Disusun oleh :
Nama : Qonita Luthfiyyah
NIM : K4318047
Kelas :B
Kelompok :4
A. DATA PENGAMATAN
Hasil Pengamatan
Tulang ayam broiler Deskripsi
Gallus gallus Gambar di samping menunjukkan preparat gosok
Pewarna buah naga + Alcohol tulang femur ayam (Gallus gallus), yang diwarnai
dengan 1 gr filtrat kulit buah naga yang dicampur
Perbesaran 4x
dengan 5 ml alcohol, dengan perbesaran 4X.
Preparat yang dihasilkan menunjukkan hasil yang
tidak bagus, dapat dilihat dari jaringan tulang sistem
Havers yang tidak jelas dan buram.
Tulang terdiri dari system-sistem Havers. Sistem
Havers merupakan saluran yang berisi serabut saraf,
pembuluh darah dan aliran limfa. Setiap sistem
Havers terdiri dari saluran Havers Canalis (saluran)
yaitu suatu saluran yang sejajar dengan sumbu
tulang, didalam saluran terdapat pembuluh-pembuluh
darah dan syaraf. Sekeliling sistem Havers terdapat
1 lamela-lamela yang konsentris dan berlapis-lapis.
Keterangan: Lamela adalah suatu zat interseluler yang berkapur.
1. Sistem Havers Pada lamela terdapat rongga-rongga yang disebut
lacuna, didalam lacuna terdapat osteosit, dari lacuna
keluar menuju ke segala arah saluran-saluran kecil
yang disebut canaliculi yang berhubungan dengan
lacuna lain atau canalis Havers. Canaliculi penting
dalam nutrisi osteosit, diantara sistem Havers
terdapat lamella interstitital yang lamellalamelanya
tidak berkaitan dengan sistem Havers.(Finn Geneser,
1992).
Kekurangan
Sistem Havers nampak tidak jelas dan buram,
sehingga tidak dapat diamati dengan jelas bagian-
bagiannya, seperti lamella-lamella Havers, canalis
Havers, lacuna dan canaliculi-nya.
Ketidakjelasan preparat dapat disebabkan dari
bermacam-macam faktor. Pertama, dikarenakan
penggosokan tulang yang kurang merata sehingga
mengakibatkan bagian – bagian sistem Havers
terlihat kurang jelas, terutama bagian yang terlalu
tebal. Hal ini juga dapat dipengaruhi dan disebabkan
oleh ukuran pembesaran mikroskop yang dipakai
ketika mengamati preparat ini.
5
Kendala
Sulitnya melakukan pengamplasan secara tipis
merata sebab potongan tulang yang rapuh dan rentan
patah.
Kekurangan
Sistem Havers nampak tidak jelas dan buram,
sehingga tidak dapat diamati dengan jelas bagian-
bagiannya, seperti lamella-lamella Havers, canalis
Havers, dan lacuna. Ketidakjelasan preparat dapat
disebabkan dari bermacam-macam faktor. Pertama,
dikarenakan penggosokan tulang yang kurang merata
sehingga mengakibatkan bagian – bagian sistem
Havers terlihat kurang jelas, terutama bagian yang
terlalu tebal. Hal ini juga dapat dipengaruhi dan
disebabkan oleh ukuran pembesaran mikroskop yang
dipakai ketika mengamati preparat ini.
Selain itu kurang tepatnya proses pembuatan larutan
dan waktu pemberian pewarna pada tulang agar
preparat dapat terwarnai secara sempurna. Hal
tersebut sebagai bahan kajian untuk lebih berhati-hati
dalam memberi perlakuan pada jaringan tulang.
Kendala
Sulitnya melakukan pengamplasan secara tipis
merata sebab potongan tulang yang rapuh dan rentan
patah.
B. PEMBAHASAN
1. Teknik Handling Bahan
Maserasi adalah teknik yang digunakan untuk menarik atau mengambil
senyawa yang diinginkan dari suatu larutan atau padatan dengan teknik
perendaman terhadap bahan yang akan diekstraksi. Preparat gosok diperoleh
melalui metode mikroteknik dengan cara merebus dan menggosok tulang
setipis mungkin.
Pada tulang terdapat zat kapur dalam bentuk kalsium karbonat
(CaCO3) dan kalsium fosfat. Bahan-bahan tersebut membentuk tulang yang
bersifat keras dan tidak lentur seperti tulang rawan. Tulang juga memiliki
struktur yang cukup rumit, maka perlu dilakukan preparasi dengan mengacu
pada tahapan-tahapan yang rumit pula. Hal tersebut bertujuan agar preparat
yang akan dibuat menghasilkan tampakkan yang jelas dan dapat diidentifikasi
sesuai yang diharapkan (Gunarso, 1989).
Langkah-langkah dari proses maserasi ini antara lain adalah perebusan
tulang, pemotongan, peng-amplas-an/penggosokan, fiksasi, pewarnaan
7
VI. KESIMPULAN
Finn Geneser. (1992). Histologi, Alih Bahasa Yan Tambayong. Bina Rupa Aksara.
Musyarifah, Z., & Agus, S. (2018). Proses Fiksasi pada Pemeriksaan Histopatologik.
Jurnal Kesehatan Andalas, 7(3), 443-453.
Suntoro, Handari. (1983). Metode Pewarnaan (Histologi dan Histokimia). Jakarta :
Bhratara Karya Aksara.
Gunarso, Wisnu. (1989). Bahan Pengajaran Mikroteknik. Bogor : DEPDIKBUD Institut
Pertanian Bogor.
Wahyuni, Sri. (2009). Buku Petunjuk Praktikum Mikroteknik. UMM Press: Malang.
Wahyuni, S. (2016). Identifikasi Preparat Gosok Tulang (Bone) Berdasarkan Teknik
Pewarnaan. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Biologi UMM 2015,
657-666.
Yulianingtyas, A., & Kusmartono, B. (2016). Optimasi Volume Pelarut dan Waktu
Maserasi Pengambilan Flavonoid Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa
bilimbi L.). Jurnal Teknik Kimia, 10(2).
10
VIII. LAMPIRAN
a. Foto ACC Logbook
b. Tangkapan layar Abstract Jurnal (SS)
c. Dokumentasi Praktikum
Qonita Luthfiyyah
K4318047
11
Abstrak Jurnal
13
14