Makalah
Diajukan untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah : Anatomi Tumbuhan
Dosen Pengampu : Atika Okta Melisa, S.Si, M.Sc.
Disusun Oleh :
1. Nurul Alimiyyah (1810810041)
2. Sauki Fadlillah Nurus Sobah (1810810048)
3. Muhammad Rikza Musthofa (1810810050)
4. Hamidatul Ulaa (1810810051)
5. Siti Nur Sofiyah (1810810061)
2
Sri Mulyani, Anatomi Tumbuhan, (Yogyakarta: PT Kanisius, 2006), hlm. 295 – 297.
Gambar Bagan Tahapan Proses Mikrosporogenesis
B. Gametofit Betina
Pertumbuhan buluh serbuk Lilium ditemukan terbatas pada daerah 3-5 dari
ujung buluh serbuk. Sitplasma bagian buluh yang tidak tumbuh berisi banyak
mitokondria, amiloplas, badan golgi, reticulum endoplasma, badan lemak, vesikel.
Beberapa vesikel berasal dari badan golgi yang memberi kontribusi pada
pembentukan plasmalemma dan dinding buluh serbuk. Analisis sitokimia
menunjukkan bahwa unjung buluh serbuk kaya akan RNA, protein, dan
karbohidrat. Megaspore yang hidup akan membesar dan mengalami tiga kali
pembelahan mitosis berurutan, sehingga kantong embrio berisis gametofit betina
dengan 8 inti membesar. Ada beberapa tipe perkembangan kantong embrio
Angiospermae berdasarkan sifatnya, yaitu sebagai berikut :
1. Jumlah megaspore atau inti megaspore yang ikut dalam pembentukan
kantong embrio.
2. Jumlah total pembelahan yang terjadi selama pembentukan megaspora dan
gametofit.
3. Jumlah dan susunan inti dan kromosomnya, serta jumlah kantong embrio
yang masak.
1) Kantong Embrio Monospora
Yang termasuk dalam kelompok ini adalah kantong embrio yang dalam
proses megasporogenesis sporogen menghasilkan satu inti kantong embrio. Tipe
ini meliputi tipe Polygonum dan Oenothera.
a. Tipe Polygonum dengan kantong embrio 8 Inti
Tipe ini mempunyai 4 megaspora yang berbeda perkembangannya tetapi
hanya satu yang terjauh dari mikropil berkembang menjadi kantong embrio.
Megaspore ini membesar dan intinya membelah menjadi dua, yang satu
berpindah ke kutub mikropil, dan yang lain ke kutub khalaza. Selanjutnya, setiap
inti mengalami dua kali pembelahan berurutan sehingga terbentuk 8 inti, 4 inti
pada masing-masing kutub. Tiga dari ke 4 inti pada kutub mikropil menjadi egg
apparatus. Pada saat pembuahan, inti ditengah dari ketiga inti tersebut
merupakan gamet betina, yaitu sel telur. Kedua inti disampingnya disebut
sinergit. Tiga inti pada kutub khalaza akan menjadi sel antipoda. Jumlah sel
meningkat pada tumbuhan tertentu sebagai hasil pembelahan tambahan. Dua inti
yang masih tinggal dikutub berpindah ke tengah kantong embrio dan berfusi
membentuk inti diploid yang disebut inti sekunder. Tipe kantong embrio ini
sangan umum dan pertama kali diuraikan oleh Strasburger pada tahun 1879.
Pada Nicotiana tabacum, terdapat dinding yang mengelilingi khalaza yang
berakhir pada sel telur. Dinding ini dibentuk sesudah pembuahan (fertilasi) dan
pembentukan zigot. Sinergit mempunyai dinding sel yang mengelilingi setengah
mikropil. Unjung dinding pada sisi mikropil sinergit menebal dan proliferasi.
Bagian penonjolan dinding disebut filiform apparatus. Bagian ini berfungsi
untuk memindahkan senyawa dari nuselus dan integument kedalam kantong
embrio, terutama kedalam sel telur.
b. Tipe Onothera dengan kantong embrio 4 inti
Pada tipe ini, sel sporogen membelah mitosis dua kali sehingga terbentuk 4
inti. Ketiga inti mati sehingga tinggal 1 inti yang terdapat dekat mikropil. Inti ini
kemudian membelah menghasilkan 4 inti tiga dari inti ini merupakan egg
apparatus dan inti ke-4 membentuk sebuah inti kutub. Pembuahan dalam tipe ini
menghasilkan inti endosperm diploid, bukan tripoid.
2) Kantong Embrio Bispora - Tipe Allium
Sel sporogen mengalami pembelahan meiosis pertama dan menghasilkan 2
sel. Kedua sel ini membelah, masing-masing membentuk dua inti haploid sebagai
inti megaspore, kemudian membelah lagi sehingga menghasilkan 8 inti yang
tersusun seperti pada tipe Polygonum. Tipe ini terdapat pada Allium dan Scilla.
