Anda di halaman 1dari 10

RESUME

SPOROZOA

Disusun oleh :

Kelompok 1

1. Alfi Saroiroh
2. Anggi Kharisma Putri
3. Annisaa Ahmada Atusta
4. Deliar Nur Afifah
5. Dimas Ariyadi
6. Lailatul Izzah
Offering :B

Jurusan : Biologi

Tempat : Kanopi Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Negeri


Malang

Hari : Selasa

Tanggal : 16 Februari 2016

s
Bentuk tubuh sporozoa

Sumber : Dokumen Pribadi

Keterangan : Gregarina sp. pada perbesaran 40 x 10 yang diamati menggunakan


mikroskop cahaya elektrik. Ditemukan pada usus kecoa

Sporozoa (Yunani, spore = biji, zoa = hewan) adalah Protozoa yang tidak


memiliki alat gerak dan memiliki bentuk seperti spora pada salah satu tahap dalam
siklus hidupnya. Sporozoa merupakan sel infektif sangat kecil yang
disebut sporozoit. Ukuran tubuhnya hanya beberapa micron, tetapi didalam usus
manusia atau hewan yang dapat mencapai 10 mm. Tubuh terbentuk dari kumpulan
tropozoid berbentuk memanjang dan dibagian anterior kadang – kadang terdapat
kait pengikat atau filament sederhana untuk melekatkan diri pada inang.  Salah
satu ujung selnya (apeks) memiliki organel-organel kompleks khusus yang
berfungsi untuk menembus sel dan jaringan tubuh inang. Tubuh Sporozoa
berbentuk bulat atau oval. Sporozoa merniliki sebuah nukleus, tetapi tidak
memiliki vakuola kontraktil. Sporozoa tidak memiliki alat gerak, namun dapat
berpindah dari suatu jaringan tubuh inang ke jaringan lainnya melalui aliran darah
tubuh inang. Protozoa ini dapat membentuk kista berdinding tebal pada saat
berada di usus vektor (hewan perantara). Saat berada di jaringan hati dan darah
manusia, protein-protein pada permukaan sel Sporozoa mengalami perubahan,
sehingga menyebabkan perubahan efek terhadap sistem kekebalan orang yang
terinfeksi. Hal inilah yang menyebabkan sulitnya menemukan vaksin dan obat
penyakit malaria yang aman bagi pasien. Respirasi dan eksresi terjadi secara
difusi. 

Ciri ciri

· dapat membentuk semacam spora dalam suatu siklus hidup


· Tidak mempunyai alat gerak seperti pada protozoa lainnya
· Bersifat parasit pada manusia atau hewan lainnya
· Berkembangbiak dengan cara seksual dan aseksual
· Perkembangbiakan aseksual dengan schizogomi yaitu membelah diri dalam
tubuh inang, dan sporogoni yaitu dengan cara membuat spora dalam tubuh
inang perantara
· Perkembangbiakan seksual dengan cara perkawinan sel gamet yang terjadi
didalam tubuh nyamuk.
· Semua bagian dari filum sporozoa adalah endoparasit dengan siklus hidup
yang sederhana dan ada juga yang rumit (siklus hidup panjang). (Sleigh, 1989)

Reproduksi

Reproduksi seksual dengan cara pembentukan gamet, sedangkan secara


aseksual dengan pembelahan schizogomi dan sporogoni. Siklus reproduksi ini
terjadi secara bergantian seperti berikut:

Proses schizogony mulai dengan sporozoit ketika mereka memasuki


inangnya,sporozoit lain memasuki sel dan berubah ke fase tropozoit. Pembelahan
aseksual oleh proses schizogony yang berlangsung saat nucleus membelah berkali
kali untuk membuat schizont. Nucleus baru diselubungi oleh sitoplasma lalu
berubah menjadi segmen-segmen. Lalu individu baru membentuk merozoit, yaitu
hasil akhir dari perkembangbiakan secara aseksual tersebut.

Merozoit memasuki sel lain untuk memproduksi tropozoit lain dengan


mengulangi tahap schizogony atau berubah fase menjadi gametosis, yaitu
reproduksi seksual pada sporozoa, dikenal dengan gametogoni. Memproduksi sel
gamet betina dan jantan yang dikenal sebagai gametosis. Gamet jantan dikenal
sebagai mikrogametosis. Dan oleh nucleus memproduksi mikrogamet yang sangat
banyak. Gamet betina dikenal sebagai makrogametosis, berkembang menjadi
besar, uninukleat gamet. Mikrogamet masuk ke dalam makrogamet lalu terjadi
fertilisasi kemudian pembentukan zigot. jika motil, zigot disebut sebagai ookinete.
hal ini melengkapi fase seksual atau gametogenesis. zigot dewasa, sebagai
ookista, memulai fase sporogenesis yang merupakan salah satu reproduksi
aseksual mirip dengan yang terjadi dalam schizogony. Sebagai nucleus yang
menjadi bahan untuk membagi ookista, setiap bagian selalu diselubungi dengan
sedikit sitoplasma untuk membentuk sejumlah sporosit. inti dari setiap sporosit
membagi-bagi lagi untuk menghasilkan sejumlah spora tertutup yang berkembang
menjadi sporozoit. (Olsen, 1974)

Kelas Sporozoa memiliki 3 sifat yang berbeda antara genus yang satu dengan
genus yang lain, perbedaan itu berupa :

1. Genus sporozoa yang hidup di dalam sel darah merah dan memerlukan
vektor biologis, sifat ini terdapat pada Genus Plasmodium.
2. Genus sporozoa yang hidup di dalam intestnal dan tidak memerlukan
vektor biologis, sifat ini terdapat pada Genus Isospora dan Genus Eimerie.
3. Parasit yang hidup di dalam sel endotel, leukosit mononukleus, cairan
tubuh, sel jaringan tuan rumah dan belum diketahui vektor biologisnya,
sifat ini yang terdapat pada genus toxoplasma

Sub class Telesporidia


a. Ordo Hoemosporidia
Misalnya plasmodium. Hidup di dalam darah , jaringan parenkim pada
burung dan mamalia.
b. Ordo Gregarinidea
Misalnya Gregarina. Parasit intra dan ekstra pada inver lain, monocytst
spec hidup dalam kencing cacing tanah.
c. Ordo Coccidia
Misalnya Coccidium. Hidup di sel epitel hewan vertebrata dan
beberapa Myriaphoda atau invertebrata
Sub class Acnidosporidia
a. Ordo Haplosporidia, misalnya Haplosporidium.
b. Ordo Sarcosporidia, misalnya Sarcodina.

Sub class Cnidosporidia


a. Ordo Myxosporidia, misalnya Sphaeromyxa
b. Ordo Actinomyxidia, misalnya Triactinomyxon
c. Ordo Microsporidia, misalnya Nosamabombycis
d. Ordo Helicosporidia, misalnya Heliosporidium

Cara hidup Sporozoa

Seluruh Sporozoa hidup sebagai parasit di tubuh manusia dan hewan


lainnya, misalnya burung, reptil, dan rodentia (hewan pengerat). Sporozoa masuk
ke dalam tubuh inang dan ditularkan melalui hewan perantara. Contohnya
Plasmodium sp. Penyebab penyakit malaria yang ditularkan melalui gigitan
nyamuk Anopheles betina, kemudian hidup di dalam jaringan darah dan hati
manusia. Nyamuk Anopheles bukan penyebar penyakit malaria karena nyamuk
jantan tidak mengisap darah mamalia melainkan mengisap cairan tumbuhan.

