya untuk dijadikan sebagai alat
untuk mereplika morfologi stomata daun. Cat kuku juga tidak
mengandung zat yang bersifat korosif atau perusak, sehingga
permukaan daun yang dibuat replica tidak mengalami kerusakan.
Harga dan kemudahan untuk mendapatkannya juga menjadi salah satu
alasan penggunaan cat kuku bening dalam teknik replica/cetakan
morfologi stomata daun.
4. Kendala Selama Praktikum
1. Mikroskop yang tidak ada sehingga gambar pengamatan minta ke
kelompok lain.
2. Kekurangan alat dan bahan

5. Analisis Hasil Praktikum


N Bahasan Analisis
o
1. Penampang melintang akar Moringa Struktur yang
oleifera terdapat dalam
penampang
melintang akar
Moringa oleifera
tidak dapat nampak
jelas karena matinya
listrik sebagai daya
utama mikroskop
cahaya, namun sudah
dapat dilihat bagian-
bagian utamanya berupa
epidermis, xylem,
floem, kortks.
Kekurangan preparat akar Moringa Hasil sayatan yang
oleifera masih kurang tipis lagi
dan juga
penampakannya secara
keseluruhahn yang
belum jelas 100%
Deskripsi akar Moringa oleifera Akar Moringa
oleifera tampak
memiliki sel
epidermis yang
lumayan tebal, berkas-
berkas pengangkut juga
sudah nampak jelas
pada bagian akarnya.

2. Penampang melintang batang Moringa Sudah Nampak secara


oleifera jelas bagian struktur dari
organ batang Moringa
oleifera mulai dari
epidermis hingga
kedalam menuju stele.
Sel sel pada la[isan
korteks juga nampak
tersusun dengan rapi
dan jelas. Begitu pula
dengan epidermis yang
berada pada bagian
terluar.

Kekurangan preparat batang Moringa pengambilan posisi


oleifera pengamatan dan
dokumentasi yang
menyebabkan preparat
tidak nampak secara
utuh berbentuk
lingkaran. Sehingga
tidak dapat dilihat
berupa lingkaran seperti
batang sebenarnnya
Deskripsi batang Moringa oleifera Tersusun dari beberapa
lapis sel yang memiliki
fungsinya masing-
masing, Nampak
susunan korteks yang
tertata begitu rapi
dengan lapisan
epidermis pada bagian
paling luar.

3. Penampang melintang daun Dapat terlihat berkas


Dieffenbachia amoena pengangkut pada
tonjolan tulang daun.
Parenkim palisade juga
tampak seperti lapisan
yang berada di
sepanjang pinggir irisan
Kekurangan preparat penampang Kurang jelasnya resolusi
melintang daun Dieffenbachia amoena yang ditampilkan
sehingga tidak dapat
menunjukkan secara
detail bagian demi
bagian struktur
penyusunnya.
Deskripsi penampang melintang daun Berkas pengankut dapat
Dieffenbachia amoena dilihat pada tonjolan
yang merupakan tulang
daun. Kemudian
parenkim palisade
tampak seperti sebuah
lapisan terpisah di
sepanjang irisan
melintang tersebut

4. Replika morfologi stomata Moringa Letak dari stomata tidak


oleifera bagian adaksial dapat dlihat secara jelas,
dan replikanya belum
mampu menunjukkan
setiap bagian-bagian
penyusun stomata.
Kekurangan preparat penampang Belum mampu
melintang daun Moringa oleifera menunjukkan setiap
bagian dari stomata
seperti sel penjaga
stomata.
Deskripsi penampang melintang daun Stomata yang
Moringa oleifera ditemukan pada
permukaan adaksial
sangat sedikit bila
dibandingkan dengan
yang ada pada
permukaan abaksial

5. Replika morfologi stomata Moringa Beberapa stomata dapat


oleifera bagian abaksial dilihat meski tidak dapat
menunjukkan setiap
bagian rinci dari stomata
tersebut.
Kekurangan preparat penampang Belum mampu
melintang daun Moringa oleifera menunjukkan setiap
bagian dari stomata
seperti sel penjaga
stomata.
Deskripsi penampang melintang daun Stomata yang
Moringa oleifera ditemukan pada
permukaan abaksial
lebih banyak bila
dibandingkan dengan
yang ada pada
permukaan adaksial

VI. Kesimpulan
Hands free section merupakan salah satu metode dalam pembuatan
preparat segar. Dimana preparat objeknya adalah irisan dari bagian objek yang
diamati secara langsung. Prinsip kerja dari metode ini adalah memotong
setipis mungkin organ tumbuhan, yang kemudian di teteskan air, diletakkan
pada objek glass yang ditutupi cover glass, dan terakhir diamati dengan
menggunakan mikroskop. Selain itu untuk dapat mengamati stomata daun
dengan replica stomata yang dibuat menggunakan cat kuku bening dan isolasi
yang diberikan pada bagian adaksial maupunabaksial daun.

VII.Daftar Pustaka
Hidayat, E. B. (1995). Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung Indonesia: Institut
Teknologi Bandung Press
Kurnia, N., Azis, A. A., & Lestari, G. T. (2019). Selected Dicots
That can Easily be Sectioned using Hand-
Section Method and can Provide Good Anatomical
Appearance: For Beginners. In Journal of Physics:
Conference Series 1244(1) : 012012).
Lux, A., Morita, S., Abe, J.U.N., & Ito, K. (2015).An improved method for
clearing and staining free-hand section and whole-mount samples.
Annals of Botany, 96(6) : 989-996
Rasyid, M dan Mimien Henie Irawati, M. S. (2017).Anatomi
Daun Ficus racemosa L. (Biraeng) dan Potensinya
di Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung.Jurnal
Pendidikan,2(6), 861–866
Sari, D. P., & Harlita, H.(2018) Preparasi Hands Free Section
dengan Teknik Replika untuk Identifikasi Stomata.
In Proceeding Biology Education
Conference: Biology, Science, Enviromental, and Learning,
15(1) : 660-664).

VIII. Lampiran
a. Foto ACC Logbook
b. Tangkapan layar Abstract Jurnal (SS)
c. Do
ku
me
nta
si

Praktikum
v

XI. Lembar Pengesahan


X

Surakarta, 28 September 2019

Asisten Praktikum Praktikan

(Novian Wildan Rosyidi)

(K4318044)

Anda mungkin juga menyukai