3) Kantong Embrio Tetraspora – Tipe Adoxa
Kantong embrio tetraspora secara lengkap dibedakan menjadi 7 tipe, yaitu
tipe Peperomia, Panaea, Drusa, Fritillaria, Plumbagallea, Plambago, dan Adoxa.
Karena adanya persamaan pada tipe-tipe tersebut, ketujuh tipe tersebut dapat
dikelompokkan menjadi dua tipe saja, yaitu tipe Adoxa dan Fritillaria.
a) Tipe Adoxa
Tipe ini ditemukan antara lain pada Sambucus,Ulmus, dan Tulipa. Sel
sporogen membelah meiosis sehingga membenuk 4 inti bebas di dalam
sitoplasma. Selanjutnya, keempat inti tersebut mengalami pembelahan
mitosis sehingga diperoleh 8 inti haploid yang tersususn dengan cara yang
khas.
b) Tipe Fritillaria
Tipe ini ditemukan dalam banyak genus Lilium dan Fritillaria. Pada
pembelahan meiosis terbentuk 4 inti. Tiga inti berpindah dari kantong
embrio muda ke kutub khalaza. Inti keempat terdapat pada kutub mikropil.
Inti pada kutub khalaza berlekatan membentuk sebuah inti tripoid yang
segera membelah menjadi dua. Inti pada kutub mikropil juga membelah
sehingga terbentuk 4 inti, 2 inti haploid pada kutub mikropil dan 2 inti
tripoid pada kutub khalaza. Selanjutnya, inti membelah lagi sehingga
terdapat 4 inti haploid pada kutub mikropil dan inti tripoid pada kutub
khalaza. Satu inti haploid kemudian melebur dengan satu inti tripoid
membentuk inti sekunder tetrapoid. Jadi, kantong embrio yang masak terdiri
atas 3 sel antipoda yang tripoid, 3 buah sinergid yang haploid, dan 1 inti
sekunder tetraploid.3
3
Sri Mulyani. Anatomi Tumbuhan (Yogyakarta: PT Kanisius, 2006), hlm. 297-299
C. Pembentukan Endosperm dan Embrio
Endosperm adalah cadangan makanan untuk embrio. Embrio adalah calon
tumbuhan muda. Proses pembentukan endosperm dan embrio meliputi proses
fertilisasi atau pembuahan yang dapat terjadi setelah proses polinasi atau
penyerbukan. Polinasi adalah peristiwa menempelnya butir serbuk sari di atas
kepala putik. Polinasi tidak selalu diikuti dengan proses fertilisasi. Fertilisasi
dapat terjadi jika :
a. Butir serbuk sari dan kepala putik berasal dari jenis yang sama.
b. Butir serbuk sari dan kepala putik sama-sama dalam keadaan masak, siap
untuk fertilisasi.
1. Pembuahan
Butir serbuk sari berkecambah menghasilkan buluh serbuk sari pada
stigma. Di dalam buluh serbuk terdapat dua gamet jantan yang menembus stilus
dan mencapai ovulum. Pada kebanyakan tumbuhan, buluh serbuk sari memantak
ke dalam ovulum melalui mikropil. Pada beberapa tumbuhan, buluh serbuk sari
memantak melalui daerah khalaza, dan disebut khalazogami. Sifat ini terjadi
antara lain pada Casuarina dan spesies dari Pistacia. Setelah masuk ke dalam
ovulum, butir serbuk sari memantak ke dalam kantong embrio, atau antara sel
telur dan sinergid. Dengan adanya pemantakan buluh serbuk sari, biasanya satu
dari sinergid rusak. Selanjutnya, ujung buluh serbuk sari robek dan dua gamet
jantan bersama dengan sisa sel vegetatif masuk ke dalam sitoplasma kantong
embrio. Satu dari gamet jantan melebur dengan sel telur. Gamet jantan yang
kedua melebur dengan inti sekunder. Pembuahan seperti ini disebut fertilisasi
ganda. Hasil peleburan gamet jantan dengan sel telur adalah zigot yang
kemudian berkembang menjadi embrio. Hasil peleburan gamet jantan dengan
inti sekunder akan membentuk endosperm.
2. Perkembangan Endosperm
Endosperm adalah jaringan penyimpanan yang memberi makanan untuk
embrio dan kecambah muda. Pada tumbuhan tertentu, misalnya Pisum,
Phaseolus, dan Arachis, seluruh jaringan endosperm dicerna oleh embrio yang
berkembang. Umumnya, biji tumbuhan mempunyai kotiledon tebal dan
menyimpan bahan cadangan makanan. Pada tumbuhan yang lain, misalnya
Ricinus dan spesies Gramineae, jaringan endosperm masih ada pada saat
perkecambahan.
4
Sri Mulyani, Anatomi Tumbuhan, (Yogyakarta: PT Kaisius, 2006), 301-302
Pestaciavera, pembelahan pertama terjadi kira – kira dua bulan setelah fertilisasi.
Zigot membelah dan menghasilkan 2 sel. Sel yang dekat dengan mikropil disebut
sel basal dan sel lainnya disebut sel terminal.Sel basal membelah transversal. Pada
genus tertentu, sel basal tidak membelah, tetapi membesar seperti kantung.
