Anda di halaman 1dari 24

PAPER

EMBRIOLOGI DAN REPRODUKSI TUMBUHAN

FEMALE GAMETOFIT

Female Gametophyte in Zea mays subsp. Parviglumis

Disusun Oleh:

Nama : Fullaikhah Anjani

NIM : K4318030

Kelas :B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2020
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar belakang
Salah satu ciri makhluk hidup yaitu berkembang biak atau bereproduksi. Setiap
makhluk hidup termasuk tumbuhan,bereproduksi dengan tujuan untuk menjaga kelestarian
spesiesnya=. Tumbuhan bereproduksi dengan dua cara yaitu secara vegetatif (aseksual) dan
generatif (seksual). Pada tumbuhan tingkat tinggi, yaitu angiospermae(tumbuhan berbiji
tertutup), alat perkembangbiakannya yaitu berupa bunga.
Pada bunga, terdapat alat kelamin jantan yang disebut benang sari atau stamen dan
kelamin betina disebut putik atau pistil. Selain itu, pada bunga juga terdapat beberapa bagian
yang bersifat steril, misalnya kelopak bunga, dan mahkota bunga.Mahkota bunga berfungsi
sebagai pemikat serangga yang akan membantu proses pernyerbukan.
Berdasarkan (Tjitrosoepomo,2016),bunga dibedakan berdasarkan alat kelaminnya
yaitu menjadi bunga monoceus,dioceus dan polygamus.Jagung (Zea mays) memiliki alat
kelamin jantan dan kelamin betina dalam satu tanaman (monoceus). Akan tetapi bunga pada
tanaman jagung merupakan bunga tak sempurna, karena tidak memiliki mahkota bunga. Alat
kelamin betina atau putik pada jagung yaitu berbentuk seperti tongkol dan terletak di ketiak-
ketiak daun,sedangkan alat kelamin jantan atau benang sari tanaman jagung berbentuk bulir.
(Zea mays subsp. Parviglumis) merupakan sub spesies dari tanaman jagung yang
berasal dari meksiko. Nama lain dari (Zea mays subsp. Parviglumis) yaitu Balsas teosintez.
Subspesies ini ditemukan pada ketinggian antara 400 dan 1800 m di atas permukaan laut di
lembah-lembah sepanjang tebing barat Meksiko dari Nayarit hingga Oaxaca.
Revisi
(Zea mays subsp. Parviglumis) merupakan sub spesies dari tanaman jagung yang
berasal dari Meksiko. Nama lain dari (Zea mays subsp. Parviglumis) yaitu Balsas teosinte.
Tanaman ini tumbuh liar dan disebut sebagai ibu tanaman jagung atau madre de maiz. Bunga
betina (tongkol) pada tanaman Balsas teosinte memiliki ukuran yang lebih kecil
dibandingkan jagung-jagung yang lain. Tongkol tersebut terdiri dari tujuh biji yang tersusun
dalam satu baris dan terbungkus dalam copule.
Pada tumbuhan tingkat tinggi,terjadi proses gametogenesis yang meliputi
mikrosporogenesis dan megasporogenesis.Mikrosporogenesis merupakan proses
pembentukan gamet yang terjadi di benang sari dan hasil akhirnya yaitu berupa serbuk
sari,sedangkan megasporogenesis merupakan proses pembentukan gamet yang terjadi di
putik.
I.2. Rumusan Masalah
- Bagaimana proses megasporogenesis dan megagametogenesis pada tanaman jagung (Zea
mays) ?
I.3. Tujuan
- Mengetahui proses megasporogenesis dan megagametogenesis pada tanaman jagung (Zea
mays)
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Kajian Teoritik dan praktik
Megasporogenesis adalah proses kompleks yang ditandai dengan penentuan sel induk
megaspore, meiosis, dan pemilihan dan diferensiasi megaspore fungsional.
(Savidan,et.al.,2001)
Proses megasporogenesis ini terjadi di bagian alat kelamin betina yang disebut
ovarium dan menghasilkan kandung lembaga. Megasporosit mengalami meiosis I dan
menghasilkan dua sel yang bersifat haploid,sedangkan pada saat meiosis II dihasilkan 4
megaspora haploid yang berderet.kemudian tiga megaspora mengalami degenerasi dan tersisa
1 megaspora yang mengalami pembelahan plasma dan dihasilkan 8 inti sel yang bersifat
haploid dan menempatkan diri di dekat mikropil, akan tetapi ada 2 inti yang mengalami
sinergid, tiga berkembang menjadi sel telur dan tiga sisanya yaitu antipoda bergerak menuju
arah yang berlawanan dan mengalami degenerasi juga. (Suryo,2012)
A. Proses Megasporogenesis pada Zea mays subsp. parviglumis

