Anda di halaman 1dari 10

PENDAHULUAN Tumbuhan memperbanyak diri dengan cara berkembang biak.

Cara berkembangnya dengan cara vegetatif (aseksual) yaitu bagian tubuh tumbuhan berkembang biak menjadi turunannya. Cara vegetatif tidak didahului perkawinan atau peleburan sel kelamin jantan dan sel kelamin betina. Selain cara vegetatif ada pula cara generatif (seksual) yaitu peristiwa yang didahului dengan peleburan sel kelamin jantan dan sel kelamin betina. Bunga merupakan alat perkembangbiakan tumbuhan yang terdiri dari beberapa organ seperti benang sari (stamen) yaitu sebagai alat kelamin jantan yang menghasilkan serbuk sari dan putik sebagai alat kelamin betina yang menghasilkan sel telur. Saat terjadi pembuahan kedua organ inilah yang bertemu dibakal biji.

PEMBAHASAN Gametogenis Merupakan proses pembentukan kelamin jantan dan kelamin betina pada makhluk hidup. Pembentukan ini terjadi pada hewan, manusia, dan tumbuhan. Pada makalah ini kami membahas tentang pembentukan gamet pada tumbuhan. Tujuan dari adanya proses gametogenesis pada tumbuhan adalah untuk membentuk gamet haploid (n) dewasa yang siap untuk melakukan peleburan gamet dari lawan jenisnya, serta akan membentuk individu tumbuhan baru. Gametogenesis pada tumbuhan dapat terjadi pada pembelahan meiosis gametosis diploid menjadi beberapa gamet. Pembelahan meiosis adalah pembelahan sel yang memiliki kromosom dengan ciri-ciri terjadi di sel kelamin, mempunyai sel anak yang berjumlah 4, jumlah kromosom anak setengah dari kromosom induk, dan pembelahannya terjadi dua kali. Gametogenesis pada tumbuhan juga bisa terjadi pada pembelahan mitosis sel gametogen haploid. Pembelahan mitosis adalah pembelahan sel dengan hasil anakan yang sama persis dengan induknya. Meiosis Meiosis hanya terjadi pada fase reproduksi seksual atau pada jaringan nuftah. Pada meiosis, terjadi perpasangan dari kromosom homolog serta terjadi pengurangan jumlah kromosom induk terhadap sel anak. Disamping itu, pada meiosis terjadi dua kali periode pembelahan sel, yaitu pembelahan I (meiosis I) dan pembelahan II (meiosis II). Meiosis I dan meiosis II terjadi pada sel tumbuhan. Demikian juga pada sel hewan terjadi meiosis I dan meiosis II. Baik pada pembelahan meiosis I dan II, terjadi fase-fase pembelahan seperti pada mitosis. Oleh karena itu dikenal adanya profase I, metafase I, anafase I , telofase I, profase II, metafase II, anafase II, dan telofase II. Akibat adanya dua kali proses pembelahan sel, maka pada meiosis, satu sel induk akan menghasilkan empat sel baru, dengan masing-masing sel mengandung jumlah kromosom setengah dari jumlah kromosom sel induk. Pada tumbuhan meiosis terjadi pada pembentukan sel telur dan sel serbuk sari.

Mitosis Mitosis adalah proses pembahagian genom yang telah digandakan oleh sel ke dua sel identik yang dihasilkan oleh pembelahan sel. Mitosis umumnya diikuti sitokinesis yang membagi sitoplasma dan membran sel. Proses ini menghasilkan dua sel anak yang identik, yang memiliki distribusi organel dan komponen sel yang nyaris sama. Mitosis dan sitokenesis merupakan fasa mitosis (fase M) pada siklus sel, di mana sel awal terbagi menjadi dua sel anakan yang memiliki genetik yang sama dengan sel awal. Tahap-tahap terjadinya mitosis yaitu sebagai berikut: 1. Profase. Pada awal profase, sentrosom dengan sentriolnya mengalami replikasi dan dihasilkan dua sentrosom. Masing-masing sentrosom hasil pembelahan bermigrasi ke sisi berlawanan dari inti. Pada saat bersamaan, mikrotubul muncul diantara dua sentrosom dan membentuk benang-benang spindle, yang membentuk seperti bola sepak. Pada sel hewan, mikrotubul lainnya menyebar yang kemudian membentuk aster. Pada saat bersamaan, kromosom teramati dengan jelas, yaitu terdiri dua kromatid identik yang terbentuk pada interfase. Dua kromatid identek tersebut bergabung pada sentromernya. Benang-benang spindel terlihat memanjang dari sentromer. 2. Metafase. Masing-masing sentromer mempunyai dua kinetokor dan masingmasing kinetokor dihubungkan ke satu sentrosom oleh serabut kinetokor. Sementara itu, kromatid bersaudara begerak ke bagian tengah inti membentuk keping metafase (metaphasic plate) 3. Anafase Masing-masing kromatid memisahkan diri dari sentromer dan masingmasing kromosom membentuk sentromer. Masing-masing kromosom ditarik oleh benang kinetokor ke kutubnya masing-masing.

