Anda di halaman 1dari 3

Sama seperti manusia dan hewan, tumbuhan juga membentuk gamet.

Proses gametogenesis pada


tumbuhan berbiji dibagi menjadi dua, yaitu mikrosporogenesis dan megasporogenesis.
Mikrosporogenesis merupakan proses pembentukan gamet jantan, sedangkan makrosporogenesis
(megasporogenesis) merupakan pembentukan gamet betina.

SLIDE 2

a. Mikrosporogenesis

Mikrosporogenesis merupakan proses pembentukan gamet jantan. Terjadi di dalam kepala sari atau
antera. Di dalam kepala sari, terdapat kantung serbuk sari yang di dalamnya ada berbagai sel-sel induk
serbuk sari (mikrospora) yang diploid. Pembentukan mikrospora terjadi di dalam mikrosporangia (atau
kantung serbuk sari) tanaman berbiji. Sebuah sel diploid di mikrosporangium, yang disebut
mikrosporosit atau sel induk serbuk sari, mengalami meiosis dan menimbulkan empat mikrospora
haploid. Setiap mikrospora kemudian berkembang menjadi butiran serbuk sari (mikrogametofit).

Perkembangan butir serbuk sari (gametofit jantan) dari mikrospora disebut mikrogametogenesis, secara
teknis dimulai dengan pembelahan mitosis pertama dari inti mikrospora tunggal. Salah satu karakter
embriologis mengenai mikrogametogenesis adalah jumlah inti yang ada dalam butiran serbuk sari pada
saat bunga mekar, atau pematangan bunga . Kebanyakan angiospermae memiliki butiran serbuk sari
yang binukleat , mengandung satu sel tabung / inti dan satu sel / inti generatif. Sel generatif membelah
untuk membentuk dua sel sperma hanya setelah pembentukan tabung serbuk sari. Namun, dalam
banyak taksa angiosperm, serbuk sari pada bunga mekar adalah trinukleat (Gambar 11.7), yang
disebabkan oleh pembelahan sel generatif sebelum pelepasan serbuk sari.

SLIDE 3

Dalam proses mikrosporangium melbatkan bagian kepala sari. Seperti yang dapat kita lihat dalam
gambar, kepala sari terdiri dari dua lobus dan empat ruang. Jaringan ikat parenkim memisahkan dua
lobus, dan setiap lobus mengandung dua selubung, yang berarti kepala sari adalah dithecus. Alur
longitudinal eksternal memisahkan empat ruang yang disebut sebagai “Stromium”. Setiap lobus juga
terdiri dari dua mikrosporangia yang dipisahkan oleh septum.

SLIDE 4

Stamen terdiri dari tangkai sari atau filamen dan dibagian distal terdapat kepala sari atau antera. Pada
antera biasanya terdapat dua bagian, masing-masing bercuping dua. Kedua bagian antera
bersambungan di tengah dengan penghubung kepala sari, atau konektivum. Setiap bagian mengandung
dua buah kantung sari atau kumpulan karpel yang bersatu menjadi ginesium. Biasanya terdiri dari 3
bagian, yakni bakal buah dengan bakal biji atau ovulum, tangkai putik atau stylus, serta kepala putik atau
stigma yang strukturnya memudahkan polinasi

SLIDE 5

Dalam gymnospermae dan anter angiospermae , mikrosporangia menghasilkan mikrosporosit, sel induk
mikrospora, yang kemudian menghasilkan empat mikrospora melalui proses meiosis . Mikrosporosit
diproduksi di mikrosporangia kerucut gymnospermae dan kepala sari angiospermae . Mereka adalah sel
induk mikrospora diploid , yang kemudian menghasilkan empat mikrospora haploid melalui proses
meiosis . Ini menjadi butiran serbuk sari , di mana mikrospora membelah dua kali dengan mitosis untuk
menghasilkan gametofit yang sangat sederhana.

Struktur mikrosporangium. Berikut ini terdapat juga ilustrasi dari Mikrosporangium yang memiliki
dinding dan jaringan sporogen di dalamnya. Dindingnya terbagi menjadi epidermis endosectium, lapisan
tengah, dan tapetum. Tiga lapisan terluar vbersifat protektif di alam, lapisan tapetum memberi nutrisi ke
butir serbuk sari yang berkembang. Sedangkan bagian dalam sel adalah terdiri dari sel sporogenous.

SLIDE 6

Mikrosporo genesis

GAMBAR 1: Tahapan morfologi mikrosporogenesis dan mikrogametogenesis. Selama


mikrosporogenesis, mikrosporosit menjalani dua pembelahan inti pada meiosis diikuti oleh sitokinesis
untuk menghasilkan tetrad empat mikrospora haploid. Selama mikrogametogenesis, mikrospora
menjalani dua divisi mitosis stereotip, mitosis serbuk sari I dan mitosis serbuk sari II untuk menghasilkan
butiran serbuk sari bicellular (70% spesies) atau triseluler (misalnya, Arabidopsis). Pada spesies dengan
butir serbuk sari bicellular, serbuk sari mitosis II terjadi di tabung serbuk sari yang tumbuh di dalam putik

GAMBAR 2: jadi intinya, tahap mikrosporogenesis dapat digambarkan sebagai berikut. 1) Sel induk
mikrospora (mikrosporosit) membelah secara meiosis I dan menghasilkan sepasang sel haploid. Ini
disebut sebagai mikrosporogenesis.

2) Sepasang sel haploid yang sporogen kemudian membelah meiosis II menghasilkan 4 mikrospora
haploid yang berkelompok menjadi satu disebut mikrospora tetrad.

3) Setiap mikrospora mengalami kariokinesis sehingga menghasilkan 2 inti haploid. Satu inti disebut inti
saluran serbuk sari (inti vegetatif), inti lain dinamakan inti generatif.

4) Inti generatif membelah secara mitosis tanpa sitokinesis sehingga terbentuk dua inti sperma. Inti
saluran serbuk sari tidak membelah. Jadi, dalam sebutir serbuk sari masak terdapat tiga inti haploid,
yaitu sebuah inti saluran serbuk sari dan dua inti sperma (inti generatif).

SLIDE 7:

Ini adalah gambar Kontrol molekuler mikrosporogenesis.

SLIDE 8:

ini adalah beberapa gambaran tipe tetrad dari mikrospora

SLIDE 9:

Akan dijelaskan perbedaan megasporagenesis dan mikrosporagenesis

Mikrosporogenesis:

- berupa fomasi meiosis sebuah

Mikrospora haploid dari mikrospora diploid


sel induk.

- Susunan mikrospora dalam sebuah

tetrad umumnya berbentuk tetrahedral.

- Keempat mikrospora dari satu tetra spora bersifat fungsional.

Mikrosporogenesis ditemukan di dalam

Mikrosporangium.

- Sejumlah besar induk mikro

sel berfungsi dalam mikrosporangium.

Megasporagenesis:

- berupa pembentukan haploid meiosis

megaspora dari megaspora diploid

sel induk.

- Susunan megaspora dalam sebuah

tetrad adalah linier umum.

- Hanya terdapat satu pori-pori atau tetrad spora yang

fungsional.

- Megaspora ditemukan di dalam megasporangium

Umumnya induk celfl megaspore tunggal

berfungsi dalam mega sporangium.

Anda mungkin juga menyukai