Keterangan
Msc: megasporocyte dm:megaspora terdegenerasi nfm:megaspore tidak berfungsi
fm:megaspora fungsional nu: nucellus
Sumber : (Wu,C.C.,Pamela,K.D., and William,E.F.,2014)
Keterangan :
Gambar 1A. Megasporocyte dewasa pada Zea mays subsp. Parviglumis memiliki panjang
sekitar 75-100 lm dan lebar 15-25 lm.
Megasporocyte yang mengandung nukleus yang mencolok dengan nukleolus yang menonjol
dan kromosom yang terkondensasi (panah hitam)
Gambar 1B. Tetrad linier dari megaspores yang mengandung megaspore fungsional besar
(panah hitam) di ujung chalazal. Dua megaspora (panah putih) dari diad mikropil
berdegenerasi sebelum aborsi megaspore yang tidak berfungsi (panah abu-abu) dari diad
chalazal
Gambar 1C. Megaspore fungsional (panah hitam) dengan nukleus yang menonjol dan
megaspora nonfungsional yang merosot (panah putih)
Gambar 1D. megaspore fungsional (panah hitam) dan megaspora degenerasi bernoda gelap
(panah putih).
REVISI
Penjelasan
- Gambar 1A
Balsas teosinte memiliki megasporocyte dewasa dengan panjang sekitar 75-100 lm
dan lebar 15-25 lm, mengandung vakuola kecil yang melimpah dan memiliki nukleus
besar dengan nukleolus yang menonjol serta kromosom terkondensasi (panah hitam).
Nukleus pada Zea mays subsp. parviglumis terletak di separuh megaspocyte dekat
dengan mikropil.
- Gambar 1B
Megasporosit mengalami meiosis dan membentuk tetrad linier megaspora.Megaspore
fungsional terletak pada ujung chalazal(panah hitam) memiliki ukuran lebih besar dari
tiga megaspora nonfungsional.
- Gambar 1C
Megaspore fungsional (panah hitam) dengan nukleus yang menonjol dan megaspora
nonfungsional terdegenerasi (panah putih)
- Gambar 1D
Perkembangan gametofit betina dari Balsas teosinte bersifat monosporik(hanya ada 1
inti megaspora yang berperan selama perkembangan gametofit). Megaspore
fungsional memiliki panjang sekitar 40 lm dan lebar 14 lm, (Wu,C.C.,Pamela,K.D.,
and William,E.F.,2014)
Pada proses megasporogenesis Zea mays subsp. parviglumis, megasporosit
mengalami meiosis sebanyak dua kali dan menghasilkan 4 tetrad linear megaspora.
Diantara empat tetrad linear terdapat satu megaspora fungsional yang berukuran lebih
besar dibandingkan megaspora lainnya. Ketiga megaspora tersebut terdegenerasi dan
hasil dari proses megasporogenesis ini yaitu megaspora yang bersifat monosporik.
(Wu,C.C.,Pamela,K.D., and William,E.F.,2014)
B. Proses Megagametogenesis pada Zea mays subsp. parviglumis
Megagametogenesis terdiri dari sejumlah pembelahan sel mitosis, yang
menghasilkan megagametofit dewasa. (Glover,B.,2014)
Megagametogenesis dimulai dengan pembelahan meiosis pada sel induk
megaspora yang menghasilkan 4 sel megaspora haploid. Tiga sel megaspora
mengalami tiga kali mitosis.Namun, pembelahan tersebut tidak diikuti dengan
sitokinesis sehingga hanya terjadi pembelahan inti sel. Pada tahap pembelahan
mitosis, dihasilkan satu sel telur dengan 8 inti sel. Delapan inti sel tersebut berkumpul
dalam dua kelompok pada ujung yang berlawanan. Satu kelompok dengan satu inti
menuju ke tengah sel dan sisanya yaitu sebanyak dua sel (inti kutub atau inti polar)
menuju ke tengah.(Firmansyah,R.,dkk.,2007)
Gambar 2. Megagametogenesis Zea mays subsp. Parviglumis
cv: vakuola sentral chv: vakuola chalazal nu:nucellus pn:inti polar
Sumber : (Wu,C.C.,Pamela,K.D., and William,E.F.,2014)
Keterangan
Gambar 1A.dua nukleat gametofit betina di mana dua nukleus (panah hitam) dipisahkan
oleh vakuola sentral yang besar. Vakuola chalazal yang lebih kecil terletak di
antara nukleus chalazal dan dinding chalazal gametofit betina.
Gambar 1B. dua nukleat Gametofit betina dengan dua nuklei (panah hitam)
Gambar 1C. Nukleat Gametofit betina dengan vakuola sentral besar dan vakuola chalazal
kecil. Sepasang inti(panah hitam) berada di ujung mikropil gametofit betina dan
dua lainnya (panah putih) berada di sitoplasma antara vakuola sentral dan
vakuola chalazal
Gambar 1 D. Delapan nukleat gametofit betina pada inisiasi selularisasi. Lima inti (panah
hitam) ada di ujung mikropil gametofit betina, dan tiga inti lainnya (panah
putih) dekat dengan ujung chalazal
Gambar 1 E. Gametofit betina nukleat selularisasi tujuh sel. Sel telur (inset) mengandung
nukleus dan vakuola yang menonjol, sedangkan sinergid memiliki sitoplasma
yang bernoda gelap dan vakuola yang lebih kecil. Aparat filiform (panah putih)
awalnya terbentuk di dua sel synergid. Dua dari tiga inti antipodal telah
membelah, menghasilkan lima sel antipodal (segitiga)
REVISI
Keterangan
Gambar 2A :dua nukleus (panah hitam) dipisahkan oleh vakuola sentral yang besar.
Vakuola chalazal yang lebih kecil terletak di antara nukleus chalazal dan
dinding chalazal gametofit betina. Megaspora nonfungsional yang
terdegenerasi ( panah putih) masih tampak.
Gambar 2B :dua nukleat Gametofit betina dengan dua nuklei (panah hitam).
Gambar 2C : Empat nukleat gametofit betina dengan sebuah vakuola sentral yang
berukuran besar dan vakuola chalazal berukuran kecil. Sepasang inti(panah
hitam) berada di ujung mikropil gametofit betina dan yang lainnya (panah
putih) berada di sitoplasma antara vakuola sentral dan vakuola chalazal.
Gambar 2D :Delapan nukleat gametofit betina pada inisiasi selularisasi. Lima inti (panah
hitam) ada di ujung mikropil gametofit betina, dan tiga inti lainnya (panah
putih) dekat dengan ujung chalazal.
Gambar 2E :Tujuh sel nukleat gametofit betina terselularisasi . Sel telur (inset)
mengandung nukleus dan vakuola yang menonjol, sedangkan sinergid
memiliki sitoplasma yang bernoda gelap dan vakuola yang lebih kecil. Aparat
filiform (panah putih) awalnya terbentuk di dua sel synergid. Dua dari tiga
inti antipodal telah membelah, menghasilkan lima sel antipodal (segitiga).
(Wu,C.C.,Pamela,K.D., and William,E.F.,2014)