4. Telofase Selama fase telofase, benang-benang plasma (fragmoplas) meluas ke bagian tengah sel dan di bidang ekuatorial terbentuk juga sekat sel yang baru. Dengan demikian terjadilah pemisahan dua protoplas baru. Sekat bersal dari peleburan vesikel-vesikel hasil sekresi diktiosom yang ada disekitar fragmoplas dan mungkin juga dari reticulum endoplasma. Peleburan vesikel-vesikel menjadi dinding sekat meninggalkan lubang kecil, yaitu saluran

plasmodesmata. Suatu lamela tipis kemudian diletakkan pada kedua sisi sekat pemisah oleh protoplas sel anakan. Terjadilah tingkat awal perkembangan dinding baru sel anakan. Peleburan vesikel pada sekat sel diikuti oleh penebalan bahan dinding pada kedua sisi sekat sel, sehingga menambah tebal. Bahan dinding primer yang baru juga di timbun pada dinding sel lama, sehingga masing-masing sel anakan membentuk dinding primer yang lengkap. Perkebangan dinding sel dalam penebalanya dilakukan melalui 2 cara, yaitu dengan penempelan bahan dinding selapis demi selapis pada lamella tengah (aposisi) dan dengan penyisipan bahan baru di antara bahan yang lama (intususpensi). Berdasarkan arahnya , pertumbuhan dinding sel secara aposisi disebut sentripetal, sedangkan pertumbuhan dinding kearah lumen sel disebut sentrifugal. Pertumbuhan sentripetal dijumpai pada khas sel-sel pembentuk jaringan. Sedangkan pertumbuhan sentrifugal dijumpai pada pembentukan dinding sel serbuk sari atau spora.

Pembentukan gamet pada tumbuhan ada dua yaitu: 1. Mikrosporogenesis 2. Megasporogenesis

Mikrosporogenesis Mikrosporogenesis adalah proses pembentukan gamet jantan (sperma) yang berlangsung pada bunga yaitu di dalam serbuk sari bagian dari kepala sari (antenna) yang di dalamnya terdapat kantong serbuk sari atau mikrosporangium. Proses Pembentukan Gamet Jantan (Benang Sari) Ada beberapa tahapan yang dilakukan dalam pembentukkan suatu gamet jantan pada tanaman yang sering disebut juga benang sari. Tahapan tersebut yaitu sebagai berikut: 1. Anter (kepala sari) muda terdiri atas empat batang. mikrospongarium merupakan anter yang membungkus sekumpulan sel besar (mikrospora). 2. Didalam mikrospora terdiri atas sel induk mikrospora yang mengandung sitoplasma dan inti sel yang berukuran besar. 3. Kepala sari mengalami pertumbuhan yang di dalamnya terjadi proses membelah diri secara meiosis yang dilakukan sel induk mikrospora dan dinding sel terbentuk yang diikuti tetrad (empat sel mikrospora). 4. Mikrospora terpencar didalam mikrosporangium setelah adanya pembelahan secara meiosis. Setelah itu mikrospora melakukan pembelahan inti membentuk serbuk sari. 5. Dinding mikrospora menjadi serbuk sari yang tebal dan permukaannya berduri. Proses selanjutnya anak inti berpisah inti sitoplasmanya membentuk sel. Salah satu sel (sel tabung) merupakan sel vegetatif sedangkan sel lainnya merupakan sel generatif yang melakukan pembelahan menjadi dua gamet jantan. Ketika bunga pada tahap kematangan kantung serbuk sari terbuka dan keluar disepanjang kepala sari. Jika serbuk sari jatuh ke kepala sari ke bunga itu sendiri atau kebunga lain yang sejenis terbentuklah serbuk sari yang mengarah kebawah.

Gambar 1 Pembetukan gamet jantan

Megasporogenesis Megasporogenesis adalah proses pembentukan gamet betina (ovum) yang berlangsung dalam bakal buah (ovarium) dan menghasilkan kandung lembaga. Proses Pembentukan Gamet Betina (Putik) Proses pembentukan gamet betina terjadi secara bersamaan dengan pembentukan serbuk sari. Ada beberapa tahapan yang dilakukan dalam pembentukkan suatu gamet betina pada tanaman yang sering disebut juga putik. Tahapan tersebut yaitu sebagai berikut: 1. Bunga yang dipotong secara melintang. 2. Sel induk megaspora (megasporofit = 2n) mengalami pembelahan meiosis I dan meiosis II. Pembelahan meiosis I terjadi pembentukan 2 sel haploid dan pada pembelahan meiosis II bertambahnya 2 megaspora yang haploid dan berakhir matinya 3 megaspora dan menyisahkan 1 megaspora. 3. Pembelahan mitosis sebanyak 3 kali secara sistematis terjadi di inti megaspora yang menghasilkan 8 inti. 4. Sinergid merupakan 2 inti yang mengalami pergerakan didekat mkropil dan sel telur merupakan inti diantara 2 sinergid. 3 inti yang mengalai gerak secara

berlawanan disebut antipoda. 2 inti yang intinya mengalami peleburan disebut megagametosit. 5. Pembelahan mitosis yang menghasilkan 8 inti yang terjadi digambar F terus melakukan pembelahan masing-masing menjadi 4 sel dan terdapat 2 kutub yang berlawanan. 6. Didalam ovule terdapat inti antipoda, intipolar, inti sel telur dan inti sinergid. 7. Inti polar dan inti sel telur telah dibuahi sperma.

Gambar 2 Pembentukan gamet betina

Maturation dan Ripening a. Maturation Perkembangan merupakan proses pendewasaan (maturasi) atau proses penuaan (senescens = kemunduran) sel, jaringan atau organ. Beberapa perkembangan tersebut menunjukkan bahwa perubahan akibat proses perkembangan tidak bersifat kuantitatif, melainkan kualitatif. Gejala perkembangan dapat dilihat dari 2 hal, yaitu sebagai berikut: 1) Adanya perubahan secara fisik yang dapat diamati (perubahan morfologis dan anatomis).

2) Adanya perubahan fungsi atau kemampuan melakukan aktifitas fiologi. Perubahan fungsi tersebut dapat bersifat maju atau mundur. 3) Salah satu peristiwa perkembangan pada organisme adalah proses pembentukan jaringan atau organ (morfogenesis). Proses tersebut terjadi secara bertahap. fase pendewasaan terjdi pada pembentukan dan perkembangan kuncup-kuncup bunga,bunga,buah dan biji. Dapat juga terjadi pada pembesaran dan pendewasaan struktur penyimpanan makanan, akar-akar dan batang yang berdaging. Proses penting yang berlangsung pada fase generatif meliputi: pembuahan sel-sel yang secara relative berjumlah sedikit pendewasaan jaringan penebalan serabut-serabut pembentukan hormone untuk perkembangan kuncup bunga,bunga,buah dan biji e) perkembangan alat-alat penyimpanan f) pembentukan koloid-koloid hidrofilik(koloid yang dapat menahan air). b. Ripening a) b) c) d)

PENUTUP Kesimpulan 1. Gametosis merupakan proses pembentukan kelamin jantan dan kelamin betina pada makhluk hidup. Pembentukan ini terjadi pada hewan, manusia, dan tumbuhan. Pada makalah ini kami membahas tentang pembentukan gamet pada tumbuhan. 2. Pembelahan ada dua pembelahan meiosis dan pembelahan mitosis 3. Pembelahan meosis juga disebut pembelahan reduksi karena pada pembelahan ini terjadi pengurangan jumlah kromosom menjadi separuhnya. 4. Pembelahan mitosis merupakan pembelahan sel dengan hasil anakan yang sama persis dengan induknya. 5. Gametogenesis ada dua mikrosporogenesis dan megasporogenesis

DAFTAR PUSTAKA Ibayati Yayat. dkk. 2003. Pintar Biologi untuk SMU Kelas 3. Bandung: Ganeca Exact. Hal 21-23. IPA TERPADU : - Jilid 3A Oleh Mikrajuddi, Dkk Wahyu, 2012. Gametogenesis, http://wahyunuroru.blogspot.com/2012/04/ gametogenesis. html. Diakses tanggal 25 Maret 2013

Anda mungkin juga menyukai