Bila seekor nyamuk anopheles menghisap darah , maka dikeluarkanlah zat


anti pembekuan darah agar darah korban tidak membeku . zat ini disebut dengan
anti kougulan. Bersamaan dengan zat anti kogulan maka keluarlah sporozoit –
zporozoit dari mulut nyamuk dan masuk melalui luka gigitan di tubuh korban.
Setelah tiga harisporozoit keluar dari inti, kemudian menyerang sel-sel darah
merah dan memasukinya. Fase ini disebut fase eritrositer.

Sporozoit di dalam sel darah merah disebut tropozoit. Setelah sel-sel darah
merah pecah, merezoit keluar dan mencari sel-sel darah merah yang baru .
kejadian ini berulang beberapa kali. Bersama dengan pecahnya sel-sel darah
merah itu, penderita merasa demam (panas). Setelah beberapa waktu mengalami
skizogami, beberapa merezoit berubah menjadi gametogenesit yaitu persiapan
untuk menjadi gamet jantan dan betina.

Jika saat itu sel darah manusia ini dihisap oleh nyamuk anopheles betina, maka di
dalam tubuh nyamuk , gametosit akan berubah menjadi gamet jantan dan betina,
dua gamet ini kemudia melebur menjadi satu membentuk zigot. Zigot ini akan
menjadi ookinet, dan pengisap makanan dari nyamuk.

Ookinet berubah menjadi bulat disebut oosita. Menghasilkan beribu-ribu


sporozoit dengan cara sporozoit. Dari tahapan inilah kemudian sporozoit akan
sampai pada kelenjar liur nyamuk untuk ditularkan .

Habitat Sporozoa

Tempat hidupnya adalah tempat yang basah yang kaya zat organik, air tawar atau
air laut sebagai zooplankton, beberapa jenis bersifat parasit dan menyebabkan
penyakit pada manusia dan hewan ternak. Pada spesies tertentu ada yang hidup :

1. Dalam sel tubuh Hostnya

Misalnya :

* Saluran pencernaan makanan

* Pada otot

* Pada ginjal

* Pada alat kelamin / genetalia

2. Pada cairan tubuh hostnya

Misalnya , dalam darah


Peranan Sporozoa

Peranan Sporozoa dalam kehidupan makhluk hidup adalah semuanya sebagai


parasit. Berikut ini adalah jenis-jenis protozoa dan peranannya yang merugikan
bagi manusia dan makhluk hidup lain:

· Plasmodium vivax menimbulkan malaria vivax (malaria tertiana benigna),


masa sporulasi 2×24 jam

· Plasmodium falciparum menimbulkan malaria falciparum (malaria


tropika, malaria tersiana maligna). Infeksi kronis Plasmodium falciparum
dapat menyebabkan komplikasi malaria berat, seperti malaria serebral,
malaria algid, anemia berat, gagal ginjal, edema paru hingga Acute
Respiratory Distress Syndrome, hipoglikemia, syok, Disseminated
Intravascular Coagulation, dan kelainan hati. Waktu sporulasi 1-3×24 jam

· Plasmodium malariae menimbulkan malaria kuartana, waktu sporulasi


3×24 jam. Ini adalah jenis malaria terparah.

· Plasmodium ovale menimbulkan malaria ovale. waktu sporulasi setiap 48


jam

· Plasmodium knowlesi merupakan spesies parasit malaria yang ditemukan


pada kera, yang menyerupai Plasmodium falciparum dan Plasmodium
malariae, yang pada tahun 1965 di Malaysia dilaporkan spesies ini dapat
menginfeksi manusia dan menyebabkan gejala klinis.