Penjelasan: Inisiasi gametofit betina dimulai dengan mitosis megaspora fungsional dengan
dua nukleus. Satu nukleus bermigrasi menuju ujung mikropil dan yang lainnya bermigrasi ke
ujung chalazal(Gambar 2A).Vakuola sentral mengembang di antara dua nuklei saat
bermigrasi dan vakuola Chalazal (vakuola yang berukuran lebih kecil dari vakuola sentral)
terbentuk mengembang di antara nukleus chalazal dan dinding chalazal gametofit betina.
Karena perbedaan ekspansi dari dua vakuola, bentuk gametofit betina bergeser dari silinder
ke obovate.( Gambar 2B). Gametofit betina memiliki panjang sekitar 80 lm dan mitosis
putaran kedua terjadi dan dihasilkan empat nuklei yang tersusun dalam dua pasangan, satu
pasang di ujung mikropil gametofit betina dan satu pasang yang lainnya terletak di antara dua
vakuola utama (Gambar 2C). Pembelahan mitosis ini terjadi secara sinkron dan tegak lurus
satu sama lain, dan juga hampir tegak lurus terhadap sumbu longitudinal gametofit betina.
Selanjutnya, setiap pasangannuklei mengalami satu lagi putaran sinkron dari pembelahan
mitosis, menghasilkan gametofit betina delapan-nukleat betina.Satu nukleus kuartet chalazal
(nukleus kutub chalazal) bermigrasi menuju ujung mikropil, dan tiga nukleus yang tersisa
dibiarkan di ujung chalazal.Selularisasi( bentuk khusus dari sitokinesis) syncytium delapan
nukleat menghasilkan tujuh sel, delapan nukleasi struktur, dengan tiga sel antipodal, sel pusat
dengan dua inti polar, dan apparatus telur dengan dua synergid dan sel telur di kutub mikropil
gametofit. Dua inti kutub terletak di sitoplasma perifer dari sel sentral yang berdekatan
dengan apparatus telur (Gambar 2D). Setelah selularisasi, aparatus telur terbatas pada ruang
yang relatif kecil di ujung mikrofil betina dan mulai berdiferensiasi. Sel telur dan dua sel
sinergid memiliki inti dengan ukuran yang kira –kira sama, tetapi dapat dibedakan secara
sitologis sebagai aparatus liform yang mulai berdiferensiasi dalam dua sinergid. Sementara
itu,tiga sel antipodal yang awalnya tidak berinti mulai melakukan pembelahan sel asinkron.
(2E). (Wu,C.C.,Pamela,K.D., and William,E.F.,2014)
Perkembangan gametofit betina pada Balsas teosinte merupakan modifikasi tipe
polygonum, dimana ketiga sel antipodal terus berkembang biak setelah inisial selularisasi
gametofit betina. (Wu,C.C.,Pamela,K.D., and William,E.F.,2014).
Tipe polygonum atau tipe normal merupakan tipe kantung embrio monosporik berinti
8 terbentuk oleh adanya 3 pembelahan megaspora.(Hasanuddin,dkk.,2017)
Karakteristik pada Zea mays subsp mexicana atau Balsas teosinte yaitu memiliki
vakuola chalazal kecil yang terbentuk selama megagametogenesis awal.(Cooper,1937).
Selain itu jumlah sel antipodal yang terbentuk pada gametofit betina Balsas teosinte hanya
sekitar 20. (Wu,C.C.,Pamela,K.D., and William,E.F.,2014).
Berdasarkan (Cooper,1937 dan Koul,1959) melaporkan bahwa terdapat lebih dari 30 sel-sel
antipodal pada gametofit betina dewasa Balsas teosinte.
Selama perkembangan gametofit betina butiran pati terakumulasi pada sitoplasma
sekitar telur dan sentral inti telur. Berdasarkan double fertilization, butiran pati ini berkurang
sepenuhnya sebelum inisiasi selularisasi endosperma. Berdasarkan (Cooper,1937) selama
akumulasi pati pada fase progamik perkembangan gametofit betina terjadi pada dua
subspesies lain Zea yaitu jagung dan Mexicana teosinte.
C. Review
Proses megasporogenesis pada Zea mays subsp parviglumis mengalami 2 kali
pembelahan meiosis sehingga dihasilkan 4 megaspora yang bersifat haploid. Dari
empat megaspora tersebut tiga diantaranya terdegenerasi sehingga pada proses
megaporogenesis ini dihasilkan satu megaspora yang bersifat monosporik

