Anda di halaman 1dari 14

SPOROGENESIS PADA MELINJO

(Gnetum gnemon)
Kelompok 2 :
Alfi Saroiroh
Annisaa Ahmada Atusta
Izmi Latifa Navida
Nadia Puji Heryanti
MEGASPORANGIUM
• Megasporangium (nuselus) merupakan bagian dari bakal
biji dan dibungkus oleh 2 selaput yang disebut
integumen.
• Integumen terbagi menjadi 3 lapisan
a. Lapisan luar dan paling dalam, lapisan lunak disebut
sarkostesta
b. Lapisan tengah, lapisan keras disebut sklerotesta.
• Selaput tersebut terdapat mikropil
• Integumen dalam menjulur keatas membentuk buluh
mikropil.
• Megasporangium pada melinjo berisi 8-16 sel induk
spora atau megasporosit.
• Setiap megasporosit, mengalami meiosis tanpa
dibentuknya dinding sel dg demikian dpt dibentuk 8-
16 megagametofit.
• Keempat inti megaspora semua fungsional shg
tergolong tipe tetrasporik.
• Dalam perkembangannya biasanya hanya 1
megagametofit yang berkembang sampai masak dan
yang lainnya gugur.
Megasporogenesis
1. Bakal biji primordial muncul pada cincin
meristematik annular yang berkembang pada
setiap leher.
2. Bakal biji primordia membelah untuk membentuk
sebuah massa sel meneyelimuti perkembangan di
bawahnya.
3. Selaput terluar berkembang pertama kali, dan
diikuti oleh selaput dan ketiga.
4. Lapisan ketiga (lapisan terdalam) berfusi dengan
nuselus pada bagian basal. Bagian atas bebas dan
tumbuh ke dalam tabung mikropilar yang panjang.
5. Tahap selanjutnya lapisan sel pada tabung
mikropilar berdiferensiasi menjadi jaringan
nutrisional dan kelompok sel yang memanjang
radial yang menghalangi tabung mikropilar setelah
polinasi.
6. Massa sel dikelilingi oleh 3 selaput yang
berkembang ke dalam nuselus. Perbedaan lapisan
epidermal dibedakan pada jaringan ini. Jaringan
tersebut yakni nucellar epidermis.
7. 2 sampai 4 sel archesporial berkembang di bawah epidermis
bersamaan dengan perkembangan selaput yang paling
dalam.
8. Sel archesporial membelah secara periklinal untuk
memisahkan sel parietal primer luar dengan sel sporogen
dalam.
9. Epidermis nucelus dan sel parietal melanjutkan pembelahan
periklinal dan antiklinal untuk membentuk nucellus yang
besar dan menekan sel sporogen ke dalam jaringannya.
10. Sel sporogen selanjutnya membelah sekali atau dua kali
untuk membentuk 8-16 (kadang-kadang 20, tetapi sangat
jarang) sel sporegen pada garis lurus. Sel-sel ini langsung
berfungsi sebagai sel induk megaspora.
11. Sel-sel tersebut melakukan meiosis untuk membentuk
kantung embrio tetrasporik, tetapi pada akhirnya hanya satu
yang berfungsi dan yang lainnya gugur.
12. Pembelahan inti bebas (Free nuclear divisions) memproduksi
256-1500 nuklei yang diatur secara perifer di sekeliling pusat
vakuola
13. Kantong embrio atau gametofirt betina membentuk
bentukan spatula, yaitu bagian atasnya luas dan bagian
bawahnya sempit
14. Pada tahap selanjutnya nuklei menuju ke ujung chalazal dan
dikelilingi oleh dinding untuk membentuk sel-sel yang jelas.
Nuklei yang berada di ujung mikropilar tetap bebas. Jadi
gametofit terdiri dari sebagian seluler dan sebagian lagi
nuclear bebas. Nuclei bebas disebut dengan telur
• Pada Gnetum tidak ada paruh nuklear, tetapi
pada apikal sel melakukan degenerasi untuk
membentuk ruang polen yang kecil. Beberapa sel
di pangkal ruang polen mungkin membentuk
tunas berpapila di antara serbuk sari yang sudah
melakukan fertilisasi.
• Pada Gnetum, megaspor tetrad jarang
ditemukan. Sel induk spora melakukan meiosis
tanpa pembentukan dinding, jadi 4 inti haploid
terletak bebas dalam dinding sel induk.
Gametofit seperti itu disebut tetrasporik.
MIKROSPORANGIUM
1. Di bawah epidermis anther terdapat 2 sel
arkesporial yang terpisah
2. Mereka membelah menjadi banyak sel
archesporium
3. Sel pada lapisan luar dari archesporium
membelah periklinal membentuk lapisan terluar
dari sel parietal dan lapisan dalam dari
sporogenous sel
4. Lapisan parietal terjad pembelahan periklinal
membentuk lapisan dinding terluar dan lapisan
tapetal dalam
5. Dinding lapisan kemungkinan menjadi 2 lapisan pada
tempat tersebut
6. Sel sporogenous membelah membentuk spora mother
sel yang mengandung sitoplasma padat dan nukleus
7. Sel tapetal besar dan berisi banyak sitoplasma, dan
menjadi bi-nukleat
8. Nukleus tsb fusi membentuk polyploid nukleus dan
memiliki banyak nukleoli
9. Lapisan dinding menjadi tertekan karena perluasan
dari spora mother sel (sel induk spora).
10. Mikrospora mother sel mengalami meiosis dan membentuk
isobilateral, decusate/tetrad tertrahedral dari mikrospora
haploid.
11. Mikrospora membesar dan menjadi bebas setelah merusak
dinding mikrospora mother sel. Mikrospora bersifat uni-
nukleat.
12. Epidermal sel keras dan dinding luar jadi tebal, kemudian
memanjang radial dan serat penebalan timbul dari dinding
tangensial dalam dan berjalan keatas dan menyentuh dinding
luar. Struktur bulat kecil muncul dipermukaan bagian dalam
epidermis pada saat diferensiasi dari mikrospora dan bertahan
sampai anther pecah. Pemecahan berlangsung sepanjang dua
baris sel kecil yang membentang dari ujung anter ke bawah
menuju pangkal.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai