Anda di halaman 1dari 4

Gambar 1.

Proses gametogenesis (Mackenzie, 2012)

Dalam proses pembentukan gamet jantan, sel induk serbuk sari mengalami meiosis
untuk membentuk tetrad mikrospora yang memeiliki dinding selulosa. Microspore
yaitu, serbuk sari, adalah sel pertama gametofit jantan, yang hanya mengandung satu
inti haploid . Selama tahap awal pengembangan,microspore ini tetap dalam
microsporangium. Sel mengalami pembelahan yang tidak sama dan membentuk sel
generatif kecil dan sel vegetatif atau sel besar. Awalnya sel generatif tetap berbaring
di salah satu sudut dinding spora. Dalam waktu singkat, ia terlepas dan menjadi
berbentuk ellipsoid atau fusiform dan tetap tersuspensi dalam sitoplasma sel vegetatif
(tahap 2-sel yaitu, sel vegetatif dan sel generatif). Kemudian, sel generatif membelah
dan memunculkan dua sel ellipsoidal atau lenticular atau spherical - gamet jantan
(tahap 3 sel yaitu, sel vegetatif dan dua gamet jantan.

Pembelahan kedua yaitu pembelahan sel generatif, dapat terjadi baik dalam butir
serbuk sari atau dalam tabung serbuk sari dengan mitosis (pollen mitosis II) untuk
membentuk dua sel sperma yang sepenuhnya tertutup dalam sitoplasma sel vegetatif
baik sebelum serbuk sari dilepaskan (serbuk sari tricellular) atau di dalam tabung
serbuk sari (bicellular pollen).

Macrogametogenesis Merupakan perkembangan kantung embrio dari divisi inti


megagametophyte megaspore. Proses ini hasil spesifiknya adalah perkembangan
kantung embrio seiring waktu, dari pembentukannya sebagai megaspore hingga
struktur yang matang. Proses dimulai ketika tiga dari empat haploid megaspora
hancur, dan yang keempat mengalami mitosis sehingga menimbulkan kantung embrio
syncytial binucleate. Dua inti haploid bermigrasi ke kutub yang berlawanan dari
kantung embrio dan kemudian menjalani dua putaran mitosis menghasilkan empat
inti haploid di setiap kutub. Satu nukleus dari setiap himpunan empat bermigrasi ke
pusat sel. Selularisasi terjadi, menghasilkan struktur tujuh sel berinti delapan.
Struktur ini mengandung dua sel sinergid dan sel telur di ujung mikropil, dan tiga sel
antipodal di ujung lainnya. Sel induk endosperma binukleat
Gambar 2. Proses macrogametogenesis (Gaur,2017)

Megaspore (n) adalah sel pertama gametofit betina (Gambar 2A). Megaspore
fungsional menjadi membesar dengan mengorbankan pita tum dan nucellus dan
dengan demikian membentuk gametofit betina yaitu kantung embrio. Awalnya,
kantung embrio tidak berinti dan dengan pertumbuhan lebih lanjut, nukleusnya
terbagi menjadi tiga divisi berturut-turut dan membentuk delapan nukleus (Gambar 2
B, C dan D).

Dari delapan inti, awalnya empat tetap menuju ujung mikropil dan empat lainnya
menuju ujung chalazal. Satu inti dari masing-masing kutub kemudian bergerak ke
arah pusat dan membentuk sepasang inti kutub (Gambar 2E). Inti-inti ini bergabung
bersama dan membentuk inti 2n, inti definitif. Ia juga dikenal sebagai inti fusi polar
atau inti sekunder.

Tiga inti dari ujung mikropil membentuk alat telur dan sisanya tiga di ujung chalazal
disebut sel antipodal. Dalam peralatan telur, setiap nukleus dikelilingi oleh massa
kental sitoplasma tanpa dinding, di mana yang di tengah adalah yang terbesar dan
disebut telur, ovum atau oosfer dan sisanya dua (satu di setiap sisi telur) adalah
synergid atau membantu sel. Sel-sel antipodal memiliki massa sitoplasma kental,
ditutupi oleh dinding selulosa (Gambar 2F).

Mackenzie, S. (2012). Male sterility and hybrid seed production. Plant Biotechnology
and Agriculture, 185–194. doi:10.1016/b978-0-12-381466-1.00012-2

Gaur, D. 2017. Megasporogenesis. (online). (https://www.drgpbiology.com/female-


reproductive-organ-gynoecium/megasporogenesis/), diakses 8 November 2019.

Anda mungkin juga menyukai