Proses megagemtogenesis pada Zea mays subsp parviglumis mengalami 3 kali


pembelahan mitosis. Megaspora yang dihasilkan pada saat proses megasporogenesis
mengalami 3 kali pembelahan mitosis. Pada pembelahan mitosis 1 dihasilkan dua inti
haploid, mitosis 2 dihasilkan 4 inti haploid yang terbagi di dua daerah yaitu 2 diujung
mikropil dan 2 di ujung chalazal. Pada pembelahan mitosis 3, dihasilkan 8 inti
haploid. Satu inti dari ujung chalazal menuju ke ujung mikropil dan bersatu dengan
salah satu inti yang ada di ujung mikropil tersebut dan membentuk inti polar, tiga inti
yang berada diujung mikropil menjadi sel telur dengan 2 sel synergid dan 3 inti yang
berada diujung chalazal menjadi sel antip
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pemaparan materi mengenai gametofit betina pada tanaman jagung (Zea
mays subsp. Parviglumis)dapat disimpulkan bahwa:
1. Megasporogenesis adalah proses kompleks yang ditandai dengan penentuan sel induk
megaspore, meiosis, dan pemilihan dan diferensiasi megaspore fungsional.
Pada proses megasporogenesis pada tanaman Zea mays subsp. Parviglumis yaitu
Megasporocyte yang mengandung nukleus dengan nukleolus yang menonjol dan kromosom
yang terkondensasi, kemudian Tetrad linier dari megaspores yang mengandung megaspore
fungsional besar (panah hitam) di ujung chalazal. Dua megaspora (panah putih) dari diad
mikropil berdegenerasi sebelum aborsi megaspore yang tidak berfungsi (panah abu-abu) dari
diad chalazal. Megaspore fungsional (panah hitam) dengan nukleus yang menonjol dan
megaspora nonfungsional yang merosot. Terakhir yaitu megaspore fungsional dan megaspora
degenerasi bernoda gelap.
2. Megagametogenesis terdiri dari sejumlah pembelahan sel mitosis, yang menghasilkan
megagametofit dewasa.
Pada proses megagametogenesis tanaman Zea mays subsp. Parviglumis dihasilkan delapan
nukleat gametofit betina pada inisiasi selularisasi. Lima inti (panah hitam) ada di ujung
mikropil gametofit betina, dan tiga inti lainnya (panah putih) dekat dengan ujung
chalazalGametofit betina nukleat selularisasi tujuh sel. Sel telur (inset) mengandung nukleus
dan vakuola yang menonjol, sedangkan sinergid memiliki sitoplasma dan vakuola yang lebih
kecil. Aparat filiform (panah putih) awalnya terbentuk di dua sel synergid. Dua dari tiga inti
antipodal telah membelah, menghasilkan li
ma sel antipodal (segitiga)

REVISI
Berdasarkan pemaparan materi Female Gametophyte in Zea mays subsp parviglumis dapat
diambil kesimpulan bahwa :
(Zea mays subsp. Parviglumis) merupakan sub spesies dari tanaman jagung yang
berasal dari Meksiko. Nama lain dari (Zea mays subsp. Parviglumis) yaitu Balsas teosinte.
Tanaman ini tumbuh liar dan disebut sebagai ibu tanaman jagung atau madre de maiz. Bunga
betina (tongkol) pada tanaman Balsas teosinte memiliki ukuran yang lebih kecil
dibandingkan jagung-jagung yang lain. Tongkol tersebut terdiri dari tujuh biji yang tersusun
dalam satu baris dan terbungkus dalam copule.
Pada proses megasporogenesis Zea mays subsp. parviglumis, megasporosit
mengalami meiosis sebanyak dua kali dan menghasilkan 4 tetrad linear megaspora. Diantara
empat tetrad linear terdapat satu megaspora fungsional yang berukuran lebih besar
dibandingkan megaspora lainnya. Ketiga megaspora tersebut terdegenerasi dan hasil dari
proses megasporogenesis ini yaitu megaspora yang bersifat monosporik.
Pada proses megagametogenesis satu megaspora mengalami 3 kali pembelahan
mitosis, pada pembelahan mitosis 1, menghasilkan dua inti haploid, mitosis 2 menghasilkan
empat inti haploid dan mitosis 3 menghasilkan delapan inti haploid. Tiga inti bergerak
menuju ke ujung mikrofil, satu inti menjadi inti telur dengan dua synergid dan tiga inti
lainnya menuju ke ujung berlawanan mikrofil yang disebut antipodal dan akan mengalami
degenerasi.
Karakteristik dari megagametogenesis Zea mays subsp. parviglumis yaitu memiliki
vakuola chalazal kecil yang terbentuk selama megagametogenesis awal. Selain itu jumlah sel
antipodal yang terbentuk pada gametofit betina Balsas teosinte hanya sekitar 20.

III.2 Daftar Pustaka


Cooper DC (1937).Macrosporogenesis and embryo-sac development in Euchlaena mexicana
and Zea mays. J Agric Res, 55:539–551
Firmansyah,R.,dkk.(2007).Mudah dan Aktif Belajar Biologi.Bandung:Setia Purna Inves
Glover,B. (2014). Understanding Flowers And Flowering An Integrated Approach Second
Edition. UK:Oxford University Press
Hasanuddin,dkk.(2017). Anatomi Tumbuhan. Banda Aceh: Syiah Kuala University Press
Koul AD (1959).Antipodals During the Development of Caryopsis in Euchlaena mexicana.
Agra Univ J Res, 8:31–33
Savidan,Y.,J.G.Carman And T.Dresselhaus.(2001). The Flowering Apomixisz: From Genetic
Engineering. Mexico:DF:CIMMYT,IRD,European Commission DG VI(FAIR)
Suryo.(2012). Genetika untuk Strata 1.Yogyakarta : Gadjah Mada University Press
Wu,C.C.,Pamela,K.D.,and William,E.F.(2014). Female Gametophyte Development And
Double Fertilization In Balsas Teosinte, Zea mays subsp. parviglumis (Poaceae).Sex
Plant Reprod
Transkip Tanya Jawab ( Sebagai Presenter)
1. Nadia Salsabila (K4318030)
Pertanyaan : tadi dijelaskan dalam proses megagametogenesis bahwa,karena
perbedaan ekstensi bentuk gametofit betina ini akan bergeser dari silindris ke obovate,
apakah perubahan bentuk ini akan terjadi pada spesies-spesies lain selain Zea mays
pada proses yang sama?
Jawaban: Menurut jurnal karya Wu,C.C.,et.al dengan judul Female gametophyte
development and double fertilization in Balsas teosinte, Zeamays subsp. parviglumis
(Poaceae) dijelaskan bahwa pada umumnya proses fertilisasi pada jagung ini dan
jagung pada umumnya itu sama. Pada penelitian yang di lakukan oleh
(Wu,C.C.,2014) menunjukkan bahwa durasi fase endosperma yang relatif lebih lama
pada jagung berkorelasi dengan perkembangan buah yang lebih besar
(kernel atau caryopsis) dan dengan endosperma yang lebih besar dibandingkan
dengan Balsasteosinte.Pada penjabaran diatas, dapat disimpulkan bahwa proses
pergeseran dari bentuk silinder ke obovate itu terjadi pada Zea mays pada umumnya,
akan tetapi perbedaannya terletak pada ukuran endospermanya, pada Balsasteosinte
ukuran endospermanya lebih kecil jika dibandingkan dengan subspesies2 Zeamays
yang lain
Revisi : Perbedaan ekstensi bentuk gametofit betina bergeser dari silindris ke obovate
tidak hanya terjadi pada Zea mays ( family Poaceae) saja. Sebagai salah satu
contohnya yaitu pada spesies Hippophae rhamnoides dari family Elaeagnaceae.
Berdasarkan penelitian (Mangla,Y.,et.al.,2015), bentuk gametofit betina pada proses
megagametogenesisnya bergeser dari bentuk silindris ke obovate.