· Toxoplasmosis merupakan penyakit zoonosis yaitu penyakit pada hewan


yang dapat ditularkan ke manusia. Penyakit ini disebabkan oleh sporozoa
yang dikenal dengan nama Toxoplasma gondii, yaitu suatu parasit
intraselluler yang banyak yang menginfeksi manusia dan hewan
peliharaan.
SOAL
1. Bagaimana sporozoa membentuk spora untuk menginfeksi inangnya?
2. Sporozoa tidak memiliki alat gerak khusus. Apakah dalam proses
geraknya sama seperti pada rhizopoda?
3. Bagaimana cara reproduksi sporozoa? Apakah sama seperti protista
lainnya?
4. Berikan contoh sporozoa yang hidup parasit pada manusia! Berikan
contoh pula penyakit yang ditimbulkan!
5. Bagaimana cara memberantas penyakit yang ditimbulkan oleh sporozoa
yang hidup parasit pada manusia?

Refleksi
Pada hari Senin, tanggal 16 Februari 2016 kami melakukan pengamatan
terhadap Sporozoa. Dalam pengamatan kami, kami menemukan spesies sporozoa
Gregarina sp. pada usus kecoa. Sporozoa adalah Protozoa yang tidak memiliki
alat gerak dan memiliki bentuk seperti spora pada salah satu tahap dalam siklus
hidupnya. Ciri cirinya yaitu, dapat membentuk semacam spora dalam suatu siklus
hidup, tidak mempunyai alat gerak seperti pada protozoa lainnya, bersifat parasit
pada manusia atau hewan lainnya, berkembangbiak dengan cara seksual dan
aseksual, perkembangbiakan aseksual dengan schizogomi yaitu membelah diri
dalam tubuh inang, dan sporogoni yaitu dengan cara membuat spora dalam tubuh
inang perantara, perkembangbiakan seksual dengan cara perkawinan sel gamet
yang terjadi didalam tubuh nyamuk, semua bagian dari filum sporozoa adalah
endoparasit dengan siklus hidup yang sederhana dan ada juga yang rumit (siklus
hidup panjang). Seluruh Sporozoa hidup sebagai parasit di tubuh manusia dan
hewan lainnya, misalnya burung, reptil, dan rodentia (hewan pengerat). Sporozoa
masuk ke dalam tubuh inang dan ditularkan melalui hewan perantara.
Klasifikasinya, sporozoa dibagi menjadi 3 subkelas yaitu telesporidia,
acnidosporidia, dan cnidosporidia. Setelah mengikuti perkuliahan pada hari Senin,
kelompok kami menjadi mengerti bagaimanan bentuk fisik dari Gregarina sp. dan
setelah sharing hasil dengan yang lain kami menjadi tahu bagaimana perbedaan
dari masing- masing spesies.
Daftar Rujukan
Natalia, Diana. 2015. Peran Trombosit dalam Patogenesis Malaria. (Online)
(http://jurnalmka.fk.unand.ac.id/index.php/art/article/view/162), diakses
pada Jumat, 12 Februari 2016

Pratiwi, D.A. 2007. Biologi. Jakarta : Erlangga


Sleigh, Michael. 1989. Protozoa and Other Protist. Trumpington street:
Cambridge University Press, (Online), (https://books.google.co.id/books?
id=K2Y4AAAAIAAJ&pg=PA222&dq=sporozoa&hl=en&sa=X&ved=0ahU
KEwjl_4WZ9-
_KAhXPVI4KHWycBW8Q6AEIIzAC#v=onepage&q=sporozoa&f=false),
diakses 11 Februari 2016.

Olsen, O. 1974. Animal Parasites. New York: Dover Publication. (Online),


(https://books.google.co.id/books?
id=1WXuP_4IloQC&pg=PA84&dq=sporozoa&hl=en&sa=X&ved=0ahUKE
wjl_4WZ9-
_KAhXPVI4KHWycBW8Q6AEIPjAI#v=onepage&q=sporozoa&f=false)
diakses 11 Februari 2016.

Wahyuni, Sri. 2013. Toxoplasmosis dalam Kehamilan. (Online)


(http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/blb/article/download/
3298/3290), diakses pada Jumat, 12 Februari 2016

Anda mungkin juga menyukai