SEl arkesporial memiliki inti yang jelas dan ukurannya lebih besar
dibandingkan sel homogeny lainnya. Sel ini akan membelah secara periklinal kea
rah luar membentuk sel parietal primer sedangkan pembelahan ke arah dalamnya
membentuk sel sporogen primer. Sel parietal primer tersusun berlapis-lapis yang
akhirnya akan membentuk lapisan penyususn dinding anther. Sel parietal akan
membentuk dinding antera yang terdiri dari jaringan endotesium, lapisan tengah
dan tapetum. Sel endotesium berada dibawah lapisan epidermis. Lapisan tengah
ditandai dengan adanya satu lapisan yang bentuknya agak pipih. Sel tapetum
terletak sebelah dalam dan berbatasan langsung dengan sel-sel induk mikrospora,
ukuran selnya jauh lebih besar dibandingkan dengan dinding antera lainnya dan
inti sel terlihat lebih besar. Fungsi tapetum ialah sebagai sumber nutrisi yang
mendukung perkembangan mikrospora menjadi polen (Meriko, dkk., 2016).
Daftar Rujukan
Budiwati. 2009. Miskonsepsi Pada Buku Pelajaran Biologi Kelas 3 SMP Pokok
Bahasan Perkembangbiakan Tumbuhan. Makalah disajikan dalam Seminar
Nasional Pendidika, Penelitian, dan Penerapan MIPA. Hotel Sahid Raya,
Yogyakarta, 8 Februari 2009.
Iriawati & Suradinata, T. 2015. Modul 1: Struktur Bunga, Alat Reproduksi, serta
Proses Reproduksi Jantan dan Betina pada Tumbuhan Angiospermae. (Online),
(http://repository.ut.ac.id/4506/1/BIOL4448-M1.pdf), diakses 3 November 2019.
Meriko, L., Dahlan, S. & Mansyurdin, 2016. Perkembangan Androecium
Nepenthes gracilis Korth. BioConcetta, 2(1), 60-68. Dari
https://media.neliti.com/media/publications/75533-ID-none.pdf