( Sumber : Mangla,Y.et.al.,2015)
Penjelasan
Gambar A-C merupakan proses megasporogenesis pada Hippophae rhamnoides
Gambar D-I merupakan proses megagametogenesis pada Hippophae rhamnoides.
Gambar C gametofit betina Hippophae rhamnoides berbentuk silinder dan pada
gambar D dan seterusnya bentuk gametofit betina berbentuk obovate (bulat telur
sungsang). ( Sumber : Mangla,Y.et.al.,2015)
2. Rizki Putri P. (K4318052)
Pertanyaan :Jika tanaman jagung menghadapi kondisi yg buruk misalnya
kekeringan, apakah proses megagametogenesis akan ttp terjadi ? Lalu apakah akan
terjadi kerusakan pd struktur sel nya atau bagaimana?
Jawaban: seperti yang kita ketahui faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan pada tanaman itu terbagi menjadi dua yaitu ada faktor internal dan
faktor eksternal. Dimana faktor eksternal itu contohnya adalah kelembapan atau
tingkat kadar air yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Jadi
apabila tanaman itu tidak tercukupi air dan kelembapannya maka akan berpengaruh
pada pertumbuhan dan perkembangan tanaman tersebut. bisa jadi kalau semisal
tanaman itu benar-benar tidak disiram atau benar-benar kekurangan air maka dia juga
akan mati. Dan kondisi kekeringan itu juga mempengaruhi perkembangan sel pada
tanaman, jadi apabila tanaman itu benar-benar kering maka selnya tidak akan
berkembang dan otomatis proses dari megagametogenesis itu tidak akan berlangsung.
Revisi : Air merupakan senyawa yang sangat penting dalam menjaga tekanan turgor
dinding sel.( Aryulina,dkk.,2006).
Kekeringan merupakan faktor abiotik penting yang berhubungan dengan rendahnya
ketersediaan air tanah dan menyebabkan terhambatnya pertumbuhan tanaman.Kondisi
seperti itu juga memicu stres pada tanaman. ( Anggraini,N.dkk.,2015).
Kekeringan,temperatur ekstrim dan cekaman oksidatif seringkali berhubungan dan
menginduksi kerusakan pada sel. (Song Ai,N dan Yunia.B.,2011).
Dapat disimpulkan bahwa kondisi yang buruk seperti kekeringan dapat menyebabkan
stres dan kerusakan sel pada tanaman. Sehingga apabila tanaman tersebut mengalami
stres akan mengakibatkan pertumbuhan dan proses megagametogenesis juga akan
terhambat.
3. Oktavia Anggoro Wati (K4318046)
Pertanyaan :Apakah ada faktor eksternal tertentu yang dapat membantu proses
pembentukan gametofit Zeamays tersebut?
Jawaban: faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada
tanaman itu terbagi menjadi dua yaitu ada faktor eksternal dan faktor internal , dimana
faktor internal terdiri dari gen dan hormon, sedangkan faktor eksternal itu terdiri dari
suhu,kelembapan, air, cuaca dan lain sebagainya. Otomatis seperti tanaman pada
umumnya faktor eksternal seperti air,suhu, kelembapan itu juga mempengaruhi
pertumbuhan dan pembentukan gametofit pada Zea mays
Revisi : faktor eksternal yang membantu proses pembentukan gametofit pada Zea
mays subsp parviglumis diantaranya yaitu suhu, intensitas cahaya matahari,hara dan
air. Suhu udara mempengaruhi sifat dan struktur tanaman. Unsur hara seperti nitrogen
berfungsi merangsang tumbuhnya anakan, dan phosfor untuk mempercepat
pembungaan dan pemasakan biji atau buah. ( Arimbawa,I.W.P.,2016)
4. Ayu Kartika Putri (K4318014)
Pertanyaan :Pada gambar D, mengapa satu nukleus chalazal yang berada di kutub
chalazal bermigrasi menuju ujung mikrofil? Sedangkan 3 nukleus lainnya tetap?
Jawaban
Jadi,ketiga nukleus yang tersisa ini pada ujung chalazal akan menjadi sel antipodal
kemudian yang satunya yang satu nukleus dari ujung chalazal ini bermigrasi menuju
ke ujung mikrofil, nantinya akan berkembang menjadisel telur, kemudian 4 sel yang
berada diujung mikrofil. Terbagi menjadi dua nukleus atau sel pusat dengan 2 inti
polar dan 2 sinergid. Jadi 2 sel pusat ini akan menuju ke vakuola sentral , kemudian
yang dua ini ( 2 sinergid) akan menjaga pada ujung vakuola sentral. Sedangkan satu
sel nukleus yang tadinya berada pada ujung chalazal yang bermigrasi ke ujung
mikrofil akan berkembang menjadi sel telur.
Revisi: Proses megagametogenesis dihasilkan 8 inti yang terbagi di dua daerah yaitu
pada ujung mikropil dan ujung chalazal. (Wu,C.C.,Pamela,K.D., and
William,E.F.,2014).
Berdasarkan ( Hasanuddin,dkk.,2017), dijelaskna bahwa dari 8 inti yang terbentuk, 3
inti yang berada pada ujung mikropil menjadi sel telur dan 2 sinergid, 3 inti yang
berada pada ujung chalazal menjadi sel-sel antipoda sedangkan 2 inti yang lain dari
masing-masing kutub berlawanan, bersatu ditengah-tengah membentuk inti sekunder
kantong embrio.
Jadi dapat disimpulkan bahwa satu nukleus yang berada di kutub chalazal menuju
ujung mikrofil yaitu akan bersatu dengan satu nukleus dari ujung mikropil dan
membentuk inti sekunder kantong embrio (atau inti polar). Sedangkan 3 nukleus yang
tetap berada pada ujung chalazal akan menjadi sel-sel antipodal.
5. Novian Wildan R.
Pertanyaan :Mengapa pada saat megagametogenesis pada Zea mays tidak terjadi
sitokinesis, namun hanya pembelahan inti saja?
Jawaban:Alasan pada proses megagametogenesis Zea mays tidak terjadi sitokinesis
yaitu Seperti yang kita ketahui, sitokinesis merupakan proses pemisahan sitoplasma
yang menghasilkan dua sel anak dengan terbentuknya membran baru.
(Ferdinan,dkk.,2007).Nah pada proses megagametogenesis Zea mays subsp
parviglumis tidak terjadi sitokinesis karena tidak ada proses pemisahan sitoplasma
sehingga tidak terjadi sitokinesis. Pada gambar 1A-1E proses megagametogenesis,
inti sel yang terbentuk yaitu dalam satu sitoplasma ,itu artinya dalam proses ini tidak
terjadi sitokinesis
Revisi : Sitokinesis merupakan proses pemisahan sitoplasma yang menghasilkan dua
sel anak dengan terbentuknya membran baru.(Ferdinan,dkk.,2007). Berdasarkan
jurnal (Wu,C.C.,Pamela,K.D., and William,E.F.,2014), proses megagametogenesis
Zea mays subsp parviglumis tidak terjadi proses pemisahan sitoplasma yang
menghasilkan 2 sel anak yang diikuti dengan terbentuknya membran baru,proses
megagametogenesis tersebut pembelahan mitosisnya berada dalam satu sitoplasma,
dimana inti sel yang dihasilkan di batasi oleh vakuola sentral dan tidak terbentuk
membran baru.
6. Ardanicha Mauliyana (K4318012)
Pertanyaan :Apa yang membedakan proses megasporogenesis dan
megaganetogenesis spesies yang Anda bahas? apakah ada yang spesial? kalau ada
mohon penjelasannya
Jawaban: Hal yang membedakan proses megasporogenesis dan megagametogenesis
pada spesies Zea mays subsp parviglumis yaitu Zea mays subsp
mexicana atau Balsas teosinte yaitu memiliki karakteristik berupa vakuola chalazal
kecil yang terbentuk selama megagametogenesis awal.(Cooper,1937). Selain itu
jumlah sel antipodal yang terbentuk pada gametofit betina Balsas teosinte hanya
sekitar 20. (Wu,C.C.,Pamela,K.D., and William,E.F.,2014).
7. Dwi Ria Rizkiana (K4317023)
Pertanyaan :Pada proses megagametogenesis memiliki vakuola sentral dan vakuola
chalazal, apa fungsi dari kedua vakuola tersebut bagi perkembangan gamet Zea mays?
Jawaban:
Vakuola sentral merupakan vakuola yang umumnya dimiliki oleh sel tumbuhan
dewasa. Vakuola ini dibungkus oleh membran yang disebut tonoplas, yang
merupakan bagian dari sistem endomembrannya. Vakuola sentral ini berkembang
melalui penggabungan vakuola-vakuola yang lebih kecil yang berasal dari rwtikulum
endoplasmik dan aparatus Golgi. Vakuola ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan
senyawa organik seperti protein, selain itu vakuola ini juga sebagai tempat penimbun
ion anorganik seperti kalium dan klorida. Vakuola pada tumbuhan memiliki peran
utama dalam pertumbuhan sel pada tanaman ( Campbell,Neil.A.dkk.,2002).
Vakuola chalazal merupakan vakuola yang berada di sekitar nusellus dan berfungsi
untuk menopang gametofit betina (Xu,W.,et.al.2016)
8. Alysa Nur Chasanah Alam Majid (K4318006)
Pertanyaan :Bagaimana bisa dm (megaspora degenerasi) mengalami kemerosotan?
Apakah jaringan di sekitarnya menyusut sehingga dm ikut turun atau bagaimana?
Jawaban: Pada proses megasporogenesis Zea mays subsp parviglumis terjadi dua kali
pembelahan meiosis dan dihasilkan empat megaspora yang terdiri dari 3 megaspora
non fungsional dan 1 megaspora fungsional. Megaspora non fungsional terdegenerasi
karena megaspora tersebut mengalami degenerasi dan mati. (Suryo,2012).Sehingga
pada proses megaporogenesis ini dihasilkan 1 megaspora fungsional yang nantinya
akan mengalami pembelahan mitosis sebanyak 3 kali pada proses
megagametogenesis.
9. Nilam Intan Cipta Wening (K4318042)
Pertanyaan :Pada gambar 1.A megasporogenesis, megasporofit memiliki banyak
vakuola kecil, apakah hal ini berpengaruh pertumbuhan dan perkembangan
megasporofit?
Jawaban: Vakuola pada sel tumbuhan merupakan suatu ruangan yang serbaguna,
dimana vakuola ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan senyawa organik seperti
protein, selain itu vakuola ini juga sebagai tempat penimbun ion anorganik seperti
kalium dan klorida. Vakuola pada tumbuhan memiliki peran utama dalam
pertumbuhan sel pada tanaman.( Campbell,Neil.A.,2002)
Jadi dapat disimpulkan bahwa vakuola kecil yang terdapat banyak di megasporosit
Zea mays subsp. parviglumis ini berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan megasporosit.
10. Tri Wiji Astuti (K4318060)
Pertanyaan :Apa karakteristik gametofit betina pada zeamays yang dapat
membedakan dari spesies lain ?
Jawaban: Zea mays subsp mexicana atau Balsas teosinte yaitu memiliki karakteristik
berupa vakuola chalazal kecil yang terbentuk selama megagametogenesis
awal.(Cooper,1937). Selain itu jumlah sel antipodal yang terbentuk pada gametofit
betina Balsas teosinte hanya sekitar 20. (Wu,C.C.,Pamela,K.D., and
William,E.F.,2014).
11. Sisi Cahyati dengan (K4318058)
Pertanyaan :Dari penjelasan anda mengenai proses megasporogenesis dan
megagametogenesis pada spesies Zea mays, apakah memiliki keunikan proses yang
membedakan dengan spesies lain sehingga anda memilih spesies tersebut?
Jawaban: Hal yang membedakan proses megasporogenesis dan megagametogenesis
pada spesies Zea mays subsp parviglumis yaitu memiliki karakteristik berupa vakuola
chalazal kecil yang terbentuk selama megagametogenesis awal.(Cooper,1937). Selain
itu jumlah sel antipodal yang terbentuk pada gametofit betina Balsas teosinte hanya
sekitar 20. (Wu,C.C.,Pamela,K.D., and William,E.F.,2014).

Daftar pustaka
Anggraini,N.,dkk.(2015). Pengaruh Cekaman Kekeringan Terhadap Perilaku
Fisiologis Dan Pertumbuhan Bibit Black Locust ( Robinia pseudoacacia).
Jurnal Ilmu Kehutanan,vol 9(1):40-56
Arimbawa,I.W.P.(2016). Dasar-Dasar Agronomi.Denpasar: Universitas Udayana
Aryulina,dkk.(2006). Biologi SMAA dan MA untuk Kelas XII. Jakarta:Penerbit
Erlangga
Campbell,Neil.A.dkk.(2002). Biologi Edisi Kelima Jilid I. Jakarta : Penerbit Erlangga
Mangla,Y.et.al.(2015). Facultative Apomixis And Development Of Fruit In A
Deciduous Shrub With Medicinal And Nutrional Uses.AoB Plants,pp 1-12
Hasanuddin,dkk.(2017). Anatomi Tumbuhan. Banda Aceh: Syiah Kuala University
Press
Song Ai,N dan Yunia.B.(2011). Konsentrasi Klorofil Daun sebagai Indikator
Kekurangan Air pada Tanaman. Jurnal Ilmiah Sains,Vol 11(2): 166-173
Wu,C.C.,Pamela,K.D.,and William,E.F.(2014). Female Gametophyte Development
And Double Fertilization In Balsas Teosinte, Zea mays subsp. parviglumis
(Poaceae).Sex Plant Reprod
Xu,W.et.al.(2016). Endosperm and Nucellus Develop Antagonistically in Arabidopsis
Seeds . American Society of Plant Biologists
Transkip Pertanyaan ( Sebagai Audiens)
Pertanyaan Tema 1
1. Alysa Nur Chasanah
Saya Fullaikhah Anjani dengan NIM K4318030 izin bertanya kepada saudara Alysa
Tadi kan sudah dijelaskan berkaitan dengan proses perkembangan anther pada Magonia
pubescens.Seperti yang kita ketahui fungsi dari tapetum itu yaitu memberi nutrisi bagi serbuk
sari yang sedang berkembang.Yang saya tanyakan yaitu penyebab tapetum pada Magonia
pubescens itu berkurang itu karena apa ?
apakah ketika Pollen atau serbuk sari yang sudah matang itu benar-benar sudah tidak
membutuhkan adanya asupan nutrisi dari tapetum?
Terima kasih
2. Anggi Prastiwi
Saya mulai Fullaikhah Anjani dengan NIM K4318030 izin bertanya.
Berkaitan dengan proses mikrosporangium dan mikrosporogenesis pada genus averrhoa,yang
saya tanyakan apa penyebab atau faktor Averrhoa carambola lebih cepat proses
mikrospororangium dan mikrosporogenesisnya daripada Averrhoa bilimbi ? dan Apakah
perbedaan jenis spesies pada genus averrhoa mempengaruhi kecepatan mikrosporangium dan
mikrosporogenesis nya? terima kasih
3. Ayu Kartika Putri
Ijin bertanya, berkaitan dengan tahapan akhir mikrospora poin B( Pollen biseluler awal). Pada
tahapan tersebut vakuola yang tadinya berwarna biru kemudian berubah menjadi hitam
(membusuk). Apa faktor yg mengakibatkan vakuola tersebut membusuk? Terimakasih