1. Embrio Dikotil
Berdasarkan perbedaan perkembang aproembrio sampai tahap 4 sel, embrio
Dikotil dapat dikelompokkan menjadi 5 tipe, yaitu sebagai berikut.
a. Sel terminal membelah secara longitudinal
1) Sel basal tidak atau sedikit berperan dalam pembentukan embrio,
disebut tipe Crucifer.
2) Sel basal dansel terminal berperan dalam pembentukan embrio,
disebut tipe A sterad.
b. Sel terminal membelah secara transversal
1) Sel basal tidak atau sedikit berperan dalam pembentukan embrio,
Sel basal berkembang menjadi suspensor yang terdiri atas
2 atau lebihsel, disebut tiprsolanad.
Sel basa tidak membelah. Jika ada suspensor berkembang
dari sel terminal, disebut tipe Caryophylad.
2) Sel basal dan sel terminal berperan dalam pembentukan embrio,
disebut tipe Chenopodial.
Untuk lebih jelasnya, berikut adalah penjelasan perkembanagan embrio
Capsella bursa-pastoris (tipe Crucifer). Embrio ini mula – mula membelah
secara transversal membentuk sel basal dan sel terminal. Sel basal membelah
secara transversal dan sel terminal membelah secara longitudinal membentuk 4
sel proembrio. Sel - sel yang berasal dari sel terminal membelah secara
longitudinal membentuk kuadran. Sel kuadran membelah secara transversal
membentuk 8 sel dan disebut oktan yang tersusun dalam deret setiap deretan
oktan membelah secara periklin membentuk proptoderm dan sel dalam. Setelah
itu, protoderm membelahan tiklin. Meristem dasar dan prokambium hipokotil
dan kotiledon berkembang dari sel dalam yang mengalami penebalan dan
diferensial.
Sel basal membelah secara transversal membentuk suspensor yang
terdiriaras 6-10 sel. Sel suspensor yang terdekat dengan mokropil membesar
seperti kantong dan berfungsi dan berfungsi sebagai haustorium. Sel suspensor
yang terdekat dengan embrio disebut hipofisis, yang merupakan bagian
embrio.Sel ini kemudian membelah secara transversal dan longitudinal
membentuk 2 deret 4 sel. Sementara itu embrio secara terus – menerus
membelah, khususnya di daerah perkembangan kotiledon. Pada tahap ini,
embrio berbentuk jantung pada penampang membujur. Kemudian hipokotil
dan kotiledon memanjang. Pada tahap perkembangan akhir, kotiledon,
terbentuk memenuhi kantong embrio.
5
Sri Mulyani. Anatomi Tumbuhan (Yogyakarta: PT Kanisius, 2006), hlm. 307-309
PENUTUP
A. Simpulan
1. Tahapan proses pembentukan gamet jantan pada tumbuhan adalah
sebagai berikut:
a) Sel induk mikrospora melakukan pembelahan meiosis I dan
menghasilkan sepasang sel haploid.
b) Sepasang sel haploid membelah meiosis II menghasilkan empat
mikrospora haploid yang berkelompok menjadi satu (tetrad).
c) Setiap mikrospora mengalami pembelahan kariokinesis
sehingga menghasilkan dua inti haploid, yaitu inti vegetative
dan inti generative.
d) Inti generative membelah secara mitosis sehingga membentuk
dua inti sperma yang dikenal dengan inti generative I dan inti
generative II.
2. Kantong embrio dibedakan menjadi tiga, yaitu:
a) Kantong Embrio Monospora
b) Kantong Embrio Bispora - Tipe Allium
c) Kantong Embrio Tetraspora – Tipe Adoxa
3. Proses pembentukan endosperm dan embrio meliputi proses
fertilisasi atau pembuahan yang dapat terjadi setelah proses polinasi
atau penyerbukan.
4. Setelah fertilisasi, zigot terbentuk. Selanjutnya, zigot mengalami
dorman selama periode tertentu. Pada saat yang sama, vakuola besar
yang terdapat dalam telur menghilang dan sitoplasma menjadi
homogeny. Zigot kemudian mulai membelah setelah pembelahan
inti endosperm.
5. Zigot membelah dan menghasilkan 2 sel. Sel yang dekat dengan
mikropil disebut sel basal dan sel lainnya disebut sel terminal.
6. Pada kebanyakan tumbuhan, fungsi suspensor hanya untuk
mendorong embrio ke dalam endosperm. Namun pada beberapa
tumbuhan, suspensor dapat berkembang menjadi haustoria yang
besar. Haustoria ini mengadakan pemantakan anatara sel endosperm
dan sel-sel tertentu di sekitar endosperm.
B. Saran
Penulisan makalah ini masih mempunyai banyak kekurangan. Oleh
karena itu, penulis berharap pembaca dapat memberikan kritik dan
sarannya untuk perbaikan dalam penulisan makalah – makalah
selanjutnya. Penulis juga berharap makalah ini dapat memberikan
manfaat serta pengetahuan bagi pembaca.
Daftar Pustaka