Pertanyaan Tema 3
1. Nadia Salsabila
Ijin bertanya, bagaimana perbedaan spesifik dari spesies orchidaceae yang menghasilkan
bentuk nektar cair dan non cair?
Terimakasih
2. Nilam Intan Cipta Wening
Ijin bertanya bagaimana cara pemberian zat seperti KNO3 dan asam suksinat pada Pollen
Mangifera indica?
Terimakasih
3. Oktavia Anggoro Wati
Ijin bertanya
Apakah keistimewaan dari polinasi yang terjadk pada Pinus contorta? Dan apakah ada
perbedaan spesifik polinasi yg terjadi diantara genus Pinus tersebut?
4. Quinne Eanatum
Ijin bertanya kepada saudara Quinne. Apakah karakteristik atau keistimewaan oada polinasu
dan fertilisasu pada Solanum lycopersicum?
Terimakasih
5. Rakhmatdi
Ijin bertanya, tadi dijelaskan melalui gambar mengenai non variabel pollen dan viabel
pollen,apa perbedaan dari keduanya dan apakah coffea arabica selalu menghasilkan viabel
pollen atau juga dapat menghasilkan non variabel pollen juga ? Terimakasih
Pertanyaan Tema 4
1. Rizki Puspitasari
izin bertanya kepada Rizky Putri Apakah ada faktor yang menyebabkan perbedaan bentuk
granula pada endosperma spesies mutan dan wild? Terima kasih
2. Sani Wiji Lestari
Ijin bertanya kepada Sani,apakah penyebab kalus endosperma tidak tumbuh pada kultur
endosperma berupa d jenis eksplan endosperma?
Terima kasih
3. Vicensia Prema K.
Izin bertanya kepada Vicen. Apakah yang menjadi karakter spesifik atau ciri khusus dari
endosperma Citrus nobilis sebagai kultur embriogenesis dibandingkan dengan jeruk jeruk
yang lain. Terima kasih
4. Wahyu Mustika Fitri
Izin bertanya kepada saudari Fitri.Apakah ada karakteristik khusus dari struktur dan ukuran
amorphophallus muelleri ini dibandingkan spesies-spesies pada genus amorphophallus
lainnya?
Jika ada apa karakter khusus tersebut.
Terima kasih
5. Widia Nur Arini
Izin bertanya kepada saudari Widia apakah yang menjadi karakter spesifik atau ciri khusus
dari dari endosperma Triticum sp? Apakah fase pertumbuhan endosperma nya itu sama
dengan spesies-spesies yang ada pada family poaceae lainnya? Terima kasih
MMT ( Sebelum Revisi)
MMT (Setelah Revisi)
PPT ( sebelum revisi)
PPT (setelah Revisi)

Anda mungkin juga menyukai